Thursday, 21 October 2021

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I     PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A.    Latar Belakang................................................................................................. 1

B.     Rumusan Masalah............................................................................................ 1

C.     Tujuan Pembahasan......................................................................................... 2

BAB II   PEMBAHASAN............................................................................................ 3

A.       Proses Pengambilan Keputusan..................................................................... 3

B.       Pohon Keputusan........................................................................................... 5

C.       Daur Hidup Produk .......................................................................................  6

D.      Karakteristik Pengambilan Keputusan........................................................... 10

E.       Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi........................................ 11

F.        Menghadapi Konflik Dalam Pengambilan Keputusan................................... 12

G.      Analisi SWOT Dan Pengambilan Keputusan................................................. 12

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 15

A.    Kesimpulan...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

            Pengambilan keputusan merupakan tindakan manajemen dalam mencapai sasaran. Teori pengambilan keputusan memiliki unsur-unsur utama berupa pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat diperbandingkan satu sama lain; Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan tingkatannya sesuai dengan urutan pentingnya. Berbagai alternatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara seksama.

            Mengambil atau membuat keputusan adalah kondisi dalam pilihan, biasanya dalam membuat keputusan akan banyak berbagai alternatif tetapi pembuat keputusan harus memilih salah satu alternatif dari sekian banyak alternatif karena dalam membuat atau mengambil keputusan itu berkaitan dengan menentukan keputusan mana, dari sekelompok alternatif yang mungkin dan yang optimal untuk suatu kondisi tertentu. Dalam proses membuat keputusan salah satu komponen yang penting adalah mengumpulkan banyak informasi. Penerapan pengambilan keputusan ini bisa melalui bidang usaha atau yang lainnya. Jadi dalam makalah ini kami akan membahas tentang materi yang berkaitan dengan pengambilan Keputusan seperti : proses pengambilan keputusan, pohon keputusan, daur hidup produk, karakteristik pengambilan keputusan, pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi, konflik dan pengambilan keputusan, analisis SWOT dan pengambilan keputusan.

B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaiamana proses pengambilan keputusan?

2.      Bagaimana pohon keputusan?

3.      Bagaimana daur hidup produk?

4.      Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan?

5.      Bagaimana pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi?

6.      Bagaimana menghadapi konflik dalm pengambilan keputusan?

7.      Bagaimana analisis SWOT dan pengambilan keputusan?

 

C.  Tujuan Pembahasan

1.    Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan.

2.    Untuk mengetahui pohon keputusan.

3.    Untuk mengetahui daur hidup produk.

4.    Untuk mengetahui karakteristik pengambilan keputusan.

5.    Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi.

6.    Untuk mengetahui menghadapi konflik dalam pengambilan keputusan.

7.    Untuk mengetahui analisis SWOT dan pengambilan keputusan.


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengambilan Keputusan

1.      Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making)

            Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.[1] Menurut J.Reason, Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.[2]

            G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.[3] Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan diambil.[4]

            Pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut. Menurut Suharnan, pengambilan keputusan adalah poses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi prakiraan yang akan terjadi. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang diambil seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain : keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

2.      Proses pengambilan keputusan

            Kotler, menjelaskan proses pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut:

a.    Identifikasi Masalah

Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu keadaan.

b.    Pengumpulan dan Penganalisis data

Pengambil keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

c.    Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.

d.   Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebalikanya.

e.    Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.

f.     Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.[5]

       Jadi, proses pengambilan keputusan tersuktur atas identifikasi masalah, pengumpulan dan penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.

B.  Pohon Keputusan

            Pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan yang mengarah kepada solusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan sedangkan daun menyatakan solusi. Skema dan struktur pohon keputusan adalah salah satu pemodelan dari struktur menurut graf.

Description: C:\Users\Ega juwita\Music\images.png            Struktur Dasar Pohon Keputusan, Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran pemodelan dari suatu persoalan yang terdiri dari serangakaian keputusan yang mengarah kesolusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan dan daun menyatakan solusi.

 

 

 

 

 

Pohon keputusan pada gambar diatas dibaca dari atas ke bawah. Simpul paling atas pada pohon ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai dengan tanda kotak disimpul tersebut dinamakan simpul keputusan. Cabang-cabang yang mengarah kekanan dan kekiri dari cabang keputusam mempresentasikan kumpulan dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya satu keputusan yang dapat diambil dalam suatu waktu. Dalam beberapa pohon keputusan, juga sering disertakan simpul tambahan, yaitu simpul probabilitas. Simpul ini biasa ditandai dengan gambar lingkaran kecil yang disertai dengan angka-angka yang terletak pada cabang-cabang yang mengakar pada simpul probabilitas tersebut. Angka-angka yang terletak pada cabang-cabang tersebut merupakan probabilitas kesempatan munculnya keputusan yang ada dicabang tersebut dalam pilihan.

            Pohon keputusan dapat diartikan sebagai sebuah alat untuk membuat ide yang secara umum dapat mengacu kepada graf atau sebuah model dari keputusankeputusan dan akibat-akibat yang dapat muncul dari keputusan-keputusan tersebut, termasuk peluang terjadinya suatu kejadian, biaya yang dibutuhkan dan utilitas. Melalui pohon ini strategi terbaik untuk mengkalkulasikan peluang kondisi-kondisi yang mungkin akan terjadi disertai dengan analisa-analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan yang diambil dengan menggunakan pohon keputusan tersebut.[6]

C.  Daur Hidup Produk

            Daur hidup produk (PLC= Product Life Cycle) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran yang dapat memberikan gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualannya. Tiap tahapan produk mempunyai tantangan yang berbeda dan dapat memberikan kontribusi laba yang berbeda sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang handal. Tahapan produk dapat dibagi menjadi empat yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.[7]

            Berikut ini adalah Siklus Kehidupan Produk:

a.    Perkenalan

       Suatu periode awal pengenalan produk ke pasar agar konsumen menyadari keberadaannya. Tahap ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang lambat. Biaya promosi dan produksi sangat tinggi melebihi tingkat pendapatan sehingga tidak ada penerimaan laba. Produk ditentukan dengan harga tinggi jika di pasar tidak ada pesaing lain. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :

1)              Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy) Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.

2)              Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy) Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

3)              Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy) Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.

4)              Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy) Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah. Contoh produk yang ada pada tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.[8]

b.    Pertumbuhan

       Suatu periode peningkatan pertumbuhan penjualan yang sangat cepat dan peningkatan laba yang cukup berarti. Pesaing berusaha memasarkan produk yang hampir sama atau bahkan dengan kualitas lebih baik karena menyadari kesuksesan produk tersebut. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.

1)              Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth), Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.

2)              Pertumbuhan Lambat (Slow Growth) Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.[9]

c.    Kedewasaan

             Suatu periode penurunan dalam pertumbuhan pasar karena produk telah diterima oleh sebagian pasar potensial. Laba tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti atau stabil bahkan bisa saja menurun karena perusahaan melakukan upaya perlawanan pesaing di pasar. Beberapa strategi pemasaran akan menawarkan diskon khusus dan pembedaan pada rancangan produk yang sudah ada untuk mempertahankan pangsa pasar. Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :

1)      Strategi Bertahan (Defensive Strategy) Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion) untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.

2)      Strategi Menyerang (Offensive Strategy), Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada nonuser, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain[10]

d.   Penurunan

       Periode dimana tingkat penjualan dan laba mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini karena permintaan konsumen sangat berkurang dan pesaing semakin bertambah di pasaran. Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati. Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone Samsung tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.[11]

D.      Karakteristik Pengambilan Keputusan

     Karakteristik merupakan pembeda dari seseorang atau sesuatu yang mendasari watak dan sifat manusia. Ini termasuk ciri-ciri fisik ataupun tindakan manusia dalam menentukan keputusan sehingga mampu memberikan pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut. Karakterisrik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menimpa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya memberi pengaruh pada setiap keputusan yang di buat oleh orang tersebut.

Ciri-Ciri Karakteristik Pengambil Keputusan

 

1.    Takut pada Resiko (Risk Avoider)

Merupakan tipe dari pengambil keputusan yang memilih posisi yang aman dan terkendali. Sehingga jauh dari resiko yang akan diterimanya. Dalam mengambil keputusan seseorang akan cenderung menjaga asset dengan baik-baik dan tidak ingin memasuki wilayah yang menantang dalam hal ini percobaan yanb dianggap baru. Karakteristik ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya, bahkan cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya menghindari resiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan.

2.    Hati-hati pada Resiko (Risk Indifference)

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat berhati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan. Bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan kecenderungan kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.

3.    Suka pada Resiko (Risk Seeker)

Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko. Karena bagi dia, semkin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan besar pengaruhnya terhadap setiap keputusan yang diambil. Mereka terbiasa dengan spekulasi, dan itu pula yang membuat mereka selalu ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Kalaupun menjadi pekerja, itupun tidak bertahan lama. Mental risk seeker atau risk lover adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini umumnya dimiliki oleh pemberontak dimana mereka mau bersusah payah dengan keyakinan akan memperoleh kenikmatan setelah itu, berupa kemenangan.[12]

E.  Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi

       Ada empat teori keputusan:

1.      Pengambilan keputusan di bawah kondisi kepastian.

Dalam hal ini pengambil keputusan mengetahui dengan pasti konsekuensi atau hasil dari setiap alternatif keputusan yang dipilih. Sebagai contoh pengambil keputusan mengetahui dengan pasti bahwa Rp. 1 juta disimpan didalam rekening bank akan menambah Rp. 1 juta pada neraca pembukuannya.

2.      Pengambilan keputusan dibawah risiko.

Pengambil keputusan mengetahui kemungkinan (probabilitas) akan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensi dari tiap pilihan. Contoh : kemungkinan terjadi hujan esok adalah 0.3 atau 30 persen.

3.      Pengambilan keputusan di bawah ketidakpastian

Pengambil keputusan tidak mengetahui probabilitas kejadian yang akan terjadi untuk tiap alternatif. Misalnya Mr. X yang akan menjadi presiden pada pemilihan umum yang akan datang tidak diketahui probabilitasnya.

4.       Pengambilan keputusan dengan hierarki (Analytical Hierarchy Process dari THOMAS SAATY). Pengambilan keputusan dengan hierarki disini didasarkan atas prioritas, dimana penyusunan prioritas itu memuat tiga prinsip: prinsip menyusun hierarki, prinsip menetapkan prioritas dan prinsip konsistensi lojik.[13]

            Pengambilan keputusan dalam berbagai situasi di atas memiliki masing  masing pemecahan dengan teknik masing-masing. Seperti untuk situasi ada kepastian pemecahannya bersifat deterministik menggunakan teknik linier programming, transportasi, penugasan, dan lain-lain. Untuk situasi ada risiko pemecahannya bersifat probabilistik menggunakan teknik model keputusan probabilistik, model inventoriprobabilistik dan model antrian probabilistik. Untuk situasi ada  konflik  pemecahannya bergantung pada tindakan lawan menggunakan teknik permainan. Sedangkan untuk keadaan tidak ada kepastian, pemecahannya hanya dapat dilakukan dengan teknik analisis keputusan.

F.   Menghadapi Konflik Dalam Pengambilan Keputusan

                Terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar. Banyak permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi yang kompetitif.

            Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game). Sebagai contoh, pengambil keputusan (sebut A) memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan (course of action). Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (sebut B) juga mengambil tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys), pengambil keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa yang secara individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu, misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.

            Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada konflik sering kali dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet). Misalnya, kita dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang dipertimbangkanmenjadi lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik bisa dipecahkan dengan teori permainan (game theory). Secara keseluruhan teknik-teknik yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan yang berbeda-beda dapat dilihat sebagai berikut ada tiga cara pendekatan yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan guna menentukan strategi, yaitu:

1.      Pengambilan keputusan yang rasional analisis, yaitu pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan semua alternatif maupun segala akibat dari pilihan yang dapat dilihatnya dan menyusun segala akibatnya tersebut dengan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum.

2.      Pengambilan keputusan secara intuitif emosional, yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan, pengalaman, pemikiran, reflektif, dan naluri dengan menggunakan proses jiwa di bawah sadar.

3.      Pengambilan keputusan secara politis perilaku, yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan sejumlah tekanan dari orang lain dan terpengaruh oleh keputusan mereka. Atau dengan kata lain, mempertimbangkan pihak-pihak yang akan terpengaruh dengan keputusan yang diambil.[14]

G. Analisis SWOT dan Pengambilan Keputusan

                Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun lingkungan internal perusahaan. Rangkuti menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). [15]

            Proses pengambilan keputusan dengan cara ini selalu dikaitkan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan usaha. Jadi pada prinsipnya analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) danfaktor internal (kekuatan dan kelemahan) guna menetapkan formulasi strategi (perencanaan strategi) dalam upaya penyusunan strategi jangka panjang. Menurut david mengatakan bahwa peluang dan ancaman eksternal merujuk pada keadaan ekonomi, sosial, buadaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi, dan kecendrungan persaingan serta peristiwa yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara signifikan dimasa depan.[16]

            Contoh analisis usaha yang dilakukan pada usaha warung makan di Warung Makan Bu Nursari dapat disimpulkan bahwa strategi yang paling efektif yang digunakan ialah menggunakan strategi untuk bersaing dengan usaha yang lain, ialah strategi SO (Strenght – Oportunity) dimana menggunakan semua kekuatan untuk mencapai peluang yang ada.

            Analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threats) :

1.         Strengh : Berlokasi di tempat yang strategis dekat perkantoran, Ruko, Komplek, kampus, kos – kosan. Serta harga yang sangat terjangkau.

2.         Weakness : Memiliki kelemahan kurangnya pemasaran, tempat parkir terbatas, masuk gang kampong.

3.          Opportunity : Memiliki peluang usaha adanya sosmed digunakan untuk pemasaran, lokasi yang strategis, pengembangan menu makanan yang bervariasi.

4.         Threats : Ancaman dari usaha ini harga bahan pokok yang naik turun, cuaca, musim liburan.


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

            Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan diambil.

            Pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan yang mengarah kepada solusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan sedangkan daun menyatakan solusi. Skema dan struktur pohon keputusan adalah salah satu pemodelan dari struktur menurut graf. Struktur Dasar Pohon Keputusan, Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran pemodelan dari suatu persoalan yang terdiri dari serangakaian keputusan yang mengarah kesolusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan dan daun menyatakan solusi.

            Daur hidup produk (PLC= Product Life Cycle) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran yang dapat memberikan gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualannya. Pengambilan keputusan dalam berbagai situasi di atas memiliki masing  masing pemecahan dengan teknik masing-masing. Seperti untuk situasi ada kepastian pemecahannya bersifat deterministik menggunakan teknik linier programming, transportasi, penugasan, dan lain-lain. Untuk situasi ada risiko pemecahannya bersifat probabilistik menggunakan teknik model keputusan probabilistik, model inventoriprobabilistik dan model antrian probabilistik. Untuk situasi ada  konflik  pemecahannya bergantung pada tindakan lawan menggunakan teknik permainan. Sedangkan untuk keadaan tidak ada kepastian, pemecahannya hanya dapat dilakukan dengan teknik analisis keputusan.


DAFTAR PUSTAKA

Dagun, M. Save. . Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006).

Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2

Syamsi, Ibnu. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara, 2000).

Desmita. Psikologi Perkembangan.( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).

Kotler P, dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. (Yogyakarta : Andi Offset, 2000).

Suyanto, “Artificial Intelligence (Searching, Reasoning, Planning dan Learning)”, Informatika Bandung, 2007.

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. Dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. Edisi 11. Jilid 1. (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005).

Slamet Widodo, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle), JURNAL Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 4 No. 1 Januari 2018.

Soewarno Handayaningrat,  Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan  Manajemen. (Jakarta: Masagung, 2002).

Irham Fahmi. Manajemen Pengambilan Keputusan: Teori dan Aplikasi.  (Bandung: Alfabeta, 2013).

Eppen, G.D, , Quantitative Concepts For Management, (New Jersey: Prentice Hall, Inc. 1989).

J. Supranto. Teknik Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Rineka Cipta ,1998).

Rangkuti Freddy.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, 1997.

David Fred R, Manajemen Strategis. (Jakarta: Salemba Empat 2006).

 



                [1] Dagun, M. Save. . Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006), hlm 185.

                [2] Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2

                [3]Syamsi, Ibnu.. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm 5

                [4] Desmita.. Psikologi Perkembangan.( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) hlm 198.

 

            [5] Kotler P, dkk.. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. (Yogyakarta : Andi Offset, 2000). Hlm 223.

                [6] Suyanto, “Artificial Intelligence (Searching, Reasoning, Planning dan Learning)”, Informatika Bandung, 2007.

                [7] Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. Dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. Edisi 11. Jilid 1. (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005)

                [8] Slamet Widodo, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle), JURNAL Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 4 No. 1 Januari 2018. Hlm 87.

                [9] Ibid, hlm 87.

                [10] Ibid, hlm 88.

                [11] Soewarno Handayaningrat,  Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan  Manajemen. (Jakarta: Masagung, 2002).

                [12]Irham Fahmi.. Manajemen Pengambilan Keputusan: Teori dan Aplikasi.  Bandung: Alfabeta, 2013).

                [13] Eppen, G.D, , Quantitative Concepts For Management, (New Jersey: Prentice Hall, Inc. 1989).

                [14] J. Supranto. Teknik Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Rineka Cipta ,1998).

                [15] Rangkuti Freddy.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, 1997.

                [16] David Fred R, Manajemen Strategis. (Jakarta: Salemba Empat 2006), hlm 10.