DAFTAR ISI
2.1 Periode
Perkembangan Ilmu Kesehatan
2.2 Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat
2.3 Periode Ilmu Pengetahuan
(Scientific Period).
2.4.
Perkembahangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
2.5
Perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Membicarakan
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius
dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan
sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia
dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan
prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Dalam perkembangan
selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi,
yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care). Kedua pencegahan atau
preventif (preventive health care). Kedua
kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara
lain sebagai berikut. Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan
terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada
umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan
sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Sedangkan penddekatan
preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan)
masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi
masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan
dengan masayarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan, tidak seperti
dokter-pasien.
1.2
Rumusan Masalah
2.Bagaimana
perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada zaman dahulu?
3.Bagaimana
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
4.Bagaimana
perkembangan promosi kesehatan di Indonesia?
1.3
Tujuan
2.Mengetahui sejarah
umum kesehatan masyarakat.
3.Mengetahui
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia.
4.Mengetahui
perkembangan promosi kesehatan di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Periode Perkembangan Ilmu Kesehatan
a.Periode Sebelum
Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)
Sejarah kebudayaan
peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma
(The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota telah melakukan
upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukandokumen-dokumen
tentang peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air
limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb. (Hanlon,
1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC Umum
(Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan ’estetika’,
bukan untuk alasan kesehatan.
Pada
kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan alasan
kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk melakukan
supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung makan,
tempat-tempat prostitusi, dsb. (Notoadmodjo, 2005).
b.Abad Pertama sampai
Abad Ketujuh.
Pada masa ini berbagai penyakit
menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi endemik atau wabah penyakit.
Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan
masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon, 1964). Penyakit kolera
menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan Asia
Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7 India menjadi pusat
endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil
dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang
bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan
masyarakat waktu itu (Notoadmodjo, 2005).
c.Abad ke-13 sampai
abad ke-17.
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang
paling dasyat terjadi di China dan India, diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan
lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau
selamah wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Pertistiwa
tersebut dikenal dengan ’The Black Death’. Pada
abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603
terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular. Tahun1965
meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit
lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2.2 Sejarah Perkembangan Kesehatan
Masyarakat
Perkembangan
Kesehatan Masyarakat tidak terlepas dari sejarah Kesehatan Masyarakat (Public
Health), yaitu tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani Asclepius atau
Aesculapius dan Higea. Aesculapius adalah seorang dokter pertama, yang tampan
dan pandai telah melakukanpengobatan bahkan bedah dengan prosedur yang baik.
Sedangkan Higea adalah asistennya yang cantik dan melakukan pencegahan penyakit
dan mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup bersi, melaksanakan hidup
seimbang, kebersihan diri menghindari dari makanan dan minuman yang kotor dan
beracun, makan makanan yang bergizi dan cukup istirahat.
Pada akhirnya kedua
orang ini akhirnya menjadi suami istri. Mengabungkan dua aliran kesehatan yang
berbeda tapi tidak saling bertentangan, saling behubungan satu sama lain.
Aliran Aesculapius cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah sakit
yaitu melalui Pengobatan atau Kuratif. Sedangkan aliran Higea cenderung
melakukan pencegahan penyakit (preventif) serta upaya-upaya peningkatan
(promosi) kesehatan. Mitologi tersebut menjadi inspirasi bagi embrio Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat
2.3 Periode
Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).
a. Abad
ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan.
Penyakit-penyakit
yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang
sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga
ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinvektans.Vaksin Cacar oleh Luis
Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph
Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris
terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang
pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya
tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan
kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb.
John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan.
Pada akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883
Sekolah Tinggi Kedolteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan
salah satu departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908
sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan
masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya pemerintah AS membentuk
Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari Departemen Kesehatahn Kota
yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972 dibentuk Asosiasi
Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association) (Notoamodjo,
2005).
2.4.
Perkembahangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
1. Masa
Pra Kemerdekaan.
Pada tahun 1807 Gubernur
Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan pada para dukun bayi.
Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun
1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya
menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter
Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun
1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas
kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di
Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku
penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan
percontohan dan propaganda kesehatan.
2. Masa
Era Kemerdekaan.
a. Pra
Reformasi.
1). Masa Orde Lama.
Pada tahun 1951 konsep bandung
Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan
yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956
didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model
pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan
Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong Loa (Jabar),
Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan
Kalimatan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan
program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan
Nasional (HKN).
2). Masa Orde Baru.
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun
1967 diadakan seminar konsep Puskesmas. Pada tahun 1968
konsep Puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan
disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat
itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu
: KIA, KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab,
Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B.
Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi : ”Health For All
By The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet, pengembangan
dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun 1979 Puskesmas tidak ada pen’Tipe’an,
dan dikembangkan piranti manajerial Perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu ’
Micro Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan
Posyandu, yaitu pemngembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu
dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penangulangan Diare dan
Imunisasi dengan 5 Mejanya (Notoadmodjo, 2005). Pada waktu-waktu selanjutnya
Posyandu bukan saja untuk pelayanan Balita tetpai juga untuk pelayanan ibu
hamil. Bahkanpada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe,
Garam Yodium, dan suplemen gizi lainnya. Bahkan Posyandun saat ini
juga menjadi andalah kegiatan penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial)
seperti PIN, Campak, Vit A, dsb.
b. Pra
Reformasi.
Waktu terus bergulir, tahun 1997
Indonesia mengalami krisis ekonomi. Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli
masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian
dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu, JPS-BK. Tahun
1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk pemerintahan dan
menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan,
sehingga dilapangan program-prorgam kesehatan bernunasa desentralisasi dan
sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak
yang bernuasa ’politis’. Tahun 2003 JPS-BK kemudian penjadi PKPS-BBM Bidang
Kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga
dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat. Puskesmas
dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan Posyandu menjadi andalan ujung tombak
’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan. Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut
akutanbilitas dan kemitraan, sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan,
maupun bukan untuk menuntut akutanbilitas tersebut dalam berbagai bentuk
partisipasi. Sebagai ’partnersship’ LSM-LSM tersebut program kesehatan yang
bertanggung jawab adalah Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan harus menjadi
ujung tombak mewakili program kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai
pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigma (Paradigma
Sehat)petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan
melakukan advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial, baik
kepada pihak legislatif, eksekutif maupun masyarakat itu sendiri. Terutama
melalui kemitraan dengan LSM-LSM tersebut. Dengan kata lain pada era
otonomi/desentralisasi saat ini sektor kesehatan harus diperjuangkan juga
secara politik karena sebenarnya saat ini bidang kesehatan disebut juga sebagai
era ’Political Health’, maka peranan promosi kesehatan sangat menonjol dalam
ikut mengakomodasi upaya tersebut dengan berbagai strategi.
Secara universal
perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5 era, dengan dasar pembagian
5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat
pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan, seperti
pada Tabel 1.1 berikut dibawah ini.
Tabel 1.1
: Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Unsur
Pengembangan Empirical
Health Era
< 1850 Basic Science Era
(1850-1900) Clinical Science Era (1900-1950) Public Health Science Era
(1950-1900) Political Science Era
> 1900
Titik Berat Pelayanan Gejala-Gejala Penyakit Bakteri & Penyakit Pasien
(Penderita) Masyarakat/ penduduk Masyarakat dan Lingkungan Kesehatan
Cara Penyelanggaraan
Pendidikan Mengikuti petunjuk secara
mutlak dari pengajar Diagnosa
Laboratorium Polikinilk/ Balai
Pengobatan sebagai tempat praktik Kelinik
& balai Kesehatan Masyarakat dan masyakrakjat sebagai tempat praktik RS Pendidikan dan daerah lokasi
praktik
Penelitian dan
Pengembangan Pengalaman Empiris
(historical) Pengembangan
Laboratorium Pengembangan Iptek
Kedokteran Pengembangan masyarakat
dan dengan pengembangan tolok ukur dan kreteria-kreteria Selain pengembangan Iptek Kedokteran dan masy, juga
dikembangankan bidang ilmu yang lain seperti ekonomi, sosial dan politik.
2.5
Perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia.
Perkembangan Promosi
Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di
Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan
International, yaitu secara seremonial di Indonesia di mulai program
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975, dan tingkat
Internasional Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care
(Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan Primary Helath Care tersebut sebagai
tonggak sejarah cika-lbakal Promosi Kesehatan.
Khusus konvesi yang
membahas tentang Promosi Kesehatan di mulai dari Konvesi Promosi Kesehatan di
Ottawa, Kanada dengan melahirkan The Ottawa Charter tahun 1986 sampai Konvesi
Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Jakarta tahun 1997 dengan melahirkan The
Jakrata Declaration. Selanjutnya perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia
adalah seperti berikut dibawah ini.
a. Sebelum
Tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan).
Pada saat itu
istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program kesehatan
Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan, terutama pada
saat terjadi keadaab kritis seperti wabah penyaki, bencana, dsb. Sasarannya
perseorangan (individu), dengan sasaran program lebih kepada perubahan
pengetahuan seseorang.
b. Periode
Tahun 1965-1975.
Pada priode ini mulai
perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan
profesional tenaga melalui program Health Educational Service (HES). Tetapi
intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai
aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
c. Periode
Tahun 1975-1985.
Istilahnya mulai berubah
menjadi Penyuluh Kesehatan. Di Tingkat Departemen Kesehatan ada Diterektorat
PKM. PKMD menjadi andalan program sebagai pendekatan Community
Development. Saat itu program UKS di SD diperkenalkannya Dokter
Kecil. Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan masyarakat.
Saat itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi
masyarakat. Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang
kesehatan. Misi dipengaruhi oleh Deklarasai Alma Ata.
d. Periode
Tahun 1985-1995.
Dibentuklah
Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas memberdayakan
masyarakat. Sirektoral PMK berubah menjadi Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran
informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu
pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat itu adalah
perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’
tentang Promosi Kesehatan.
e. Periode
Tahun 1995-Sekarang.
Istilah PKM menjadi
Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi
tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi).
Sehingga sasaran Promosi Kesehatan bukan saja perubahan perilaku tetapi
perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan
kesehatan.Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional Promosi Kesehatan
dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century, Indonesian Policy
for The Future” dengan
melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Bahwa dalam sejarah dan perkembangan kesehatan masyarakat
Asclepius dan Higeia melakukan pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan
terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada
umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan
sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Dan perkembangan
kesehatan masyarakat ada sejak pra kemerdekaan yang kini makin berkembang di
era reformasi dengan ada promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, epidemiologi,
dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://swarajalanan.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-kesehatan.html
http://ilmukesehatanmasyarakat-dianhusada.blogspot.com/p/sejarah-perkembangan-pusat-kesehatan.html
No comments:
Post a Comment