DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Perumusan dan tujuan Masalah............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Penyebab Dilakukannya Manajemen Risiko......................................... 2
B. Pengertian resiko dan manajemen resiko.............................................. 2
C. Macam-macam Resiko.......................................................................... 4
D. Upaya Penanggulangan Resiko............................................................. 7
E. Konsep Resiko...................................................................................... 7
F. Manfaat Manajemen Resiko................................................................. 8
G. Langkah-langkah Manajemen Resiko................................................... 8
H. Contoh Kasus Risiko Pada Perusahaan
Baker Adhesive..................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan
kurangnya informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa
yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian
yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen
resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko
mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana
suatu perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran. Kerugian dari
peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar, juga
tidak dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga
menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang
kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan
menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis
tersebut.
Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko
yang baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang
akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen risiko.
B.
Rumusan
Masalah Dan Tujuan
Risiko
sebagai suatu ketidakpastian dapat berakibat kerugian bagi perusahaan. Tujuan
dari dibuatnya makalah ini adalah agar dapat :
1. Mengetahui
cara menerapkan 5 langkah memanajemen risiko
2. Mengetahui
jenis jenis risiko
3. Mengetahui
teknik teknik pengelolaan risiko
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penyebab
Dilakukannya Manajemen Risiko
Risiko bisa didefinisikan dengan
berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang
merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah
kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat
statistic yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi
standar bisa dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah
menggunakan probabilitas.
Risiko berkaitan erat dengan
kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.
Ketidakpastian bisa tercermin dari
fluktuasi pergerakan yang tinggi. Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar
ketidakpastiannya. Bagan berikut ini menunjukkan fluktuasi harga beberapa
instrument (dihitung berdasarkan deviasi standar tahunan). Terlihat bahwa semua
harga instrument berfluktuasi. Sebagai contoh, saham mempunyai fluktuasi
sebesar 14%, sementara harga listrik mempunyai
fluktuasi sebesar 228
B.
Pengertian resiko dan manajemen resiko
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan
perusahaan.
Vaugan (1978), mengemukakan beberapa definisi resiko
sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :
1.
Risk is the chance
of loss ( Resiko adalah kerugian )
Chance of loss berhubungan
dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu
statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan
munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena
terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam
halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak
ada.
2.
Risk is the
possibility of loss ( Resiko adalah kemungkinan kerugian )
Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun,
definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3.
Risk is uncertainty
( Resiko adalah ketidakpastian )
Uncertainty dapat bersifat
subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu
terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
yang bersangkutan.
4.
Risk is the
dispersion of actual from expected result ( Resiko merupakan penyebaran hasil
aktual dari hasil yang diharapkan)
Sedangkan Manajemen risiko
adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik
dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaianrisiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko
tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen
risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan
bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal
ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen
risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi
entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
C.
Macam-macam Resiko
Menurut sifatnya dibedakan ke
dalam :
1.
Risiko murni,
risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan
sebagainya.
2.
Risiko spekulatif,
risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan
bagi pihak tertentu. Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan
sebagainya.
3.
Risiko fundamental,
risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderita cukup banyak. Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya. Risiko
khusus, risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah
diketahui penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat
di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar
angkasa.
Menurut sumber/penyebab
timbulnya :
1.
Risiko intern,
risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva
karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.
2.
Risiko ekstern,
risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti pencurian, persaingan dalam
bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam
berusaha dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu :
1.
Risiko teknis
Risiko ini terjadi akibat
kekurangmampuan manajer atau Wirausaha dalam mengambil keputusan. Risiko yang
sering terjadi:
a.
Biaya produksi yang
tinggi (inefisien),
b.
Pemakaian sumber
sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja terlalu banyak),
c.
Terjadi pencurian, akibat
pengawasan yang kurang baik,
d.
Terjadi kebakaran,
akibat keteledoran dan kurang kecermatan,
e.
Terus menerus rugi
karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tak berubah,
f.
Penempatan tenaga
kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun, Perencanaan dan
desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan
ketatalaksana-an perusahaan.
Untuk mengatasi hal-hal
tersebut diatas dapat ditempuh upaya-upaya sebagai berikut,
- Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:
1)
Keterampilan teknis
(technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang
dihasilkan. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya
produksi (efisien). Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti
dengan teknologi tepat guna atau teknologi modern.
2)
Keterampilan
mengorganisasi (organizational skiil), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari
factor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah,
dan disenangi pembeli.
3)
Keterampilan
memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan
dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada
organisasi. Untuk ini, setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik
(conceptional skill).
- Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa
depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber
daya manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi
penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap
memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha
berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah
kepAndaian menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar
lingkup organisasi.
- Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi,
dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang
merupakan pengeluaran tetap.
2.
Risiko pasar
Risiko ini terjadi akibat
produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah
menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian.
Akibatnya penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi
kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di
terminal alias gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai
berikut:
a.
Mengadakan inovasi
(product innovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi
calon pembeli.
b.
Mengadakan
penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara
berkesinambungan.
3.
Risiko kredit
Adalah risiko yang ditanggung
kreditor akibat debitor tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah
disepakati. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar
kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal,
akibatnya timbul kredit macet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya
sebagai berikut:
a.
Berikan kredit pada
seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai berikut:
1)
Dapat dipercaya
(character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui.
2)
Kemampuan untuk
membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh
dari usahanya.
3)
Kemampuan modal
sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal
assets.
4)
Keadaan usahanya
selama ini (conditions) apakah menunjukkan trend naik mendatar atau menurun.
b.
Jangan memberikan
pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
c.
Memperhatikan
pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu
diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana
setiap tahun.
4.
Risiko alam
Risiko ini terjadi di luar
pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang.
Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada.
Tetapi, bila takut menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang
berani menanggung risiko tersebut.
D.
Upaya Penanggulangan Resiko
Upaya penanggulangan risiko
berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk
menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
1.
Mengadakan
pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan kerugian
2.
Melakukan retensi
artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkan terjadinya kerugian
dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk
penanggulangannya.
3.
Melakukan
pengendalian terhadap risiko, seperti
melakukan perdagangan berjangka
4.
Mengalihkan/memindahkan
risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan
(asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.
E.
Konsep Resiko
Konsep dasar semua risiko
mengandung ketidak-pastian. Sebagian dari risiko tersebut dapat dialihkan
kepada asuransi, namun tidak semua risiko dapat diasuransikan.
Ketidak-pastian yang terdapat dalam setiap risiko
mencakup dua hal, yaitu ketidak-pastian mengenai :
1.
Terjadi atau tidak
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2.
Besar kecilnya
kemungkinan kerugian jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian tersebut.
Pada umumnya masyarakat
mempersamakan pengertian resiko, hazard, peril dan losser. Padahal ketiga hal
tersebut berbeda. Maka dari itu hal ini harus dibedakan secara jelas dan tegas.
Hazard Peril Losser
1.
Hazard adalah
keadaan bahaya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril (bencana).
2.
Peril adalah suatu
peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan kerugian atau bermacam kerugian.
3.
Losser adalah
kerugian yang diderita akibat kejadian yang tidak diharapkan tapi ternyata
terjadi.
F.
Manfaat Manajemen Resiko
1.
Membantuperusahaanmenghindarisemaksimalmungkinbiaya-biaya
yang terpaksaharusdikeluarkan.
2.
Membantu manajemenuntukmemutuskanapakah
resiko yang dihadapi perusahaanakandihindariataudiambil.
3.
Jikapenaksiran
risiko dilakukan secara akurat maka dapat memaksimalkan keuntunganperusahaan
G.
Langkah-langkah Manajemen Resiko
1.
Mengidentifikasi
terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan
2.
Mengevaluasi atas
masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya
3.
Mengendalikan
risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan ataupun
secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)
4.
Menghilangkan
risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian, misalnya
dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum
60 km/jam
5.
Meminimalisasi
risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian, misalnya dalam
produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan
mutu (quality control)
6.
Menahan sendiri
risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya
dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang
bakal terjadi (retensi sendiri)
7.
Pengalihan/transfer
risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko yang mungkin
terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi
H.
Contoh Kasus Risiko Pada Perusahaan Baker Adhesive
Baker Adhesive merupakan perusahaan produsen perekat
khusus. Baker Adhesive awalnya melayani pesanan lokal, namun seiring meningkatnya persaingan, Baker semakin
mendapat tekanan yang
kuat
untuk menemukan pasar yang baru, sehingga mereka harus
berekspansi ke pasar internasional. Dan
konsumen pertama Baker Adhesive di lingkungan Internasional adalah Novo
(Perusahaan mainan di Brasil). Pesanan awal sejumlah 1.210 galon. Penerimaan
penawaran pesanan dari Novo merupakan awal yang bagus bagi Baker Adhesive untuk
ber-ekspansi.
Baker Adhesive
dan Novo telah membuat kesepakatan harga perekat khusus tersebut seharga 90,15
real Brazil per galon.
Rincian
Perhitungan harga perekat khusus 90,15 $brazilian per gallon : |
|
Labor Materials
Manufacturing
Overhead Administrative
Overhead Total
Cost Profit
Margin (12%) Cost
Plus Profit Margin in Dollars Conversion
(USD/ BRL) Cost
Plus Mark Up (BRL) Amount
(Gallons) Quoted
Price Per Gallon (BRL) |
6.000 32.500 4.000 2.000 44.500 6.068 50.568 0,4636 109.077 1.210 90,15 |
Namun, Baker Adhesive tidak membuat kesepakatan mengenai
kurs yang diterima ketika pembayaran dilakukan. Sehingga pembayaran dilakukan
dalam mata uang brazil lalu dikonversikan ke kurs US dollar.
Kurs bisa berubah setiap waktu, dalam kasus ini Baker
Adhesive menghadapi risiko kerugian kurs. Kerugian selisih kurs dapat
diminimalkan dengan berbagai cara, diantaranya :
1.
Meminimalkan
transaksi beda mata uang, contohnya adalah :
-
Menggunakan
mata uang yang sama ketika bertransaksi
-
Membuat
cash reserve (kas cadangan dalam mata uang lawan transaksi) ketika melakukan pembelian
dari luar negri.
-
Memakai
mata uang asing ketika melakukan pembelian (pembelanjaan) dalam negri.
2.
Melakukan
hedging
-
Hedging
dengan money market
-
Hedging
dengan forward
-
Melakukan
swap contract
Dalam
pemilihan teknik yang tepat untuk pemilihan keputusan terbaik mengenai “cara
apa yang akan dilakukan guna meminimalisir kerugian selisih kurs” adalah
melalui analisis cost benefit dari masing masing cara yang dimungkinkan.
Pada tanggal 1 Februari Novo memesan
1,210 galon perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Kurs US dollar terhadap real brazil (USD/BRL)
pada saat itu adalah 0,45. Ketika pembayaran tiba, tepatnya pada
tanggal 1 Juni 2016 Novo membayar dalam real brazil. Saat itu kurs USD/BRL
adalah 0,4368. Sehingga terdapat kerugian sebesar USD 1.439,88.
Dalam kasus Baker Adhesive, Berikut akan dipaparkan
analisa cost benefit mengenai hedging dengan money market dan hedging dengan
forward.
Perhitungan pendapatan berdasarkan kurs USD/BRL
tanggal 1 Februari 2006 |
Perhitungan pendapatan berdasarkan kurs USD/BRL
tanggal 1 Juni 2006 |
||
Gallons (BRL) Price (BRL/gallon) Total Exchange rate (USD/BRL) Total USD |
1.210 90,15 109.081,5 0,45 49.086,68 |
Gallons (BRL) Price (BRL/gallon) Total Exchange rate (USD/BRL) Total USD |
1.210 90,15 109.081,5 0,4368 47.648,8 |
Selisih = 1.439,88 USD
Dari perhitungan
diatas, diketahui bahwa terdapat kerugian kurs di penerimaan pesanan pertama
Novo. Sekarang, mari lakukan analisa cost benefit dari hedging money market dan
hedging forward pada pesanan kedua Novo.
Pada
tanggal 5 September 2006 Novo kembali memesan 1,815 galon perekat khusus
seharga 90,15 real brazil. Pembayaran dilakukan pada tanggal 5 September
2006. - Kurs
USD/BRL tanggal 5 Juni 2006 = 0,4368 - Kurs USD/BRL tanggal 5
September 2006 = 0,4234 Setelah
bernegosiasi dengan Bank Lokal terkait forward, Baker Adhesive mendapat
penawaran kurs USD/BRL sebesar 0,4227. Bunga efektif pertahun pinjaman pada
bank lokal tersebut adalah 8,52% (ini akan menjadi perhitungan time value,
guna mengonversikan uang yang akan diterima sebesar present valuenya).
Sehingga bunga efektif perbulan = (1+ Sedangkan
terkait Money Market, Baker Adhesive mendapat bunga 26% per tahun dari
pinjaman jangka pendek di Brazil. Bunga ini besar dikarenakan pada saat itu
sedang terjadi tingkat inflasi yang tinggi dinegara tersebut. Bunga per
bulan = 26%/12*3 = 6.5%
dengan money market dan hedging dengan forward.
Tanpa
Hedging |
|
Gallons (BRL) Price (BRL/gallon) Total Exchange rate (USD/BRL) Total USD Interest rate PV |
1.815 90,15 163.622 0,4234 69.277,55 2,15% = |
Perhitungan hedging forward |
Perhitungan hedging money market |
||
Gallons (BRL) Price (BRL/gallon) Total Exchange rate (USD/BRL) Total USD Interest rate PV |
1.815 90,15 163.622 0,4227 69.163,02 2,15% = |
Gallons (BRL) Price (BRL/gallon) Total Interest rate Real to borrow Exchange rate (USD/BRL) Total USD |
1.815 90,15 163.622 6,5% 153.635,68 0,4368 67.108,07 |
Jadi kesimpulan dari analisis cost benefit yang didapat
dari hasil perhitungan hedging diatas adalah, memang hedging dirasa kurang
menguntungkan jika dilihat dari kurs pada tanggal 5 september 2006. Mungkin
saja pada perhitungan real saat itu
pendapatan tanpa hedging adalah yang lebih mengutungkan, namun kurs
berubah seiring waktu tidak dapat diprediksi. Hedging dengan forward dan money
market adalah salah satu untuk mendapatkan kepastian penerimaan di masa depan .
Akan lebih baik lagi jika sebelum menentukan pilihan pada
alternatif yang tersedia adalah mengamati pergerakan kurs pertukaran terlebih
dahulu, juga melihat kondisi politik dan ekonomi baik pada negara yang melakukan
transaksi dan negara lawan transaksi.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Risiko berkaitan
erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi
ketidakpastian.
Manajemen
risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh hasil
yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa mengelola risiko
dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan.
Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dikelola atau dikelola
seoptimal mungkin.
Selain
itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good Corporate Governance.
Karena, salah satu komponen dari Good Corporate Governance adalah manajemen
risiko yang baik, seperti apakah manajemen mempunyai pemahaman yang baik
mengenai risiko yang dihadapi oleh perusahaan, apakah manajemen memahami
implikasi dari risiko tersebut.
Dalam mengelola
manajemen risiko, harus memperhatikan karakteristik manajemen risiko yang baik
yaitu memahami bisnis perusahaan, Formal; sistematis; terintegrasi; dan komprehensif,
Mengembangkan infrastuktur risiko, Menetapkan mekanisme kontrol, Menetapkan
batas (limits), Memfokuskan pada aliran kas, Menetapkan sistem insentif yang
tepat, dan Mengembangkan budaya sadar risiko.
Adapun
lima langkah dalam memanajemen risiko perusahaan adalah mengidentifikasi dan
memahami risiko risiko utama perusahaan, Menentukan tipe risiko yang akan
diterima atau ditransfer, Memutuskan seberapa besar risiko yang akan
ditransfer, Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan perusahaan,
Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ikatan
Akuntansi Indonesia. (2014). Manajemen
Keuangan Lanjutan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.
G.
Arnold, (2008). Corporate Financial
Management 4th edition. Prentice Hall.
E.
F. Brigham and M.C. Enhardt (2005). Financial
Management : Theory and Practice 11th edition. South-Western.
Hanafi,
M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta : universitas Terbuka
http://www.bankmandiri.co.id/article/treasury.asp#
Bruner,
R. F.,
Case Studies in Finance,
6th ed., McGraw-Hill,
2010, Case 37 dalam Prabowo
Aditya, Nainggolan Lukas, “Baker Adhesive”, Universitas Indonesia.