DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Holtikulturan Dan Tanaman Holtikultura
2.2 Arti
Penting Pekarangan Dalam Pengembangan Tanaman Holtikultura
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hortikultura
(horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere
(budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Hortikultura
merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia.
Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan,
sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Pada penelitian ini dibatasi tanaman
hortikultura pada jenis sayuran saja.
Tanaman
hortikultura memiliki prospek pengembangan yang baik karena memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar,baik didalam negri
maupun di luar negri. Fungsi sayuran sebagai penyedia vitamin, mineral ,serat
dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi. Fungsi ekonomi, tanaman hortikultura
menjadi sumber pendapatan petani, pedagang, kalangan industri.Dengan banyaknya
fungsi tanaman hortikultura seperti yang dijabarkan diatas maka ada pula faktor
penghambat yang menyebabkan tanaman hortikultura tidak tumbuh secara maksimal,
hal tersebut disebabkan salah satunya adalah dari faktor penyakit.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa
yang di maksud dengan Holtikultura?
b. Apa
saja Dasar-Dasar Holtikultura?
c. Apa
arti penting pekarangan dalam pengembangan tanaman Holtikultura?
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Holtikultura Dan
Tanaman Holtikultura
Pengertian Hortikultura
Hortikultura
merupakan gabungan bahasa Latin, hortus yang mengandung arti kebun dan culture
yang berarti bercocok tanam. Hortikultura bisa didefinisikan sebagai cara
budidaya tanaman yang dilakukan di kebun dan halaman rumah.
Tanaman
Hortikultura memiliki beberapa macam golongan seperti olekultura, florikultura,
frutikultira, dan biofarmaka.
1.
Tanaman Olerikultura (sayuran)
Olerikultura
merupakan jenis tanaman Hortikultura dalam bentuk tanaman sayur dan mudah
ditemui dilingkungan dekat rumah. Sebab sayuran adalah salah satu jenis tanaman
yang pada umumnya diolah oleh masyarakat utuk dijadikan bahan makanan atau lauk
pauk.
Secara
garis besar tanaman sayuran atau olerikultura dibagi lagi menjadi dua, tanaman
tahunan dan musiman. Untuk tanaman musiman contohnya antara lain adalah
melinjo, petai, jengkol dan lainnya. Jenis tanaman ini hanya bisa dipanen pada
masa-masa tertentu saja, meski dapat dibudidayakan setiap waktu.
Sedangkan
tanaman tahunan diantaranya yaitu wortel, kangkung, bayam, bawang merah atau
putih, cabe, tomat dan sebagainya. Semua bisa dibudidaya sepanjang tahun dan
dapat diambil panennya tanpa awa batasan waktu. Tetapi tentu saja panen
tersebut bisa dilakukan setelah masuk usia panen.
2.
Tanaman Florikultura (hias)
Florikultura
merupakan jenis tanaman holtikultura yang berasal dari tanaman hias. Jenisnya
ada bermacam-macam. Misalnya tanaman hias yang dibudidayakan dalam pot, seperti
bunga sedap malam, mawar, kenanga, tanaman bonsai dan lainnya.
Kemudian
ada lagi tanaman florikultura yang dikembangbiakan langsung di tanah, misalnya
bunga matahari, melati, kamboja dan seterusnya. Selain itu ada pula jenis
tanaman hias yang tumbuh dan berkembangbiak dengan cara menempel di batang
tanaman lain seperti anggrek.
3.
Tanaman Frutikultura (buah-buahan)
Tanaman
holtikultura jenis frutikultura merupakan tanaman yang dapat menghasilkan
buah-buahan. Pada umumnya tanaman ini membutuhkan beberapa teknik khusus ketika
dibudidaya secara massal. Sama seperti olekulturan tanaman frutikultura juga
terdiri dari dua macam yaitu tahunan dan musiman.
Contoh
tanaman buah yang bersifat musiman misalnya mangga, durian, rambutan, semangka,
melon, jeruk dan sebagainya. Sedangkan tanaman buah yang dapat menghasilkan
hasil panen setiap waktu dan tidak mengenal musim antara lain nanas, pepaya,
piang, nangka, salak, sawo dan belimbing serta yang lainnya.
4.
Tanaman Biofarmaka (obat-obatan)
Jenis
tanaman holtikultura yang terakhir dinamakan tanaman biofarmaka atau
obat-obatan. Di Indonesia sering disebut sebagai tanaman toga atau tanaman obat
keluarga. Sejak zaman dulu sampai sekarang tanaman ini memang sangat populer di
masyarakat, karena dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam serangan
penyakit.
Contoh
tanaman biofarmaka atau obat-obatan antara lain temu lawak, jahe, aluivera atau
lidah buaya, kayu manis, kunyit, serai, brotowali dan lainnya. Masing-masing
memiliki nilai manfaat dan kegunaan yang berbeda-beda.
Ciri-Ciri
Tanaman Hortikultura
·
Menghasilkan produksi
(buah) secara musiman. Tidak selalu berbuah sepanjang tahun.
·
Membutuhkan lahan yang
cukup luas.
·
Memiliki daerah
penanaman yang spesifik. Tidak semua jenis tanaman dapat dibudidayakan di lahan
yang sama.
·
Mengandung nilai
keindahan (estetika).
·
Hasil panen yang mudah
membusuk. Akan tetapi, jenis tanaman hortikultura ini adalah tanaman yang
dibutuhkan setiap harinya dalam keadaan segar.
·
Kualitas panen dari tanaman
ini dapat dilihat dari kondisinya yang masih segar. Karena sebagaimana
ciri-ciri sebelumnya, bahawa hasil panen dari jenis tanaman hortikultura ini
mudah membusuk.
·
Harga dari hasil panen
berbanding lurus dengan kualitasnya (kesegarannya).
2.2
Arti Penting Pekarangan Dalam Pengembangan Tanaman Holtikultura
Pekarangan
adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Di masa pandemi
sebagian besar masyarakat sudah bosan tinggal di rumah. Untuk mengatasi kebosanan tersebut salah
satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Pemanfaatan
pekarangan yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan pekarangan rumah baik
yang ada di desa maupun yang di kota bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar
mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan dan horti yang ada disekitar
kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan lahan
pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
Selain
itu, kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah sejak lama dilaksanakan, bukan saja
sebagai penyedia bahan makanan yang beraneka ragam akan tetapi juga dapat
berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan dan memenuhi kebutuhan
rempah-rempah rumah tangga yang mendesak. Dengan menanam tanaman yang
berproduktif, taman pekarangan dapat memberikan kesehatan yang memenuhi
kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman
produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan
tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan
memberikan keuntungan yang berlipat ganda.
Dengan
paradigma yang terjadi dikalangan peserta didik baik siswa maupun mahasiswa
yang mengenyam pendidikan diluar dan jauh dari tempat tinggal, dengan
pertimbangan makin tingginya biaya kebutuhan hidup sehingga pilihan tepat untuk
mencari tempat tinggal adalah rumah kos-kosan atau kontrakan. Akan tetapi,
sebagian besar mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah sangat
tidak ideal, masalah yang sangat paling sering terdengar adalah tingginya biaya
hidup apalagi untuk golongan ekonomi lemah sehingga standar hidup sehat
mahasiswa yang tinggal di kos ataupun dirumah kontrakan sangat memprihatinkan.
Bukan alasan fenomena itu terjadi karena demi untuk memenuhi kewajiban
pembayaran di kampus, mahasiswa makan dan hidup seadanya. Dengan kata lain
kebutuhan manusia dalam konteks apapun semakin meningkat, terlebih kebutuhan
akan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maka kebutuhan laju
ekonomi akan meningkat pesat.Selain itu, dalam menempuh jenjang pendidikan yang
perlu di perhatikan adalah makanan yang sehat dan begizi untuk memenuhi
kebutuhan berfikir, dengan makanan yang kurang sehat untuk dikomsumsi dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh sehingga dapat menyebabkan kekurangan zat-zat gizi.
Mengenai
hal ini, perlu diperhatikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi yaitu
salah satunya mengoptimalkan memanfaatkan pekarangan kos-kosan dengan menanam
tanaman sayur-sayuran organik seperi sawi, bayam, kangkung, tomat, cabai,
bawang merah dll dengan menggunakan pot dan polybag. Menaman tamanan
sayur-sayuran organik didepan kos-kosan tidak memerlukan pekarangan yang luas
untuk ditanami. Sehingga kita tidak lagi membeli sayuran di tempat lain karna
kita bisa menhasilakan sendiri. Manfaatnya akan terasa lebih besar jika
kebutuhan makanan sehari-hari dapat terpenuhi sehingga dapat menimalkan
memkomsumsi makanan instan dan menekan pengeluaran dana serta dapat memperindah
dan menghijaukan pekarangan kos-kosan.
Oleh
karena itu, sangat penting untuk menjadi perhatian kita semua bahwa hidup sehat
adalah cerminan hidup yang berkualitas. Melalui ulasan singkat ini saya ingin
mencoba berbagi informasi melalui inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah,
sehingga kebutuhan akan komsumsi kita sehari-hari dapat terpenuhi. Disamping
itu juga secara ekonomi hasil tanaman budidaya holtikultura di halaman atau
pekarangan rumah menjadi solusi yang paling tepat dalam menekan dan mengurangi
biaya kebutuhan hidup sehingga efesiensi dan penghematan biaya hidup untuk
menjamin keberlangsungan kebutuhan pendidikan yang lebih maksimal dapat
berjalan dengan baik tanpa harus mengorbankan kualitas hidup dan kesehatan kita
sebagai mahasiswa rantau.
Pemanfaatan
lahan pekarangan juga dapat di lakukan dengan menerapkan teknologi hidroponik. Hidroponik
adalah suatu teknik membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanam. Kelebihan tanaman yang dibudidayakan dengan metode hidroponik adalah
hasil Kelupanen yang diperoleh lebih
tinggi dengan kualitas hasil lebih baik.
Prospek
pengembangan usaha hidroponik sangat baik terutama di daerah perkotaan, karena
:
1.
Lahan di daerah perkotaan sangat sempit sebagai akibat alih fungsi lahan seperti untuk pembangunan perumahan,
perkantoran, pertokoan, dan jalan. Pada
lahan sempit cocok untuk digunakan usaha
pertanian dengan menggunakan teknologi hidroponik.
2.
Kesadaran masyarakat kota semakin tinggi untuk menjaga kesehatannya dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berkualitas baik. Beberapa jenis
tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan
dengan sistem hidroponik antara lain: tanaman selada, selederi, kol
bunga, pakchoy, takecay dan lain sebagainya.
Ada
dua tahapan yang harus dilakukan dalam membudidayakan tanaman hidroponik yaitu :
1.
Tahapan pembuatan instalasi hidroponik
2.
Tahapan budidaya sistem hidroponik
·
Tahapan pembuatan
instalasi hidroponik
Bahan
dan alat yang diperlukan : Talang air plastik, pipa paralon, knee, dop, selang
emiter, lem paralon, tanki nutrisi, pompa
Alat-alat
yang digunakan gergaji, meteran dan bor.
Pada
budidaya tanaman dengan metode hidroponik bahan dan alat yang diperlukan
adalah: Benih sayuran, media pesemaian dan larutan nutrisi dan stick bambu atau
tusuk gigi
Tahapan
budidaya meliputi:
1. Menyiapkan benih sayuran (pakchoy).
2. Menyiapkan
media semai rockwoll, lalu dipotong-potong dengan ukuran 3×3 cm
3. Melubangi
media rockwool kira-kira dalamnya 0,5-1
cm dengan menggunakan stick bambu atau tusuk gigi lalu masukkan 1
benih per lubang, lalu Letakan di
tempat pembibitan selama 2 minggu
4. Penanaman
bibit, bibit pakchoy ditanam pada umur 2
minggu, atau telah berdaun 4-6 helai
5. Pemeliharaan
tanaman meliputi: pemberian nutrisi dan pengontrolan nutrisi, pemangkasan
daun, pengendalian hama dan penyakit
bila ada serangan
6. .Panen, tanaman pakchoy dipanen pada umur 30 hari
setelah pindah tanam.
Pemanenan
dilakukan dengan cara mencabut, lalu dibersihkan dan dikemas bila akan dijual.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Hortikultura
(horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan
cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.
Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian
Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi
buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Pada penelitian ini
dibatasi tanaman hortikultura pada jenis sayuran saja.
·
Pekarangan adalah lahan
terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal. Di masa pandemi sebagian besar
masyarakat sudah bosan tinggal di rumah.
Untuk mengatasi kebosanan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
·
Pemanfaatan pekarangan
yang sering kita jumpai adalah pemanfaatan pekarangan rumah baik yang ada di
desa maupun yang di kota bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro melalui
perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan
mengetahui sumber-sumber pangan dan horti yang ada disekitar kita, menumbuhkan
kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan lahan pekarangan menjadi
sumber pangan dan gizi keluarga.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashari,
Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta:UI Press. 485 hal.
Badan
Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat. 2014. Pasaman Barat dalam Angka.
Direktorat
Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. 2012. Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengembangan Hortikultura Tahun 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal
Hortikultura.