BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kalium (K) merupakan unsur hara essensial tanaman.Tidak ada unsur
lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus
mendapatkan atau mengandung K secara cukup untuk pertumbuhannya secara
normal.Fungsi penting K dalam tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi
penggunaan air.Proses membuka dan menutup pori – pori daun tanaman, stomata,
dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat di sekitar
stomata.Gejala kekurangan K bayak ditunjukkan dengan beberapa cara/
penampilan.gejala yang paling menonjol adalah tanda – tanda terbakarnya daun
yang dimulai dari ujung atau pinggir.Tanaman kekurangan K menunjukkan
pertumbuhan yang terhambat. Sistem perakaran tanaman jelek/terhambat. Batang
tanaman menjadi lemah.Biji dan buah kecil dan mempunyai bentuk tidak normal,
hal ini disebabkan tanaman mudah terserang penyakit.Dalam hubungannya dengan
proses – proses fisiologi tanaman, kekurangan K dapat menyebabkan : akumulasi
karbohidrat dapat larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati terhambat,pemanfaatan
substrat respirasi terhambat, kecepatan oksidasi fosforilasi dan
fotofosforilasi menurun.Sehingga apabila disimpulkan bahwa defisiensi K dalam
tanaman erat hubungannya dengan metabolisme N dan karbohidrat. (Winarso, 2005)
Bila tanaman kekurangan K,
maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik, misalnya terjadinya
kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan akumulasi senyawa nitrogen
dalam tanaman. Fungsi Kalium yang lain adalah untuk pengembangan sel dan
pengaturan tekanan osmosis.Pengembangan sel disebabkan karena vakuola
mengembang 80% - 90% dari volume sel.Hal ini disebabkan oleh: (1) dinding sel
yang mengembang
misalnya
disebabkan karena diberi hormon IAA (indole acetic acid ) dan (2) adanya
akumulasi larutan yang berpengaruh secara internal terhadap tekanan osmosis.
(Rosmarkam dan Yuwono 2002 )
Unsur Kalium merupakan
unsur hara yang mudah mengadakan persenyawaan dengan unsur atau zat lainnya,
misalnya Khlor, magnesium. Unsur (K) berfungsi bagi tanaman yaitu untuk : (a) mempercepat
pembentukan zat Karbohidrat dalam tanaman ; (b) memperkokoh tubuh tanaman ; (c)
mempertinggi resistansi terhadap serangan hama/ penyakit dan kekeringan ; (d)
meningkatkan kualitas biji. (Buckman dan Brady 1974 )
Sifat K yaitu mudah larut dan terbawa hanyut dan mudah pula
difiksasi dalam tanah.Sumber x adalah beberapa jenis mineral, sisa – sisa
tanaman dan jasad renik, air irifasi, larutan dalam tanah, abu tanaman dan
pupuk Anorganik.Dalam pembentukan biji padi – padian (buah cariopsis) K
merupakan unsur yang penting, menyebabkan tandanya bernas, bagi pembentukan
umbi – umbian unsur K mutlak penting, misalnya dengan pupuk NPK maka K yang
paling besar. (Sutedjo dan Kartasapoetra 1988).
1.2
Permasalahan
-
Apakah Kadar
Kalium yang terdapat pada pupuk KCl dan NPK telah memenuhi standard yang
ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom.
1.3
Tujuan
-
Untuk mengetahui
kadar kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode Spektrofotometri Serapan
Atom.
1.4
Manfaat
-
Dapat mengetahui
kadar Kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode Spektrofotometri Serapan
Atom.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Analisa
Kimia
Analisa kimia dalam industri pengolahan hasil – hasil pertanian,
analisa kimia penting untuk menaikkan mutu hasil yang dipasarkan dan untuk
memperoleh kualitas yang tepat (standarisasi). Dalam penjagaan mutu dan
standarisasi sangat penting. Agar tujuan ini dapat tercapai, maka perlu
pengawasan yang cermat, antara lain :
1.
Bahan dasar (raw materials) yang memenuhi syarat. Untuk itu,
analisa sangat penting.
2. Pengolahan/reaksi yang tepat perbandingan bahan – bahannya yang
tepat dan pengaturan temperatur, tekanannya, dan sebagainya. Dengan perkataan
lain campuran reaksi dianalisa, juga hasil pengerjaan/reaksi setiap tahap,
sebelum diteruskan dengan tahap selanjutnya.
3. Hasil akhir sebelum dikirim kepasaran juga diperiksa mutunya
dengan macam – macam analisa.
Selain untuk produksi,
industri memerlukan analisa kimia untuk bagian R&D nya (Research and
Development). Bagian Research mengadakan penelitian – penelitian yang bersifat
umum untuk mendapatkan pengetahuan baru, antara lain : mengidentifikasikan
persenyawaan – persenyawaan baru, pengotoran - pengotoran, menentukan macam
sifat bahan seperti kestabilan terhadap pemanasan, terhadap bahan – bahan kimia
dan sebagainya, mengembangkan cara – cara analisa yang lebih baik (lebih cepat,
murah, teliti, sederhana, dan sebagainya). Development berusaha mendapatkan
cara – cara baru untuk memperbaiki proses produksi. Disamping ituanalisa kimia
diperlukan untuk trouble shooting yaitu mencari sebab – sebab kesulitan,
misalnya mengapa suatu pengolahan tidak dapat memberikan hasil yang semestinya.
Industri juga selalu berusaha mengalahkan saingan – saingan,
antara lain dengan mengetahui kualitas hasil produksi mereka, atau meneliti
bahan apa yang mereka gunakan, terutama kalau saingan itu menampilkan produk
baru; mencoba mengetahui cara kerja mereka dan sebagainya. Salah satu usaha
kearah itu adalah analisa kimia dari hasil produksi saingan (competitive
products).Untuk menanggulangi pemalsuan, analisa digunakan untuk memeriksa
barang – barang yang diduga telah dipalsu dengan jalan menganalisa barang –
barang yang dibeli di pasar.
Cara analisa klasik yang
dikembangkan awal pertumbuhan kimia hampir seluruhnya didasarkan pada sifat kimia
zat- zat, sedangkan sifat fisik kurang terpakai atau hanya untuk analisa
pendahuluan yaitu pengamatan – pengamatan pendahuluan yang bertujuan untuk
mendapatkan keterangan- keterangan untuk kesimpulan sementara.
2.2
Analisa Instrument
2.2.1
Analisa Spektrofotometri Serapan atom
Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
pengukurannya berdasarakan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap
oleh molekul analit.Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan
Atom (SSA),merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom oleh atom logam dalam keadaan
bebas.Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar
oleh atom – atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan
kalor/panas.Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sehingga setelah
dipansakan akan sukar didapat unsur yang terionisasi.Pada metode ini larutan
sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer)
pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom – atomnya berupa garis
didalam nyala.(Skoog, 2000)
2.3.
Pupuk
2.3.1
Defenisi Pupuk
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam
tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor
keliling atau lingkungan yang baik. (Sutejo,2002).
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah
atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara.
Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan
tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring
dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun
1839.(Novizan,2005)
2.3.2Pupuk
Kimia Anorganik
Menurut PP no 8 tahun 2001 yang merupakan penjabaran lebih lanjut
dari UU no 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman tentang Pupuk Budi
Daya Tanaman,defenisi pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan
dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak
langsung. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil
proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan
merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Penggunaan pupuk anorganik
(pupuk kimia ) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah
menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus
berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan
(Isnaini,2006)
Pupuk Anorganik atau pupuk buatan yang merupakan hasil industri
atau hasil dari pabrik- pabrik pembuat pupuk (pupuk dari pabrik sriwijaya,
Pabrik Kujang dan lain – lain), pupuk mana yang mengandung unsur – unsur hara
atau zat – zat makanan yang diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya
mengandung unsur hara yang tinggi. (Sutejo, 2002)
2.3.3
Pupuk Kalium
Kalium klorida, KCL, kadar
K20 nya 52-53% (KCL80) dan
55-58% (KCL 90),bersifat agak nigroskopis, reaksi fisiologis asam lemah.
Kandungan CL-nya yang tinggi menyebabkan pemakaiannya harus dibatasi karena
kelebihan CL berpengaruh jelek pada tanaman. Pada Kalium klorida (KCL) jika
digunakan dalam jumlah besar atau kentang dan tembakau akan mengurangi mutunya,
maka perlu diganti yang berbentuk sulfat. Kalium – Magnesium sulfat, parent
kali, kadar K2O-nya 21-30%
dan MgO 6-19,5% reaksi fisiologis asam lemah.Pemakaiannya agak terbatas.Bahan
pupuk yang mengandung kalium mudah larut dalam air sehingga mudah tersedia
untuk tanaman.Kebanyakan pupuk kalium tidak banyak memberi reaksi perubahan pH
pada tanah.(Mukhlis, 2007)
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+.Di dalam tanah, ion
tersebut sangat dinamis.Tak mengherankan jika mudah tercuci pada tanah berpasir
dan tanah dengan pH rendah.Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap oleh
tanaman ( N,P,K ) kaliumlah yang jumlahnya paling melimpah dipermukaan
bumi.tanah mengandung 400-650 kg kalium
untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm).Namun, sekitar 90-98& berbentuk
mineral primer yang tidak dapat terserap oleh tanaman.Sekitar 1-10% terjebak
dalam koloid tanah karena kaliumnya bermuatan positif.Bagi tanaman,ketersediaan
kalium pada posisi ini agak lambat.Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di dalam
larutan tanah dan mudah tersedia bagi tanaman.Kandungan kalium sangat
tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan kondisi cuaca
setempat.(Novizan, 2002)
2.4
Unsur Kalium
2.4.1Kalium
Kalium (K) merupakan hara
utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam
bentuk ion K+. Kalium
tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan
tanaman, maupun dalam xylem dan floem.Kalium dalam sitoplasma dan kloroplas
diperlukan untuk menetralkan larutan sehingga mempunyai pH 7-8.Pada lingkungan
pH tersebut terjadi proses reaksi yang optimun untuk hampir semua enzim yang
ada dalam tanaman.Umumnya bila penyerapan K tinggi menyebabkan penyerapan unsur
Ca, Na, Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu sama
lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu, perlu
ketersediaan unsur berimbangan optimal.(Rosmarkam dan Yuwono 2002)
Berdasarkan metode serapan atau tekanan atau penggantian
konsentrasi k+ dalam larutan tanah pada beberapa jenis dan kondisi tanah,
konsentrasi K+ sangat bervariasi yaitu antara 1 hingga 265 mg K+.l-+. Sebagian besar
tanah- tanah pertanian di tropik lembab antara 2 hingga 4 mg K+l-+.Kalium dalam
larutan tanah akan meningkat sesuai dengan peningkatan penambahan K.
Peningkatan konsentrasi K dalam larutan tanah ini lebih besar apabila
temperatur lebih tinggi dan tekanan air tanah 1bar. Sedangkan K
yang terekstrak dengan larutan NH4-Oac tidak banyak berubah baik oleh peningkatan temperatur maupun
tekanan air tanah.Koloid tanah mempunyai muatan negatif sehingga menarik
kation-kation termasuk K+ dan sebaliknya menolak/berlawanan dengan anion.Kation-kation yang
diikat/diserap oleh koloid tanah dalam kondisi dapat dipertukarkan,
konsentrasinya berkesetimbangan dengan kation dalam larutan tanah.(winarso
2005)
Terlepas dari kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam
tanaman, yaitu dalam peristiwa – peristiwa fisiologis,misalnya sebagai berikut:
a. K berfungsi dalam metabolisme KH, berarti berperan dalam
pembentukan pati, pemecahannya dan translokasi pati tersebut.
b.
K berfungsi dalam metabolisme
Nitrogen dan Shinthesa protein
c.
Dapat menetralisasi asam – asam
organik yang penting bagi proses fisiologi
d.
Mengawasi dan mengatur berbagai
aktifitas unsur mineral
e.
Mengaktifkan berbagai enzim
9invertase, peptase, diatase, dan katalase.
f.
Mempercepat pertumbuhan jaringan
meristimatik
g. Mengatur pergerakan stoma dan hal yang berhubungan dengan air atau
mempertahankan ttugor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa dan
proses – proses lainnya agar dapat berlangsung dengan baik.
h.
Menambah resistensi tanaman: dan
i.
K berpengaruh atas Pyrovic kinase
pada beberapa tanaman.(Sutedjo, 2002)
2.4.2
Metode Pemupukan Pupuk K
Tidak ada metode terbaik
dalam penggunaan pupuk Kalium.Kesesuaian metode tersebut sangat tergantung pada
kondisi tanah dan tanaman serta praktek pengelolaanya. Berikut .beberapa faktor
yang mempengaruhi metode dan penempatan pupuk; tanaman,
ketersediaan alat dan tenaga,status kesuburan tanah, tipe
tanah,waktu dan dosis pemupukan, penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama
dan penyakit yang dikombinasikan dengan pupuk, dan temperatur tanah.Sejumlah
metode pemupukan k yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti serta yang
langsung diaplikasikan oleh petani; sebar di permukaan tanpa dilakukan dengan
pencampuran, sebar dan (disked), sebar dan diolah untuk pencampuran, diberikan
melalui biji, alur dengan berbagai kombinasi antara kedalaman dan dengan jarak
biji, penempatan di dalam tanah, alur tetapi di permukaan, (fertigation),
kombinasi antara metode-metode di atas
2.4.3
Sumber Pupuk Kalium dan Jenis-Jenis Kalium
Kanada (Amerika Utara)
merupakan deposit K terbesar di dunia. Sedangkan di indonesia dijumpai dalam
batuan volkanik Tefrit-leusit dan Basanit-leusit. Deposit K di indonesia sangat
jarang dijumpai,apabila dibandingkan dengan batuan volkanik.Batuan volkanik
tersebut tersebar atau banyak dijumpai Pulau Bawean dan maros.Indonesia saat
ini untuk memenuhi kebutuhan pupuk sumber K semuanya masih import.
(Soewandi,2002)
Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan mengalami
ionisasi setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan
meningkatnya konsentrasi kalium didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan
ion K yang diserap, merupakan kalium yang mudah diserap tanaman. Koloid tanah
bermuatan listrik negatif, mampu menyerap sejumlah kation – kation pada
permukaannya dan seimbang dengan kation – kation yang berada didalam larutan
tanah. Jika konsentrasi ion K meningkat di dalam larutan tanah maka reaksi akan
beralih ke kiri dan banyak ion K yang diserap dipermukaan koloid tanah.
(Hasibuan, 2004)
Beberapa jenis-jenis dari kalium; Kalium klorida (KCL),Kalium
terbesar klorida atau muriate of potash merupakan pupuk sumber K terbesar yang
digunakan dalam pertanian.Mengandung 60 hingga K2O dan larut air. Sebagian
besar KCL dibuat dari sylvinite dan sebagian dari brine.Pemurnian dalam
pembuatan pupuk KCL dari bahan-bahan tambang tersebut dapat melalui proses
flotasi atau proses kristalisasi,akan tetapi pupuk KCL untuk pertanian sebagian
besar dibuat melalui proses flotasi (pemisahan berdasarkan berat jenis)
(Novizan, 2005)
2.4.4
Pergerakan Kalium di Dalam Tanah dan Sifat Kimia Tanah
Sangat penting
mempertahankan konsentrasi K+ di dalam tanah
pada konsentrasi sesuai kebutuhan tanaman karena K tidak banyak bergerak,
kecuali pada tanah pasiran dan tanah organik.Tidak seperti halnya N dan unsur
hara lain,K+ cenderung
untuk tetap dimana pupuk tersebut diletakan.pada umumnya selama pertumbuhan,
akar tanaman melakukan kontak dengan tanah kurang dari 3%.Sehingga tanah harus
mengandung atau dipupuk dengan dosis cukup untuk meyakinkan kebutuhan tanaman
terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan hingga panen.Total masa akar tanaman
jagung hanya sekitar 1% dari volume tanah.Hal ini berarti akar tanaman jagung
melakukan kontak dengan hara tersedia dalam tanah kurang dari 1%.( Buckman dan
Brady 1974).
Kalium
tanah labil (posisi p) bisa lebih realistik diperkirakan dengan AK°
dibandingkan dengan Kad yang biasa diukur dengan pengekstrak N NH4 Oac pH 7.Nilai potensi
kemampuan menyangga K, power buffer capacity PBC, merupakan ukuran dari
kemampuan tanah untuk mempertahankan intensitas K dalam larutan tanah.Nilai PBC
kalium yang tinggi sangat nyata mampu mensuplai K dengan baik sebaliknya
apabila renda menunjukkan
kebutuhan pemupukan K dengan frekuensi dan dosis tertentu.Pengapuran juga dapat
meningkatkan nilai tersebut, karena hasil peningkatan KTK yang tergantung
pH.Faktor intensitas K (ARk) dihitung dari
konsentrasi Ca, Mg, K, dan Na yang tertukar dan dikoreksi untuk diaplikasikan
pada teori Deybe-Huckel. Nilai ARke merupakan ukuran dari ketersediaan atau aktivitas K labil dalam
tanah dan nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan pemupukan K.Selain itu dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengapuran juga dapat meningkatkan atau
menurunkan nilai tersebut. (Lingga, 1986)
Hukum aksi massa menyatakan bahwa hasil
perkalian kadar H+ dengan kadar
OH_ selalu
tetap.(Notohadiprawiro, 1995)
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan
pemupukan.Berbicara tentang Sifat kimia tanah, tidak terlepas dari persoalan
unsur – unsur kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak rumit.Namun,
pembahasan akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat
membantu dalam mencapai efektivitas pemupukan.Dengan mengetahui sifat kimia
tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan.Pengetahuan
tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk
setelah ditebarkan ke tanah.
a.Unsur Hara
Essensial
Tumbuhan tingkat tinggi memperoleh unsur Karbon (C) dan oksigen (O2) dari udara melalui stomata
yang terdapat di permukaan daun.Kedua unsur tersebut selanjutnya diproses
melalui mekanisme fotosintesis. Unsur hidrogen (H) didapatkan dalam bentuk air
(H2O). Unsur mineral lainnya diperoleh tanaman dari dalam tanah yakni
: Nitrogen, Kalium, Phospor, Magnesium, Sulfur, Kalsium, Besi, Seng, Mangan,
Tembaga, Boron, Molibdenum, dan Khlor.Tanaman menyerap ketigabelas unsur hara
dari lautan tanah dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif
(anion).Karena bermuatan listrik, akan terjadi tarik - menarik antarkeduanya,
juga terjadi tarik – menarik antara ion dengan koloid tanah yang bermuatan
listrik negatif
b.Larutan Tanah
Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori – pori
tanah. Larutan ini mengandung ion – ion terlarut yang dapat diserap oleh akar
tanaman. Diantaranya terdapat juga ion – ion yang tidak berguna atau bersifat
racun bagi tanaman, seperti aluminium.Larutan tanah identik dengan larutan
garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
Di daerah kering, kadar
garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah basah. Sering kali kadar
garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman.Kadar garam sebesar 0,5%
saja sudah berbahaya bagi tanaman.
c.Ph Tanah
Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, magnesium,
kalium, atau natrium.Unsur – unsur tersebut terbawa oleh aliran air ke lapisan
tanah yang lebih bawah (pencucian) atau hilang diserap oleh tanaman.Karena ion
– ion positif yang melekat pada koloid tanah berkurang, kation pembentuk asam
seperti hidrogen dan aluminium akan menggantikannya.Di Indonesia, ph tanah
umumnya berkisar antara 3-9, tetapi untuk daerah rawa seperti tanah gambut
ditemukan ph di bawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat.Di daerah kering
atau di daerah dekat pantai, ph tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak
mengandung garam natrium.
d.Kapasitas
Tukar Kation
Koloid tanah adalah bagian tanah yang sanagt berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi tanaman.Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah
kemampuan atauatau kapasitas atau koloid tanah untuk memegang kation.Kapasitas
inisecara langsung tergantung pada jumlah muatan negatif dari koloid tanah dan
sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat dalam tanah.( Novizan,2005)
2.4.5 Sumber
Nutrisi Utama pada Tumbuhan
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan
pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi
setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi
tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan
menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas
pertanian.( Dwi,2012 )
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa,dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
mensuplai bahan organik atau memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.Sumber bahan organik dapat berupa kompos,pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen (jerami, tonggol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak.Pupuk
organik bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun
kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan
secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Namun
permasalahan umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar unsur
hara, kelarutan rendah, waktu relatif lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia
yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupauk organik
tidak sebaik pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak banyak
digunakan, karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan nutrisi
tanaman.(Mardiansyah,201
Kekurangan hara Kalium
menyebkan produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan gejala
defisiensi. Kejadian ini disebut lapar tersembunyi ( hiden hunger ). Kekurangan
Kalium menyebabkan kadar Karbohidrat berkurang dan rasa manis buah buahan sering
berkurang.( Rosmarkam Afandie 2002 ).
akan memperlihatkan gejala tertentu. Berikut beberapa gejala
tumbuhan jika kekurangan kalium :
- Daun mengkerut atau
keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata.
- Pada daun akan
timbul bercak bercak berwarna merah cokelat, daun akan mongering lalu mati.
- Buah
tumbuh tidak sempurna, kecil, nutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan
simpan. Kalium secara normal terkonsentrasi dalam CIS.Kalium
secara langsung mempengaruhi eksitabilitas saraf dan otot serta berperan dalam
tekanan osmotik intraseluler.(Winarso Sugeng 2005 )
2.4.7 Faktor –
faktor Tanah yang Mempengaruhi Serapan K
Kalium relatif tidak mobil
dalam tanah. Unsur K dapat mencapai ke permukaan akar sebagian besar melalui
difusi. Oleh karena itu faktor – faktor yang membatasi pertumbuhan akar dapat
menurunkan serapan akar. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut.
-
Aerasi Tanah
Serapan K sangat dipengaruhi oleh
aerassi tanah yang jelek, dan pengaruhnya lebih nyata dibandingkan dengan
sebagian besar unsur hara lain. Sehingga praktek pengolahan tanah minimum dan
pemadatan dapat secara nyata menurunkan serapan K oleh tanaman dan membesar
masalah defisiensi. Masalah tersebut banyak yang muncul disebabkan oleh
pengurangan aerasi dan pertumbuhan tanaman.
-
Status/konsentrasi K-tanah
Jika nilai K tanah menurun maka serapan akar oleh tanaman juga
akan turun.
-
Fiksasi
Pada tanah – tanah tertentu dapat
menjebak K pada kisi – kisi mineral liatnya sehingga menjadi tidak tersedia dan
menurunkan ketersediaan K tanah bagi tanaman.
-
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Pada umumnya tanah – tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan
menyimpan daan menyediakan K lebih besar.
-
Temperatur Tanah
Penurunan
temperatur tanah dapat menurunkan ketersediaan dan serapan K oleh tanaman.
Masalah
ini dapat daiatasi dengan peningkatan status ketersediaan K dalam tanah.
-
Kadar Air Tanah
Air tanah dibutuhkan untuk pergerakan K (difusi) kepermukaan akar
tanaman. Baik kelebihan dan kekurangan air dapat menurunkan serapan k oleh
akar.
BAB III
BAHAN DAN
METODE
3.1.Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
- Neraca Analitik
- Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan lampu
katoda kalium
- Gelas Piala 300 ml
- Labu ukur 100 ml,250 ml,500 ml,1000 ml
- Kertas saring whatman 41
- Hot plate
- Pipet volumetric 2 ml,5 ml,15 ml dan 10 ml
3.2.Bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
a.
Pupuk KCl
b.
Pupuk NPK
c.
Aquadest
d.
CaCO3
e.
HCL
f.
Larutan Standar
3.3.1
Penentuan unsur kalium secara kualitatif
Dipipet sebanyak 2 ml
larutan contoh uji/filtrat ke dalam tabung reaksi.Tambahkan sebanyak 1 ml asam
peklorat secara perlahan sepanjang dinding tabung reaksi.Apabila terbentuk
endapan putih maka contoh uji positif memiliki kandungan unsur kalium.
3.3.2
Persiapan larutan contoh
Timbang dengan teliti 5 gram KCl dan 5 gram NPK. Dimasukkan masing
– masing kedalam gelas piala 300 ml.Ditambahkan 10 ml HCl, 100 ml
aquadest.Didihkan selama 5 menit.Dinginkan.Pindahkan secara kuantitatif kedalam
labu ukur 250 ml atau 500 ml.Diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera dan
saring dengan kertas saring whatman 41.
3.3.3 Penentuan
kadar kalium menggunakan SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)
Dipipet beberapa ml larutan KCl dan NPK. Dimasukkan masing -
masing kedalam labu ukur 100 ml.Ditambahkan 1-10 ml larutan supresor.Diencerkan
dengan air suling sampai tanda tera.Dihomogenkan.Diukur konsentrasi
kalium dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar kalium pada
pupuk KCL yang didapat dengan metode spektrofotometri serapan atom adalah 31,10
% dan pada pupuk NPK sebesar 13,12 %.Hasil menunjukkan bahwa kadar yang
diteliti tidak memenuhi standar yang ditentukan.
5.2.
Saran
Penentuan kadar kalium pada pupuk KCL dan pada pupuk NPK dengan
metode spektrofotometri serapan atom dapat digunakan serta perlu dilakukan
analisa secara berkelanjutan.