Sunday, 6 November 2022

MAKALAH TENTANG ARTI PENTING PEKARANGAN DALAM PENGEMBANGAN HOLTIKULTURA

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

1.2            Rumusan Masalah

1.3            Tujuan Penulisan

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian  Holtikulturan Dan Tanaman Holtikultura

2.2     Arti Penting Pekarangan Dalam Pengembangan Tanaman Holtikultura

 

BAB III PENUTUP

3.1     Kesimpulan

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Pada penelitian ini dibatasi tanaman hortikultura pada jenis sayuran saja.

Tanaman hortikultura memiliki prospek pengembangan yang baik karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar,baik didalam negri maupun di luar negri. Fungsi sayuran sebagai penyedia vitamin, mineral ,serat dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi. Fungsi ekonomi, tanaman hortikultura menjadi sumber pendapatan petani, pedagang, kalangan industri.Dengan banyaknya fungsi tanaman hortikultura seperti yang dijabarkan diatas maka ada pula faktor penghambat yang menyebabkan tanaman hortikultura tidak tumbuh secara maksimal, hal tersebut disebabkan salah satunya adalah dari faktor penyakit.

 

1.2            Rumusan Masalah

a.       Apa yang di maksud dengan Holtikultura?

b.      Apa saja Dasar-Dasar Holtikultura?

c.       Apa arti penting pekarangan dalam pengembangan tanaman Holtikultura?

 

1.3            Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata kuliah Dasar-Dasar Holtikultura  dengan judul: arti penting pekarangan dalam pengembangan tanaman Holtikultura.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Holtikultura Dan Tanaman Holtikultura

Pengertian Hortikultura

Hortikultura merupakan gabungan bahasa Latin, hortus yang mengandung arti kebun dan culture yang berarti bercocok tanam. Hortikultura bisa didefinisikan sebagai cara budidaya tanaman yang dilakukan di kebun dan halaman rumah.

Tanaman Hortikultura memiliki beberapa macam golongan seperti olekultura, florikultura, frutikultira, dan biofarmaka.

 

1. Tanaman Olerikultura (sayuran)

Olerikultura merupakan jenis tanaman Hortikultura dalam bentuk tanaman sayur dan mudah ditemui dilingkungan dekat rumah. Sebab sayuran adalah salah satu jenis tanaman yang pada umumnya diolah oleh masyarakat utuk dijadikan bahan makanan atau lauk pauk.

Secara garis besar tanaman sayuran atau olerikultura dibagi lagi menjadi dua, tanaman tahunan dan musiman. Untuk tanaman musiman contohnya antara lain adalah melinjo, petai, jengkol dan lainnya. Jenis tanaman ini hanya bisa dipanen pada masa-masa tertentu saja, meski dapat dibudidayakan setiap waktu.

Sedangkan tanaman tahunan diantaranya yaitu wortel, kangkung, bayam, bawang merah atau putih, cabe, tomat dan sebagainya. Semua bisa dibudidaya sepanjang tahun dan dapat diambil panennya tanpa awa batasan waktu. Tetapi tentu saja panen tersebut bisa dilakukan setelah masuk usia panen.

 

2. Tanaman Florikultura (hias)

Florikultura merupakan jenis tanaman holtikultura yang berasal dari tanaman hias. Jenisnya ada bermacam-macam. Misalnya tanaman hias yang dibudidayakan dalam pot, seperti bunga sedap malam, mawar, kenanga, tanaman bonsai dan lainnya.

Kemudian ada lagi tanaman florikultura yang dikembangbiakan langsung di tanah, misalnya bunga matahari, melati, kamboja dan seterusnya. Selain itu ada pula jenis tanaman hias yang tumbuh dan berkembangbiak dengan cara menempel di batang tanaman lain seperti anggrek.

 

3. Tanaman Frutikultura (buah-buahan)

Tanaman holtikultura jenis frutikultura merupakan tanaman yang dapat menghasilkan buah-buahan. Pada umumnya tanaman ini membutuhkan beberapa teknik khusus ketika dibudidaya secara massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga terdiri dari dua macam yaitu tahunan dan musiman.

Contoh tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga, durian, rambutan, semangka, melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan tanaman buah yang dapat menghasilkan hasil panen setiap waktu dan tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya, piang, nangka, salak, sawo dan belimbing serta yang lainnya.

 

4. Tanaman Biofarmaka (obat-obatan)

Jenis tanaman holtikultura yang terakhir dinamakan tanaman biofarmaka atau obat-obatan. Di Indonesia sering disebut sebagai tanaman toga atau tanaman obat keluarga. Sejak zaman dulu sampai sekarang tanaman ini memang sangat populer di masyarakat, karena dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam serangan penyakit.

Contoh tanaman biofarmaka atau obat-obatan antara lain temu lawak, jahe, aluivera atau lidah buaya, kayu manis, kunyit, serai, brotowali dan lainnya. Masing-masing memiliki nilai manfaat dan kegunaan yang berbeda-beda.

 

Ciri-Ciri Tanaman Hortikultura

·         Menghasilkan produksi (buah) secara musiman. Tidak selalu berbuah sepanjang tahun.

·         Membutuhkan lahan yang cukup luas.

·         Memiliki daerah penanaman yang spesifik. Tidak semua jenis tanaman dapat dibudidayakan di lahan yang sama.

·         Mengandung nilai keindahan (estetika).

·         Hasil panen yang mudah membusuk. Akan tetapi, jenis tanaman hortikultura ini adalah tanaman yang dibutuhkan setiap harinya dalam keadaan segar.

·         Kualitas panen dari tanaman ini dapat dilihat dari kondisinya yang masih segar. Karena sebagaimana ciri-ciri sebelumnya, bahawa hasil panen dari jenis tanaman hortikultura ini mudah membusuk.

·         Harga dari hasil panen berbanding lurus dengan kualitasnya (kesegarannya).

 

2.2 Arti Penting Pekarangan Dalam Pengembangan Tanaman Holtikultura

Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Di masa pandemi sebagian besar masyarakat sudah bosan tinggal di rumah.  Untuk mengatasi kebosanan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah.

Pemanfaatan pekarangan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan pekarangan rumah baik yang ada di desa maupun yang di kota bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan dan horti yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan lahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.

Selain itu, kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah sejak lama dilaksanakan, bukan saja sebagai penyedia bahan makanan yang beraneka ragam akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan dan memenuhi kebutuhan rempah-rempah rumah tangga yang mendesak. Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.

 

Dengan paradigma yang terjadi dikalangan peserta didik baik siswa maupun mahasiswa yang mengenyam pendidikan diluar dan jauh dari tempat tinggal, dengan pertimbangan makin tingginya biaya kebutuhan hidup sehingga pilihan tepat untuk mencari tempat tinggal adalah rumah kos-kosan atau kontrakan. Akan tetapi, sebagian besar mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah sangat tidak ideal, masalah yang sangat paling sering terdengar adalah tingginya biaya hidup apalagi untuk golongan ekonomi lemah sehingga standar hidup sehat mahasiswa yang tinggal di kos ataupun dirumah kontrakan sangat memprihatinkan. Bukan alasan fenomena itu terjadi karena demi untuk memenuhi kewajiban pembayaran di kampus, mahasiswa makan dan hidup seadanya. Dengan kata lain kebutuhan manusia dalam konteks apapun semakin meningkat, terlebih kebutuhan akan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maka kebutuhan laju ekonomi akan meningkat pesat.Selain itu, dalam menempuh jenjang pendidikan yang perlu di perhatikan adalah makanan yang sehat dan begizi untuk memenuhi kebutuhan berfikir, dengan makanan yang kurang sehat untuk dikomsumsi dapat mempengaruhi kesehatan tubuh sehingga dapat menyebabkan kekurangan zat-zat gizi.

 

Mengenai hal ini, perlu diperhatikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi yaitu salah satunya mengoptimalkan memanfaatkan pekarangan kos-kosan dengan menanam tanaman sayur-sayuran organik seperi sawi, bayam, kangkung, tomat, cabai, bawang merah dll dengan menggunakan pot dan polybag. Menaman tamanan sayur-sayuran organik didepan kos-kosan tidak memerlukan pekarangan yang luas untuk ditanami. Sehingga kita tidak lagi membeli sayuran di tempat lain karna kita bisa menhasilakan sendiri. Manfaatnya akan terasa lebih besar jika kebutuhan makanan sehari-hari dapat terpenuhi sehingga dapat menimalkan memkomsumsi makanan instan dan menekan pengeluaran dana serta dapat memperindah dan menghijaukan pekarangan kos-kosan.

 

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadi perhatian kita semua bahwa hidup sehat adalah cerminan hidup yang berkualitas. Melalui ulasan singkat ini saya ingin mencoba berbagi informasi melalui inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah, sehingga kebutuhan akan komsumsi kita sehari-hari dapat terpenuhi. Disamping itu juga secara ekonomi hasil tanaman budidaya holtikultura di halaman atau pekarangan rumah menjadi solusi yang paling tepat dalam menekan dan mengurangi biaya kebutuhan hidup sehingga efesiensi dan penghematan biaya hidup untuk menjamin keberlangsungan kebutuhan pendidikan yang lebih maksimal dapat berjalan dengan baik tanpa harus mengorbankan kualitas hidup dan kesehatan kita sebagai mahasiswa rantau.

 

Pemanfaatan lahan pekarangan juga dapat di lakukan dengan menerapkan teknologi hidroponik. Hidroponik adalah suatu teknik membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Kelebihan tanaman yang dibudidayakan dengan metode hidroponik adalah hasil  Kelupanen yang diperoleh lebih tinggi dengan  kualitas hasil lebih baik.

 

Prospek pengembangan usaha hidroponik sangat baik terutama di daerah perkotaan, karena :

 

1. Lahan di daerah perkotaan sangat sempit sebagai akibat alih fungsi lahan  seperti untuk pembangunan perumahan, perkantoran, pertokoan, dan jalan.  Pada lahan sempit cocok untuk  digunakan usaha pertanian dengan menggunakan teknologi hidroponik.

 

2. Kesadaran masyarakat kota semakin tinggi untuk menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berkualitas baik. Beberapa jenis tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan  dengan sistem hidroponik antara lain: tanaman selada, selederi, kol bunga, pakchoy, takecay dan lain sebagainya.

 

Ada dua tahapan yang harus dilakukan dalam membudidayakan tanaman  hidroponik yaitu :

1. Tahapan pembuatan instalasi hidroponik

2. Tahapan budidaya sistem hidroponik

 

·         Tahapan pembuatan instalasi hidroponik

Bahan dan alat yang diperlukan : Talang air plastik, pipa paralon, knee, dop, selang emiter, lem paralon, tanki nutrisi, pompa

 

Alat-alat yang digunakan gergaji, meteran dan bor.

 

Pada budidaya tanaman dengan metode hidroponik bahan dan alat yang diperlukan adalah: Benih sayuran, media pesemaian dan larutan nutrisi dan stick bambu atau tusuk gigi

 

 

Tahapan budidaya meliputi:

 

1.      Menyiapkan  benih sayuran (pakchoy).

2.      Menyiapkan media semai rockwoll, lalu dipotong-potong dengan ukuran 3×3 cm

3.      Melubangi media rockwool  kira-kira dalamnya 0,5-1 cm dengan menggunakan stick bambu atau tusuk gigi lalu masukkan  1  benih per lubang, lalu Letakan  di tempat pembibitan selama 2 minggu

4.      Penanaman bibit, bibit pakchoy  ditanam pada umur 2 minggu, atau telah berdaun 4-6 helai

5.      Pemeliharaan tanaman meliputi: pemberian nutrisi dan pengontrolan nutrisi, pemangkasan daun,  pengendalian hama dan penyakit bila ada serangan

6.      .Panen,  tanaman pakchoy dipanen pada umur 30 hari setelah pindah tanam.

 

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut, lalu dibersihkan dan dikemas bila akan dijual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

·         Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Pada penelitian ini dibatasi tanaman hortikultura pada jenis sayuran saja.

 

·         Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Di masa pandemi sebagian besar masyarakat sudah bosan tinggal di rumah.  Untuk mengatasi kebosanan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah.

 

·         Pemanfaatan pekarangan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan pekarangan rumah baik yang ada di desa maupun yang di kota bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan dan horti yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan lahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta:UI Press. 485 hal.

 

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat. 2014. Pasaman Barat dalam Angka.

 

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. 2012. Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura.

 

No comments:

Post a Comment