Saturday, 23 October 2021

MAKALAH BALANCE SCORECARD

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Balance scorecard

                Balance scorecard adalah suatu metode penerjemah sebuah pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat poerspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemaahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Balance sendiri memiliki arti seimbang yang dimana memiliki makna bahwa dalam menjalankan bisnis atau pun disuatu perusahaan harus seimbang dari segi keuangan dan non keuangan, jangka pendek mau pun jangka panjang, dan dari segi internal maupun eksternal. sedangkan scorecard memiliki arti kartu skor yang dimana dapat digunakan dalam merencanakan strategi berdasarkan skor yang diwujudkan pada masa yang akan datang. Balance scorecard ataupun yang biasa disebut BSC merupakan suatu system manajemen strategi yang menjelaskan mengenai misi serta strategi dari suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja perusahaan tersebut.


 

BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Perspektif

Dengan adanya balance scorecard kita dibantu dengan memiliki satu visi misi yang dibagi menjadi 4 perspektif yaitu :

1.      Perspektif keuangan (Financial performance), perspektif ini melihatkan bagaimana pencapaian perusahaan dalam aspek keuangan seperti harga saham perusahaan.  pertumbuhan profit, pendapatan return on investment (ROI) dan aktifikas financial lainnya. Ada tiga tolak ukur dalam perspektif keuangan :

·         Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.

·         Penurunan asset kea rah yang optimal dan dan maksimal bagian strategi investasi.

·         Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja.

2.      Perspektif pelanggan ( Costumer satisfaction), perspektif ini akan mengevaluasi bagaiaman pandangan custumer terrhadap perusahaan contohnya pelayanan terhadap produk, kuliatas produk, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan. Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan sebagai berikut :

·         Seberapa besar omzet penjualan.

·         Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.

·         Berapa banyak pelanggan yang didapatkan .

·         Persentasi loyalitas pelanggan terhadap produk.

·         Tingkat kepuasan pelanggan.

·         Tingkat profabilitas pelanggan.

·         Kebutuhan pelanggan.

3.      Perspektif proses bisnis internal (Internal  Buisness Process), perspektif ini mengevaluasi bagaimana proses didalam suatu operasi perusahaan contohnya seperti proses managemen, proses pelayanan terhadap pelanggan, dan proses inovasi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:

·         Proses inovasi berkaitan dengan ide-idde terhadap prosuksi barang.

·         Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal.

·         Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan omzet penjualan.

4.      Pertumbuhan dan keuangan (learning and Growth) perspektif ini akan membahas hal yang meningkatkan dan menciptakan keuntungan perusahaan secara terus menerus terutama hubungan dalam kemampuan dan motivasi karyawan. Ada tiga hal yang menjadi tolak ukur dalam perspektif ini yaitu :

·         Kapabilitas atau kemampuan karyawan.

·         Kemampuan kelola informasi.

·         Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab.

Semua pespektif ini mendukung satu sama lain polanya ialah learning and growth akan menunjang internal bisnis proses yang lebih optimal  sedangkan internal bisnis proses akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan akhirnya hal ini akan membuat perusahaan menuju ke tujuan utamanya yaitu keuangan menaikkan profit dan bisa meningkatkan nilai saham yang sangat signifikan berarti untuk sampai ketujuan keempat perspektif tadi harus bisa berkerja sama dan mencapai target dari perspektifnya masing-masing, kempat perspektif harus bisa disusun secara rinci dengan melalui matrix, beikut contohnya.

2.2 Contoh Tabel Balance Scorecard

Description: Description: balanced scorecard

Bagian ini diukur secara rinci setiap bulannya agar kita mengetahui bagaimana proses yang dialami oleh perusahaan kita sesuai dengan target yang kita inginkan atau mengalami kerugian.

Ada pun 4 langkah yang tepat dalam pengguanaan balance scorecard dalam suatu perusahaan maupun usaha. Sebagai berikut :

1.      Memperolah kesepakatan dan komiteman antara pemimpin management perusahaan.

2.      Mendesain sebuah model atau perangkat balance scorecard yang memungkinkan perusahaan menentukan beberapa factor tertentu seperti tujuan strategi, perspektif bisnis, dan indicator kunci penilaian kinerja.

3.      Mengembangkan program sebagai penggunaan balance scorecard yang diterapkan sebagai kultur di perusahaan dan konsep dari balance scorecard itu dijadikan kendali dari kultur dalam suatu perusahaan .

4.      Penggunaan teknologi akan berperan sangat penting dalam berkembangan perusahaan kedepannya, penggunaan teknologi akan menjadi salah satu kunci dalam penerapan balance scorecard

2.3 Tujuan Balance Scorecard

Metode yang digunakan dalam balance scorecard cukup panjang dan memerlukan beberapa tahapan analisis yang tidak bisa dilewati. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk merancang strategi dan kepututsan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan, berikut ini tujuannya ialah :

1.      Untuk mengkomunikasikan target perusahaan.

2.      Menyusun job desk karyawan yang sesuai dengan target dan tujuan.

3.      Menentukan prioritas proyek, produk, dan layanan.

4.      Mengukur dan memantau perkembangan perusahaan menuju target.


 

BAB III

KESIMPULAN

Perspektif keuangan menjadi perspektif utama dalam perencanaan ini, maka pastikan menggunakan system terbaik dalam perencanaan keuangan pada perusahaan maupun usaha. Jika kita menggunakan proses pembukuan manual yang memakan waktu dan rentan atas kesalahan bisa dicoba dengan menggunakan software akuntansi itulah mengapa teknologi memiliki peranan yang sangat penting. Dengan menggunakan metode balance scorecard mempermudahkan pimpinan dan jajaran manajemen dapat merumuskan strategi yang tepat bagi perusahaan, sekaligus menggunakan pengukuran kinerja yang seimbang, antara aspek keungan dan non keungan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Makalah ASAM BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A.    Latar belakang......................................................................................... 1

B.     Tujuan  Makalah...................................................................................... 2

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Pengertian Asam, Basa dan Larutan Penyangga..................................... 3

B.     Sifat- Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga.................................... 4

C.     Jenis- Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga.................................... 5

D.    Cara Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga................................... 11

E.     Fungsi Larutan Penyangga.................................................................... 12

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

A.    Kesimpulan............................................................................................ 13

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami dan diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan penghasil dan pendukung suatu larutan. Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.

Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basa dapat dengan mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman dan beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah tangga.

Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.

Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan membentuk larutan penyangga.

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.

 

B.     Tujuan  Makalah

1.      Untuk mengetahui Pengertian Asam, Basa dan Larutan Penyangga

2.      Untuk mengetahui Sifat- Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga

3.      Untuk mengetahui Jenis- Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga

4.      Untuk mengetahui Cara Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga

5.      Untuk mengetahui Fungsi Larutan Penyangga


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Asam, Basa dan Larutan Penyangga

  1. Asam

Purba , M (169, 172, 195) menyebutkan: 

“Pada istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin   “Acetum’’ Yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Contohnya pada jeruk yang mengandung asam sitrat. Pada lambung manusia juga mengandung klorida yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam tubuh . ada juga beberapa produk rumah tangga yang mengandung senyawa basa . contohnya sabun mandi, detergen,  dan pembersih peralatan rumah tangga. Pada bahan-bahan pembersih tersebut mengandung senyawa basa seperti natrium hidroksida , dan kalium hidroksida.”

Menurut Arrhenius,

Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata lain, pembawa sifat asam aalah ion H+

Menurut Bronsted dan Lowry,

Asam adalah spesi yang member proton pada suatu reaksi pemindahan proton.

  1. Basa

Dalam Purba,M(172, 195):

Menurut Arrhenius,

 “Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-.”

Menurut Bronsted dan Lowry,

“Basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton”

 

 

  1. Larutan Penyangga

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam lemah dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari basa lemah dengan garamnya.

Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan yang dratis.

 

B.     Sifat- Sifat Asam, Basa dan Larutan Penyangga

Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau senyawa berupa asam atau basa yaitu:

1.      Sifat Asam

Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus (+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai berikut:

·         Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)

·         Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit (terutama jika asam pekat)

·         Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain, kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian mau coba? Dio kayanya semangat nih)

·         Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik (dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)

·         Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7

·         Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah

2.       Sifat Basa

Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:

·         Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)

·         Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)

·         Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)

·         Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)

·         Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7

·         Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru

·         Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat

·         Dapat mengemulsi minyak

3.      Sifat Larutan Penyangga

Ada beberapa hal yang menjadi sifat dari larutan buffer, yaitu:

·         Tetap memiliki pH yang sama meskipun sudah melalui proses pengenceran

·         Nilai Ka pada larutan penyangga akan konstan atau tetap pada suhu yang sama

·         Dapat mempertahankan nilai pH meskipun dengan penambahan sedikit asam dan basa kuat

·         Pada jumlah mol yang lebih banyak, pertahanan larutan penyangga terhadap nilai pH juga akan menjadi lebih tinggi

·         Jika pH campuran asam dan garam terletak pada pKa+1 dan pKa-1, nilai pH senyawa tersebut akan menjadi lebih stabil

 

C.    Jenis- Jenis Asam, Basa dan Larutan Penyangga

  1. Jenis- Jenis Asam

Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.

a.       Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan

Contoh asam Kuat:

·         Asam sulfat (H2SO4)

·         Asam klorida (HCl)

·         Asam nitrat (HNO3)

·         Asam bromida (HBr)

·         Asam iodida (HI)

·         Asam klorat (HClO4)

b.      Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.

Contoh asam lemah:

·         Asam askorbat

·         Asam karbonat

·         Asam sitrat

·         Asam etanoat

·         Asam laktat

·         Asam fosfat

2.      Jenis- Jenis Basa

Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan Basa Lemah

a.       Basa Kuat

 yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure pembentuk basa tersebut.

Contoh basa kuat:

·         Litium hidroksida (LiOH)

·         Natrium hidroksida (NaOH)

·         Kalium hidroksida (KOH)

·         Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

·         Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)

·         Rubidium hidroksida (RbOH)

·         Barium hidroksida (Ba(OH)2)

·         Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

b.      Basa Lemah

 yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat  jelas  ammonia  tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,  α  ≠ 1, (0 <  α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH-  tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat).

Berikut ini contoh basa lemah :

·         gas amoniak (NH3)

·         besi hidroksida (Fe(OH)2)

·         Hydroksilamine (NH2OH)

·         Aluminium hidroksida (Al(OH)3)

·         Ammonia hydroksida (NH4OH)

·         Metilamin hydroxide (CH3NH3OH

·         Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

3.      Jenis-jenis Larutan Penyangga

a.       Larutan Penyangga Bersifat Asam

Larutan penyangga yang bersifat asam terbentuk dari suatu asam lemah dan basa konjugasinya. Apabila larutan ini ditambahkan dengan sedikit asam atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan ini relatif tidak berubah dan tetap bersifat asam (pH <7). Sehingga, larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan penyangga atau buffer.

Salah satu komponen pembentuk larutan penyangga yang bersifat asam adalah asam lemah, misalnya CH3COOH, bila dilarutkan dalam air akan sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CH3COOH (aq)                 CH3COO- (aq) + H+(aq)

Pada reaksi di atas, CH3COOH merupakan suatu asam lemah, dengan basa konjugasi CH3COO-.

Komponen lain yang membentuk larutan penyangga yang bersifat asam adalah basa konjugasi. Basa konjugasi ini dapat berasal dari garam basa, misalnya CH3COONa, CH3COOK atau (CH3COO)2Ba yang diperoleh dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.

Contoh:

CH3COOH(aq) + NaOH(aq)                 CH3COONa(aq) + H2O(l)

asam lemah           basa kuat                 garam basa

 

Di dalam larutannya, suatu garam basa misalnya CH3COONa, akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya membentuk basa konjugasi kembali. Sehingga, garam basa ini merupakan suatu spesi yang bertindak sebagai basa konjugasi dari suatu asam lemah. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CH3COONa (aq)               Na+(aq) + CH3COO-(aq)

Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat asam merupakan campuran dari :

                                                        i.            Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.

HA          +         LA

Asam lemah         garam basa

Contoh:

-          HCN + NaCN

-          CH3COOH + CH3COONa

 

                                                            ii.      Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut terdapat sisa asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.

HA      +     LOH                   LA          +  H2O

asam lemah  basa kuat        garam basa

 

Contoh:

-             100 mL HF 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M

-             0,1 mol HCN + 0,05 mol KOH

 

                                                    iii.            Garam-garam yang berasal dari asam poliprotik

Contoh:

NaH2PO4(aq) + Na2HPO4 (aq)

Di dalam larutannya, garam-garam tersebut akan terionisasi menjadi: NaH2PO4 (aq)       Na+(aq)                                         + H2PO4 -(aq)

Na2HPO4 (aq)                  2Na+(aq) + HPO42-(aq)

H2PO4- merupakan spesi asam dan HPO42- merupakan spesi basa konjugasi dari H2PO4-.

b.      Larutan Penyangga Bersifat Basa

Larutan penyangga yang bersifat basa terbentuk dari basa lemah dan asam konjugasinya. Apabila larutan ini ditambahkan dengan sedikit asam atau basa maupun diencerkan, maka pH larutan ini relatif tidak berubah dan tetap bersifat basa (pH >7). Sehingga, larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan penyangga atau buffer.

Salah satu komponen pembentuk larutan penyangga bersifat basa adalah basa lemah. Suatu basa lemah, misalnya NH3. Bila NH3 dilarutkan dalam air maka akan sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

 

NH3 (aq) + H2O(l)                  NH4+(aq) + OH-(aq)

 

Pada reaksi di atas, NH3 merupakan suatu basa lemah, dengan asam konjugasinya yaitu NH4+.

Komponen lain pembentuk larutan penyangga bersifat basa adalah asam konjugasi. Asam konjugasi ini dapat berasal dari garam asam, misalnya NH4Cl, NH4Br atau (NH4)2SO4 yang diperoleh dari reaksi antara basa lemah dengan asam kuat.

 

Contoh:

NH3 (aq) + HCl(aq)               NH4Cl(aq) basa lemah   asam k garam asam

 

Di dalam larutannya, suatu garam asam misalnya NH4Cl, akan terionisasi menjadi ion-ionnya membentuk asam konjugasi kembali. Sehingga, garam asam ini merupakan suatu spesi yang bertindak sebagai asam konjugasi dari suatu basa lemah. Reaksinya adalah sebagai berikut:

NH4Cl (aq)             NH4+ (aq) + Cl-(aq)

Dengan demikian, suatu larutan penyangga yang bersifat basa merupakan campuran dari:

                                                        i.            Basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.

LOH          +       LA

basa lemah         garam asam

Contoh:

-   NH3 + NH4Cl

-   NH3 + NH4Br

 

                                                            ii.      Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat berlebih. Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut terdapat sisa basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat.

LOH      +     HA                     LA          + H2O

basa lemah      asam kuat      garam asam

Contoh:

- 100 mL NH3 0,1 M + 50 mL HCl 0,1 M

- 0,1 mol NH3 + 0,05 mol H2SO4

 

D.    Cara Kerja Asam, Basa dan Larutan Penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-.  Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

1.      Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-  yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

 

 

·         Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

·         Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

2.      Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

3.      Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH­-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

4.      Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

 

E.     Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:

1.        Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berperan untuk mempertahamkan pH, contohnya sebagai berikut:

a.                 

3

 
Di dalam darah terdapat larutan penyangga. pH darah berkisar antara 7,35-7,45. Untuk menjaga agar pH darah tidak banyak berubah maka dalam darah terdapat sistem penyangga, yaitu asam karbonat dan ion bikarbonat (H2CO3 & HCO -). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut.

H2CO3 (aq)            + OH-(aq)               HCO3- (aq) + H2O(l) HCO3- (aq)   + H+(aq)          H2CO3 (aq)

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH darah, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Salah satu contoh asidosis adalah olahraga yang berlebihan.

Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Salah satu contoh alkalosis adalah berada pada ketinggian.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang serius.

b.                 Di dalam cairan sel tubuh terdapat sistem penyangga, yaitu asam dihidrogenfosfat dan basa konjugasinya berupa ion monohidrogen fosfat (H2PO4- & HPO42-). Campuran penyangga ini berperan juga dalam sistem pengeluaran ion H+ pada ginjal. Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut.

H2PO4- (aq)    + OH-(aq)               HPO42- (aq) + H2O(l) HPO42-  (aq)   + H+(aq)  H2PO4- (aq)

 

2.        Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat- obatan agar zat aktif dari obat tersebut mempunyai pH tertentu. Larutan infus    menggunakan  prinsip penyangga untuk mempertahankan pH

Larutan penyangga   juga digunakan dalam obat tetes mata

3.        Dalam bidang pertanian, suatu tanaman hidroponik memerlukan suatu mineral yang berupa larutan penyangga.

 


BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam. Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki  pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

http://www.academia.edu/9031488/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_PH_ASAM-BASA

Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.

Harnanto, Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional

Utami, Sri.2011.Larutan Buffer.

WWW.Larutan Penyangga .COM

http://shyraalthafunisa.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-tentang-larutan-basaasam.html.

http://tututsucilestari.blogspot.com/2012/06/laporan-kimia-asam-basa.html

http://elianimutiara29.blogspot.com/2014/01/makalah-kimia-larutan-basa_27.html