DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Neoplasma
B. Macam-macam
Penyakit Neoplasma
C. Respon
Sel Terhadap Trauma
D. Rsepon
Imun Terhadap Neoplasma
E. Komplikasi
Penyakit Neoplasma
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
istilah patologi anatomic, tumor identic dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik
istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai
pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun
oleh radang (rubor, calor, tumor, fungsio laesa) atau atau pendarahan dan
sebagainya. Neoplasma membentuk tonjolan disebut neoplasma.
Seorang
pasien akan merasa takut jika mengetahuinya dirinya menderita kanker. Penyakit
kanker dianggap sebagai suatu penyakit yang mematikan, padahal belum tentu
selalu demikian. Sebagai seorang perawat diharapkan anda mempunyai pengetahuan
tentang tumor dan kanker, sehingga dapat menangani pasien yang sedang mengalami
penderitanya dengan sebaik-baiknya..
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan neoplasma?
2. Ada
berapa macam penyakit neoplasma?
3. Bagaimana
respon sel terhadap penyakit trauma?
4. Bagaimana
respon imun terhadap penyakin neoplasma?
5. Bagaimana
komplikasi penyakit neoplasma?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahu pengertian neoplasma.
2. Untuk
mengetahui macam-macam penyakit neoplasma.
3. Untuk
mengetahui respon sel terhadap penyakit trauma.
4. Untuk
mengetahui respon imun terhadap neoplasma.
5. Untuk
mengetahui komplikasi penyakit neoplasma
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Neoplasma
Secara
harfiah berarti pertumbuhan baru atau kumpulan masa abnormal dari sel-sel yang
mengalami proliferasi (tubuh terus menerus secara tidak terbatas) tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sel-sel
neoplasma berasal dari sel-sel sebelumnya adalah sel-sel normal tetapi karena
perubahan neoplastic akan mengalami pertumbuhan dengan kecepatan yang tidak
terkoordinasi dengan kebutuhan pasien (hostpes) dan tidak mencapai keseimbangan
tetapi lebih mengakibatkan penambahan masa sel yang mempunyai sifat yang sama.
Sel-sel tersebut dinakaman sel neoplastik dan pertumbuhan yang demikian disebut
pertumbuhan progresif.[1]
Neplasma
adalah suatu kelompok atau rumpun neoplastik. Istilah ini biasanya sinonim
dengan tumor. Istilah neoplasma benigna mengacu pada sel-sel neoplasma
neoplastik yang tidak mengintasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis.
Metastasis didefinisikan sebagai kemampuan sel kanker untuk menyusup dan
membangun pertumbuhan pada area tubuh lain yang jauh dari asalnya. Semua neoplasma diklasifikasian sebagai
kanker dan kemudian digambarkan sesuai dengan asal jaringannya.[2]
B. Macam-macam
Neoplasma
1. Atas
dasar sifat biologi tumor
a. Tumor
jinak atau beligna
Tumor jinak
tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai(kapsul), tidak tumbuh
infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak
sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan
sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang
sangat penting. Misalnya di sumsung tulang belakang yang dapat menimbulkan
paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
b. Tumor
ganas atau maligna
Tumor ganas pada
umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping
itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan
dapat menimbulkan kematian.
c. Tumor
intermediate
Diantara dua
kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive local tetapi
kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif local
atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basah
kulit.
2. Atas
dasar sel atau jaringan.
a. Berasal
dari sel totipoten
Sel totipotent
adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh. Sebagai
contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada
gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan
daerah pineal.
b. Berasal
dari sel embrional pluripotent
Sel embrional
dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan
membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor sel
embryonal pluripotent yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastom,
sering berdeferensi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus ginjal dan
kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini
contohnya terdapat pada retinoblastoma, hepatoblasma, embryonal
rhabdomisarcoma.
c. Berasal
dari sel yang berdeferensiasi
Jenis sel dewasa
yang berdeferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan
postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdeferensiasi.
Perbedaan
Neoplasma jinak dan ganas |
|
Jinak |
Ganas |
-Serupa
sel asal -Tepian
licin(bersimpai) -Menekan -Tumbuh
perlahan -Sedikit
Vaskuler -Jarang
timbul ulang -Jarang
nekrosis dan ulserasi -Jarang
efek sistemik kecuali neoplasma endokrin |
-Tidak
sama dengan sel asal -Tepian
tidak rata -Menyesap -Tumbuh
Cepat -Vaskuler/sangat
Vaskuler -Sering
residif setelah dibuang -Umumnya nekrosis dan
ulserasi |
C. Respon
sel terhadap penyakit trauma
Sel
adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat dari kehidupan.
Aktifitasnya
memerlukan energi dari luar untuk proses pertumbuhan, perbaikan
dan
reproduksi (Robbins, 2010). Sel merupakan partisipan aktif di lingkungannya
yang
secara tetap menyesuaikan struktur dan fungsinya untuk mengakomodasi
tuntutan
perubahan dan stress ekstrasel. Ketika mengalami stress fisiologis atau
rangsangan
patologis, sel bisa beradaptasi, mencapai kondisi baru dan
mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Respons adaptasi utama adalah atrofi,
hipertrofi
dan metaplasia. Jika kemampuan adaptatif berlebihan, sel mengalami
jejas.
Dalam waktur tertentu, ceedera bersifat reversible dan sel kemudian ke
kondisi
stabil semula. Namun, dengan stress berat atau menetap dapat terjadi
cedera
irreversibel dan sel yang terkena mati. Sebagian besar penyebab dapat
digolongkan
menjadi kategori berikut ini (Robbins, 2010):
1.
Hipoksia (penurunan oksigen) timbul sebagai hasil dari : (1) iskemia
(kehilangan
suplai darah); (2) oksigenasi inadekuat (misalnya kegagalan
kardiorespiratorik);
(3) hilangnya kemampuan darah untuk mengangkut
oksigen
(misalnya anemia, keracunan karbon monoksida)
2.
Fisika termasuk trauma, panas, dingin, radiasi dan syok elektrik.
3.
Kimia dan obat-obatan seperti : (1) obat-obat terapeutik (misalnya
acetaminophen);
(2) agen non-terapeutik (misalnya timah, alkohol)
4.
Infeksi yaitu virus, rickettsia, bakteri, jamur dan parasit.
5. Reaksi
imunologik
D. Respon
Imun Terhadap Neoplasma
Antigen tumor dapat
menimbulkan respon imun, baik humoral maupun selular. Pada imunitas humoral,
sel tumor dapat dihancurkan secara langsung, dengan bantuan komplemen maupun
melalui sel efektor ADCC. Cara yang terakhir dilakukan dengan menggunakan Fc receptor-bearing
macrophage atau sel NK sebagai mediator dalam menghancurkan tumor. Kemampuan
antibodi untuk mengeliminasi sel tumor sebagian besar dilakukan in vitro dan
hanya terdapat sedikit bukti bagi system imun humoral dalam melawan tumor.
Sedangkan pada imunitas seluler, sel T memegang peranan
penting dalam melindungi sel. Sekarang ini, immunotherapy lebih banyak
dibuat berdasarkan respon sel T. Mekanisme utama pada system ini adalah
penghancuran sel tumor oleh CD8+ atau CTLs. Sel CD8+ yang
berespons spesifik terhadap antigen tumor memerlukan cross-presentation
antigen tumor oleh APC, seperti sel dendritic. Sementara peran sel Th CD4+
masih belum jelas. Sel ini mungkin berperan sebagai anti-tumor immune
respons dengan menyediakan cytokines bagi perkembangan CTL yang
efektif. Sel TH yang spesifik terhadap antigen tumor dapat mensekresikan cytokines
(TNF dan IFN-y). Hasil sekresi tersebut kemudian akan meningkatkan tumor
cell MHC-1 expression dan sensivitas sel tumor untuk dilisiskan oleh
CTLs. Makrofag juga diaktifkan oleh IFN-y untuk membunuh sel tumor.
Umumnya tumor tumbuh ketika system imun sedang lemah.
Berarti pada tumor terdapat mekanisme untuk menghindarkan diri dari imunitas
spesifik dan non spesifik. Mekanisme-mekanisme tersebut antara lain: sel tumor
tidak mempunyai sel B7 (CD 80) dan CD 86 yang berfungsi sebagai kostimulator,
tidak mengekspresikan MHC-1, memacu apoptosis sel Tc, menghasilkan sitokin
(TGF-β) yang bersifat imunosupresif dan musin yang menyamarkan antigen serta
kehilangan ekspresi antigen yang memicu respons imun.[3]
E. Komplikasi
Penyakit Neoplasma
Banyak
tumor non-kanker tidak memerlukan pengobatan. Namun, beberapa tumor jinak dapat
terus tumbuh. Misalnya, tumor otak jinak dapat menekan jaringan sehat, atau
organ seperti otak. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi kemampuan penglihatan
atau bicara seseorang.
Sementara
itu, pada tumor yang bersifat ganas (kanker), sel kanker dapat melepaskan diri
dari tumor aslinya. Sel-sel tersebut dapat melakukan perjalanan dalam aliran
darah (sistem peredaran darah) atau sistem limfatik.
Ketika
sel kanker tersebut menetap di lokasi baru, seperti organ atau kelenjar, mereka
akan berkembang biak lagi, sehingga menciptakan tumor baru (kanker metastatik).
Kanker yang sudah menyebar akan lebih sulit untuk diobati dan dapat memicu
beberapa komplikasi. Misalnya seperti penurunan berat badan yang signifikan
tanpa sebab yang jelas, hingga perubahan senyawa kimia pada tubuh.
Pencegahan
Tumor
Tumor
sebenarnya tidak dapat dicegah dengan metode yang spesifik. Namun, ada beberapa
langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker,
yaitu:
Berhenti
merokok.
Berolahraga
secara teratur.
Menerapkan
pola makan bergizi seimbang.
Menjaga
berat badan yang sehat.
Membatasi
konsumsi minuman keras.
Menghalau
paparan sinar matahari, misalnya dengan menggunakan tabir surya.
Meminimalisir
pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya dengan mengenakan masker
saat menggunakan kendaraan umum.
Meminimalisasi
paparan terhadap radiasi.
Menjalani pemeriksaan kesehatan
secara rutin.
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan
Neoplasma
merupakan penyakit pertumbuhan sel, dimana terjadi regenerasi epitel dan
pembentukan jaringan granulasi (yang terjadi pada pertumbuhan sel yang normal)
tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tanpa sel tumor mempunyai inti yang
lebih besar, anak ini lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang
dan terlihat gambaran mitosis yang abnormal.
No comments:
Post a Comment