Pengindraan
adalah organ organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang
menanganinya merupakan alat perrantar
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju
otak tempat perasaan in ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecap, penglihatan
penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul
dari dalam anatra lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut
saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang
tempat setiap organ berhubungan.
Sistem indra memerlukan bantuan sisten syaraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra
adalah sel sel tertentu yang dapat
menerima stimulus dari lingkungan maupun dari
dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf serabut saraf
ke pusat susunan saraf. Setiap organ
indra menerima stimulus tertentu, kesan yang
sesuai sebagai sistem organ indra hanya mampu menerima stimulus, menghasilkan dan mengirim stimulus dari
impuls saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu, organ indra umum, seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti puting
pengecap yang penyebarannya terbatas pada lidah.
(Syaifuddin, Anatomi Fisiologi
: 322)
1.
Bagaimana anatomi
indra penghidu?
2.
Bagaiman anatomi
indra pengecap ?
3.
Bagaimana anatomi
indra penglihatan ?
4.
Bagaimana anatomi
indra prndrngaran ?
5.
Bagaimana anatomi
indra peraba?
1.
Menjelaskan anatomi
penghidu
2.
Menjelaskan anatomi
pengecap
3.
Menjelaskan anatomi
penglihatan
4.
Menjelaskan anatomi
pendengaran
5.
Menjelaskan anatomi
peraba
- Indra Penghidu ( Penciuman )
Indra
penghidu sangat membantu dalam mendeteksi bau-bauan, serta aroma makanan. Fungsi
utamanya kemungkinan proteksi.
Penghidu adalah indra primitif,
hubungan utama penghidu
adalah dengan bagian – bagian otak
yang paling awal berkembang.
Indra penghidu
secara relatif tidak penting bagi manusia, tetapi tidak demikian bagi kebanyakan binatang.
a.
Epitelium Olfaktorius
sensori menempati beberapa
senti meter di atap hidung.
b.
Udara yang baru masuk
tidak melewati sel sel sensori secara langsung,
tetapi udara berputar
putar untuk mencapai tujuannya
c.
Untuk dapat tercium,
zat zat harus mudah menguap, dan juga dapat larut dalam lemak
Molekul-molekul zat yang
tercium terlarut dalam sekresi
kelenjar mukus lokal dan terdeteksi oleh sel –sel Olfatorius sensori yang mempunyai rambut
rambut tumpul silia dan terletak di
tengah tengah sel-sel penyongkong. Stimulasi
menyebankan impils-impuls untuk
menjalar sepanjang Serabut saraf sel-sel sensori
Serabut sarat
ini menembus atap hidung untuk masuk
ke rongga kranial tempat mereka
bergabung dengan bulb olfaktorius.
Dari
Bulb Olfaktarius saraf saraf di dalam traktus
olfaktarius melewati inti sel tertentu pada dasar otak, area
piriformis dan kemudian melalui jaras yanng kompleks
di area kortek serebi di celah antara hemister, girus singulet. (Cambridge comunication limited : 44)
- Indra Pengecap
Pengecap adalah
indra yang lebih sederhana dari pada penciuman. Kebanyakan sensasi yang
kita sebut pengecap berhubungan dengan bau dan
rasa dari makanan di dalam mulut
Reseptor-reseptor
untuk pengecap yang ditemukan
terutama di sekitar tapi permukaan
atas lidah, dan juga pada palatum
mole Kuncup
Pengecap terdiri atas kumpulan sel-sel seperti papan yang berlubang pori-pori kecil di permukaan tonjolan kecil atau Papila
Papila
memberi lidah permukaan yang kasar. Ditemukan tiga jenis papila
dalam lidah, tetapi kuncup pengecap pada ketiga mempunyai
struktur yang sama. Area yang berbeda dari
lidah cenderung mendeteksi jenis
rasa yang berbeda pula. Empat rasa dasar biasanya
digambarkan sebagai pahit, manis, dan
asin. Namun beberapa orang tidak
dapat mebedakan antara pahit dan asam, beberapa lagi dapat mengidentifikasikan perbedaan jenis rasa manis. Tidak ada hubungan
nyata antara struktur kimia dan pengecap .
Impuls dari kuncup pengecap
pada bagian depan lidah
menjalar pada serabut yang
melewati tiga saraf yang berbeda pada perjalannannya mencapai batang otak. Impils-impils dari pucuk pengecapan pada bagian belakang
lidah berjalan pada
serat-serat di sarafglosofaringeal ke batang
otak.
Selanjutnya serabut
saraf membawa sensori pengecap
dari batang otak ke lobus pariental. ( Cambridge comunication limited : 45 )
- Struktur Mata
Mata
adalaha suatu bola yang terisi cairan dengan diameter kira-kira 24mm. Struktur dasarnya adalah kamera, dengan sistem pemfokusan, mekanisme untuk mengontrol
masuknya cahaya, dan pembungkus bagian
dalam yang gelap untuk membatasi
penyebaran cahaya.
Mata terdiri
atas 3 lapisan yaitu:
a.
Lapisan dalam yaitu saraf yang sensitif cahaya, Retina
b.
Lapisan tengah
bervaskular dan berpigmen, Lapisan Koroid
c.
Lapisan pembungkus luar yang tebal,
Sklera
Cahaya memasuki
mata melalui jendela
transparan di dalam Sklera yaitu korneaMKemudian melewati Pupil
yang adalah lubang di dalam tabir
otot yang disebut iris. Iris ini
berpigmen. Iris dapat berkontraksi
dan berdilatasi terhadap berbagai
jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Cahaya
di fokuskan sebagai bayangan terbaik
pada Retina di belakang mata. Retina
hampir transparan dan bagian anterior mata mempunyai penampilan hitam coklat gelap
karena lapisan koroid yang berpigmen
Serabut
serabut saraf dari retina menjalar melalui sekelompok lubang lubang
di dalam sklera,
pada diskus optikus
membentuk saraf optikusM Ruang antara
lensa dan kornea, bilik anterior mata, terisi dengan cairan Aqueus Humor. Aqueus Humor
diskeresi oleh korpus siliaris
dibawah tekanan. Tekanan ini adalah salaha
satu faktor yang mempertahankan bentuk bulat
dari bola mata. Kanal schlemn mengelilingi
pertemuan kornea dan sklera. Kanal ini terletak
jauh di dalam sklera pada tepi bilik anterior mata (Cambridge comunication limited : 49)
2. Mekanisme Pemfokusan
Sebagian besar
kekuatan berfokus mata adalah karena
reflaksi cahaya oleh kornea. Reflaksi cahaya oleh lensa
mata sangat penting; kurvatura lensa
dapat berubah sehingga cahaya selalu berfokus pada retina.
Lensa
adalah transparan yang berwarna kuning
pucat. Lensa ini dapat dipertahankan
datar oleh tegangan normal dari bola
mata, dan di pertahankan oleh ligamentum suspensori.
Bentuk
lensa diubah-ubah oleh otot siliaris,
yang berada didalam korpus siliaris. Bila lensa berkontraksi
otot siliaris menarik korpus siliaris kedepan,
mengendurkan tegangan pada lensa dan memungkinkannya menonjol.
Cahaya pada objek dekat kemudian
dapat di fokuskan
pada retina. Otot siliaris
rileks bila mata harus memefokuskan cahaya dari objek jauh pada retina.
Otot
siliaris dipersyarafi oleh serat-serat saraf
parasimpatis dari saraf akulomotor. Iris adalah tameng otot
polos yang berlubang pada pupil. Ukuran pupil berubah-ubah sesuai dengan
perubahan kondisi cahaya, berdilatasi
pada gelap dan berkontraksi pada
cahaya terang sehingga mencegah stilulasi
berlebihan pada retina. Ukuran pupil diatur
oleh kontraksi serat-serat otot dilator radialis dan
konstriktor sirkularis di iris. Sreat-serat ini dipersarafi oleh saraf para simpatis dari saraf karnial ke
tiga. (Cambridge comunication limited : 50)
3. Retina
Retina melapisi
setengah bagian belakang
interior mata. Retina mendapat
nutrisi dari pembuluh
darah yang membentuk
pola seperti pohon pada permukaannya.
Tidak terdapat pembuluh darah diatas
makula lutea yang terletak di bagian
tengah belakang mata. Pda bagian
tengah makula lutea, berlawanan
secara langsung dengan lensa adalah lubang dangkal,
yaitu fovea dimana beberapa sel
sensitif cahaya berkumpul bersama.
Pada
bagian dalam (nasal) makula lutae
adalah diskus optikus tempat serabut
saraf meninggalkan mata. Pada diskus
ini tidak terdapat sel- sel yang
sensitif terhadap cahaya, yang menyebabkan titik buta 15° ke bagian luar penglihatan tengah. Individu biasanya
tidak menyadari titik
buta. (Cambridge comunication limited : 51)
4. Masuknya Cahaya Ke Dalam
Mata
Sinar
memasuki mata pertama-tama melewati neuron-neuron
pada permukaan retina, sebelum
merangsang sel-sel yang sensitif terhadap cahaya. Sel-sel yang sensitif
terhadap cahaya ada dua jenis:
a. Sel
batang, yang dapat berfungsi pada
cahya gelap, tetapi tidak mengenali
warna.
b. Sel kerucut yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna. Impuls dari sel batang dan kerucut di transmisikan pertama
ke sel-sel bipolar dan kemudian ke
sel-sel ganglion yang aksonnya melewati retina
dan meningalkan mata pada diskus optikus sebagai saraf optikus Granula
berpikmen pada sel-sel dalam lapisan koroid dapat menggerakan keatas dan kebawah prosesus
antara sel batang dan kerucut
untuk membatasi penyebaran cahaya dari satu sel ke sel berikutnya. (Cambridge comunication limited : 51)
5. Sel Batang Dan Kerucut
Sel
batang di temukan di semua retina kecuali pada fovea. Sel-sel batang ini berisi
rodopsin (penglihatan warna ungu), derivat
vitamin A. Pigmen
ini berwarna ungu pada keadaan gelap tetapi pucat oleh cahaya
yang dapat terlihat. Bila pucat impuls-impuls saraf di transmisikan dari sel batang.
Sel
kerucut paling banyak di temukan pada makula lutea meskipun mereka juga menyebar pada seluruh retina.
Sel kerucut merupakan satu-satunya
sel pada fovea, tempatnya berkumpul dengan rapat. Setiap sel kerucut mengandung satu dari tiga pigmen terpisah
yang masing-masing dari ketiganya di
pucatkan oleh cahaya dari warna yang
berbeda. Pola yang berbeda dari respons-respons sel kerucut uni memungkinkan warna yang berbeda
dapat dibedakan.
Terdapat
120 juta sel batang dan 7 juta sel kerucut pada setiap mata. Sedangkan saraf optik hanya mengandung
800 ribu serabut, banyak sekali sel
batang dan kerubut harus berbagi setiap serabut saraf Namun difovea setiap sel bipolar di hubungkan pada sedikit
sekali sel kerucut.
Hal
ini menjamin sensitifitas ekstrim dari bagian mata ini; mata normal
mampu melihat detil yang sangat
halus.
Pada
bagian perifer dan retina terdapat
banyak sel-sel batang. Sekitar 300
atau lebih sel-sel batang mengisi
setiap sel ganglion. Kumpulan sel batang ini membentuk
sirkuler keci pada retina.
Batang
tengah pada bidang ini membangkitkan sel ganlion sementara sel batang bagian luar menghambatnya. Bayangan
dari objek bergerak
melewati bidang ini
pertama-tama menyebabkan penurunan kemudian peningkatan
cepat, dan kemudian penurunan kembali pada impuls pada sel ganglion. Karenanya bagian perifer retina terutama
sensitif pada gerakan banyangan dari
pada detil halus. (Cambridge comunication limited
: 53)
6. Jaras Visual
40% dari input sensorik otak adalah
visual. Area
yang terlihat oleh kedua mata sangat rumpang tindih, tetapi area yang terlihat agak berbeda. Lapang
pandang temporal dari tiap mata lebih besar dari pada lampang pandang
nasal dari hidung dan pipi.
Berkas cahaya
dari objek dalam lapang pandang
temporal jatuh pada
sisi nasal dari retina, dan berkas cahaya dari objek dalam lapang pandang
nasal jatuh pada sisi temporal
dari retina.
Serat saraf dari sisi nasal kedua
retina saling menyilang pada perpaduan
saraf optik kiasma optikus, yang ada
di dalam rongga kranial. Serabut
saraf dari sisi temporal mata tidak menyilang. Semua impuls
melewati korteksi kiri semua serabut bersinaps pada korkus genikulata lateral dan kemudian melewati
radiasi
optikus yang luas melalui
otak ke korteks visual pada puncak lobus oksipital.
Interpretasi dan analisis apa yang dilihat dilakukan oleh korteks oksipital. Keseluruhan visual tentang
dunia kemudian di bagi oleh garis vertikal sentral. Semua impuls yang berasal dari lapang pandang
kiri “terlihat” oleh setengah otak kanan dan sebaliknya.
(Cambridge comunication limited : 53)
7. Perlindungan Terhadap
Mata
Mata
terdapat di dalam tulang orbita dengan diameter dua kali diameter mata, tulang orbita di bantali dengan lemak dan berisi
otot- otot yang mengerakan mata dan kelenjar
yang mengsekresi air mata. Ruang antara
bola mata dan kelopak
mata adalah kantung konjungtival Kantung konjungtival dilapisi oleh
konjungtiva, epitelium skuamosa
yang menutupi anterior
kelopak mata dan permukaan bola mata.
Kelopak mata dikuatkan oleh piringan tarsal fibrosa yang mengandung kelenjar
tarsal. Bagian ini mengsekresi cairan berminyak yang
mengurangi evaporasi air mata. Air mata disekresi oleh
kelenjar raklimalis ke dalam kantung konjungtifa atas. Air mata di sebarkan
oleh kelopak mata saat
berkedip dan dengan demikian melembabkan kornea yang mempertahankannya tetap bersih dan jernih.
Air mata juga mengandung enzim lisozim antibakteri.
Kantung
konjungtival terletak berhadapan dengan sisi hidung tepat di dalam orbita. Kantung ini terkompresi
saat kelopak mata menutup dan kemudian
berfungsi sebagai pompa penghisap, yang
membuang kelebihan air mata ke dalam
rongga hidung.
Kelopak
mata di bukak oleh aksi otot palpebra
levator dan menutup oleh okuli orbikularis yang mengelilingi mata
di dalam kelopak mata. Kelopak mata menutup saat
berkedip, dan juga menutup secara
refleks untuk melindungi mata dari benda asing. (Cambridge comunication limited : 54)
8. Gerakan Mata
Bola mata berputar dalam arah yang berbeda oleh 6 otot. Empat otot-otot rekti
muncul dibelakang orbita pada sisi
nasal, di tempat keluarnya saraf optikus.
a. Rektus
medialis membalik mata kearah
dalam.
b.Rektus
lateralis membalik mata kearah
luar.
c. Rektus
superior memutar mata keatas dan kedalam.
d.
Rektus inferior memutar
mata kebawah dan kedalam.
Mata kanan dilihat dari atas. Dua otot lainnya adalah
oblikus inferior dan superior
a. Oblikus superior
melewati suatu katrol.
Tendonnya berinsersi dibelakang mata. Tendon ini memutar mata
kebawah dan keluar
b. Oblikus
inferior memutar mata ke atas dan keluar. Ini satu- satunya otot yang muncul dari depan orbita
Sebagian
besar otot-otot mata dipersarafi oleh
saraf krnial ketiga (akulomotor).
Rektus lateral dipersarafi oleh
saraf kranial ke enam dan oblikus superior
oleh krnial keempat. (Cambridge comunication limited : 55)
1. Struktur Telinga
a. telinga
luar, yaitu terdiri atas pinna (telinga
yang dapat di lihat) dan meatus
auditori eksternal yang panjangnya kira-kira 25 mm dan berujung pada gendang telinga atau membran
timpani.
b. telinga
tengah yang merupakan rongga berisi
udara, mengandung 3 tulang auditorius
yaitu malleus, inkus , stapes.
c. telinga
dalam yang mengandung koklea , organ indra untuk pendengaran, kanalis semisirkularis yang mendeteksi rotasi kepala
b.
vestibula, yang berkenaan
dengan posisi.
Tuba auditorius (
Eustachian atau faringotompanik) menjalar dari
telinga tengah ke nasofaring. Tuba ini terbuka
selama menelan dan karenannya
memastikan udara dalam telinga tengah tetap padatekanan atmosfir.
Membran yang
menembus jendela oval dan jendela
bulat memisahkan telinga tengah dan
telinga dalam. (Cambridge comunication limited
: 59)
2. Telinga Dalam
Organ pendengaran dan keseimbangan sangat berkaitan dengan telinga tengah.
Organ ini berbagi
saraf krnial (kedelapan). Telinga dalam terdiri atas tuba yang halus,
rumit dan berisi cairan dikenal sebagai labirin membranosa.
Bagian ini terletak di dalam tulang labirin,
yang merupakan ruang
tersembunyi di dalam tulang petrous di dasar tengkoral.
Kanalis
semisirkularis berkenaan dengan rotasi dan berisi
duktus semisirkularis. Bagian
ini masing- masing berujung
pada ampula. Vestibula berkenaan
dengan posisi dan berisi
urtikulus dan sakulus. Koklea berkenaan dengan pendengaran. Ini berisi duktus koklear
Setiap
bagian labirin membranosa mengandung area yang berisi sel- sel rambut sensoris yang sangat halus,
yang mengirim impuls ke otak sepanjang saraf kranial kedelapan. Meskipun demikian
rumitnya, semua area sensori dari telinga dalam
mempunyai bentuk dasar sama. Dalam tulang labirin
terdapat cairan encer jernih yang kaya ion-ion
natrium – perilimfe. Labirin membranosa adalah tuba tipis yang mengapung
dalam perilimfe. Labirin
membranosa mengandung cairan
yang kaya ion-ion
kalium – endolimfe.
Pada
beberapa area labirin membranosa menebal oleh bercak epitel sensori
yang terdiri atas ribuan sel sel rambut. Area sensori
ini ditutpi oleh massa gelatinosa yang keras.
Gerakan relatif diantara
sel-sel rambut dan area massa gelatinosa menyebabkan perubahan kecepatan dilepaskan impuls
saraf. Setiap
sel rambut mempunyai satu rambut besar yang menonjol sel- sel rambut tersebut,
dan sejumlah rambut-rambut kecil.
Semua rambut tertanam dalam lapisan massa gelatinosa di atasnya, dan pada saat istirahat menghasilkan
impuls saraf pada kecepatan mantap disepanjang serabut sarafnya Bila gerakan
menyebabkan rambut kecil menekuk kerah rambt besar maka kecepatan
pelepasan impuls saraf meningkat. Bila gerakan
menyebabkan rambut kecil menekuk menjauhi rambut besar maka kevepatan
impuls saraf menurun.
Karena
sel-sel rambut mengarah pada arah yang berbeda pada bagian-bagian yang berbeda
dari epitelium sensori,
maka impuls saraf
memberi otak informasi yang akurat tentang jauh dan jumlah perubahan
tempat korpus gelatinosa.
Perubahan
dari bentuk dasar ini terjadi pada koklea (yang mendeteksi vibrasi
bunyi), di dalam atrikulus
dan sakulus (yang mendeteksi
posisi), dan didalam kanalis semisirkularis (yang mendeteksi rotasi) (Cambridge comunication limited : 60)
3. Mekanisme Mendengar
Aurikel menyalurkan
grlombang bunyi ke meatus auditorius eksternal
dimana mereka menyebabkan gendang telinga bergetar.
Malleus terikat pada gendang telinga dan seterusnya
oksikel bergetar serta mentansmisikan
getaran ke lempeng kaki stapes pada jendela oval telinga dalam. Getaran kemudian
ditransmisikan koklea.
Amplifikasi (pengaturan bunyi) terjadi didalam
telinga tengah karena:
a.
Osikel bekerja
sebagai sistem tuas dan meningkatkan ukuran getaran sebanyak setengahnya.
b.
Semua energi
bunyi yang jatuh pada gendang telinga besar
yang dikonsentrasikan pada
jendela oval kecil yang memperkuat dengan suatu faktor kira-kira 15
Koklea adalah
tuba menggelung dengan dasar bulbus seperti rumah siput. Koklea dibagi dalam tiga kompartemen. Kompartemen atas bergabung
pada labirin pada dasar dimana terletak jendela
oval.
Kompartemen
yang lebih bawah berujung pada jendela bulat pada dasar koklea. Kedua kompartemen ini mengandung perlimfe.
Kompartemen
tengah yang mengandung endolimfe, benar-benar
tertutup. Dasar dari kompartemen tenagh yaitu membran balisar menahan organ corti, yaitu pita sel-sel
rambut sensori dimana rambut- rambut yang meluas ke membran tektorial diatasnya.
Getaran
ditransmisikan oleh lempeng kaki stapes ke kompartemen atas dari koklea. Dari sisni getaran
ditransmisikan ke membran baliser
dan dari situ melewati kompartemen ke bawah ke jendela bulat.
Jendela
bulat bergetar dengan arah yang berlawanan dari jendela oval dan karenanya cairan
di dalam telinga tengah dapat bergetar dan bebas. Pola getaran
pada membran balisar
bervariasi sesuia tinggi
nada bunyi memungkinkan tinggi nada dapat
didiskriminasi. Nada suara tinggi menyebabkan
getaran bagian basal membran. Nada suara rendah menyebabkan semua membran
bervibrasi/bergetar
Serabut saraf
dari organ Korti mempunyai korpus sel-selnya pada ganglion spiral berdekatan dengan koklea. Impuls saraf menjalar
melalui saraf kranial kedelapan dan batang ke otak lobus temporal dimana
bunyi dianalisis. (Cambridge comunication limited : 62)
4. Keseimbangan
Rotasi kepala
berdeteksi oleh tiga duktus
semisirkularis. Yang merupakan tuba melengkung
yang terbuka ke utrikulus. Mereka
terletak di sudut kanan satu sama
lain, seperti tiga sisi pada sudut kotak. Masing-masing duktus semisirkularis melebar kedalam ampula pada satu ujungnya.
Ampula mengandung satu
tonjolan sel rambut, kista, dan massa gelatinosa
berbentuk kubah diatas yaitu kapula, kapula hampir menutup duktus, tetapi bebas berayun.Bila rotasi terjadi dibidang
kanal, cairan idnolimfe di dalam kanal cenderung tertinggal di belakang karena inersia.Gerakan menyebabkan kapula
sedikit terangkat, menerpa rambut- rambut sel sensori. Ini menyebabkan perubahan output impuls saraf.
Karena adanya kanal
pada setiap bidang informasi, saat rotasi kepala dalam bidang mana saja akan ditransmiskan ke otak.
Telinga manusia cukup sensitif untuk
mendeteksi rotasi yang sangat lambat yaitu memerlukan satu menit untuk
menyelesaikan satu revolusi. Gerakan
pada garis lurus, dan posisi, dideteksi oleh artikulus dan sakulus.
Pada masing-masingnya terrdapat
tonjolan sel yaitu makula.
Makula dari artikuslus dan makula dari makula dari sukulus terletak
pada sudut kanan satu sama lain.
Membran otolith
gelatinosa yang mengandung banyak kristal garam
kalsium, atau otolith memenuhi
setiap makula. Bila posisi
kepala diubah maka otolith bergerak. Sel sel rambut
pada setiap makula sangat
teratur, segingga arah yang tepat dan derajat gerakan otolith dapat
dideteksi dan ditrnasmiskan ke otak.
Impuls-impuls dari kanalis semisirkularis, urtikulus dan sakulus
dibawa melalui saraf kranial
kedelapan ke batang otak. Impuls-impuls menyebar
dari sini ke otot-otot pada tungkai, trunkus dan leher, dan ke otot mata, sehingga tubuh dapat segera mengkompensasi terhadap perubahan posisinya. Beberapa
impuls disebarkan ke korteks lobus temporal dimana impuls-impuls ini mencapai kesadaran. (Cambridge comunication limited : 64)
1. Propioseptor
Propioseptor
adalah resptor sensori yang mendeteksi tegangan pada otot sendi, ligamen, dan tendon. Mereka menginformasikan otak tentang posisi berbagai bagian tubuh, dan
dengan demikian memungkinkan gerakan
anggota badan terkontrol secara akurat.
Propioseptor meliputi
hal berikut :
a.
Gelondong Otot
Panjangnya
kira-kira 1-2mm dan terletak diantara serat-serat otot rangka. Gelondong otot mengirim impuls-impuls
saraf saat meregang, dengan demikian
memberikan informasi tentang
tegangan otot. Gelondong oto sendiri mengandung beberapa serat otot lurik tipis dengan suplai saraf independen sendiri. Bila serat ini berkontraksi menyebakan sensitivitas gelondong otot berubah.
b.
Organ tendon golgi
Organ ini distimulasikan oleh perubahan tegangan
pada tendon.
c.
Korpuskel pacinian
Terjadi pada kapsul sendi dan pada kulit dalam.
Korpuskula berespon terhadap
tekanan.
Semua
reseptor ini berespon terhadap perubahan kondisi dengan menyebabkan perubahan kecepatan impuls saraf yang dilepaskan. Perubahan kecepatan ini hilang dengan
cepat dalam kondisi konstan sejalan
resptor beradaptasi terhadap rangsang. Karenannya reseptor ini lebih
sensitif terhadap perubahan dari pada kondisi
status mantap. Informasi tentang posisi ditransmisikan
pada serebelum tempatnya digunakan
untuk memepertahankan postur dengan perubahan
ketidaksadaran pada otot anggota badan dan trunkus. (Cambridge comunication limited : 69)
2. Sensasi Kulit
Kulit sensitif
terhadap berbagai rangsangan. Sensitivitasnya bervariasi; ujung jari dan wajah sangat sensitif, kulit punggung kurang
sensitif.
Pada kulit
tidak berbulu sentuhan dikenali oleh Diskus Merkel’s
Dan Korpusel Meissner Pada kulit yang berbulu terdapat susunan serabut saraf disekitar radiks rambut yang berespons terhadap gerakan rambut.
Terdapat beberapa ujung saraf bebas pada
kulit dan jaringan yang lebih dalam,
yang bertanggung jawab terhadap
pemahaman sentuhan, nyeri, dan suhu.
Sistem
indra pada tubuh manusia sangat penting bagi
proses aktivitas/kegiatan pada
manusia. Indra adalah orkan akhir yang dikhususkan fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun
dalam tubuh. Manusia memiliki
beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang membantu menopang aktivitas sehari-harinya.
Adapun indra yang dimiliki
oleh manusia beserta
fungsinya, yaitu :
1.
Indra penglihatan (untuk melihat)
2.
Indra pendengaran (untuk proses pendengaran pada manusia)
3.
Indra penciuman
(untuk proses pembauan)
4.
Indra perasa (untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan
yang masuk)
5.
Indraaa peraba (untuk
sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia). Ssemua indra mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam
tubuh manusia. Dan apabila terjadi
gangguan pada salah satu sistem indra di atas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan
pada aktivitas yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas
1.
Di harapkan
untuk lebih mejaga
kesehatan indra yang kita miliki
agar bisa kita
gunakan dengan baik
2.
Agar lebig mengetahu
apa yang bisa menyebabkan disfungsi pada sisitem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan
pada sistem indar
yang kita miliki.
Cambridge Communication Limited(1999).Anatomi Fisiologi
Sistem Lokomotor Dan Pengindraan Edisi
2.EGC, Jakarta.
Drs. H. Syaifuddin,AMK(2002).Anatomi Fisiologi
untuk mahasiswa keperawatan.EGC,Jakarta. Evelyn
C. Pearce (2009).
Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis.Gramedia, Jakarta.
Rosi. (2009). Mengenal Sistem Indera dan
Saraf Manusia. Solo : Graha Printama Seleras.
Sari, Maya (2015)
https://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bagian-telinga-tengah
DosenBiologi.com/27/03/2021.
Suryabrata, Sumardi. (1991). Metodologi
Penelitian. Jakarta : Rajawali Press.
Suyadi. (2019). Pengembangan Potensi Panca
Indera (Pendengaran dan Penglihatan) dan Akal dalam Pendidikan Islam Persfektif
Al Qur‟an Surat An-Nahl Ayat 78 Kajian Tafsir Al-Mishbah dan Ibnu Katsir.
Tesis. Banten : Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin.
Syaifudin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia
untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tanjung, Indayana Febriani dan Enni
Halimatussa‟diyah. (2017). Biologi Umum. Medan : Tadris Biologi UINSU.
Taqiyuddin, Muhammad. (2020). Panca Indera
dalam Epistomologi Islam. TASFIYAH Jurnal Pemikiran Islam. 4 (1), 113-138.
No comments:
Post a Comment