BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
terjadi pertama kali di China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular
dengan sangat cepat dan menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan
data WHO pada bulan Juli tahun 2021 tercatat sebanyak
189.865.650 orang terkonfirmasi COVID-19.1 Berdasarkan data dari Kemenkes RI pada tanggal 08
Agustus 2022 menyatakan terdapat 10 Negara dengan jumlah COVID-19 tertinggi di
dunia. Amerika Serikat berada diurutan pertama dengan jumlah 90,706,508 kasus. Indonesia
berada di urutan kedua tertinggi di Negara ASEAN dengan jumlah 6,249,403 kasus.2
Berdasarkan data Satuan Tugas Penagganan COVID-19
menyatakan Provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu
DKI Jakarta sebanyak 174.480 kasus dan Kabupaten/Kota tertinggi yaitu Jakarta
Timur sebanyak 38,799 kasus.3 Pada tanggal tujuh belas Maret 2020 Surat Edaran Menteri
Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 memberlakukan
Pembelajaran secara daring dan Bekerja dari rumah dalam rangka
pencegahan penyebaran COVID-19.4
Penelitian
Pohan (2020) menunjukkan Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
berlangsung dalam jaringan, dimana proses pembelajaran berlangsung tidak secara
tatap muka antara pendidik dan peserta didik, melainkan melalui pemanfaatan jaringan
internet.5 Penelitian Argaheni (2020) menunjukkan pembelajaran daring selama COVID-19 diterapkan agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, interaksi antar pendidik dan peserta didik meningkat dan
mengurangi kontak fisik dari penularan COVID-19.4
Penelitian Atsani
(2020) menunjukkan pembelajaran daring dapat memberi dampak positif
dan negatif. Dampak positif adalah interaksi pembelajaran dapat berlangsung
dimana saja dan kapan saja, dan mempermudah peserta didik mengakses materi.
Sedangkan dampak negatif adalah sinyal dan jaringan yang tidak memadai, tidak
dapat memahami materi dan kurangnya feedback antara pendidik dengan peserta
didik, dan banyaknya tugas diberikan dengan waktu pengumpulan tugas yang
singkat membuat mahasiswa merasa terbebani menghadapi tuntutan akademik. Hal tersebut,
dapat mempengaruhi psikologis mahasiswa dan jika terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan peningkatan stres pada mahasiswa.6
Stres merupakan kondisi ketika terjadi ketidaksesuaian antara
tuntutan dengan kemampuan seseorang dalam menanganinya, baik disebabkan oleh tuntutan
fisik, lingkungan, dan situasi sosial yang tidak terkontrol. Stres yang umum dialami
oleh mahasiswa yaitu stres akademik. Stres akademik adalah suatu respon yang
muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dalam proses pembelajaran seperti
tidak dapat memahami materi, keinginan mendapat nilai tinggi, dan kewajiban
dalam menyelesaikan banyak tugas dan sebagainya.7
Penelitian Livana (2020) menunjukkan stres yang tidak
mampu dikendalikan dan diatasi oleh mahasiswa akan memunculkan dampak negatif,
misalnya secara kognitif seperti tidak dapat berkonsentrasi, sulit mengingat
dan memahami materi pembelajaran, secara emosional seperti tidak dapat
memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, dan secara fisiologis
seperti daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa
lesu, lemah dan mengalami gangguan tidur, secara perilaku seperti menurunnya
rasa percaya diri, sering menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, dan sering
bolos kuliah.8
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Agustin,
Hidayatullah, Aminoto, & Tau, 2018). Di dapatkan 55.8% merasa stres selama
pandemi COVID-19 disebabkan proses pembelajaran daring yang mulai
membosankan, sependapat dengan penelitian yang menyatakan bahwa cara dosen
mengajar mempunyai yang signifikan terhadap tingkat stres mahasiswa.9 Penelitian Oktaria, Sari, Azmy (2019) juga menyebutkan bahwa
tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang luas dengan waktu
yang terbatas dapat menyebabkan stres pada mahasiswa.10
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan
kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terkait tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama
terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang masalah diatas
maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut: Bagaimana Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama Terhadap Pembelajaran Daring
Selama Pandemi COVID-19.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
mengidentifikasi tingkat
stres mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era pandemi
COVID-19.
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era COVID-19
berdasarkan jenis kelamin.
b.
Mengidentifikasi
tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap
pembelajaran daring pada era COVID-19 berdasarkan angkatan.
c.
Mengidentifikasi
tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap
pembelajaran daring pada era COVID-19 berdasarkan tingkatan ringan,
sedang, berat stres.
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Fakultas Kedokteran
serta dapat menambah wawasan terkait tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran
terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
2.
Manfaat
praktis
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian
diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dapat memahami masalah tentang
kondisi stres selama pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 serta mulai
melaksanakan upaya pencegahan stres selama pandemi COVID-19.
b. Bagi Institusi
Data dan hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi Fakultas
Kedokteran Universitas Abulyatama dalam usaha pencegahan stres pada mahasiswa, serta
menjadi evaluasi dari pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
c. Bagi Penulis
- Hasil penelitian
ini dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta menerapkan ilmu yang
telah dipelajari sebelumnya oleh peneliti.
- Hasil penelitian ini
dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapat gambaran tingkat
stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam sistem pembelajaran daring selama
pandemi COVID-19.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian lanjutan serta dapat
memberikan konstribusi dalam penelitian lanjutan pada kajian yang sama.
1.5 Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama yang melaksanakan pembelajaran daring.
Penelitian ini berkaitan dengan Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Abulyatama Terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID-19. Penelitian ini
dilaksanakan dengan membagikan kuesioner dalam bentuk google form yang
di sebarkan melalui media whatsapp kepada sampel penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 STRES
1.1.1
Definisi
Stres
Stres merupakan
kondisi yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi yang penuh tekanan atau
ketika seseorang merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya.11 keadaan ketika terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan
lingkungan dengan kemampuan seseorang didalam pembelajaran sehingga munculnya
rasa terbebani oleh tuntutan dan tekanan disebut sebagai stres akademik.12
1.1.2
Klasifikasi
Stres
Stres diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Eustress atau
yang dikenal dengan stres positif. Disebabkan oleh respons tubuh terhadap
antusiasme seseorang menghadapi sebuah tantangan. Eustress juga dikenal
sebagai stres yang menguntungkan karna dapat meningkatkan prestasi, motivasi, kreativitas,
dan meningkatkan kesiagaan mental.
2. Distress atau yang dikenal dengan stres negatif. Disebabkan oleh
bentuk pertahanan emosi seseorang terhadap stres. Distress juga dikenal sebagai stres
yang merugikan karna dapat menimbulkan rasa cemas, ketakutan, gelisah, dan
munculnya sikap dan perasaan negatif.13
2.1.3 Gejala-Gejala Stres
Berdasarkan
pernyataan dari Selye & Tan dalam (Nurmala et al.,2020) stres dapat
dikenali dengan beberapa tanda antara lain :
1.
Gejala
Emosional
Tanda yang
dapat dikenali dari emosi individu terkait sikap dan respon terhadap stimulus.
Seperti memiliki ansietas yang tinggi, emosional tidak terkontrol, kepercayaan diri
menurun, serta kewaspadaan diri meningkat.
2.
Gejala
Kognitif atau Mental
Tanda stres
yang dikenali dari cara individu berfikir. Seperti individu tidak dapat
menyelesaikan masalah, konsentrasi sering terganggu, tampak bingung, pelupa, prestasi
menurun, serta seringnya melakukan kesalahan dalam beraktivitas.
3.
Gejala Fisiologis
Tanda stres
yang dapat dirasakan atau dikenali oleh tubuh. Seperti munculnya beberapa
gejala-gejala penyakit ringan seperti pusing, batuk, mual, muntah, dan sakit
kepala. Tanda lainnya yaitu gangguan yang dapat mempengaruhi aktivitas individu
seperti tidak nafsu makan, sulit tidur, badan lesu, dan mudah lelah.
4.
Gejala
Perilaku
Tanda stres yang
terlihat dari perilaku individu. Seperti menarik diri tiba-tiba, melakukan
tindakan kekerasan, sering bolos sekolah, melakukan kebohongan, menunjukkan
perilaku gugup dan was-was, serta kehilangan kepercayaan kepada orang lain.14
2.1.4
Penyebab
Stres
Dapat dialami oleh semua individu dan setiap stres
mempunyai sumber-sumber yang berbeda seiring dengan pertambahan usia. Kondisi
psikologis ataupun fisik yang dapat menimbulkan stres disebut stressor. Stressor
dapat berupa stimulus fisik, seperti penyakit kronik, atau stimulus
psikologis, seperti kehidupan sosial. Stressor dapat dibagi
menjadi 3 golongan yaitu:
1.
Stresor
fisikobiologis, seperti cacat
fisik.
2.
Stresor
psikologis, seperti gagalnya
dalam mencapai sesuatu.
3.
Stresor
sosial, seperti terganggunya
hubungan antar keluarga.15
2.1.5 Tingkatan Stres
Psychology
Foundation of Australia
(2010) dalam (kurniawan,2018) pada instrumen Depression Anxiety Stress scale
(DASS) 42 menyatakan bahwa tingkatan stres terbagi menjadi lima, antara lain :
1.
Stres
Normal
Stres normal adalah stres yang dihadapi setiap harinya
dan sudah menjadi bagian alamiah dari kehidupan. Stres normal pada pelajar
dapat berupa kelelahan akibat mengerjakan tugas, cemas tidak lulus ujian, detak
jantung berdebar lebih keras setelah beraktivitas.
2.
Stres
Ringan
Stres ringan adalah
stres yang dialami individu dalam waktu beberapa menit dapat terjadi pada
pelajar akibat kemacetan, tidur terlebih, ataupun ketika mendapat teguran dari
guru atau dosen. Hal ini menimbulkan gejala seperti sulit bernapas, sulit
menelan, keringat dingin, dan detak jantung berdebar keras, gejala ini akan
berakhir ketika situasi juga berakhir.
3.
Stres
Sedang
Stres sedang adalah
stres yang dialami individu dalam waktu beberapa jam atau hari. Situasi yang
dapat memicu terjadinya stres sedang antara lain terjadinya perselisihan baik
teman, keluarga, atau orang lain. Stres sedang akan menimbulkan beberapa gejala
seperti mudah marah, tidak tenang, merasa lelah, menjadi tidak sabar ketika
mengalami gangguan, mudah tersinggung, dan gelisah. Hal ini akan menyebabkan
individu terhalang dalam menyelesaikan suatu aktivitas.
4.
Stres
Berat
Stres berat adalah
stres yang terjadi dalam beberapa minggu sampai tahun. Stres berat terjadi
karena situasi kronis seperti perselisihan yang terus berlangsung, kesulitan
ekonomi, ataupun menderita penyakit kronis. Hal ini menyebabkan individu merasa
lemah untuk beraktivitas, merasa tidak percaya diri, dan berpikir hidup tidak
bermanfaat.
5.
Stres
Sangat Berat
Stres sangat
berat adalah stres yang terjadi dalam waktu yang berkepanjangan. Individu
dengan stres sangat berat sudah tidak memiliki motivasi hidup dan pasrah. Stres
sangat berat dapat diidentifikasikan sebagai depresi berat.16
2.1.6 Dampak Stres
Stres yang tidak dapat dikendalikan oleh mahasiswa akan mempengaruhi
perasaan, pikiran, reaksi fisik, dan tingkah laku. Dapat mengganggu kognitif mahasiswa,
sehingga mahasiswa mengalami kesulitan memusatkan perhatian dalam proses pembelajaran,
sulit memahami materi pembelajaran, dan sulit mengingat materi pembelajaran.
Secara afektif munculnya rasa cemas, sedih, sensitif, frustasi dan juga muncul
rasa marah. Secara fisiologis munculnya reaksi muka memerah, pucat, jantung
berdebar-debar, gemetar, pusing, sakit perut, badan kaku dan berkeringat
dingin. Selain itu, stres juga berdampak pada tingkah laku seseorang seperti menghindar,
membantah, merusak, menghina, dan menunda penyelesaian tugas yang diberikan
dalam proses pembelajaran.17
2.1.7 Alat Ukur Stres
Salah satu alat ukur stres yang dapat digunakan dalam penelitian adalah :
1) Depression Anxiety Stress Scale (DASS)
Merupakan instrumen yang digunakan oleh Lovibond &
Lovibond (1995) yang terdiri dari 42 gejala emosional negatif. DASS 42 telah diterjemahkan
dan dimodifikasi oleh Damanik dalam Psychology Foundation of Australia terdiri
dari tiga faktor yaitu, depresi, kecemasan, dan stres yang dimana setiap faktor
memiliki 14 pernyataan dengan rating skala 0 = tidak pernah, 1 = kadang-kadang,
2 = sering, 3 = selalu. Item untuk stres berada pada nomor 1,6, 8, 11, 12, 14, 18,
22, 27, 29, 32, 33, 35, 39, dengan hasil skor normal, stres ringan, stres
sedang, stres berat, dan stres sangat berat.18
2.2. COVID-19
2.2.1 Definisi COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah di indentifikasi sebelumnya pada manusia.
Coronavirus Disease merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
gejala ringan sampai dengan berat. Ada dua jenis Coronavirus Disease
yang diketahui dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus
Disease dapat menular dari manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet),
tidak melalui udara. Orang yang paling beresiko tertular adalah orang yang
kontak erat dengan pasien.19
2.2.2 Penegakan Diagnosis
2.2.2.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pada anamnesis dapat ditemukan tiga gejala
COVID-19 yang paling umum yaitu demam, batuk kering, dan rasa lelah. Hal ini
dikemukakan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2020. Gejala
lainnya lebih jarang dialami oleh pasien dan mungkin hanya beberapa yang mengalaminya
yaitu rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala yang dialami biasa bersifat
ringan dan muncul secara bertahap (WHO, 2020). 20
2.2.2.2 Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan dengan metode real time RT-PCR
diakui sebagai “gold standard” atau pemeriksaan standar emas yang diakui
saat ini adalah purifikasi RNA untuk kasus COVID-19 (Tahamtan A et al
tahun 2020). Terdapat beberapa
pemeriksaan lainnya yang dapat mendukung diagnosis COVID-19 yaitu pemeriksaan
hematologi menunjukkan hasil leukosit bervariasi, leukopenia, leukositosis, dan
limfopenia. Pada pasien COVID-19 dapat ditemukan peningkatan LDH dan kadar
feritin serum. Pemeriksaan lain yang dapat mendukung diagnosis COVID-19 adalah
CT-scan toraks menunjukkan gambaran opafisikasi ground-glass dengan
atau tanpa konsolidasi abnormal.21
2.2.3 Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan infeksi COVID-19
protokol kesehatan yang wajib diterapkan dalam rangka penanggulangan penyebaran
COVID-19 yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, mengurangi mobilitas, mencuci
tangan menggunakan sabun serta menghindari keramaian (Adam, et al, 2021).
Dan pemerintah juga menerapkan kebijakan protokol kesehatan dalam beraktivitas.
Penerapan pembatasan aktivitas diterapkan dalam bentuk kegiatan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM).22
2.3 Pembelajaran Daring
2.3.1 Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran
yang berlangsung dalam jaringan dan dilakukan secara jarak jauh tanpa bertemu
langsung dengan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran daring dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi media sosial seperti handphone (hp)
terdapat beberapa aplikasi yang membantu kegiatan belajar mengajar misalnya WhatsApp,
Telegram, Youtube, Zoom Meeting, Google Clasroom dan beberapa aplikasi
pembelajaran lainnya.23
2.3.2 Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil penelitian Batubara (2018) menyatakan
terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran daring, yaitu :
Pembelajaran daring dapat diatur sesuai keadaan sehingga,
terhindar dari jadwal yang bentrok. Penyampaian informasi dan materi
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah, proses diskusi
yang berjalan lebih efektif dan efisien karena peserta didik yang merasa lebih
berani mengemukakan pendapat, dan dapat menumbuhkan kemandirian belajar peserta
didik dalam mencari informasi terkait materi pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan secara daring juga memiliki
kelemahan dan kekurangan tersendiri, yaitu :
Konsentrasi belajar yang mudah terganggu karena kondisi lingkungan
belajar yang tidak mendukung. Seperti mahasiswa kehilangan fokus karena sosial
media fatigue yaitu perasaan lelah dengan banyaknya informasi di media,
peserta didik sulit dalam memahami materi pembelajaran karena terbatasnya komunikasi
siswa dengan pengajar, keterbatasan koneksi internet bagi mahasiswa yang berada
ditempat terpencil sehingga sinyal tidak stabil yang menyebabkan semangat
belajar mahasiswa menurun, dan motivasi belajar peserta didik yang terus
menurun akibat kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran disebabkan dari diri
sendiri dan sistem pembelajaran.24
2.3.3 Hubungan Pembelajaran Daring Terhadap Tingkat Stres
Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri et al., (2020) dapat
diketahui bahwa dari 300 mahasiswa yang menjadi sampel penelitian, terdapat sebanyak
225 mahasiswa (75%) memiliki tingkat stres akademik pada kategori sedang
terhadap pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan jaringan internet yang
tidak memadai, tugas yang menumpuk dan mahasiswa juga perlu adaptasi dengan
kondisi baru di tengah-tengah pandemi.25
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari,
(2020), dari 70 mahasiswa didapatkan hasil bahwa 27 mahasiswa (38,57%)
mengalami tingkat stres dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan pembelajaran
daring baru pertama kali dilaksanakan sehingga mahasiswa membutuhkan
adaptasi dan usaha agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik.26
2.4 Kerangka
Teori
Gambar 2.1
Sumber : Germas (2020), Kurniawan (2018), Husniyyah SN
(2022), Ulfa L (2019), Lovibond & Lovibond (1995).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
5.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional, penelitian yang dilakukan dengan pengamatan dalam
satu periode tertentu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen
kuesioner DASS 42 yang telah dimodifikasi dan dilakukannya uji validitas bertujuan
untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19.
3.2 Lokasi dan
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh pada bulan November
2022 secara online menggunakan google form.
3.3.
Populasi
Dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Abulyatama yang mengikuti pembelajaran daring
selama pandemi COVID-19 terdiri dari 3 angkatan, yaitu angkatan 2019, 2020, dan
2021. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama angkatan 2019
berjumlah 94 mahasiswa, angkatan 2020 berjumlah 67 orang mahasiswa, dan
angkatan 2021 berjumlah 74 mahasiswa, sehingga jumlah keseluruhan populasi
adalah 235 mahasiswa.
4.3.2
Sampel
Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik total sampling, dimana
peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel, menentukan
sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1.
Mahasiswa yang masih aktif kuliah di Fakultas
Kedokteran Abulyatama.
2.
Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran daring
selama pandemi COVID-19.
3.
Mahasiswa
yang bersedia melakukan pengisian kuesioner melalui google form dengan
lengkap.
4.
Mahasiswa
yang terdaftar pada tahun 2021, 2020, 2019.
5.
Mahasiswa
yang bersedia mengisi kuesioner dari google form selama jangka waktu 5
hari.
Kriteria Eksklusi
1.
Mahasiswa
yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
2.
Mahasiswa
yang aktif namun tidak bersedia menjadi responden.
3.
Mahasiswa
yang tidak mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
4.
Mahasiswa
yang mengikuti perbaikan blok
4.4
Metode
Pengumpulan Data
3.4.1 Data
Primer
Data primer adalah data
yang diperoleh langsung oleh peneliti tanpa melalui perantara dari sumber data.
Data yang didapat langsung dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama dengan
metode penyebaran kuesioner menggunakan google form melalui aplikasi whatsapp.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui perantara atau data yang diperoleh dari bagian
pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh, berupa jumlah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh angkatan 2019,
2020, 2021.
3.4.3
Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan
penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner baku (DASS 42) Depression
Anxiety And Stress Scale 42 yang telah dipublikasikan pada Psychology
Foundation of Australia dan telah diterjemahkan oleh Damanik (2006) yang
digunakan untuk mengukur emosional negatif seseorang. DASS 42 memiliki
jumlah item 42 pertanyaan dimana 14 item mengukur tingkat depresi, 14 item mengukur
tingkat kecemasan, dan 14 item mengukur tingkat stres. Penulis hanya
menggunakan item pengukur tingkat stres yang terdiri dari pernyataan nomor 1,
6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Dengan menggunakan skala likert
dengan penilaian 0 = Tidak Pernah, 1 = Kadang-kadang, 2 = Sering, dan 3 =
Selalu.18 Kategori tingkat stres berdasarkan hasil ukur adalah :
Normal jika total skor 0-14, Stres ringan jika total skor 15-18, Stres sedang
jika total skor 19-25, Stres berat jika total skor 26-33, Sangat berat jika
total skor >34.
3.4.4
Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
Berdasarkan Siyoto & Sodik, 2015 Instrumen penelitian
harus bersifat akurat, konsisten, dan stabil. Instrumen harus dilakukan uji
valididtas dan reliabilitas, sehingga tidak menghasilkan hasil yang bias,
kurang sesuai dan keliru.27
1.
Uji
Validitas
Validitas
merupakan pengujian instrumen untuk mengetahui ketepatan pengukuran. Penentuan
validitas sebuah pernyataan dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r
tabel dimana bila r hitung lebih besar dengan r tabel dimana bila r hitung
lebih besar sama dengan r tabel maka dinyatakan valid sebaliknya jika r hitung
lebih kecil dari r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Perhitungan
menggunakan aplikasi Statistical Package for the Social Sciences
(SPSS).
2.
Uji
Reliabilitas
Rehabilitas
merupakan pengujian instrumen untuk mengetahui tingkat konsistensi suatu
pengukuran. Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan aplikasi Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) versi 24.
Tabel 3.1 Uji Validitas
Instrumen Penelitian Tingkat Stres
No. item |
r hitung |
r tabel |
Kesimpulan |
1 |
0,843 |
0,468 |
Valid |
2 |
0,721 |
0,468 |
Valid |
3 |
0,773 |
0,468 |
Valid |
4 |
0,803 |
0,468 |
Valid |
5 |
0,805 |
0,468 |
Valid |
6 |
0,692 |
0,468 |
Valid |
7 |
0,570 |
0,468 |
Valid |
8 |
0,643 |
0,468 |
Valid |
9 |
0,801 |
0,468 |
Valid |
10 |
0,826 |
0,468 |
Valid |
11 |
0,822 |
0,468 |
Valid |
12 |
0,948 |
0,468 |
Valid |
13 |
0,937 |
0,468 |
Valid |
14 |
0,764 |
0,468 |
Valid |
3.5
Metode
Pengolahan Data Dan Analisis Data
3.5.1 Metode
Pengolahan Data
Ada beberapa
tahap yang dilakukan untuk pengolahan data dan analisis data yaitu:
a. Editing, pengecekan
kebenaran data yang telah diperoleh. Peneliti dapat melakukan pengecekan
kuesioner dengan memastikan kejelasan, kelengkapan, relevansi, dan konsistensi
jawaban responden.
b. Coding, data
berupa jumlah mahasiswa yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi, kemudian diberi kode secara manual.
c. Entry, pemasukan
data yang telah diberi kode, ke dalam komputer
d. Cleaning Data, pengoreksian seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam komputer untuk
melihat kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.
e. Saving,
penyimpanan data ke dalam komputer sebelum dianalisis.
f.
Analisis
Data
3.5.3
Analisis
Data
Semua data yang diperoleh pada penelitian ini akan diolah dan dianalisis
dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Package for Social
Science). Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif,
yaitu penyajian data presentase hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan diagram.
3.6
DEFINISI
OPERASIONAL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat stres, tahun
angkatan mahasiswa, jenis kelamin, dan umur mahasiswa.
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No |
Variabel |
Definisi Operasional |
Cara Ukur |
Alat Ukur |
Hasil Ukur |
Skala Ukur |
1. |
Dependen Tingkat stres |
Hasil Penilaian terhadap berat, sedang, ringan stres yang di alami oleh
mahasiswa selama sistem pembelajaran daring dalam masa pandemi COVID-19. |
Online (google form) |
Kuesioner DASS 42 |
Normal skor 0-14 Stres ringan Skor 15-18 Stres sedang Skor 19-25 Stres berat Skor 26-33 Sangat berat Skor >33 |
Ordinal |
2. |
Dependen Tahun Angkatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama |
Tahun terdaftar dan mulai aktif mahasiswa dalam proses belajar di
Fakultas Kedokteran Universitas Abulytama. |
Online (google form) |
Kuesioner |
1.Tahun angkatan 2019 2.Tahun angkatan 2020 3.Tahun angkatan 2021 |
Ordinal |
3. |
Dependen Jenis kelamin |
Status gender berdasarkan karakteristik biologis
yang bisa dilihat dari penampilan luar. |
Online (google form) |
kuesioner |
1.Laki-laki 2.Perempuan |
Nominal |
4. |
Independen Pembelajaran daring |
Proses belajar mengajar yang dilakukan tanpa bertatap muka langsung, namun
dilakukan dengan aplikasi tertentu untuk membantu kelancaran proses belajar
mengajar meskipun jarak jauh. |
Online (google form) |
Kuesioner |
1.Kelebihan daring 2. kekurangan daring |
Ordinal |
3.7
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel independen (bebas)
dan variabel dependen (terikat).
1.
Variabel
independen : Pembelajaran daring pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama selama pandemi COVID-19.
2.
Variabel
Dependen : Tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
3.8
Kerangka
Konsep
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.2
Sumber : Nurchayati (2021), Lovibond & Lovibond (1995).
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health
Organization. Coronavirus Disease Coronavirus Disease ( COVID-19 ) Spreads. Who.
2020;75(2):95-97.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336034/nCoV-weekly-sitrep11Oct20-eng.pdf%0Ahttps://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200423-sitrep-94-covid-19.pdf
2. Kemkes RI.
Situasi Terkini Perkembangan COVID-19 (8 Agustus 2022). Published online
2022:1-4.
https://covid19.kemkes.go.id/document/download/cover?category=situasi-penyakit-infeksi-emerging
3. Satuan Gugus
Tugas Penanganan COVID-19. Analisis Data COVID-19 Indonesia Update Per 03
Januari 2021. Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Indones.
2021;(January):1-174.
4. Argaheni NB.
Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi COVID-19 Terhadap
Mahasiswa Indonesia. PLACENTUM J Ilm Kesehat dan Apl. 2020;8(2):99.
doi:10.20961/placentum.v8i2.43008
5. Carsita WN,
Eryanto B, ... Tingkat Stress Mahasiswa Selama Pembelajaran Daring Di Masa
Pandemi Covid-19. J Keperawatan …. 2022;5(1):16-21.
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/view/2116%0Ahttp://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/download/2116/1344
6. Herliandry LD,
Nurhasanah, Suban ME, Heru K. Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi
Covid-19. J Teknol Pendidik. 2020;22(1):65-70.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp
7. Kountul YPD,
Kolibu FK, Korompis GEC. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. J
KESMAS. 2018;7(5):1-7.
8. Hasanah U,
Keperawatan dan Profesi Ners I, Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal S, Laut J, Kendal
A. Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi
Covid-19. J Keperawatan Jiwa. 2020;8(3):299-306.
9. Mardiati I,
Hidayatullah F, Aminoto C. Faktor Eksternal Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan
dalam Adaptasi Proses Pembelajaran. 7th Univ Res Colloqium 2018 STIKESPKU
Muhammadiyah Surakarta. Published online 2018:173-179.
10. Oktaria D, Sari
MI, Azmy NA. Perbedaan tingkat stres pada mahasiswa tahap profesi yang
menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di fakultas
kedokteran universitas lampung. JK Unila. 2019;3(1):112-116. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2213
11. Gunawan DH,
Permana TB, Naldi Y, ... … Dan Kualitas Tidur Terhadap Tekanan Darah Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Unswagati Tahun Akademik …. Tunas
Med J …. 2020;0316. http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/4196
12. Barseli M,
Ifdil I, Nikmarijal N. Konsep Stres Akademik Siswa. J Konseling dan Pendidik.
2017;5(3):143-148. doi:10.29210/119800
13. Husniyyah SN,
Azwar AG. Analisis Tingkat Beban Kerja Mental, Stres, Dan Kelelahan Orang Tua
Selama Mendampingi Anak Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Techno-Socio
Ekon. 2022;15(1):1. doi:10.32897/techno.2022.15.1.833
14. Meilla DN.
Tingkat Stres Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19. J
Penelit Bimbing dan Konseling. 2020;5(2):13-23.
15. Ulfa L, Fahzira
MR. Faktor Penyebab Stress dan Dampaknya Bagi Kesehatan. Psikol Kesehat.
Published online 2019.
16. Casafranca
loayza y. Hubungan antara self-efficacy dengan stres menghadapi masa pensiun.
Published online 2018:1-26.
17. Lubis H,
Ramadhani A, Rasyid M. Stres Akademik Mahasiswa dalam Melaksanakan Kuliah
Daring Selama Masa Pandemi Covid 19. Psikostudia J Psikol. 2021;10(1):31.
doi:10.30872/psikostudia.v10i1.5454
18. Sunarni T,
Husaini A, Pratama YD. Analisis Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan dalam
Mengikuti Sistem Pembelajaran Blok. J Ilm Sains Teknol Ind.
2017;1(1):44-60.
19. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Serta Definisi
Coronavirus Disease (COVID-19). Germas. Published online 2020:11-45.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf
[Diakses 11 Juni 2021].
20. Nasution NH,
Hidayah A, Sari KM, et al. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan
Covid-19 Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan. J
Biomedika dan Kesehat. 2021;4(2):47-49.
21. Syam AF, Zulfa
FR, Karuniawati A. Manifestasi Klinis dan Diagnosis Covid-19. eJournal
Kedokt Indones. 2021;8(3). doi:10.23886/ejki.8.12230.
22. Nurchayati,
Syafiq M, Noviana Khoirunisa R, Darmawanti I. Jurnal Psikologi Teori dan
Terapan 2021,. J Psikol Terap. 2021;11(3):293-303.
23. Dewi TAP,
Sadjiarto A. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. J
Basicedu. 2021;5(4):1909-1917. doi:10.31004/basicedu.v5i4.1094
24. Batubara H. Pembelajaran
Berbasis Web Dengan Moodle Versi 3.4.; 2018.
doi:10.13140/RG.2.2.20230.88643
25. Harahap ACP,
Harahap DP, Harahap SR. Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama
Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Covid-19. Biblio Couns J Kaji Konseling dan Pendidik.
2020;3(1):10-14. doi:10.30596/bibliocouns.v3i1.4804
26. Sari MK.
Tingkat Stres Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat. J Ilm Pamenang.
2020;19(April):30-34.
27. Dr. Sandu
Siyoto, SKM., M.Kes.; 2015.
No comments:
Post a Comment