DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Pengertian
Teori Pendidikan........................................................................ 3
B. Macam-Macam
Teori Pendidikan................................................................ 4
C. Hukum
– hukum Dasar Teori Dalam Pendidikan........................................ 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya
soal mengajari atau belajar bersama, pendidik memiliki acuan dalam mendidik,
serta teori-teori pendidikan yang diajari dalam mata kuliah ilmu pendidikan.
Selain itu kita dapat mempelajari pendidikan secara teoritis melalui perenungan
– perenungan yang mendalam yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu konteks
yang lebih luas yang disebut teori pendidikan, maupun dapat juga mempelajari
pendidikan secara praktis melalui kegiatan akademis dan empiris yang bersumber
dari pengalaman – pengalaman pendidikan yang disebut praktik pendidikan.
Teori dan konflik pendidikan
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, hal-hal tersebut memiliki
hubungan komplementer yang saling mengisi satu sama lainnya. Praktik pendidikan
seperti pelaksanaan pendidikan dalam lingkungan keluarga, pelaksanaan
pendidikan di sekolah, pelaksanaan pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan
sumber dalam penyusuanan suatu teori pendidikan. Suatu teori pendidikan dapat
dijadikan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktik pendidikan.
Kenyataannya, banyak
orang yang belum mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan, tapi ia
juga dapat menjadi seorang pendidik yang baik, berhasil dalam membimbing
murid-muridnya. Sebaliknya juga dapat terjadi, seorang teori ahli pendidikan,
belum dapat dijamin bahwa ia akan menjadi seorang pendidik yang baik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud teori pendidikan?
2.
Macam-Macam
Teori Pendidikan
3.
Hukum – hukum
Dasar Teori Dalam Pendidikan
C.
Tujuan
1.
Mengetahui yang
dimaksud teori pendidikan
2.
Mengetahui
macam-macam teori pendidikan.
3.
Mengetahui
Hukum-hukum Dasar Teori Dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Pendidikan
Teori pendidikan adalah
teori yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satu penerapan teori
belajar yang terkenal adalah teori dari John Dewey yaitu teori “learning by
doing”. Teori belajar ini merupakan sub ordinat dari teori pendidikan.
Karenanya sebelum membahas teori belajar tersebut, perlu diuraikan pengertian
teori pendidikan.
Teori pendidikan
merupakan seperangkat penjelasan yang
rasional sistematis membahas tentang aspek- aspek penting dalam pendidikan
sebagai sebuah sistem. Mudyahardjo (2002) menjelaskan bahwa teori pendidikan
adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ihkwal pendidikan yang
disajikan dalam sebuah sistem konsep. Pendidikan sebagai sistem mengandung arti
suatu kelompok tertentu yang setidaknya memiliki hubungan khusus secara timbal
balik dan memiliki informasi.
Pengertian teori
pendidikan memiliki perbedaan mendasar dibandingkan dengan teori dalam sains.
Teori pendidikan pada awalnya mengambil sedikit saja dari tahap pengamatan atau eksperimen melalui metodis
sistematis terhadap sesuatu yang berhubungan dengan konsep dan proses
pendidikan. Teori pendidikan yang dikemukakan
tokoh-tokoh pendidikan klasik seperti Plato, Rousseau, atau Froebel
misalnya berakar pada asumsi khusus tentang apa yang dapat dilakukan atau harus
dilakukan dalam pendidikan, dan berdasarkan asumsi tersebut memberikan
rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan oleh guru atau pihak lain terhadap
pendidikan.
Karenanya pada awalnya
pandangan terhadap pendidikan seperti yang diungkapkan oleh Plato, Roesseau
serta lainnya tidaklah berdasar pengamatan empirik dan karenanya tidak pula
dapat di cek kebenarannya melalui pengujian metode ilmiah. Teori pendidikan
tidaklah bekerja seperti teori ilmiah, dan akibatnya tidak bisa pula mengambil
validitas dari metode ilmiah. Kebenaran dari sebuah teori pendidikan tidaklah
ditentukan berdasarkan paradigma ilmiah, tetapi memiliki cara dan polanya
tersendiri.
Ruang lingkup dari
teori pendidikan pun terdiri dari teori umum dan teori khusus. Moore (2001)
menjelaskan yang dimaksud teori khusus pendidikan membahas secara mendalam
aspek pedagogis, seperti bagaimana cara yang paling efektif untuk belajar dan
mengajar. Teori belajar merupakan salah satu dari teori khusus pendidikan.
Sedangkan teori umum pendidikan adalah teori yang luas dari segi cakupan dan
tujuannya. Teori umum pendidikan tidak hanya sebuah rekomendasi tentang kondisi
pembelajaran yang efektif tetapi juga rekomendasi untuk membentuk dan
menghasilkan tipe manusia tertentu, kadang-kadang juga tipe masyarakat ideal.
Teori umum pendidikan memperhatikan masalah sekitar membentuk manusia ideal dan
pembahasannnya tidak hanya bertumpu pada apa yang dianggap sebagai cara terbaik
mengajar tetapi meluas pada persoalan apa yang harus diajarkan dan untuk tujuan
apa.
B.
Macam-Macam Teori Pendidikan
1.
Teori
Koneksionisme
Edward Lee Thorndike
adalah tokoh psikologi yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran. Teorinya dikenal dengan teori
Stimulus-Respons. Menurutnya, dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S)
de¬ngan respons (R). Stimulus akan memberi kesan ke-pada pancaindra, sedangkan
respons akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Asosiasi seperti itu
disebut Connection. Prinsip itulah yang kemudian disebut sebagai teori
Connectionism.
Thorndike merumuskan
teorinya ke dalam tiga hukum dasar (Suwardi, 2005: 34-36), sebagai berikut:
a.
Hukum Kesiapan
(The Law of Readiness)
Hukum ini memberikan
keterangan mengenai kesiapan seseorang merespons (menerima atau menolak)
terhadap suatu stimulan. Pertama, bila sese¬orang sudah siap melakukan suatu
tingkah laku, pelaksanaannya akan memberi kepuasan baginya sehingga tidak akan
melakukan tingkah laku lain. Kedua, bila seseorang siap melakukan suatu tingkah
laku tetapi tidak dilaksanakan, maka akan timbul kekecewaan. Akibatnya, ia akan
melakukan ting¬kah laku lain untuk mengurangi kekecewaan. Ketiga, bila
seseorang belum siap melakukan suatu perbuatan tetapi dia harus melakukannya,
maka ia akan merasa tidak puas. Akibatnya, orang tersebut akan melakukan
tingkah laku lain untuk menghalangi terlaksananya tingkah laku tersebut.
Keempat, bila seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku dan tetap tidak
melakukannya, maka ia akan puas.
b.
Hukum Latihan
(The Law of Exercise)
Hukum ini dibagi
menjadi dua, yaitu hukum penggunaan (the law of use), dan hukum bukan
penggunaan (the law of disuse). Hukum penggunaan menyatakan bahwa dengan
latihan berulang-ulang, hubungan stimulus dan respons akan makin kuat.
Sedangkan hukum bukan penggunaan menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan
respons akan semakin melemah jika latihan dihentikan.
c.
Hukum Akibat
(The Law of Effect)
Hubungan
stimulus-respons akan semakin kuat, jika akibat yang ditimbulkan memuaskan.
Sebaliknya, hubungan itu akan semakin lemah, jika yang dihasilkan tidak
memuaskan. Maksudnya, suatu perbuatan yang diikuti dengan akibat yang
menyenangkan akan cenderung untuk diulang. Tetapi jika akibatnya tidak
menyenangkan, akan cenderung ditinggalkan atau dihentikan. Hubungan ini erat
kaitannya dengan pemberian hadiah (reward) dan sanksi (pun¬ishment).
2.
Teori Classical
Conditioning
Tokoh yang mengemukakan
teori ini adalah Ivan Petrovich Pavlov, warga Rusia yang hidup pada tahun 1849-1936.
Teorinya adalah tentang condi¬tioned reflects. Lewat penemuannya, Pavlov
meletakkan dasar behaviorisme sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi berbagai
penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori belajar.
Prinsip belajar menurut
Pavlov adalah sebagai berikut:
a.
Belajar adalah
pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan/ mempertautkan antara
perangsang (stimulus) yang lebih kurang dengan perangsang yang lebih lemah.
b.
Proses belajar
terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan lingkungan.
c.
Belajar adalah
membuat perubahan-perubahan pada organisme/individu.
d.
Setiap
perangsang akan menimbulkan aktivitas otak.
e.
Semua aktivitas
susunan saraf pusat diatur oleh eksitasi dan inhibitasi.
C.
Hukum – hukum Dasar Teori Dalam Pendidikan
Usaha pendidikan
dilakukan atau diusahakan manusia berdasarkan keyakinan tertentu. Keyakinan ini
didasarkan atas suatu pandangan, baik filosofi maupun teoritis (ilmiah). Asas
demikian merupakan titik tolak yang wajar. Artinya, tiap orang akan melakukan
suatu pekerjaan jika tujuan dan hasil pekerjaan itu mereka yakini dapat
menacapai tujuan ?. Demikian pula pendidikan secara melembaga.
Keyakinan ini disebut
para ahli sebagai hukum – hukum dasar dan teori – teori pendidikan. Dapat juga
kita nyatakan sebagai ide – ide dalam filsafat pendidikan yang meliputi :
- Teori (hukum) Empirisme
Ajaran filsafat empirisme
yang diperoleh oleh John Locke (1632 – 1704) mengajarkan bahwa perkembangan,
terutama pendidikan, John locke berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai
kertas putih, dan lingkungan itulah yang “ menulis “ kertas putih itu.
- Teori (hukum) Nativisme
Ajaran filsafat Nativisme
yang dapat digolongkan filsafat idealisme berkesimpulan bahwa perkembangan
pribadi hanya ditentukan oleh faktor hereditas, faktor dalam yang berarti
kodrati tokoh Nativisme Arthur Sehopenhever (1788 – 1860) mengumbap pembawaan
yang bersifat kodrati dari lahir, yang tidak dapat diubah oleh pengaruh alam
sekitar atau pendidikan itulah kepribadian manusia.
- Teori (hukum) Konvergensi
Teori ini dikemukakan
oleh Wiliam Sterm (1871 – 1938) menggambarkan bahwa perkembangan pribadi
sesungguhnya adalah hasil proses kerjasama kedua faktor (potensi – hereditas)
maupun faktor eksternal (lingkungan, pendidikan). Tiap pribadi adalah hasil
konvergensi faktor – faktor internal dan eksternal.
Ketiga teori tersebut
dikenal sebagai asas – asas filsafat pendidikan aliran – aliran empirisme,
idealisme dan realisme, masing – masing mempunyai penganut hingga sekarang
dengan segala variasinya sejalan dengan perkembangan ilmu jiwa, ilmu pendidikan
dan filsafat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Intinya teori adalah keterkaitan
antara konsep-konsep.
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Teori pendidikan adalah
teori yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Macam-macam teori tersebut
adalah :
1.
Teori
Koneksionisme
2.
Teori Classical
Conditioning
B.
Saran
Setelah membaca uraian
di atas, hendaklah kita sebagai calon guru mempelajarai Ilmu Pendidikan
khusunya teori-teori pendidikan karena akan bermanfaat bagi diri sendiri
khususnya dan peserta didik kita dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Gunansyah,
Ganes. Hand out. Dasar-dasar Pendidikan.
2008.
Nurani
Soyomukti. 2010. Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo)Liberal,
Marxis-Sosialis, Postmodern. Ar-ruzzmedia, Yogyakarta. Cetakan: I,
S,
Nasution. 2004. Didaktik Asas-asas
Mengajar.Cet-3. Jakarta. Bumi Aksara.
Surya,
Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani
Quraisy,2004
Syah,
Muhibbin. 2008 Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Cet-13. Bandung.
Rosdakarya.
Syaripudin,
Tatang. 2006. Landasan Pendidikan. Bandung. Sub Koordinator MKDP Landasa
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Iniversitas Pendidikan Indonesia.
http://id.wikipedia.org
http://silverhawk.student.umm.ac.id/category/teori-teori-pendidikan/
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-teori-pendidikan.html