DAFTAR ISI
B. Faktor Penentu
dalam Mortalitas
D. Ukuran Dasar indikator mortalitas atau tingkat kematian
yang umum
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan salah
satu di antara tiga komponen demografi
yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Kedua komponen demografi yang lainnya
adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi. Informasi tentang kematian penting,
tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama
berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. (Palmore, J.A, 2011)
Data kematian sangat di perlukan antara lain
untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya, perencanaan
fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk
kepentingan masyarakat. Data kematian juga di perlukan untuk kepentingan
evaluasi terhadap program-program kebijaksanaan pendududk. (Pollard,
A.H, 2005)
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami menjelaskan
mengenai:
1. Apa yang di
maksud dengan mortalitas ?
2. Sebutkan Faktor Penentu dari
Mortalitas ?
3. Sebutkan
beberapa penyebab kematian ?
4. Sebutkan ukuran dasar dari
Mortalitas?
C. Tujuan
Dalam makalah ini kami bertujuan untuk:
1. Mengetahui
pengertian Mortalitas secara luas
2. Dapat mengetahui faktor
penentu dari Mortalitas
3. Dapat
mengetahui penyebab dari kematian
4. Mengetahui ukuran dasar dari
Mortalitas
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mortalitas
Sebelum kita mengetahui pengertian mortalitas
terlebih dahulu kita harus mengetahui arti dari pada Demografi, karena
mortalitas adalah bagian dari demografi itu sendiri. Demografi di definisikan
dari bahasa yunani, dari kata DEMOS yang artinya rakyat ( penduduk ) dan
GRAFEIN yang artinya menulis. Jadi demografi artinya Tulisan / karangan tentang
rakyat / penduduk yang mempelajari tentang jumlah, pesebaran territorial dan
komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan sebab – sebab perubahan tersebut. Adapun
bagian demografi, salah satunya adalah tentang mortalitas. (Barclay, G.W, 2022)
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa
saja, tua, muda, kapan dan di mana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah
banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah
kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Barclay,G.W, 2022)
Mortalitas adalah ukuran jumlah
kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas
berbeda dengan morbiditas yang
merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu
tertentu.
Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari
tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga
tingkatan antara lain : tingkat kematian kasar, tingkat kematian khas umur,
tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita hindari
seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.
B. Faktor Penentu dalam Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi
dua yaitu:
1.
Faktor langsung
(faktor dari dalam),
faktor tersebut antara
lain dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
a. Umur,
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2.
Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
a. Tekanan, baik psikis maupun
fisik,
b. Kedudukan
dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal
dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah
penyakit,
j. Politik dan bencana alam.
C. Penyebab
kematian
Kematian
dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit menular, kecelakaan atau gaya hidup
yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan
oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan
penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak
rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan
tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Di samping
itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan,
gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan
merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya
kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai
pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.
D. Ukuran Dasar indikator
mortalitas atau tingkat kematian yang umum
Indikator mortalitas merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai
dasar untuk menentukan tinggi
rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian,
mulai dari yang paling sederhana
sampai yang cukup kompleks. Namun demukian perlu di catat bahwa keadaan kematian suatu penduduk tidaklah dapat
diwakili oleh hanya suatu angka tunggal saja. Biasanya berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus
guna mencerminkan keadaan kematian
penduduk secara keseluruhan. Hampir
semua ukuran kematian merupakan suatu “rate”
atau “ratio”. Rate merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian (misalnya: kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya) selama peroide waktu-waktu
tertentu.
Kematian (mortalitas) adalah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa
terjadi tiap saat setelah kelahiran hidup. (Budi Utomo, 1985). Morbiditas
(penyakit/kesakitan) adalah kondisi penyimpangan dari keadaan yang normal,
yang biasanya dibatasi pada
kesehatan fisik dan mental. Pada kasus tertentu
morbiditas ini terjadi secara terus menerus (morbiditas kumulatif) yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian pada penderitanya.
Ada beberapa
cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah:
1. Tingkat Kematian
Kasar (Crude Death Rate)
adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
CDR = D/P x 100
D = jumlah kematian pada tahun X
Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k =
konstanta 1000
Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai
berikut: Tingkat kematian
Golongan
>
18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13Rendah
2. Tingkat Kematian
Menurut Umur ( Age Specific
Death Rate )
adalah jumlah kematian penduduk
pada tahun tertentu
berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
ASDR =
Di/Pmi x k
Di = Jumlah
kematian pada kelompok umur (i)
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada
kelompok umur (i) k = Angka konstan (1000)
3. Tingkat Kematian
Bayi { Infant Death
Rate (IDR) /Infat
Mortality Rate (IMR)
Bayi (infant) merupakan orang yang berumur 0
(nol) tahun atau dalam kata lain anak-anak yang masih belum sampai pada hari ulang tahunnya yang pertama. Angka
kematian bayi merupakan variable sosial
ekonomis dan demografis yang sangat penting karena data tersebut dapat
menunjukan banyaknya fasilitas medis dan taraf kehidupan penduduk.
Dimana :
Do = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu B = Jumlah
lahir hidup pada tahun tertentu
k = bilangan
konstan (1000)
Kriteria penggolongan tingkat
kematian bayi:
Tingkat kematian bayi Golongan
> 125 Sangat Tinggi 75-125
Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah
4. Tingkat Kematian Anak
Tingkat kematian
anak didefinisikan sebagai jumlah kematian anak berumur 1 sampai 4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak umur
yang sama pada pertengahan tahun. Dengan demikian, angka kematian anak tidak menyertakan angka kematian bayi. Angka kematian
anak lebih merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan
yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak.
5. Angka Kematian
Ibu
Adalah jumlah kematian
ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil.
Rumus:
AKI = Jumlah kematian
ibu karena kehamilan, kelahiran dan nifas X100 P = Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
6. Sumber Data Mortalitas
Cara
mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai
macam sumber, antara lain :
a. Sistem registrasi vital
Apabila sistem
ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian yang ideal. Di sini, kejadian
kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian tersebut
terjadi. Di Indonesia, belum ada
sistem registrasi vital yang
bersifat nasional, yang ada hanya sistem registrasi vital yang bersifat bersifat lokal, dan hal ini tidak
sepenuhnya meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan demikian di Indonesia
tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari sistem registrasi vital.
b. Sensus dan survei penduduk
Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan
sesaat yang bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Berbeda dengan
sistem registrasi vital, pada sensus atau survei
kejadian kematian dicacat setelah sekian lama peristiwa kejadian itu terjadi.
Data ini diperoleh melalui sensus atau survei
dapat digolongkan menjadi
dua bagian :
Bentuk langsung
(Direct Mortality Data)
Data kematian
bentuk langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu
tertentu. Apabila ada tidaknya kematian tersebut dibatasi selama satu tahun terakhir menjelang waktu sensus
atau survei dilakukan, data kematian yang diperoleh dikenal sebagai
‘Current mortality Data’.
Bentuk tidak langsung (Indirect Mortalilty Data)
Data kematian
bentuk tidak langsung
diperoleh melalui pertanyaan tentang ‘Survivorship’ golongan penduduk tertentu
misalnya anak, ibu, ayah dan sebagainya. Dalam kenyatana data ini mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan
dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai di Indonesia adalah
data kematian bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu data ‘Survivorship’
anak. Selain sumber data di atas, data kematian untuk penduduk golongan
tertentu di suatu tempat,
kemungkinan dapat diperoleh dari rumah sakit, dinas pemakaman, kantor polisi
lalu lintas dan sebagainya.
c. Penelitian
Penelitian
kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan penelitian kelahiran yang disebut dengan penelitian statistik
vital.
d. Perkiraan (estimasi)
Tingkat kematian
dapat diperkirakan menggunakan pendekatan tidak langsung. Pendekatan tidak langsung tersebut dilakukan dengan cara
mengamati tahapan kehidupan dari waktu ke waktu. Pendekatan tidak langsung ini memiliki tiga kesulitan utama yaitu terbatasnya
sumberdaya untuk memastikan data dan
disertai kesalahan pada sampling, tingkat mobilitas remaja yang tinggi
menyebabkan remaja terhindar dari sampling, dan tidak perkiraan struktur kematian yang tidak mudah (Wood dan Nisbet, 1990).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut bahwa Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian
suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas juga dapat di ukuran dengan jumlah
kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5
berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per tahun.
B. Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca agar bisa
memahami dan mempelajari demografi khususnya dalam hal mortalitas, karena dari
sana kita dapat mengetahui konsep mati, penyebab kematian,dan Bermacam-macam
indikator mortalitas atau tingkat kematian yang umum di pakai dalam ilmu
geografi.
DAFTAR
PUSTAKA
Barclay, G.W. : Techniques of population Analysis. John Wiley dan Sons,
Inc. New York, London, Sidney, Eight Printing 2012
Palmore, J.A.: Measuring Mortality : a self teaching guide to elementary
measures, papers of the East – west population Institute No. 15. Honolulu, Hi 2011
Pollard, A.H. Yusuf, F. , pollard, G.N. : Demographic Techniques pergamon
press( Australia ), 2005
Sembiring, DR.RK. : Demographic Fakultas Pasca Sarjana IKIP( Jakarta), 2015
No comments:
Post a Comment