ASUHAN KEPERAWATAN
DENGUE
HEAMORANGIC FEVER
Disusun
Oleh :
KELOMPOK
4
1. Syifa
Karmila
2. Riska
Humairah
3. M.Al
Fajri
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
2021
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah tentang DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) untuk mata
kuliah keperawatan medikal bedah dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen kepada kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Abulyatama.
Kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi
dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari
dosen dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.
Kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
Lampoh Keude, 23 September 2021
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 3
A. Definisi penyakit Demam Dengue Fever (DHF)......................................... 3
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................................ 3
C. Etiologi......................................................................................................... 7
D. Patofisiologi................................................................................................. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................... 9
A. Pengkajian ................................................................................................... 9
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 10
C. Intervensi rencana keperawatan................................................................. 10
D. Implementasi keperawatan ........................................................................ 14
E. Edukasi ...................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hak fundamental setiap individu
yang ditanyakan secara global dalam konstitusi WHO merupakan kesehatan, pada
decate terakhir telah disepakati komitmen global Millenium Development Goals (
MDGs ) yang penyatakan pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan,
produktivitas dan kesejahteraan manusia serta Kementrian Kesehatan telah
menetapkan visi “ Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan “ ( Kemenkes,
2011 ) Mufidah (2012), berdasarkan data World Health Organization (WHO),
diperkirakan 500.000 pasien DBD membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam
setiap tahunnya dan sebagian besar penderitanya adalah anak-anak. Ironisnya,
sekitar 2,5% diantara pasien anak tersebut diperkirakan meninggal dunia.
Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim hujan atau pancaroba tiba.
Hampir bisa dipastikan terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang terjangkit
DBD (Mufidah, 2012).
Peran perawat terhadap penyakit
DHF salah satunya adalah pemberi informasi kepada penderita penyakit DHF, untuk
menghindari kemungkinan efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang
terjadi pada penyakit DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam
memberikan informasi tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai
advokat pasien memberikan pelayanan sesuai standar yang harus di berikan kepada
pasien.
Dan juga sebagai sebagai
fasilitator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanakeperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Berdasarkan
latarbelakang yang telah penulis paparkan diatas dan mengingat pentingnya
pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk dan penyakit DHF, sehingga penulis
tertarik membuat karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Paa An. D
dengan DHF (Dengeu HaemorrhagicFever) di ruang Inap Anak RSUD Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 20019 ”.
B.
Tujuan
1.
Untuk melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).
2.
Mampu menyusun
konsep dasar Dengue Hemorhagic Fever ( DHF )
3.
Mampu melakukan
pengkajian keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) .
4.
Mampu merumuskan
diagnosa keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) .
5.
Mampu menyusun
intervensi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anaK mengalami Dengue Hemorrhagic Fever DHF)
6.
Mampu melakukan
implementasi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
7.
Mampu melakukan
evaluasi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
Dengue Hemorrhagic ( DHF)
8.
Mampu melakukan
pendokumentasian keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami Dengue Hemorhagic Fever (DHF).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi penyakit Demam Dengue Fever (DHF)
Demam Dengue
Fever ( DHF ) atauu DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh virus
dengan minifestasi klinisdemam, nyeriotot atau nyerisendi yang disertai
leukpenia, ruang,limfadenopati, trombosit opnia dan diathesis hmoragic. Pada
DBD terjadi pembesaran yang dietandai
dengan hemokonsentrasi (pningkatan hematocrit) atau penumpukan cairann dirongga
tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syoksyndrome) adalah demam berdarah yang
ditandai oleh syokk (Sudowo et al, 2010).
DBD salah satu
pnyakit yang disebabkan oleh virus dengan (arbovirus) yang masukkedalam tubuh
melalui gigitan nyamuk eides aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang ditandai dengan
empatgejala klnis utama yaitu dmam tinggi, perdarahan, hpatomegali, dan tanda
kegagalan srikulasi sampai timbul jataan (sndromrejatan dngue) sebagai akibat
dari kebocoran plasma pada darah yang dapat menyebabkan kematian(Padila, 2013).
B.
Anatomi Fisiologi
1.
Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a.
Arteri merupakan
pmbuluh drah yng kluar dri jntung yng mmbawa drah kseluruh bagian dan
alattubuh. Pmbuluh drah arteri yng pling besar yang keluar dari ventrikel
sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dindingyang kuat dantebal ttapi
sifatnyaelastic dan terdiri dari 3lapisan. Asuhan Keperawatanpda arteri yng
palingg bsar didalam tbuh yaituu orta dan arteripulmonalis, gris tengahnya
kirakira 1-3cm. Arteri inimempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang
disebut arteriolayang akhirnya akan mnjadi pmbuluh darah rambut(kapiler).
Arteri mndapat darah dari darah yng mngalir ddalamnya tetapi 20 hnya untuk
tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh
darah yng dsebut vasavasorum.
b.
Vena Vna (pmbuluh
darah balik) mrupakan pmbuluh d4arah yng mmbawa darah dri bgian/alat-alat tbuh
masuk kedalam jntung. Tentang bentuk ssunan dan juga prnafasan pmbuluh drah yng
mnguasai vena sama dngan padaarteri. Katupkatup pada vena kbanyakan terdiri
dari duakelompok yang gunanya umtuk mncegah darah agar tidakkembalilagi.
Vena-vena yng ukrannya bsar diantaranyaa vna kavadan venapulmonalis. Venaini
jga mmpunyai cbang yng lbih kcil yng dsebut venolusyang slanjutnya mnjadi
kpiler.
c.
Kapiler Kpiler
(pmbuluh darahrambut) mrupakan pmbuluh drah yng sngat hlus. Diameternya
kra-kira 0,008mm. Asuhan Keperawatan pada dndingnya trdiri dri suatulapisan
ndotel. Bgian tbuh yng tdak trdapat kpiler yaituu: rambut,kuku, dan tlang rwan.
Pembuluhdarah rambut/kapiler pda mumnya mliputi sel-sel jringan. Oleh Karen
itudindingnya sngat tipis maka plasma dan zat mkanan mdah mrembes kecairan
jringan antarsel.
2.
Darah
Darah dalah cairann didalam
pmbuluh drah yng mmpunyai fngsi sngat pnting dlam tbuh yaitufungsi trnsportasi
dlam tbuh yaitumembawa ntrisi, oksigendari sus danparu-paru umtuk kmudian
diedarkann keseluruh tbuh. Drah mmpunyai 2komponen yaitukomponen pdat dan
koomponencair. Darah brwarna mrah, wrna mrah trsebut keadaannyaa tdak ttap,
trgantung kpada bnyaknya O2danCO2 didalamnya. Apbila kndungan O2 lbih anyak mka
wrnanya kan mnjadi mrah mda. Sdangkan Drah jga pmbawa danpenghantar hrmon.
Hrmon dri klenjar ndokrin keorgan ssarannya. Drah mngangkut nzim, elektrolitdan
brbagai zatt kmiawi umtuk ddistribusikan keseluruh tbuh.
a.
Sel-sel darah :
1)
Eritrosiit
Eritrosit dibuat didlam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang masih berainti,
inti dilepaskan sesaat sebelum dilepaskan / keluar. Pda proses pembentukannya
diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan rantai globlin yang merupkan senyawa
protein. Selain itu untuk proses pematangan (maturasi) diperlkan hormon
eritropooetin yang dibuat oleh ginjal, sehingga bila kekrangan salah satu unsur
pembentkan seperti di atas (kurang gizi) ataau ginjal mengalami keruusakan,
maka terjadi gangguaan eritroosit (anemia). Umur peredaran eritrosit sekitar
105-120 hari. Pada kedaan penghancran eritrosit yang berlebihan, misalny pada
hemdialisis darah, hepar kewawalahan kewalahan menglah bilirubin yang tiba-tiba
banyak jumlahnya.
2)
Leukosit
Fungsi utama leukosit adalah
sebagai perthanan tubuh dengan cara menghncurkan antigen (kuman, virus, toksin)
yang masuk. Ada 5 jenis leuksit yaitu neutrofil, eosinoofil, basofil, limfosit,
monosit. Jumah nomal leukosit 5.000-9.000 /mm3 . Bila jumlanya berkurang
disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit sama sekali disebut
agraanulasitosis.
3)
Trombosit
Trobosit bukan berupa sel,
tetapi berupa/berbentuk keping yang merupkan bagian-bagian kecil dari sel besar
yang membuatny yaitu megakaryosit, di sumsum tulang dan lien. Ukurannya sekitar
2-4 mikron, dan umur peredarannya sekitar 10 hari. Trombosit mempunyai
kemampuan untuk melakukan : • daya aglutinasi (membeku dan menggumpal) • daya
adhesi (melekat) • daya agregasi (berkelompok) Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3
, fungsinya seabagai hemostasis dan pembekuan darah. Pembekuan darah proses
kimiawi yang mempunyi pola tertentu dan berjalan dalam waktu singkat. Bila ada
kerusakan pada dinding pembuluh darah maka trombosit akan berkumpul dan menutup
lubang yang bocor dengan cara saling melekat, berkelompok dan menggumpal dan
kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah .Kemampuan trombosit seperti
ini karena trobosit mempunyai 2 zat yaitu Prostaglandin dan Tromboxan yang
segera dikeluarkan bila ada kerusakan dinding pembuluh darah atau kebocoran,
zat ini menimbulkan efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran darah
berkurang dan membantu proses pembekuan darah.
b.
Plasma
Plasma merupkan bagian caair
dari darah. Plasma membntuk sektar 5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah
sebagai media sirkulasi elmen-elemen darah yang berbntuk (sel-sel darah merah,
sel-sel darah putih, trombosit). Plasma juga berfungsi sebagai media
transportasi bahan-bahan organk dan anorganik dari satuu organ atau jaringan ke
organ atau jaringan lain. Komposisi dari plasma :
-
Air : 91-92%
-
Protein plasma : o
Albumin (bagian besar pembentuk plasma protein, dibentuk di hepar).
-
Globulin (terbentuk
di dalam hepar, limfosit dan sel-sel retikuloendotelial). Immunoglobulin
merupakan bentuk globulin.
-
Fibrinogen
-
Protrombin.
-
Unsur-unsur pokok
anorganik : Na, K, Cl, Magnesium, zat besi, Iodin
-
Unsur-unsur pokok
organik : urea, asam urat, kreatinin, glukose, lemak, asam amino, enzim,
hormon.
Fungsi Protein
Plasma :
a)
Memprtahankan
tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk pembentukan dan penyerapan cairan
jaringan.
b)
Dngan bergabung
bersama asam dan alkali protein plasma bertndak sebagai penyngga dalam
mempertahnkan pH normal tubuh.
c)
Fibringen dan
protrombin adlah penting untuk pembekuan darah.
d)
Immunglobulin
merupakan hal yang esensial dalam pertahanan tuuh melawan infeksi.
C.
Etiologi
Menurut Soedarto (2012), demam
haemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh :
a.
Virus Dengue.
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk
ke dalam Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari Tempat tipe yaitu
virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdpat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yg lainnya secara serologis virus
dengue yang termasuk dalam gens flavirus ini berdiameter 40 nonometer dapat
berkembang biak dengan b aik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang
bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK.
b.
Vektor.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vector yang kurang berperan.
Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkn antibodi seumur hidup
terhadap serootipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe
jenis yang lainnya.
D.
Patofisiologi
Menurut Huda dan Kusuma 2015
Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh manusia akan menyebabkn klien mengalami
viremia. Beberpa tanda dan gejala yang muncul seeperti demam, sakit kepla, mual
nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang mungkin
terjadi pada sistem vskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yng umum
pada sistem vaskuler yang mengakibatkan
terjadinya penngkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat
menembus dinding vaskuler selama pross perjalanan penyakit, dari mulai demam
hingga klieen mengalami renjatan berat.
Volume plasma dapat meniurun
hingga 30%. Hal ini lah yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan
sirkulasi. Adanya kebcoran plasma ini jika tidak segera di tangani dapat
menyebabkn hipokisia jaringan, asidosis metabolic yang pada akhirny dapat
berakibat fatal yaitu kematian. Virmia juga menimbulkan agresi trombosit dalam darah
sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses pembekuan 15
darah. Pubahan fungsioner pembuluh darah akibat kebocoran plasma yng berakhir
pada perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya
menimbulkn tanda seprti munculnya prpura, ptekie, hematemesis, atapun melena.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak
dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis
kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan
pekerjaan orang tua.
2.
Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dan saat demam kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara
hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi,
sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola
mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade
III, IV), melena atau hematesis.
4.
Riwayat penyakit
dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak
bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
5.
Riwayat penyakit
keluarga
Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga
klien
6.
Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari
7.
Riwayat gizi Status
gizi
anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor
predisposisinya.Anak yang menderita DHF sering mengalami. eluhan mual, muntah,
dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai
dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami penurunan
berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
Kekurangan volume
cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
ditandai dengan mukosa bibir kering
2.
Defisit Nutrisi
berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk
makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun
3.
Kurang Pengetahuan
berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
ditandai dengan kurang informasi
4.
Resiko Perdarahan
berhubungan dengan gangguaan koagulasi
(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia
5.
Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
6.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan mengeluh Lelah
C.
Intervensi rencana keperawatan
No |
Diagnosa |
Tujuan |
Intervensi |
1. |
Hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif ditandai dengan mukosa bibir kering |
Setelah dilalukan Tindakan keperawatan
1x 24 jam diharapkan hipovolemia terpenuhi. Kriteria hasil : Status cairan. Ø Turgor
kulit Ø Perasaan
lemah Ø Keluhan
haus Ø Tekanan
darah Ø Intake
cairan membaik Ø Suhu
tubuh |
Observasi : ·
Manajemen hipovolemia observasi : Pemeriksaan tanda dan gejala
hipovelemik (tekana darah menurun, membrane mukosa kering, hematocrit
meningkat) ü Monitor
intake dan output cairan Terapeutik : ü Hitung
kebutuhan cairan ü Berikan
posisi modified trendelen burg ü Memberikan
asupan cairan oral Edukasi : ü Anjurkan
memperbanyak asupan cairan oral ü Anjurkan
menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi : ü Kaloborasi
[emberian cairan IV isotonis (misalnya : naCI,RL) ü Kalaborasi
pemberian cairan IV hipotonis (misalnya : glukosa 2,5% NaCI 0,4%) ü Kalaborasi
pemberian cairan koloid (misalnya albumin plasmanate) ü Kalaborasi
pemberian produk darah ·
Pemantauan cairan Obserfasi : ü Monitor
status hidrasi ü Monitor
berat badan ü Monitor
hasil periksaan labotorium Terapetik : ü Catat intake -output dan hitung balans
cairan 24 jam ü Berikan
asupan cairan sesuai kebutuhan ü Memberikan
cairan intravena jika perlu Kalaborasi : ü Kalaborasi
pemberian diuretik, jika perlu |
2. |
Deficit nutrisi berhubungan dengan
psikologis ( keengganan untuk makan ) makanan di tandai dengan berat badan
menurun |
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan
1x24 jam diharapkan ketidak keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
di penuhi. Kriteria hasil : Status Nutrisi Ø Porsi
makanan yang dihabiskan sedang Ø Frekuensi
makanan Ø Nafsu
makan cukup membaik Ø Membran
mukosa sedang |
·
Manajemen nutrisi Observasi : ü Indentifikasi
status nutrisi ü Indentifikasi
elergi dan in toleransi makanan ü Indentifikasi makanan yang disukai ü Indentifikasi
kebutuhan kalori ü Monitor
asupan makanan ü Monitor
berat badan Terapeutik : ü Lakukan
hygiene,jika perlu ü Fasilitas
menentukan pedoman dier ü Sajikan
makanan secara manarik dan suhuyang sesuai ü Berikan
makanan tinggi serat untuk menjegah kontipasi ü Memberikan
makanan tinggi dan kalori dan tinggi protein ü Memberikan
suplemen makanan jika perlu ü Hentikan
pemberian makanan melalui selang jika asupan oral dapat di toleransi ü Berikan
makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi Edukasi : ü Anjurkan
posisi duduk jika mampu ü Anjurkan
diet yang di pogramkan Kalaborasi ü Kalaborasi
pembrian medikasi sebelum makan ü Kalaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan Obserfasi: ü Monitor
mual dan muntah ü Monitor
asupan oral ü Monitor
warna konjungtive ü Hitung
perubahan berat badan |
3. |
Defisit pengetahuan berhubungan dengan
gangguan fungsi kognitif ditandai dengan informasi. |
Setelah di lakukan Tindakan
keperawatan 1x24 jam diharapkan deficit pengetahuan meningkat |
·
Edukasi keperawatan Obserfasi : ü Indentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapetik : ü Berikan
kesempatan untuk bertanya Edukasi : ü Ajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat. |
D.
Implementasi
keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan
serangkaian Tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medist lain
untuk membantu pasien yang sebelumnya
disusun dalam rencana keperawatan
E.
Edukasi
Menurut nursalam 2011, evaluasi
keperawatan terdiri dari dua yaitu :
1. Evaluasi
formatif , evaluasi ini disebutkan juga evaluasi berjalan dimna evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
2. Evaluasi
somatif , merupakan evaluasi akhir dimana
dalam metode evaluasi ini menggunakan soap.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demam berdarah dengue adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Yang
ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam tinggi, perdarahan,
hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom
rejatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penerapan asuhan
keperawatan yan telah dilakukan,maka penulis dapat memberikan saran antara lain
: Bagi Institusi Pendidikan Disarankan kepada institusi pendidikan untuk
mengembangkan ilmu kesehatan keperawatan anak kepada peserta didik sehingga
pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi kedepannya
dan akan dapat membantu dalam mendukung untuk bahan pengajaran ilmu keperawatan
anak kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adriana,
D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika
Aini.
Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap Di Rumah
Sakit. Jurnal Pendidikan Kesehatan, Volume , No 2, oktober 2015.
Ambarwati,
Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan
Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Charnidah.
A.N. 2012. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Yogyakarta.
https://journal.uny.ac.id
Fadhillah
Harif, 2018. SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ). Jakarta
Kemenkes
RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Mauliana Y,
dkk 2018. Makalah Family Center Care. Mataram. https//id.scribe.com
Nurarif.
A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Kepearawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter & Perry. 2009. Fundamental
Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemb