BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada malam hari kita dapat melihat bintang-bintang yang bersinar terang di
langit. Bintang itu terlihat seperti sebuah titik yang bersinar, padahal jika
kita ketahui bintang itu berbentuk bola besar yang bersinar terang. Disebabkan
karena jarak bumi yang jauh dari bintang, maka bintang terlihat seperti sebuah
titik.
Ilmu perbintangan telah digunakan sejak zaman Mesir Kuno.
Ditemukan beberapa artefak-artefak yang menjelaskan tentang bintang-bintang
tersebut. Pada saat ini cabang ilmu yang mempelajari tentang bintang adalah ilmu Astronomi.
Pada saat sekolah menengah atas. Kita hanya mengetahui
bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri, akan
tetapi kita tidak mengetahui apa penyusun utama dari sebuah bintang. Apakah
suatu bintang dapat hancur? Dan apa itu rasi bintang?
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk membantu
pembaca dalam memahami materi ilmu bintang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa materi utama penyusun sebuah
bintang, macam-macam bintang, dan ciri-ciri bintang?
2. Bagaimana cara sebuah bintang dapat
berevolusi?
3. Apa itu rasi bintang dan bagaimana cara pengamatan
bintang?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui materi penyusun
sebuah bintang. macam-macam bintang, dan ciri-ciri bintang
2. Untuk mengetahui bagaimanakan sebuah
bintang berevolusi.
3.
Untuk
mengetahui apa itu rasi bintang dan pengamatan bintang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat
memancarkan cahayanya sendiri (Tjasyono, 2013,
hal. 1). Menurut ilmu astronomi, bintang didefinisikan seabagai semua
benda massif (bermassa antara 0,08 hingga 200 kali massa matahari) yang sedang
atau pernah melakukan pembangkitan energi melalui fusi nuklir.
Pengertian
Bintang Menurut Para Ahli
Adapun definisi bintang menurut para ahli,
antara lain:
1.
Sky and telescope
Bintang adalah bola gas bercahaya, sebagian
besar terdiri atas hidrogen dan helium, disatukan oleh gravitasinya sendiri.
Reaksi fusi nuklir pada intinya mendukung bintang melawan gravitasi dan
menghasilkan foton dan panas, serta sejumlah kecil elemen yang lebih berat.
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi.
2. Space
Bintang adalah bola plasma raksasa dan
bercahaya. Terdapat miliaran dari mereka – termasuk matahari kita sendiri di
Galaksi Bima Sakti, dan ada pula miliaran galaksi di alam semesta.
3.
Wikipedia
Sebuah
bintang adalah jenis objek astronomi yang terdiri dari sebuah spheroid plasma
bercahaya yang disatukan oleh gravitasinya sendiri. Bintang terdekat ke Bumi
adalah Matahari. Banyak bintang lain terlihat dengan mata telanjang dari permukaan Bumi pada malam hari, muncul sebagai banyak titik bercahaya
di langit karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi.
4.
Encyclopedia
Britannica
Bintang
adalah setiap benda langit gas bercahaya besar yang bersinar oleh radiasi yang
berasal dari sumber energi internalnya. Dari puluhan miliar triliunan bintang yang
menyusun alam semesta yang dapat diamati, hanya sebagian kecil yang terlihat
oleh mata telanjang.
5.
NASA
Bintang
adalah objek astronomi yang paling dikenal luas, dan mewakili blok bangunan
galaksi yang paling mendasar. Usia, distribusi, dan komposisi bintang-bintang
di galaksi melacak sejarah, dinamika, dan evolusi galaksi itu.
Bintang terbentuk dari dua buah
gas, yaitu hidrogen dan helium. Kedua gas tersebut sangat panas sehingga atom
yang menyusun keduanya bergerak sangat cepat. Pada saat atom-atom yang bergerak
sangat cepat ini saling bertabrakan, atom-atom ini bergabung membentuk jenis
atom yang lebih berat sehingga terciptalah sebuah ledakan energi. Ledakan
energi yang terdiri atas panas dan cahaya inilah yang membuat sebagian bintang
bersinar.
Bintang sendiri terbagi menjadi
bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang
tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari
bintang lain.Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri.
Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan
cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan benda langit yang jaraknya
sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang baru dapat dilihat pada abad
ke-19, cara yang digunakan adalah cara paralaks trigonometri. Kita tahu
bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu sekali keliling dalam waktu
satu tahun. Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat
seolah-olah menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan
mencerminkan gerak bumi.Dan matahari adalah sebuah bintang dilihat dengan
teropong bintang hanya terlihat sebagai titik cahaya saja yang tidak ada
bedanya dengan kalau kita melihat dengan mata telanjang (tanpa alat).Penggunaan
teropong atau teleskop dapat membantu pengamatan bintang lebih teliti
diantaranya:
1. Bintang yang lemah
cahayanya dapat dilihat dan dimati dengan teleskop bergaris dengan 60 cm
kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih lemah dari pada bintang
terlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)
2. Bintang yang jarak sudutnya
sangat kecil dapat dilihat secara terpisah.
B.Macam Bintang
Berikut ini bermacam-macam jenis
bintang, antara lain:
Ukuran dapat menjadi salah satu hal
yang membedakan jenis-jenis bintang. Selain itu, jenis bintang juga dapat
dibedakan dari kemiripan susunan garis spektrumnya pada ras Bintang. Adapun
berbagai jenis bintang tersebut yaitu sebagai berikut:
1.
Giant star/bintang
raksasa
Giant Star atau bintang raksasa
mempunyai luminositas atau intensitas cahaya (energi yang dipancarkan oleh
bintang per detik) mencapai 1.000 kali luminositas matahari dan bisa 200 kali
lebih besar. Contoh bintang yang termasuk ke dalam Giant Star yaitu Aldebaran,
atau Alpha Tauri, yang merupakan bintang tercerah di konstelasi Taurus.
2.
Supergiant
star atau bintang yang super raksasa
Sejauh ini, bintang terbesar yang
pernah ditemukan mempunyai luminositas 10 juta kali luminositas matahari. Jika
matahari mempunyai ukuran hingga sebesar itu maka tidak ada planet karena
kemungkinan sudah tenggelam dan bintang ini ukurannya lebih besar lagi dari
itu. Contoh dari jenis bintang yaitu Betelgeuse (Alpha Ori), Rigel (Beta Ori)
dan Mu Cephei.
3.
Dwarf atau
bintang katai atau cebol
Jenis bintang ini ukurannya jauh
lebih besar daripada planet Bumi, tapi sangat kecil jika dibandingkan dengan
kedua bintang diatas. Matahari yang merupakan pusat tata surya kita termasuk ke
dalam bintang jenis ini. Selama masa hidupnya, bintang melalui banyak fase.
Tatkala ukuran bintang sama dengan massanya, fase tersebut disebut fase Dwarf.
Dwarf coklat atau brown dwarf adalah
bintang yang gagal karena tidak cukup panas untuk dapat menjadi bintang yang
normal. Dwarf putih atau White Dwarf adalah bintang yang perlahan- lahan mati
dan menghabiskan bahan bakarnya.
Meskipun namanya white atau putih,
tapi bintang ini beralih dari warna putih atau white ke warna merah dan pada
akhirnya bintang ini mati dan berubah menjadi warna hitam menjadi black dwarf
yaitu bintang mati yang tidak memiliki luminositas.
4.
Bintang
neutron
Bintang yang mempunyai massa dua
kali dari matahari, setelah meledak menjadi supernova kemudian akan menjadi
bintang neutron. Bintang neutron tersebut akan meledak dan juga menghancurkan
atom- atomnya, serta menyatukan proton dan elektron sehingga hanya akan
menyisakan neutron hasil fusi tersebut.
Hal itu juga yang mengakibatkan
bintang neutron mempunyai struktur yang sangat padat atau mampat. Bintang
neutron yang mempunyai garis tengah atau diameter sekitar 30 km mempunyai massa
yang hampir sama dengan matahari.
Sehingga, jika berhasil memindahkan
materi sebanyak satu sendok dari bintang neutron ini ke Bumi, maka materi itu
bisa jadi seberat gunung. Bintang neutron dapat berputar dengan kecepatan yang
sangat tinggi, bisa jadi puluhan atau ratusan kali per detik.
5.
Pulsar
Bintang Pulsar atau pulsating star
adalah bintang neutron yang dapat memancarkan getaran radiasi yang sifatnya
teratur (biasanya adalah gelombang radio dari kutub magnetiknya. Contoh bintang
pulsar yaitu PSR+121, yang merupakan sebuah pulsar radio. Pulsar ini adalah
bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Selain gelombang radio,
radiasi lain yang dipancarkan oleh pulsar ini adalah sinar X dan sinar Gamma.
6.
Magnetar
Magnetar adalah salah satu jenis
dari bintang neutron. Bintang magnetar ini merupakan bintang neutron yang
mempunyai medan magnet yang jauh lebih kuat daripada bintang neutron sehingga
dalam kekuatan tersebut terlihat raksasa dan juga gagah.
Berdasarkan
Spektrum dan Temperaturnya
Berdasarkan spektrum dan
temperaturnya, bintang dapat dibagi menjadi tujuh golongan atau tipe.
Berdasarkan kategori tersebut dikenal pula pengklasifikasian bintang menurut
Angelo Secchi tahun 1863. Jenis-jenis bintang tersebut diantaranya yaitu:
1.
Tipe O, adalah bintang yang paling
biru, mempunyai temperatur sekitar 40.000-29.000 derajat Celcius
2.
Tipe B, adalah bintang yang
mempunyai temperatur sekitar 28.000-9.700 derajat Celcius
3.
Tipe A, adalah bintang yang
mempunyai temperatur sekitar 9.600-7.200 derajat Celcius
4.
Tipe F, adalah bintang yang
mempunyai temperatur sekitar 7.100-5.800 derajat Celcius
5.
Tipe G, adalah bintang yang
mempunyai temperatur sekitar 5.700-4.700 derajat Celcius
6.
Tipe K, adalah bintang yang
mempunyai temperatur sekitar 4.600-3.300 derajat Celcius
7.
Tipe M, adalah bintang yang paling
merah, yang mempunyai temperatur 3.200- 2.100 derajat Celcius.
C. Ciri-Ciri Bintang
Bintang dapat didefinisikan oleh
lima karakteristik dasar yang terdiri atas kecerahan, warna, suhu permukaan,
ukuran dan massa.
1.
Kecerahan
Dua karakteristik yang menentukan
kecerahan yaitu luminositas dan besarnya. Luminositas adalah jumlah cahaya yang
dipancarkan bintang. Ukuran bintang dan suhu permukaannya menentukan
luminositasnya. Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan
magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil
maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu.
Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi
dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup, dengan demikian maka
“makin terang suatu bintang ,makin kecil magnitudonya “sehingga beberapa
bintang yang di ketahui tidak berubah-ubah cahayanya di ukur magnitudonya
dengan cermat dapat di gunakan sebagai standar magnitudo.
2.
Warna
Warna bintang tergantung pada suhu
permukaannya. Bintang yang lebih dingin cenderung berwarna lebih merah, sedangkan
bintang yang lebih panas memiliki penampilan yang lebih biru. Bintang-bintang
di rentang tengah berwarna putih atau kuning, seperti matahari kita. Bintang
juga dapat memadukan warna, seperti bintang merah-oranye atau bintang
biru-putih.
Pada tahun 1943, William Wilson
Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes
menambahkan sistem pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya atau luminositas,
yang seringkali merujuk pada ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai
sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
• 0 Maha maha raksasa
• I Maharaksasa
• II Raksasa-raksasa terang
• III Raksasa
• IV Sub-raksasa
• V deret utama (katai)
• VI sub-katai
• VII katai putih
Kita melihat warna bintang
berbeda– beda , matahari berwarna putih kekuning-kuningan. Sirius berwarna
biru, Betelgense berwarna merah . Perbedaan warna ini menunjukan suhu bintang .
energi radiasi sebagai fungsi panjang gelombang
berbeda-beda bergantung suhu benda. Pada suhu yang rendah, energi paling
besar di pancarkan pada panjang gelombang yang panjang Sedangkan suhu
yang tinggi ,sebagian besar energi di pancarkan pada daerah panjang
gelombang pendek hingga warna benda terlihat lebih biru.
3.
Suhu
permukaan
Astronom mengukur suhu bintang pada
skala Kelvin. Nol derajat pada skala Kelvin secara teori mutlak sama
dengan-273,15 derajat Celcius. Bintang paling keren dan paling merah sekitar
2.500 K, sedangkan bintang terpanas bisa mencapai 50.000 K. Matahari kita
sekitar 5.500 K.
4.
Ukuran
Para astronom mengukur ukuran
bintang tertentu berdasarkan radius matahari kita. Jadi, sebuah bintang yang
memiliki 1 jari-jari matahari akan memiliki ukuran yang sama dengan matahari
kita. Bintang Rigel, yang jauh lebih besar dari matahari kita, berukuran 78
jari-jari matahari. Ukuran bintang, bersama dengan suhu permukaannya, akan
menentukan luminositasnya.
5.
Massa
Massa bintang juga diukur dari
matahari kita sendiri, dengan 1 sama dengan ukuran matahari kita. Misalnya,
Rigel, yang jauh lebih besar dari matahari kita, memiliki massa 3,5 massa
matahari. Dua bintang dengan ukuran yang sama mungkin belum tentu memiliki
massa yang sama, karena bintang dapat sangat bervariasi dalam kepadatan.
D. Evolusi Bintang
a) Awal
Pembentukan Bintang
Gambar
1.3 Tahap Evolusi Bintang Sumber :
http://aryanisputri.blogspot.com/2014/04/astronomi-evolusi-bintang.html
Pembentukan bintang berawal dari awan gas dan debu
antara bintang. Atom-atom dari awan antarbintang ini saling Tarik menarik
akibat gaya gravitasi, dan membentuk apa yang disebut sebagai “cikal-bakal”
bintang atau nebula (kabut) protobintang, yang mengerut, memanas dan mulai
bersinar. Pada saat awan tersebut mengerut, pusatnya mencapai temperatur beberapa
juta derajat, cukup panas untuk melangsungkan reaksi nuklir yang menghasilkan
energi bintang. Energi ini diperlukan untuk mempertahankan atau menaikkan
tekanan radiasi dipusat agar dapat mengimbangi keluaran angkasa bintang akibat
gaya gravitasinya. Dengan demikian bintang dapat stabil dengan daya desak dari
luar ditahan tekanan radiasi dari dalam seperti pada gambar diatas. Bintang
dapat hidup sebagi Bintang Raksasa Merah
(Ariasti, 1995.hal.57)
b)
Akhir Sebuah Bintang
Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil
dan membebaskan banyak panas kemudian memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan
luar bintang yang masih banyak hidrogen
mengembang dan berubah menjadi warna merah (Bintang Raksasa Merah). Bintang ini
dapat mencapai 100 kali ukuran matahari sebelum membentuk bintang kerdil putih.
Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari, bintang
tersebut kemudian akan membentuk superraksasa
merah. Superraksasa merah ini kemudian membentuk Nova dan Supernova dan
kemudian membentuk bintang neutron atau
Lubang Hitam (Djakaria, 2009.hal.21).
E. Tata Nama Bintang
Ada beberapa macam cara yang
digunakan oleh beberapa macam cara ahli astronom dalam memberikan nama
bintang, dintaranya adalah:
a. Pemberian nama berdasarkan
nama yang telah diberikan atau digunakan orang sejak zaman kuno. Misal: Bintang
Antares, Bintang Sirius, Bintang Betelgeuse, dan Bintang Aideboran.
b. Pemberian nama
berdasarkan/menurut rasi konstelasi tempat bintang itu berada. Misal:
α Centauri adalah bintang
terterang dirasi centaurus, sedangkan bintang β Centauri adalah
bintang kedua dirasi
centaurus, demikian seterusnya. Untuk mengatakan urutan terangnya
bintang pada suatu rasi
digunakan abjad yunani α β Y dan seterusnya. Bintang antares
juga disebut bintang scorpii artinya bintang terang
dirasi scorpio.
c. Dalam astronomi modern, nama
bintang dinyatakan menurut nomornya dalam catalog.Missal bintang HD 226868
adalah bintang yang tercantum dalam katalog.Henry Draper dengan nomor 226868,
N31 adalah bintang yang terdapat dalam katalog Nissier dengan nomor 31, dan
bintang NGC 6205 adalah bintang yang tercantum dalam New General Catalogue
dengan nomor 6205. Bintang terdekat dengan bumi setelah matahari adalah
centauri, jaraknya terhadap bumi sekitar 4,5 tahun cahaya.
Rasi Bintang
Berikut ini contoh rasi bintang :
1.
Sebuah bintang pada Konstelasi Ursa
Mayor, yang disebut α Ursa Mayoris(Alpha Ursa Mayoris) atau paling
terang pada konstelasi tersebut.
2.
Sebuah bintang pada Konstelasi Ursa
Mayor, yang disebut β Ursa Mayoris(Beta Ursa Mayoris) atau terang
kedua pada konstelasi tersebut.
3.
Sebuah bintang pada Konstelasi Draco
I, yang disebut α Draconis(Alpha Draconis) atau paling terang pada
konstelasi tersebut.
4.
Sebuah bintang pada Konstelasi Draco
II, yang disebut β Draconis(Beta Draconis) atau terang kedua pada
konstelasi tersebut.
5.
Sebuah bintang pada Konstelasi Draco
III, yang disebut γ Draconis(Gamma Draconis) atau terang ketiga pada
konstelasi tersebut
Ribuan tahun yang lalu
sejak zaman mesir Kuno, ilmu perbintangan telah dikenal masyarakat, walaupun
masih dalam kepercayaan tahayul dan mitos-mitos. Konsep mereka tentang
matahari, bulan, dan bintang-bintang masih sederhana dan keliru. Bumi masih
dianggap sebagai pusat dari peredaran matahari, bulan, dan bintang-bintang.
Formasi bintang-bintang tertentu yang membentuk gambaran hewan atau lainnya
(yang kemudian disebut rasi bintang) dijadikan ramalan penasiban, bahkan
bintang-bintang yang terang dan menarik perhatian orang akan diartikan sebagai
petunjuk lahirnya pemimpin dunia.
Warisan Peradaban kuno itu
sampai sekarang masih tersisa. Misalnya meramal nasib berdasarkan tanggal dan
bulan kelahiran seseorang, yaitu yang disesuaikan dengan munculnya rasi bintang
tertentu ketika seseorang dilahirkan. Rasi bintang yang digunakan untuk meramal
biasanya rasi bintang zodiak. Zodiak adalah 12 rasi bintang sepanjang ekliptika
membentuk gelang melingkari garis edar bumi mengelilingi garis edar bumi
mengelilingi matahari. Dua belas rasi bintang itu sudah kita kenal yaitu Capricorn, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan Sagitarius. Pada awal tahun
2007, rasi zodiak ditambah satu lagi yaitu rasi
Opiuchus muncul pada 29 November sampai dengan 18 Desember
Setiap rasi bintang terdiri atas beberapa bintang yang membentuk
gambaran bintang. Misalnya rasi bintang Leo, disebut demikian karena membentuk formasi
singa atau scorpio yang membentuk
formasi kalajengking. Setiap rasi bintang pada zodiac akan muncul satu kali
selama setahun. Lamanya rasi bintang menampak diri di langit adalah satu bulan. Tenggelamnya rasi bintang
yang satu diganti oleh rasi bintang yang lain, demikian seterusnya. Munculnya rasi-rasi
bintang dilangit adalah sebagai berikut:
a)
Capricornus:
kambing laut (21 Januari-16 Febuari, 26 hari)
b)
Aquarius:
Pembawa Air (16 Febuari – 11 Maret, 24 hari)
c)
Pisce
:
Ikan (11 Maret-18 April , 38 hari )
d)
Aries:
Domba (18 April-15 Mei, 25 hari)
e)
Taurus:
Kerbau (15 Mei-22 Juni ,
40 hari)
f)
Gemini
: Si Kembar (22 Juni-21 Juli ,
29 hari)
g)
Cancer:
Kepiting (21 Juli-10 Agustus, 20 hari)
h)
Leo:
Singa (10
Agustus-16 September, 37 hari)
i)
Virgo:
Gadis Perawan (16 September-31 Oktober, 45 hari)
j)
Libra:
Timbangan (31 Oktober- 25 November, 23 hari)
k)
Scorpio:
Kalajengking (23 November-29 November, 6 hari)
l)
Ophiuchus:
Pawang Ular (29 November-18 Desember, 19
hari)
m)
Sagitarius:
Si pemanah (18 Desember-21 Januari,
34 hari )
Berdasarkan rasi-rasi bintang tersebut
orang meramal. Misalnya si A lahir pada tanggal 2 januari, karena tanggal
tersebut ada diantara tanggal kemunculan rasi bintang Capricornus maka si A dikatakan memiliki bintang kelahiran
Carpiconus dan si A diramalkan menggunakan rasi bintang tersebut.
F. Pengamatan Bintang
Bintang
tampak berkelip ketika diamati dengan mata. Namun, dengan teleskop efek sama
juga akan terjadi dari yaitu bintang juga berkelip. Cahaya yang datang
dari bintang yang sangat jauh membuat ia hanya tampak sebagai titik cahaya.
Ketika menerobos atmosfer bumi, cahaya bintang diganggu oleh debu yang banyak
bertebangan di atmosfer. Satu debu yang lewat di lintasan cahaya akan membuat
cahaya bintang menjadi terhalang. Peristiwa penghalangan cahaya bintang oleh
debu ini terjadi sangat cepat sehingga hasilnya adalah bintang akan tampak
berkelip. Bintang-bintang terang tampak membentuk benda-benda tertentu. Orang
Yunani kuno memiliki imajinasi tertentu ketika melihat kelompok bintang di
langit atau disebut Rasi. Mereka menghubungkannya dengan dewi-dewi mereka
dan member nama rasi sesuai nama dewa-dewi tersebut.hal yang sama juga
dilakukan oleh banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Indonesia. Terdapat 88
rasi yang sebagian besar namanya merupakan warisan bangsa Yunani kuno. Hal ini
dilakukan salah satunya untuk menghargai jasa mereka yang telah melakukan
pengamatan dan pencatatan astronomi secara sistematis. Bintang-bintang dalam
satu rasi hanyalah bintang-bintang yang tampak mengelompok menurut arah pandang
manusia di bumi tidak ada hubungan fisis bintang-bintang tersebut. Namun,
pengenalan rasi adalah teknik yang sangat baik untuk mengenali posisi
benda-benda langit. Sebagai contoh ketika kita akan mengamati Antares maka kita
cukup mencari rasi Scorpius lalu melihat kearah jantungnya dan dengan mudah
kita menemui bintang terang berwarna merah di sana.
Pengamatan
dengan teleskop tidak akan membuat bintang menjadi lebih besar. Dengan teleskop
kita akan melihat lebih banyak bintang karena teleskop mampu mengumpulkan
cahaya sehingga bintang-bintang redup menjadi terlihat lebih terang. Teleskop
juga tidak akan membuat komet, nebula, gugus bola dan galaksi menjadi tampak
berwarna. Gambar yang sering kita lihat merupakan hasil pemotretan dan telah
dilakukan serangkaian teknik untuk memperindah gambar tersebut. Ketika diamati
diamati dengan teleskop semua nebula akan tampak berwarna putih.
Terdapat
tiga cabang teknik yang mempelajari perubahan bintang yaitu:
a. Fotometri
Fotometri pada prinsipnya
mempelajari perubahan intensitas cahaya bintang. Perubahan cahaya bintang
umumnya terjadi secara periodic namun beberapa terjadi secara sporadic.
Perubahan yang terjadi secara periodic memiliki banyak penjelasan antara lain karena
terjadi gerhana oleh bintang pasangan, kontraksi bintang, okultasi planet dan
lainnya. Perubahan yang terjadi secara sporadik dan tiba-tiba terjadi pada
kasus nova, supernova dan lainnya. Untuk mengamati fotometri diperlukan
pencatatan cerlang bintang untuk waktu-waktu yang berbeda.
b. Astrometri
Astrometri berhubungan
dengan pengukuran lokasi bintang . bintang mengalami perubahan posisi di
langit. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bintang bergerak dengan laju yang
berbeda-beda untuk setiap bintang. Pergerakan ini di ukur dengan membandingkan
posisi bintang terhadap sistem koordinat yang telah kita tentukan.
c. Spekstrokopi
Spekstrokopi adalah usaha
untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada spektrum bintang. Seperti yang
telah kita ketahui bahwa cahaya tersusun atas banyak panjang gelombang ataun
spektrum. Bintang sewaktu-waktu dapat saja mengalami perubahan spektrum. Untuk
melakukan spekstroskopi dibutuhkan spektograf yang dipasangkan bersama
teleskop.
Teropong
/teleskop yang sering digunakan untuk mengamati bintang adalah teleskop Galileo
Galilei ( 1564-1642 ). Galileo Galilei dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda yang tidak bisa
diamati dengan mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih
tajam. Dia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti
Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap
matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti
Christian Huygens ( 1629 – 1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus yang
berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi – Yupiter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bintang adalah
benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri (Tjasyono, 2013, hal. 1). Bintang terbentuk dari dua buah gas,
yaitu hidrogen dan helium. Kedua gas tersebut sangat panas sehingga atom yang
menyusun keduanya bergerak sangat cepat. Pada saat atom-atom yang bergerak
sangat cepat ini saling bertabrakan, atom-atom ini bergabung membentuk jenis
atom yang lebih berat sehingga terciptalah sebuah ledakan energi. Ledakan
energi yang terdiri atas panas dan cahaya inilah yang membuat sebagian bintang
bersinar.
B. Saran
Sebagai calon guru kita hendaknya mengetahui dan memahami benar
tentang materi bintang dan dapat menambah wawasan kita agar dikemudian hari
dapat diterapkan dan dipraktekan langsung bersama di depan siswa dalam suatu
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2003). Tafsir Ibnu
Katsir . Bogor: Pustaka Imam Asy-syafi'i.
Admiranto, A. G. (2009).
Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
Ariasti, A. W. (1995). Perjalanan Mengenal
Astronomi. Bandung: Penerbit ITB. Djakaria. (2009). Kosmografi.Bandung:
UPI. Grego, P. (2008). Jagat Raya (Rahasia Alam Semesta).Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Haryadi, R. (2008). Ensiklopedia Astronomi Matahari
dan Bintang. Jakarta: Erlangga.
https://www.superprof.co.id/blog/bagaimana-bintang-terbentuk/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bintang
https://www.academia.edu/8964245/Makalah_Bintang
Neng Ayu Esti, NIda Robiah, Rima RJ Fatimah.
(2016). Pengamatan Bintang dengan Software Stellarium
No comments:
Post a Comment