DAFTAR ISI
Kata
pengantar .......................................................................................... i
Daftar
isi.......................................................................................................... ii
bab
i pendahuluan..................................................................................... 1
A . Latar
Belakang............................................................................................. 1
Bab ii pembahasan....................................................................................... 2
A . Iman Kepada Hari
Akhir Dan Hikmahnya................................................... 2
B . Iman Kepada
Takdir Dan Hikmahnya.......................................................... 3
1 . Hikmah Beriman
Kepada Qadha Dan Qadar......................................... 3
C . Strategi Setan
Dalam Menyesatkan Manusia................................................ 4
D . Strategi Manusia
Mengatasi Tipu Daya Setan.............................................. 5
Bab iii penutup............................................................................................... 7
A . Kesimpulan.................................................................................................... 7
bab i
pendahuluan
- Latar Belakang
Islam adalah agama yang universal,
komprehenshif dan intergral serta membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan
lil ‘alamiin). Sebagai agama yang universal Islam bukan hanya diperuntukkan
bagi bangsa Arab saja, akan tetapi diperuntukkan kepada semua umat manusia bagi
yang mau menganutnya dan menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life) pada
setiap waktu dan tempat. Melalui ajaran-ajarannya dan segala aturannya
(syari’at), Islam memberikan acuan, keyakinan, dan jalan hidup agar umat
manusia mampu mengatasi persoalan-persoalan di dunia, serta mencapai
kebahagiaan yang kekal di akhirat.1 Tidak hanya itu, ajaran Islam bergerak pada
dua arah sekaligus, yaitu: vertikal (habl min Allah) dan horizontal (habl min
al-nas). Dengan kata lain, ajaran-ajaran Islam tidak hanya mementingkan
hubungan individu dengan Tuhannya (ta’abbudi), melainkan juga bersifat sosial
kemasyarakatan (ijtima’iyyah).
Hukum
Islam memiliki akar yang kuat di Indonesia, karena telah ada sejak Islam datang
ke Indonesia abad ke-7 M. Ia tumbuh di tengah masyarakat Indonesia berdampingan
dengan hukum adat,4 bahkan antara keduanya saling memengaruhi.5 Hukum Islam
juga dapat menjadi sumber hukum nasional bersama sumber-sumber lainnya yang
sudah lama hidup sebagai kesadaran hukum masyarakat Indonesia. Hukum Islam tetap
berlaku bagi umat Islam sebagaimana telah dijadikan politik hukum oleh
pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1848 sejauh pemeluk Islam memberlakukan
bagi diri mereka.
Bab ii
pembahasan
- Iman Kepada Hari Akhir Dan Hikmahnya
Iman kepada hari akhir merupakan
rukun iman keenam yang wajib diyakini setiap Muslim. Sebab ini merupakan
pondasi keimanan paling dasar yang menandakan status ke-Islaman seseorang. Di
hari akhir semua makhluk yang ada akan menjadi rusak dan binasa. Bahkan alam semesta
dan seisinya pun akan hancur seketika.
Melansir NU Online, hari
akhir merupakan salah satu perkara ghaib yang dirahasiakan. Tidak ada satu pun
yang mengetahui kapan terjadinya, kecuali Allah SWT. Beriman kepada hari akhir
tidak hanya dibuktikan melalui keyakinan hati dan katakata. Setiap umat Islam
harus menunjukkan perilaku yang mencerminkan keyakinan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak dikatakan beriman kepada hari akhir jika perilaku seseorang
masih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan hari akhir.
Contoh perilaku iman kepada hari akhir:
• Orang yang beriman kepada
hari akhir akan berperilaku baik dan senantiasa memberikan informasi kepada
orang lain.
• Orang yang beriman kepada
hari akhir akan senantiasa rajin beribadah untuk mempersiapkan bekal kehidupan
di akhirat.
• la akan senantiasa
berhati-hati dalam sikap dan tindakannya karena ia yakin bahwa setiap
perbuatannya akan mendapat balasan yang setimpal.
• la akan selalu berusaha
menghindarkan diri dari berbagai perbuatan maksiat dan kesalahan.
Hikmah Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada hari
akhir mempunyai hikmah yang akan meninggikan derajat seseorang di hadapan Allah
SWT. Berikut beberapa hikmahnya:
- Menambah rasa percaya dan
takwa kepada Allah SWT
- Senantiasa hidup hati-hati
dan waspada
- Menambah rasa percaya dan
takwa kepada Allah SWT
- Timbul keinginan untuk
memperbanyak amal perbuatan baik
- Rajin beribadah dan
beramal saleh
- Berani dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan
- Iman Kepada Takdir Dan Hikmahnya
Orang yang beriman dengan
takdir, ia akan bersabar dan tetap bersyukur
karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari
ketentuan Allah SWT Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang percara pada
takdir Allah SWT, pasti dia merasa bahwa semua yang menimpanya adalah bagian
dari karunia Allah SWT. Takdir dalam ajaran Islam disebut juga qadar. Beriman
kepada qadar adalah salah satu dari enam rukun iman yang enam, karena itu
setiap
muslim wajib mengimaninya. Setiap manusia mempunyai
takdirnya masing-masing yang sudah Allah tentukan jauh sebelum manusia lahir.
Takdir bisa berupa nikmat dan bisa juga berupa musibah, tetapi apa pun
bentuknya, takdir Allah itu pasti baik untuk hambaNya. Jika kamu merasa takdir
yang ditetapkan kepadamu terasa berat, mungkin kamu perlu untuk melihat hikmah
yang ada di baliknya.
Hikmah Iman Kepada Takdir :
- Melatih syukur dan sabar
- Semakin dekat kepada Allah
- Jauh dari sifat sombong
- Menenangkan jiwa
- Selalu berbaik sangka
kepada Allah
- Membersihkan dosa
- Hikmah Beriman Kepada Qadha Dan Qadar
Beberapa hikmah atau ibrah yang dapat kita ambil dari
beriman kepada Qadha
dan Qadar yaitu:
1. Dapat membangkitkan
semangat dalam bekerja dan berusaha, serta
Memberikan dorongan untuk
memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini.
2. Tidak membuat sombong
atau takabur, karena ia yakin kemampuan
Manusia sangat terbatas,
sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.
3. Memberikan pelajaran
kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada dialam semesta ini berjalan sesuai
dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT.
4. Mempunyai keberanian dan
ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia
yakin bahwa semua itu tidak terlepas dari takdir Allah SWT.
5. Selalu merasa rela
menerima setiap yang terjadi pada dirinya, karena ia
Mengerti bahwa semua berasal
dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadaNya.
- Strategi Setan Dalam Menyesatkan Manusia
1. Tazyin, atau kamuflase
menghiasi perkara seolah baik.
Setan
tidak mengarahkan seseorang kepada dosa dan kejahatan, melainkan menghiasinya
secara bertahap, misalnya ketika seseorang mendengar azan pada malam musim
dingin dan berkata kepadanya, “Tetap santai di tempat tidur, kamu lelah dan
capek”.
2. Talbis, atau menipu.
Setan
mencoba menipu pikiran manusia dengan meyakinkan dia bahwa larangan sebenarnya
diperbolehkan. Sebagai contoh, seseorang ingin mendapatkan pinjaman berbasis
bunga dari bank untuk membeli rumah atau apartemen. Maka setan mengatakan
kepadanya bahwa ini pinjaman diperbolehkan, karena tidak berbuat jahat kepada
orang lain.
3. Taswif
setan
turut berupaya menghasut orang lain agar menunda untuk bertobat. Setan membuat
manusia terus menunda untuk bertobat, dengan mengatakan masa muda merupakan
tahap yang terindah, dan taubat bisa dilakukan di lain waktu.
4.Tahwin
meremehkan
hal kecil seperti dosa kecil. Setan juga mengajak manusia untuk meremehkan
dosa-dosa kecil. Setan menyatakan bahwa orang lain jauh lebih banyak melakukan
dosa besar.
5. Setan
berupaya
membuat manusia tidak berada dalam jalan yang lurus.Hal ini karena mereka harus
lebih taat, sedangkan orang lain akan memusuhi dan mengejeknya.
6. At-Taiys
upaya
lainnya yakni membuat manusia putus asa dalam bertaubat. Dia menyatakan bahwa
dosa yang dimiliki seorang hamba besar, sehingga
sulit untuk diampuni.
7. Setan turut dapat hadir
pada manusia yang dalam keadaan marah. Dia datang melawan pikiran orang yang
waras.
8. Dia menjadikan manusia
tinggi angan-angan, mendorong manusia takut
akan kemiskinan, kemudian
dia menghasut manusia untuk dapat kaya denganjalan yang haram.
9. Setan juga membuat indah
keburukan manusia, dan tidak toleran terhadap yang lain. Dia terus membuat
orang lebih fanatik, dan memotivasi manusia agar merendahkan orang lain.
- Strategi Manusia Mengatasi Tipu Daya Setan
Setan dengan berbagai tipu
daya tidak pernah berhenti menggoda serta menjerumuskan dan menyesatkan
manusia. Barbagai cara dan pintu masuk godaan dan gangguan ditempuh guna
mencapai tujuan menyesatkan manusia. Sebagai manusia yang beriman, kita juga
harus kuat dan tidak pernah berhenti untuk menghadapi godaan setan.
Rasulullah sudah mengajarkan pada
kita bagaimana agar terhindar dari godaan setan dan tipu daya setan. Setan
bersumpah akan menggoda dan menyesatkan manusia. Salah satunya dengan
menjadikan manusia memandang baik sebuah perbuatan maksiat. Namun setan juga
mengaku, manusia yang tidak bisa mereka goda dan mereka sesatkan adalah yang
mempunyai keikhlasan dalam beramal dan beribadah.
Untuk itu guna membentengi diri dari tipu daya
dan godaan setan tentu kita harus senantiasa menjaga keihlasan kita dalam
setiap ama perbuatan. Beberapa cara agar kita terlindungi dari tipu daya dan
godaan setan adalah melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Keikhlasan dalam setiap
amal ibadah dan perbuatan.
- Menjaga iman
- Senantiasa memohon
perlindungan pada Allah SWT
- Istiqomah membaca Al Quran
dan dzikir
Bab iii
penutup
A.
Simpulan
Setiap kegiatan atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk mencapai suatu
tujuan harus mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat.
Dasar adalah pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan
dasar suatu aktivitas manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan
hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal ini yang akan menjadi pegangan
dasar di dalam kehidupannya. Apabila pandangan hidup dan hukum dasar yang
dianut manusia berbeda, maka berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.
Dasar pendidikan islam tentu saja
didasarkan kepada falsafah hidup umat islam dan tidak didasarkan kepada
falsafah hidup suatu negara, sistem pendidikan islam tersebut dapat
dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dasar ideal atau pokok pendidikan islam
itu ada dua, pertama Al-Quran dan kedua Sunnah Nabi Muhammad saw.
No comments:
Post a Comment