DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1
A.
Latar
Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C.
Tujuan
Pembahasan.........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
A.
Proses Pengambilan
Keputusan.....................................................................
3
B.
Pohon Keputusan...........................................................................................
5
C.
Daur Hidup Produk ....................................................................................... 6
D.
Karakteristik Pengambilan Keputusan........................................................... 10
E.
Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi........................................ 11
F.
Menghadapi Konflik Dalam Pengambilan Keputusan................................... 12
G.
Analisi SWOT Dan Pengambilan Keputusan................................................. 12
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 15
A.
Kesimpulan...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan
keputusan merupakan tindakan manajemen dalam mencapai sasaran. Teori
pengambilan keputusan memiliki unsur-unsur utama berupa pembuat keputusan
dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat diperbandingkan satu sama
lain; Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang mempedomani pembuat
keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan tingkatannya sesuai dengan urutan
pentingnya. Berbagai alternatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti
secara seksama.
Mengambil atau membuat keputusan adalah kondisi dalam
pilihan, biasanya dalam membuat keputusan akan banyak berbagai alternatif
tetapi pembuat keputusan harus memilih salah satu alternatif dari sekian banyak
alternatif karena dalam membuat atau mengambil keputusan itu berkaitan dengan menentukan keputusan mana, dari sekelompok alternatif
yang mungkin dan yang optimal untuk suatu kondisi tertentu. Dalam proses
membuat keputusan salah satu komponen yang penting adalah mengumpulkan banyak
informasi. Penerapan pengambilan keputusan ini bisa melalui bidang usaha atau
yang lainnya. Jadi dalam makalah ini kami akan membahas tentang
materi yang berkaitan dengan pengambilan Keputusan seperti : proses pengambilan keputusan, pohon
keputusan, daur hidup produk, karakteristik pengambilan keputusan, pengambilan
keputusan dalam berbagai kondisi, konflik dan pengambilan keputusan, analisis
SWOT dan pengambilan keputusan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaiamana proses pengambilan keputusan?
2.
Bagaimana
pohon keputusan?
3.
Bagaimana daur hidup produk?
4.
Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan?
5.
Bagaimana
pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi?
6.
Bagaimana
menghadapi konflik dalm pengambilan keputusan?
7.
Bagaimana analisis SWOT dan pengambilan keputusan?
C. Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan.
2.
Untuk mengetahui pohon keputusan.
3.
Untuk mengetahui daur hidup produk.
4.
Untuk mengetahui karakteristik pengambilan keputusan.
5.
Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi.
6.
Untuk mengetahui menghadapi konflik dalam pengambilan keputusan.
7.
Untuk mengetahui analisis SWOT dan pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengambilan Keputusan
1.
Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Keputusan
merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas.
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua
alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak
akan ada satu keputusan yang akan diambil.[1] Menurut J.Reason, Pengambilan keputusan dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final.[2]
G. R. Terry
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan
itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah
alternatif.[3]
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil
dari suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam
Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan.
Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan
situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian
sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan
tindakan yang harus dan kapan diambil.[4]
Pengambilan
keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah
proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap
pengetahuan lebih lanjut. Menurut
Suharnan, pengambilan keputusan adalah poses memilih atau menentukan berbagai
kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan
terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi
kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, membuat estimasi
(prakiraan) mengenai frekuensi prakiraan yang akan terjadi. Salah satu fungsi
berpikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang diambil
seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain : keputusan
merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu melibatkan
pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan nyata,
walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
2.
Proses pengambilan keputusan
Kotler,
menjelaskan proses pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut:
a. Identifikasi Masalah
Dalam
hal ini diharapkan mampu mengidentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu
keadaan.
b. Pengumpulan dan Penganalisis data
Pengambil
keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah
masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan
satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan
satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif
yang dipakai akan berhasil atau sebalikanya.
e. Pelaksanaan keputusan
Dalam
pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusan harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin
harus juga mempunyai alternatif yang lain.
f. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah
keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan
yang telah dibuat.[5]
Jadi,
proses pengambilan keputusan tersuktur atas identifikasi masalah, pengumpulan
dan penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemantauan
dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.
B. Pohon
Keputusan
Pohon keputusan
digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan
yang mengarah kepada solusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan sedangkan
daun menyatakan solusi. Skema dan struktur pohon keputusan adalah salah satu
pemodelan dari struktur menurut graf.
Struktur Dasar
Pohon Keputusan, Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran pemodelan
dari suatu persoalan yang terdiri dari serangakaian keputusan yang mengarah
kesolusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan dan daun menyatakan solusi.
Pohon keputusan pada gambar diatas dibaca dari atas ke bawah. Simpul
paling atas pada pohon ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai dengan
tanda kotak disimpul tersebut dinamakan simpul keputusan. Cabang-cabang yang
mengarah kekanan dan kekiri dari cabang keputusam mempresentasikan kumpulan
dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya satu keputusan yang dapat
diambil dalam suatu waktu. Dalam beberapa pohon keputusan, juga sering
disertakan simpul tambahan, yaitu simpul probabilitas. Simpul ini biasa
ditandai dengan gambar lingkaran kecil yang disertai dengan angka-angka yang terletak
pada cabang-cabang yang mengakar pada simpul probabilitas tersebut. Angka-angka
yang terletak pada cabang-cabang tersebut merupakan probabilitas kesempatan
munculnya keputusan yang ada dicabang tersebut dalam pilihan.
Pohon keputusan
dapat diartikan sebagai sebuah alat untuk membuat ide yang secara umum dapat
mengacu kepada graf atau sebuah model dari keputusankeputusan dan akibat-akibat
yang dapat muncul dari keputusan-keputusan tersebut, termasuk peluang
terjadinya suatu kejadian, biaya yang dibutuhkan dan utilitas. Melalui pohon
ini strategi terbaik untuk mengkalkulasikan peluang kondisi-kondisi yang
mungkin akan terjadi disertai dengan analisa-analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan yang diambil dengan menggunakan pohon keputusan tersebut.[6]
C. Daur Hidup Produk
Daur hidup produk
(PLC= Product Life Cycle) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran yang
dapat memberikan gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap
yang berbeda dalam sejarah penjualannya. Tiap tahapan produk mempunyai
tantangan yang berbeda dan dapat memberikan kontribusi laba yang berbeda
sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang handal. Tahapan produk dapat dibagi
menjadi empat yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.[7]
Berikut ini adalah Siklus
Kehidupan Produk:
a.
Perkenalan
Suatu periode awal pengenalan produk ke
pasar agar konsumen menyadari keberadaannya. Tahap ini ditandai dengan tingkat
pertumbuhan yang lambat. Biaya promosi dan produksi sangat tinggi melebihi
tingkat pendapatan sehingga tidak ada penerimaan laba. Produk ditentukan dengan
harga tinggi jika di pasar tidak ada pesaing lain. Strategi ini ada empat
bentuk, yaitu :
1)
Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy) Strategi ini
dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar
untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara
ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini
akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
2)
Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy) Strategi
dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per
unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian
besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga
tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
3)
Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy) Strategi
ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat
dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar
sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka
terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
4)
Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy) Strategi ini
dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang
besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang
sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap
harga, dan persaingan potensial sangat rendah. Contoh produk yang ada pada tahap
ini untuk barang elektronik misalnya iPad.[8]
b.
Pertumbuhan
Suatu periode peningkatan pertumbuhan
penjualan yang sangat cepat dan peningkatan laba yang cukup berarti. Pesaing
berusaha memasarkan produk yang hampir sama atau bahkan dengan kualitas lebih
baik karena menyadari kesuksesan produk tersebut. Tahap ini sendiri dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.
1)
Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth), Tahap rapid growth ini
ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena
produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat
mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal.
Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka
keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk
tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun
pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini
produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
2)
Pertumbuhan Lambat (Slow
Growth) Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang
semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan
telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan
perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya.
Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model
(style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan
semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan
cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari
pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar
laptop saat ini sedang tumbuh pesat.[9]
c.
Kedewasaan
Suatu periode
penurunan dalam pertumbuhan pasar karena produk telah diterima oleh sebagian
pasar potensial. Laba tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti atau
stabil bahkan bisa saja menurun karena perusahaan melakukan upaya perlawanan
pesaing di pasar. Beberapa strategi pemasaran akan menawarkan diskon khusus dan
pembedaan pada rancangan produk yang sudah ada untuk mempertahankan pangsa
pasar. Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu
:
1)
Strategi Bertahan (Defensive Strategy) Strategi ini
bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok
produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini
adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, &
promotion) untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih
menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan
kelemahan produk.
2)
Strategi Menyerang (Offensive Strategy), Strategi ini lebih
menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik.
Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok
bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada nonuser, dan
merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi
produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin
menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru
dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih
banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan
product relaunching). Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah
handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai
tergerus oleh teknologi yang lain[10]
d.
Penurunan
Periode dimana tingkat penjualan dan laba
mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini karena permintaan konsumen
sangat berkurang dan pesaing semakin bertambah di pasaran. Setiap produk
biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak
orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual.
Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir,
tumbuh, dewasa dan mati. Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang
berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias
cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama.
Contohnya handphone Samsung tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat
dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan
tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan
dewasa.[11]
D.
Karakteristik Pengambilan Keputusan
Karakteristik merupakan pembeda dari seseorang
atau sesuatu yang mendasari watak dan sifat manusia. Ini termasuk ciri-ciri
fisik ataupun tindakan manusia dalam menentukan keputusan sehingga mampu
memberikan pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut. Karakterisrik adalah sesuatu yang tumbuh
sejalan dengan waktu dan telah menimpa serta membentuk sikap seseorang yang
selanjutnya memberi pengaruh pada setiap keputusan yang di buat oleh orang
tersebut.
Ciri-Ciri Karakteristik Pengambil Keputusan
1.
Takut pada Resiko (Risk Avoider)
Merupakan
tipe dari pengambil keputusan yang memilih posisi yang aman dan terkendali.
Sehingga jauh dari resiko yang akan diterimanya. Dalam mengambil keputusan
seseorang akan cenderung menjaga asset dengan baik-baik dan tidak ingin
memasuki wilayah yang menantang dalam hal ini percobaan yanb dianggap baru. Karakteristik
ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang
diambilnya, bahkan cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya
menghindari resiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan.
2.
Hati-hati pada Resiko (Risk Indifference)
Karakteristik
seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat berhati-hati atau begitu
menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan.
Bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan kecenderungan kehati-hatian
yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia tidak
akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang dengan
karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.
3.
Suka pada Resiko (Risk Seeker)
Karakteristik
seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko. Karena bagi dia, semkin
tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan
diperolehnya. Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan besar
pengaruhnya terhadap setiap keputusan yang diambil. Mereka terbiasa dengan
spekulasi, dan itu pula yang membuat mereka selalu ingin menjadi pemimpin dan
cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Kalaupun menjadi pekerja, itupun tidak
bertahan lama. Mental risk seeker atau risk lover adalah mental yang dimiliki
oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini umumnya dimiliki oleh
pemberontak dimana mereka mau bersusah payah dengan keyakinan akan memperoleh
kenikmatan setelah itu, berupa kemenangan.[12]
E. Pengambilan
Keputusan Dalam Berbagai Kondisi
Ada empat teori keputusan:
1.
Pengambilan keputusan di bawah kondisi kepastian.
Dalam
hal ini pengambil keputusan mengetahui dengan pasti konsekuensi atau hasil dari
setiap alternatif keputusan yang dipilih. Sebagai contoh pengambil keputusan
mengetahui dengan pasti bahwa Rp. 1 juta disimpan didalam rekening bank akan
menambah Rp. 1 juta pada neraca pembukuannya.
2.
Pengambilan keputusan dibawah risiko.
Pengambil
keputusan mengetahui kemungkinan (probabilitas) akan terjadinya suatu kejadian
atau konsekuensi dari tiap pilihan. Contoh : kemungkinan terjadi hujan esok
adalah 0.3 atau 30 persen.
3.
Pengambilan keputusan di bawah ketidakpastian
Pengambil
keputusan tidak mengetahui probabilitas kejadian yang akan terjadi untuk tiap
alternatif. Misalnya Mr. X yang akan menjadi presiden pada pemilihan umum yang
akan datang tidak diketahui probabilitasnya.
4.
Pengambilan keputusan
dengan hierarki (Analytical Hierarchy Process dari THOMAS SAATY). Pengambilan
keputusan dengan hierarki disini didasarkan atas prioritas, dimana penyusunan
prioritas itu memuat tiga prinsip: prinsip menyusun hierarki, prinsip menetapkan
prioritas dan prinsip konsistensi lojik.[13]
Pengambilan
keputusan dalam berbagai situasi di atas memiliki masing masing pemecahan dengan teknik masing-masing.
Seperti untuk situasi ada kepastian pemecahannya bersifat deterministik
menggunakan teknik linier programming,
transportasi, penugasan, dan lain-lain. Untuk situasi ada risiko pemecahannya
bersifat probabilistik menggunakan teknik model keputusan probabilistik, model inventoriprobabilistik dan model antrian
probabilistik. Untuk situasi ada konflik pemecahannya bergantung pada tindakan lawan
menggunakan teknik permainan. Sedangkan untuk keadaan tidak ada kepastian,
pemecahannya hanya dapat dilakukan dengan teknik analisis keputusan.
F.
Menghadapi Konflik Dalam Pengambilan Keputusan
Terkadang dalam pengambilan
keputusan tidak selalu lancar. Banyak permasalahan-permasalahan yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi bila keputusan yang
diambil terdapat konflik atau dapat menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat
terjadi bila kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan
(ada konflik) dalam situasi yang kompetitif.
Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game). Sebagai contoh, pengambil
keputusan (sebut A) memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan
(course of action). Hal ini
disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (sebut B) juga mengambil
tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys), pengambil keputusan atau pemain tidak hanya
tertarik pada apa yang secara individual dilakukan, tetapi juga apa yang
dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif
(menguntungkan) atau negatif (merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali
situasi semacam itu, misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang
kompetitif, pengembangan produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi
ada konflik sering kali dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet).
Misalnya, kita dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya
tindakan pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang
dipertimbangkanmenjadi lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik bisa
dipecahkan dengan teori permainan (game theory). Secara keseluruhan
teknik-teknik yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan yang
berbeda-beda dapat dilihat sebagai berikut ada tiga cara pendekatan yang
dipergunakan dalam pengambilan keputusan guna menentukan strategi, yaitu:
1.
Pengambilan keputusan yang rasional analisis, yaitu
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan semua alternatif maupun segala
akibat dari pilihan yang dapat dilihatnya dan menyusun segala akibatnya
tersebut dengan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif
yang memberikan hasil maksimum.
2.
Pengambilan keputusan secara intuitif emosional, yaitu
pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan, pengalaman, pemikiran,
reflektif, dan naluri dengan menggunakan proses jiwa di bawah sadar.
3.
Pengambilan keputusan secara politis perilaku, yaitu
pengambilan keputusan dengan menggunakan sejumlah tekanan dari orang lain dan
terpengaruh oleh keputusan mereka. Atau dengan kata lain, mempertimbangkan
pihak-pihak yang akan terpengaruh dengan keputusan yang diambil.[14]
G.
Analisis SWOT dan Pengambilan Keputusan
Salah satu pendekatan yang
dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah
melalui analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk mengevaluasi
kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun lingkungan internal
perusahaan. Rangkuti menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness)
dan ancaman (Threats). [15]
Proses pengambilan keputusan dengan cara ini selalu
dikaitkan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan usaha. Jadi
pada prinsipnya analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang
dan ancaman) danfaktor internal (kekuatan dan kelemahan) guna menetapkan
formulasi strategi (perencanaan strategi) dalam upaya penyusunan strategi
jangka panjang. Menurut david mengatakan bahwa peluang dan ancaman eksternal merujuk
pada keadaan ekonomi, sosial, buadaya, demografi, lingkungan, politik, hukum,
pemerintah, teknologi, dan kecendrungan persaingan serta peristiwa yang dapat
menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara signifikan dimasa depan.[16]
Contoh analisis usaha yang dilakukan pada usaha warung
makan di Warung Makan Bu Nursari dapat disimpulkan bahwa strategi yang paling
efektif yang digunakan ialah menggunakan strategi untuk bersaing dengan usaha
yang lain, ialah strategi SO (Strenght – Oportunity) dimana menggunakan semua
kekuatan untuk mencapai peluang yang ada.
Analisis SWOT (Strengh,
Weakness, Opportunity, Threats) :
1.
Strengh : Berlokasi di tempat
yang strategis dekat perkantoran, Ruko, Komplek, kampus, kos – kosan. Serta
harga yang sangat terjangkau.
2.
Weakness : Memiliki kelemahan
kurangnya pemasaran, tempat parkir terbatas, masuk gang kampong.
3.
Opportunity : Memiliki peluang usaha adanya sosmed digunakan untuk
pemasaran, lokasi yang strategis, pengembangan menu makanan yang bervariasi.
4.
Threats : Ancaman dari usaha ini
harga bahan pokok yang naik turun, cuaca, musim liburan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengambilan
keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu
perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif
difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya,
berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana
sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan
menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus
dan kapan diambil.
Pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri
dari serangkaian keputusan yang mengarah kepada solusi. Tiap simpul dalam
menyatakan keputusan sedangkan daun menyatakan solusi. Skema dan struktur pohon
keputusan adalah salah satu pemodelan dari struktur menurut graf. Struktur
Dasar Pohon Keputusan, Secara umum, pohon keputusan adalah suatu gambaran
pemodelan dari suatu persoalan yang terdiri dari serangakaian keputusan yang
mengarah kesolusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan dan daun menyatakan
solusi.
Daur hidup produk
(PLC= Product Life Cycle) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran yang
dapat memberikan gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap
yang berbeda dalam sejarah penjualannya. Pengambilan keputusan dalam berbagai
situasi di atas memiliki masing masing
pemecahan dengan teknik masing-masing. Seperti untuk situasi ada kepastian
pemecahannya bersifat deterministik menggunakan teknik linier programming, transportasi, penugasan, dan lain-lain. Untuk
situasi ada risiko pemecahannya bersifat probabilistik menggunakan teknik model
keputusan probabilistik, model inventoriprobabilistik
dan model antrian probabilistik. Untuk situasi ada konflik
pemecahannya bergantung pada tindakan lawan menggunakan teknik
permainan. Sedangkan untuk keadaan tidak ada kepastian, pemecahannya hanya dapat
dilakukan dengan teknik analisis keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Dagun, M. Save. . Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006).
Reason, James. 1990. Human Eror.
Ashgate. ISBN 1-84014-104-2
Syamsi, Ibnu. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. (Jakarta : Bumi Aksara,
2000).
Desmita. Psikologi Perkembangan.( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).
Kotler P, dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. (Yogyakarta : Andi Offset,
2000).
Suyanto, “Artificial Intelligence (Searching, Reasoning, Planning dan Learning)”,
Informatika Bandung, 2007.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. Dialih bahasakan oleh
Benyamin Molan. Edisi 11. Jilid 1. (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005).
Slamet Widodo, Strategi Pemasaran
Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle), JURNAL Kajian Ekonomi
dan Kebijakan Publik, Vol. 4 No. 1 Januari 2018.
Soewarno Handayaningrat, Pengantar
Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
(Jakarta: Masagung, 2002).
Irham Fahmi. Manajemen Pengambilan
Keputusan: Teori dan Aplikasi. (Bandung: Alfabeta, 2013).
Eppen, G.D, , Quantitative Concepts For Management, (New Jersey: Prentice Hall,
Inc. 1989).
J. Supranto. Teknik
Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Rineka Cipta ,1998).
Rangkuti Freddy.Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis, 1997.
David Fred R, Manajemen Strategis.
(Jakarta: Salemba Empat 2006).
[1]
Dagun, M. Save. . Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006), hlm 185.
[6]
Suyanto, “Artificial Intelligence
(Searching, Reasoning, Planning dan Learning)”, Informatika Bandung, 2007.
[7]
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran.
Dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. Edisi 11. Jilid 1. (Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia, 2005)
[8]
Slamet Widodo, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle), JURNAL Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol.
4 No. 1 Januari 2018. Hlm 87.