Sunday, 6 November 2022

MAKALAH DASAR DASAR ISLAM

 

DAFTAR ISI

 

Kata pengantar .......................................................................................... i

Daftar isi.......................................................................................................... ii

bab i pendahuluan..................................................................................... 1

A .  Latar Belakang............................................................................................. 1

Bab ii pembahasan....................................................................................... 2

A . Iman Kepada Hari Akhir Dan Hikmahnya................................................... 2

B . Iman Kepada Takdir Dan Hikmahnya.......................................................... 3

1 . Hikmah Beriman Kepada Qadha Dan Qadar......................................... 3

C . Strategi Setan Dalam Menyesatkan Manusia................................................ 4

D . Strategi Manusia Mengatasi Tipu Daya Setan.............................................. 5

Bab iii penutup............................................................................................... 7

A . Kesimpulan.................................................................................................... 7

 

 


bab i

pendahuluan

  1. Latar Belakang

 Islam adalah agama yang universal, komprehenshif dan intergral serta membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamiin). Sebagai agama yang universal Islam bukan hanya diperuntukkan bagi bangsa Arab saja, akan tetapi diperuntukkan kepada semua umat manusia bagi yang mau menganutnya dan menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life) pada setiap waktu dan tempat. Melalui ajaran-ajarannya dan segala aturannya (syari’at), Islam memberikan acuan, keyakinan, dan jalan hidup agar umat manusia mampu mengatasi persoalan-persoalan di dunia, serta mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat.1 Tidak hanya itu, ajaran Islam bergerak pada dua arah sekaligus, yaitu: vertikal (habl min Allah) dan horizontal (habl min al-nas). Dengan kata lain, ajaran-ajaran Islam tidak hanya mementingkan hubungan individu dengan Tuhannya (ta’abbudi), melainkan juga bersifat sosial kemasyarakatan (ijtima’iyyah).

Hukum Islam memiliki akar yang kuat di Indonesia, karena telah ada sejak Islam datang ke Indonesia abad ke-7 M. Ia tumbuh di tengah masyarakat Indonesia berdampingan dengan hukum adat,4 bahkan antara keduanya saling memengaruhi.5 Hukum Islam juga dapat menjadi sumber hukum nasional bersama sumber-sumber lainnya yang sudah lama hidup sebagai kesadaran hukum masyarakat Indonesia. Hukum Islam tetap berlaku bagi umat Islam sebagaimana telah dijadikan politik hukum oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1848 sejauh pemeluk Islam memberlakukan bagi diri mereka.

 


Bab ii

pembahasan

 

  1. Iman Kepada Hari Akhir Dan Hikmahnya

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman keenam yang wajib diyakini setiap Muslim. Sebab ini merupakan pondasi keimanan paling dasar yang menandakan status ke-Islaman seseorang. Di hari akhir semua makhluk yang ada akan menjadi rusak dan binasa. Bahkan alam semesta dan seisinya pun akan hancur seketika.

 

Melansir NU Online, hari akhir merupakan salah satu perkara ghaib yang dirahasiakan. Tidak ada satu pun yang mengetahui kapan terjadinya, kecuali Allah SWT. Beriman kepada hari akhir tidak hanya dibuktikan melalui keyakinan hati dan katakata. Setiap umat Islam harus menunjukkan perilaku yang mencerminkan keyakinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dikatakan beriman kepada hari akhir jika perilaku seseorang masih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan hari akhir.

 

Contoh perilaku iman kepada hari akhir:

• Orang yang beriman kepada hari akhir akan berperilaku baik dan senantiasa memberikan informasi kepada orang lain.

• Orang yang beriman kepada hari akhir akan senantiasa rajin beribadah untuk mempersiapkan bekal kehidupan di akhirat.

• la akan senantiasa berhati-hati dalam sikap dan tindakannya karena ia yakin bahwa setiap perbuatannya akan mendapat balasan yang setimpal.

• la akan selalu berusaha menghindarkan diri dari berbagai perbuatan maksiat dan kesalahan.

Hikmah Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada hari akhir mempunyai hikmah yang akan meninggikan derajat seseorang di hadapan Allah SWT. Berikut beberapa hikmahnya:

- Menambah rasa percaya dan takwa kepada Allah SWT

- Senantiasa hidup hati-hati dan waspada

- Menambah rasa percaya dan takwa kepada Allah SWT

- Timbul keinginan untuk memperbanyak amal perbuatan baik

- Rajin beribadah dan beramal saleh

- Berani dalam menegakkan kebenaran dan keadilan

  1. Iman Kepada Takdir Dan Hikmahnya

Orang yang beriman dengan takdir, ia akan bersabar dan tetap bersyukur

karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang percara pada takdir Allah SWT, pasti dia merasa bahwa semua yang menimpanya adalah bagian dari karunia Allah SWT. Takdir dalam ajaran Islam disebut juga qadar. Beriman kepada qadar adalah salah satu dari enam rukun iman yang enam, karena itu setiap

muslim wajib mengimaninya. Setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing yang sudah Allah tentukan jauh sebelum manusia lahir. Takdir bisa berupa nikmat dan bisa juga berupa musibah, tetapi apa pun bentuknya, takdir Allah itu pasti baik untuk hambaNya. Jika kamu merasa takdir yang ditetapkan kepadamu terasa berat, mungkin kamu perlu untuk melihat hikmah yang ada di baliknya.

Hikmah Iman Kepada Takdir :

- Melatih syukur dan sabar

- Semakin dekat kepada Allah

- Jauh dari sifat sombong

- Menenangkan jiwa

- Selalu berbaik sangka kepada Allah

- Membersihkan dosa

  1. Hikmah Beriman Kepada Qadha Dan Qadar

Beberapa hikmah atau ibrah yang dapat kita ambil dari beriman kepada Qadha

dan Qadar yaitu:

1. Dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta

Memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini.

2. Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan

Manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.

3. Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada dialam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT.

4. Mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tidak terlepas dari takdir Allah SWT.

5. Selalu merasa rela menerima setiap yang terjadi pada dirinya, karena ia

Mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadaNya.

  1. Strategi Setan Dalam Menyesatkan Manusia

1. Tazyin, atau kamuflase menghiasi perkara seolah baik.

Setan tidak mengarahkan seseorang kepada dosa dan kejahatan, melainkan menghiasinya secara bertahap, misalnya ketika seseorang mendengar azan pada malam musim dingin dan berkata kepadanya, “Tetap santai di tempat tidur, kamu lelah dan capek”.

2. Talbis, atau menipu.

Setan mencoba menipu pikiran manusia dengan meyakinkan dia bahwa larangan sebenarnya diperbolehkan. Sebagai contoh, seseorang ingin mendapatkan pinjaman berbasis bunga dari bank untuk membeli rumah atau apartemen. Maka setan mengatakan kepadanya bahwa ini pinjaman diperbolehkan, karena tidak berbuat jahat kepada orang lain.

3. Taswif

setan turut berupaya menghasut orang lain agar menunda untuk bertobat. Setan membuat manusia terus menunda untuk bertobat, dengan mengatakan masa muda merupakan tahap yang terindah, dan taubat bisa dilakukan di lain waktu.

4.Tahwin

meremehkan hal kecil seperti dosa kecil. Setan juga mengajak manusia untuk meremehkan dosa-dosa kecil. Setan menyatakan bahwa orang lain jauh lebih banyak melakukan dosa besar.


5. Setan

berupaya membuat manusia tidak berada dalam jalan yang lurus.Hal ini karena mereka harus lebih taat, sedangkan orang lain akan memusuhi dan mengejeknya.

6. At-Taiys

upaya lainnya yakni membuat manusia putus asa dalam bertaubat. Dia menyatakan bahwa dosa yang dimiliki seorang hamba besar, sehingga

sulit untuk diampuni.

7. Setan turut dapat hadir pada manusia yang dalam keadaan marah. Dia datang melawan pikiran orang yang waras.

8. Dia menjadikan manusia tinggi angan-angan, mendorong manusia takut

akan kemiskinan, kemudian dia menghasut manusia untuk dapat kaya denganjalan yang haram.

9. Setan juga membuat indah keburukan manusia, dan tidak toleran terhadap yang lain. Dia terus membuat orang lebih fanatik, dan memotivasi manusia agar merendahkan orang lain.

 

  1. Strategi Manusia Mengatasi Tipu Daya Setan

Setan dengan berbagai tipu daya tidak pernah berhenti menggoda serta menjerumuskan dan menyesatkan manusia. Barbagai cara dan pintu masuk godaan dan gangguan ditempuh guna mencapai tujuan menyesatkan manusia. Sebagai manusia yang beriman, kita juga harus kuat dan tidak pernah berhenti untuk menghadapi godaan setan.

            Rasulullah sudah mengajarkan pada kita bagaimana agar terhindar dari godaan setan dan tipu daya setan. Setan bersumpah akan menggoda dan menyesatkan manusia. Salah satunya dengan menjadikan manusia memandang baik sebuah perbuatan maksiat. Namun setan juga mengaku, manusia yang tidak bisa mereka goda dan mereka sesatkan adalah yang mempunyai keikhlasan dalam beramal dan beribadah.

 Untuk itu guna membentengi diri dari tipu daya dan godaan setan tentu kita harus senantiasa menjaga keihlasan kita dalam setiap ama perbuatan. Beberapa cara agar kita terlindungi dari tipu daya dan godaan setan adalah melakukan hal-hal sebagai berikut :

- Keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.

- Menjaga iman

- Senantiasa memohon perlindungan pada Allah SWT

- Istiqomah membaca Al Quran dan dzikir


Bab iii

penutup

 

A.      Simpulan

Setiap kegiatan atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Dasar adalah pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan dasar suatu aktivitas manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal ini yang akan menjadi pegangan dasar di dalam kehidupannya. Apabila pandangan hidup dan hukum dasar yang dianut manusia berbeda, maka berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.

Dasar pendidikan islam tentu saja didasarkan kepada falsafah hidup umat islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu negara, sistem pendidikan islam tersebut dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Dasar ideal atau pokok pendidikan islam itu ada dua, pertama Al-Quran dan kedua Sunnah Nabi Muhammad saw.

 

 

No comments:

Post a Comment