DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar
belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan Makalah...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Pengertian
Asam, Basa dan Larutan Penyangga..................................... 3
B. Sifat-
Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga.................................... 4
C. Jenis-
Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga.................................... 5
D. Cara
Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga................................... 11
E. Fungsi
Larutan Penyangga.................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan............................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat
dipahami dan diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua
macam zat atau lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit. Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan
penghasil dan pendukung suatu larutan. Asam dan Basa merupakan dua golongan zat
kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Berkaitan dengan sifat
asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam,
bersifat basa, dan bersifat netral.
Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda,
sehingga kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan
indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan
warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang
bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat
asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih
dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam
dan basa dapat dengan mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman dan
beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen,
dan pembersih peralatan rumah tangga.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang
mengandung campuran asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah
tersebut akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa.
Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah dan garam yang
kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan penyangga. Contohnya,
NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan
yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa
lemah dan asam konjugatnya akan membentuk larutan penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat
dapat mempertahankan atau ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan
sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran. Larutan penyangga disebut juga
larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan
asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.
B.
Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui Pengertian Asam, Basa dan Larutan Penyangga
2. Untuk
mengetahui Sifat- Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga
3. Untuk
mengetahui Jenis- Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga
4. Untuk
mengetahui Cara Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga
5. Untuk
mengetahui Fungsi Larutan Penyangga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Asam, Basa dan Larutan Penyangga
- Asam
Purba , M (169, 172, 195)
menyebutkan:
“Pada istilah
asam (acid) berasal dari bahasa latin
“Acetum’’ Yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka
adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti
abu. Contohnya pada jeruk yang mengandung asam sitrat. Pada lambung manusia
juga mengandung klorida yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam
tubuh . ada juga beberapa produk rumah tangga yang mengandung senyawa basa .
contohnya sabun mandi, detergen, dan
pembersih peralatan rumah tangga. Pada bahan-bahan pembersih tersebut
mengandung senyawa basa seperti natrium hidroksida , dan kalium hidroksida.”
Menurut
Arrhenius,
Asam adalah
zat yang dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata lain, pembawa sifat asam
aalah ion H+
Menurut
Bronsted dan Lowry,
Asam adalah
spesi yang member proton pada suatu reaksi pemindahan proton.
- Basa
Dalam Purba,M(172, 195):
Menurut Arrhenius,
“Basa adalah senyawa yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-.”
Menurut Bronsted dan Lowry,
“Basa adalah spesi yang menerima
proton pada suatu reaksi pemindahan proton”
- Larutan
Penyangga
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah
larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak
berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga
ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan
yang tersusun dari asam lemah dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah
suatu campuran larutan yang tersusun dari basa lemah dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan
sedikit asam atau sedikit basa atau dilakukan proses pengenceran maka pH
larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam atau penambahan basa dalam
larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan yang dratis.
B. Sifat-
Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga
Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk
membedakan suatu zat atau senyawa berupa asam atau basa yaitu:
1. Sifat
Asam
Karena
Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus (+) disebelah
atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai berikut:
·
Rasa masam jika dilarutkan dalam air
(hanya untuk asam lemah)
·
Sentuhan : terasa menyengat bila
disentuh dan dapat merusak kulit (terutama jika asam pekat)
·
Bersifat korosif terhadap logam. Dapat
menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi
benda yang terbuat dari kain, kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi
(pengalaman pribadi, kalian mau coba? Dio kayanya semangat nih)
·
Hantaran listrik : merupakan cairan
elektrolit walaupun tidak selalu ionik (dapat menghantarkan listrik walau tidak
selalu berbentuk ion)
·
Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
·
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna
merah
2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif
(makanya dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan
dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
·
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air
(hanya untuk basa lemah)
·
Sentuhan : terasa licin seperti sabun
bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
·
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan
kulit/iritasi)
·
Hantaran listrik : dapat menghantarkan
listrik (merupakan larutan elektrolit)
·
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
·
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna
biru
·
Dalam keadaan murni umumnya berupa
kristal padat
·
Dapat mengemulsi minyak
3. Sifat
Larutan Penyangga
Ada beberapa hal yang
menjadi sifat dari larutan buffer, yaitu:
·
Tetap memiliki pH yang sama meskipun
sudah melalui proses pengenceran
·
Nilai Ka pada larutan penyangga akan
konstan atau tetap pada suhu yang sama
·
Dapat mempertahankan nilai pH meskipun
dengan penambahan sedikit asam dan basa kuat
·
Pada jumlah mol yang lebih banyak,
pertahanan larutan penyangga terhadap nilai pH juga akan menjadi lebih tinggi
·
Jika pH campuran asam dan garam terletak
pada pKa+1 dan pKa-1, nilai pH senyawa tersebut akan menjadi lebih stabil
C. Jenis-
Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga
- Jenis-
Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam
Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:
·
Asam sulfat (H2SO4)
·
Asam klorida (HCl)
·
Asam nitrat (HNO3)
·
Asam bromida (HBr)
·
Asam iodida (HI)
·
Asam klorat (HClO4)
b. Asam
lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam
air.
Contoh asam lemah:
·
Asam askorbat
·
Asam karbonat
·
Asam sitrat
·
Asam etanoat
·
Asam laktat
·
Asam fosfat
2. Jenis-
Jenis Basa
Seperti halnya asam, basa juga terbagi
menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan Basa Lemah
a. Basa
Kuat
yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna
sesuai dengan unsure pembentuk basa tersebut.
Contoh
basa kuat:
·
Litium hidroksida (LiOH)
·
Natrium hidroksida (NaOH)
·
Kalium hidroksida (KOH)
·
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
·
Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
·
Rubidium hidroksida (RbOH)
·
Barium hidroksida (Ba(OH)2)
·
Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
b. Basa
Lemah
yaitu basa
tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia adalah
salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat
jelas ammonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi
amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada
setiap saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar
1% yang menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut
dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,
α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi
OH- tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :
·
gas amoniak (NH3)
·
besi hidroksida (Fe(OH)2)
·
Hydroksilamine (NH2OH)
·
Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
·
Ammonia hydroksida (NH4OH)
·
Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
·
Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)
3.
Jenis-jenis Larutan Penyangga
a.
Larutan Penyangga Bersifat Asam
Larutan penyangga yang bersifat asam
terbentuk dari suatu asam lemah dan basa konjugasinya. Apabila larutan ini
ditambahkan dengan sedikit asam atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan
ini relatif tidak berubah dan tetap bersifat asam (pH <7). Sehingga, larutan
ini dapat berfungsi sebagai larutan penyangga atau buffer.
Salah satu komponen pembentuk larutan
penyangga yang bersifat asam adalah asam lemah, misalnya CH3COOH,
bila dilarutkan dalam air akan sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
CH3COOH (aq) CH3COO-
(aq) + H+(aq)
Pada reaksi di atas, CH3COOH
merupakan suatu asam lemah, dengan basa konjugasi CH3COO-.
Komponen lain yang membentuk larutan
penyangga yang bersifat asam adalah basa konjugasi. Basa konjugasi ini dapat
berasal dari garam basa, misalnya CH3COONa, CH3COOK atau
(CH3COO)2Ba yang diperoleh dari reaksi antara asam lemah
dengan basa kuat.
Contoh:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
asam lemah basa kuat garam
basa
Di dalam larutannya, suatu garam basa misalnya CH3COONa,
akan terionisasi
sempurna menjadi ion-ionnya membentuk basa konjugasi kembali. Sehingga, garam
basa ini merupakan suatu spesi yang bertindak sebagai basa konjugasi dari suatu
asam lemah. Reaksinya adalah sebagai berikut:
CH3COONa (aq) Na+(aq)
+ CH3COO-(aq)
Dengan demikian, suatu larutan
penyangga yang bersifat asam merupakan campuran dari :
i.
Asam lemah dengan garamnya yang berasal
dari basa kuat.
HA + LA
Asam lemah garam basa
Contoh:
-
HCN +
NaCN
-
CH3COOH + CH3COONa
ii.
Asam lemah dengan basa kuat, dimana
jumlah asam lemah dibuat berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam
larutan tersebut terdapat sisa asam lemah dengan garamnya yang berasal dari
basa kuat.
HA + LOH LA + H2O
asam lemah basa
kuat garam basa
Contoh:
-
100 mL HF 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M
-
0,1 mol HCN + 0,05 mol KOH
iii.
Garam-garam yang berasal dari asam poliprotik
Contoh:
NaH2PO4(aq)
+ Na2HPO4 (aq)
Di dalam larutannya,
garam-garam tersebut akan terionisasi menjadi:
NaH2PO4 (aq) Na+(aq) + H2PO4 -(aq)
Na2HPO4 (aq) 2Na+(aq)
+ HPO42-(aq)
H2PO4-
merupakan spesi asam dan HPO42- merupakan spesi basa
konjugasi dari H2PO4-.
b.
Larutan Penyangga Bersifat Basa
Larutan penyangga yang bersifat basa
terbentuk dari basa lemah dan asam konjugasinya. Apabila larutan ini
ditambahkan dengan sedikit asam atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan
ini relatif tidak berubah dan tetap bersifat basa (pH >7). Sehingga, larutan
ini dapat berfungsi sebagai larutan penyangga atau buffer.
Salah satu komponen pembentuk larutan
penyangga bersifat basa adalah basa lemah. Suatu basa lemah, misalnya NH3.
Bila NH3 dilarutkan dalam air maka akan sedikit terionisasi.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
NH3
(aq) + H2O(l) NH4+(aq)
+ OH-(aq)
Pada reaksi di atas, NH3
merupakan suatu basa lemah, dengan asam konjugasinya yaitu NH4+.
Komponen lain pembentuk larutan
penyangga bersifat basa adalah asam konjugasi. Asam konjugasi ini dapat berasal
dari garam asam, misalnya NH4Cl, NH4Br atau (NH4)2SO4
yang diperoleh dari reaksi antara basa lemah dengan asam kuat.
Contoh:
NH3 (aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
basa lemah asam k garam asam
Di dalam larutannya, suatu garam asam
misalnya NH4Cl, akan terionisasi menjadi ion-ionnya membentuk asam
konjugasi kembali. Sehingga, garam asam ini merupakan suatu spesi yang
bertindak sebagai asam konjugasi dari suatu basa lemah. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
NH4Cl (aq) NH4+
(aq) + Cl-(aq)
Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat basa
merupakan campuran dari:
i.
Basa lemah dengan garamnya yang berasal
dari asam kuat.
LOH + LA
basa lemah garam asam
Contoh:
- NH3
+ NH4Cl
- NH3
+ NH4Br
ii.
Basa lemah dengan asam kuat, dimana
jumlah basa lemah dibuat berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam
larutan tersebut terdapat sisa basa lemah dengan garamnya yang berasal dari
asam kuat.
LOH + HA LA + H2O
basa lemah asam kuat garam asam
Contoh:
-
100 mL NH3 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M
-
0,1 mol NH3 + 0,05 mol H2SO4
D.
Cara Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga
Larutan
penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya,
sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau
basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja
larutan penyangga:
1.
Larutan penyangga asam
Adapun cara
kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan.
Dengan proses sebagai berikut:
·
Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan
menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) →
CH3COOH(aq)
·
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan
adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan
air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) →
CH3COO-(aq) + H2O(l)
2.
Larutan penyangga basa
Adapun cara
kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang
mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
3.
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan
suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen
basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3
membentuk ion NH4+.
NH3(aq) + H+(aq) →
NH4+(aq)
4.
Pada penambahan basa
Jika yang
ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) +
OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
E. Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
1.
Dalam tubuh manusia terdapat sistem
penyangga yang berperan untuk mempertahamkan pH, contohnya sebagai berikut:
a.
Di dalam darah terdapat larutan penyangga. pH darah
berkisar antara 7,35-7,45. Untuk menjaga agar pH darah tidak banyak berubah
maka dalam darah terdapat sistem penyangga, yaitu asam karbonat dan ion
bikarbonat (H2CO3 & HCO -). Sistem ini
bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut.
H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3- (aq) + H2O(l)
HCO3- (aq) + H+(aq) H2CO3 (aq)
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian
pH darah, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Salah satu contoh asidosis adalah olahraga yang berlebihan.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah. Salah satu contoh alkalosis adalah berada pada
ketinggian.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit
tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis
dan alkalosis merupakan petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang serius.
b.
Di dalam cairan sel tubuh terdapat
sistem penyangga, yaitu asam dihidrogenfosfat dan basa konjugasinya berupa ion
monohidrogen fosfat (H2PO4- & HPO42-).
Campuran penyangga ini berperan juga dalam sistem pengeluaran ion H+
pada ginjal. Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut.
H2PO4-
(aq) + OH-(aq) HPO42- (aq)
+ H2O(l) HPO42- (aq) + H+(aq) H2PO4- (aq)
2.
Dalam industri farmasi, larutan
penyangga berperan untuk pembuatan obat- obatan agar zat aktif dari obat
tersebut mempunyai pH tertentu. Larutan infus menggunakan prinsip penyangga
untuk mempertahankan pH
Larutan penyangga juga digunakan dalam obat tetes mata
3.
Dalam bidang pertanian, suatu tanaman hidroponik memerlukan suatu mineral yang berupa
larutan penyangga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang
berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu
zat yang berasa masam. Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi
umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH
lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa
dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat
dapat mempertahankan atau ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan
sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran. Larutan penyangga disebut juga
larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan
asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9031488/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_PH_ASAM-BASA
Anshory,
irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Departemen
Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.
Harnanto,
Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional
Utami,
Sri.2011.Larutan Buffer.
WWW.Larutan
Penyangga .COM
http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-tentang-larutan-basaasam.html.
http://tututsucilestari.blogspot.com/2012/06/laporan-kimia-asam-basa.html
http://elianimutiara29.blogspot.com/2014/01/makalah-kimia-larutan-basa_27.html