Saturday, 5 February 2022

Laporan Magang TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

 


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman   melon   (Cucumis   melo   L)   merupakan   salah   satu   tanaman   hortikultura   yang   sering   dikonsumsi   oleh   masyarakat.   Melon   merupakan   tanaman   buah-buahan   semusim   yang   mempunyai   rasa   manis,   tekstur   daging   buah   yang   renyah,   warna   buah   yang   bervariasi   dan   mempunyai   aroma   yang   khas,   melon   juga   mempunyai   nilai   ekonomi   yang   tinggi   dalam   pemasaran   dan   produksi   benihnya.   Buah   melon   tergolong   dalam   family   Cucurbitaceae   dan   genus   Cucucmis   (Gebrestinseae   et   al.   2007).

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Perkembangan komoditas pertanian di Indonesia bukan hanya dibidang tanaman pangan dan perkebunan, tetapi juga untuk tanaman hortikultura. Komoditas hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Hortikultura adalah salah satu komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek ekspor yang besar dalam menembus pasar Internasional. Salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan adalah dari jenis buah-buahan, dalam hal ini adalah tanaman melon. Harga jualnya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan komoditas tanaman hortikultura yang lain, buah melon mampu bersaing dalam pasar internasional, buah melon bukan hanya mengenai seberapa besar produktivitas yang dihasilkan suatu perusahaan tanaman melon, namun lebih pada mutu dan kualitas dari produk tersebut, karena produk yang bermutu akan diterima dan dicari oleh masyarakat (Ratnasari, 2014).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 menunjukkan hasil produksi melon pada tahun 2013, 2014, dan 2015 berturut-turut 125.207; 150.207; dan 137.887 ton/hektar dan hanya memenuhi 40% selebihnya kebutuhan buah melon dipenuhi melalui impor. Produksi tanaman melon yang menurun secara drastis ini dapat disebabkan oleh keterbatasannya jumlah pakar atau ahli dalam tanaman melon dalam menentukan penyakit dan penanggulangannya. Sedangkan Permintaan melon beberapa tahun terakhir terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi (Yuwono, et al., 2013). Salah   satu   upaya   untuk   meningkatkan   persediaan   buah-buahan   adalah   dengan   meningkatkan   produksi   melon.   Melon   merupakan   tanaman   buah-   buahan   yang   kini   berkembang   sebagai   komoditas   agribisnis.   Buah   melon   mempunyai   nilai   ekonomis   untuk   dikembangkan.   Komoditas   ini   cukup   bamyak   diminati,   juga   mempunyai   harga   yang   relatif   tinggi   baik   pasar   domestik   maupun   ekspor.   Dalam   upaya   meningkatkan   produksi   tanaman   dapat   dipengaruhi   oleh   banyak   faktor   salah   satunya   adalah   pemupukan,   baik   cara,   dosis,   maupun   waktu   pemberiannya   (Prihmantoro,   2007). 

 Peningkatan   produksi   tersebut   dapat   dilakukan   dengan   menggunakan   pupuk   majemuk.   Menurut   Ngasih   (2014),   penggunaan   pupuk   tunggal   dengan   cara   mencampurkan   dengan   pupuk   tunggal   yang   lain   akan   menghasilkan   pupuk   majemuk   yang   tidak   berguna   karena   unsur-   unsurnya   saling   bereaksi.   Hal   ini   menyebabkan   unsur   hara   akan   saling   terikat   kuat   atau   bahkan   lepas   ke   udara.   Penggunaan   pupuk   phonska   merupakan   salah   satu   teknologi   dalam   usaha   pertanian   guna   memudahkan   petani   dalam   mengaplikasikan   nutrisi   tanaman,   dikarenakan   pupuk   phonska   mengandung   lebih   dari   satu   jenis   unsur   hara.

1.2   Tujuan Magang

1.      Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman melon dari persemaian bibit sampai pemanenan yang benar.

2.      Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tentang cara budidaya tanaman melon yang baik.

3.      Berguna sebagai bahan informasi bagi petani yang membudidayakan tanaman melon.

1.3   Manfaat Magang

1.      Magang ini diharapkan dapat berguna bagi pelaksana dalam upaya memperdalam pengetahuan dalam bidang ilmu agroteknologi khususnya dan ilmu-ilmu pertanian pada umumnya.

2.      Magang ini berguna sebagai bahan informasi bagi petani yang membudidayakan tanaman melon yang baik. Sehingga petani memiliki pedoman dalam proses budidayanya. Kegiatan diharapkan dapat memberi manfaat bagi Mahasiswa Agroteknologi Universitas Abulyatama.

 

 


 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Melon

Melon merupakan tanaman buah yang termasuk familia Cucurbitaceae.  Melon salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan sebagai sumber pendapatan petani. Melon dengan rasanya yang manis merupakan sumber vitamin dalam pola menu makanan masyarakat Indonesia serta bahan baku industri olahan. Umur panen yang singkat dan tingginya harga buah melon menjadikan melon sebagai komoditas bisnis yang unggulan (Daryono dkk, 2014). Kandungan gizi yang terkandung dalam tanaman melon cukup tinggi diantaranya mengandung serat, mineral, betakaroten, dan vitamin C. Terdapat jenis melonyang memiliki daging buah berwarna hijau, kuning dan jingga. Warna daging buah kuning dan jingga yang menunjukan kandungan betakaroten tinggi dan provitamin A. Buah melon selain memiliki kandungan gizi yang tinggi, buah melon juga banyak di manfaatkan untuk terapi kesehatan. (Maryantodkk, 2015).

Melon termasuk tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat. Melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm. Batang tanaman biasanya mencapai ketinggian (panjang) antara 1,53 meter, berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Helai daun berbentuk bundar bersudut 5 dan berlekuk-lekuk, diameternya antara 9-15 cm dan letak antara satu daun dengan daun yang lain saling berselang. Tanaman melon tumbuh pada ketinggian 300- 900 meter diatas permukaan laut. Tanaman melon juga dapat tumbuh dengan baik dan cepat didataran yang menengah dan memiliki suhu agak dingin. Namun pada ketinggian yang melebihi 900 meter diatas permukaan laut, maka tanaman ini tidak akan tumbuh dengan optimal. (Setiawan dkk, 2018).

Pertumbuhan dan produksi buah melon sangat dipengaruhi faktor iklim, kondisi lahan dan kultivar yang di tanam. Rendahnya produksi melon dilahan sering desebabkan oleh penggunaan kultivar lokal dengan pengelolaan tanaman yang kurang optimal (Maryanto dkk, 2015). Penggunaan kultivar unggul sangat menonjol peranannya, baik dalam peningkatan hasil per satuan luas maupun sebagai salah satu komponen pengendalian hama dan penyakit. Kendala utama yang dihadapi para petani melon yaitu mengenai benih, karena sekitar 20% dari total biaya yang dikeluarkan diantaranya untuk pembelian benih, sehingga petani melon dalam budidaya banyak menggunakan benih F2 yang hasilnya lebih rendah dibanding F1 tentunya. Kultivar melon yang ideal adalah yang berdaya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit, serta stabil dan tumbuh seragam diberbagai keadaan lingkungan (Yuwono et al., 2013).

 

 

 

 

 

2.2 Klasifikasi Tanaman Melon

                        Menurut (Daryono dan Maryanto 2018), klasifikasi tanaman melon sebagai berikut:

Kingdom         : Plantae

Subkingdom    : Tracheobionta

Superdivisio    : Spermatophyta

Divisio             : Magnoliophyta/Spermatophyta

Subdivisi         : Angiospermae

Kelas               : Magnoliopsida/Dicotyledoneae

Subkelas          : Dilenidae

Ordo                : Violales

Familia : Cucurbitaceae

Genus              : Cucumis

Species            : Cucumis melo L.

2.3 Morfologi Tanaman Melon

Menurut (Soedarya 2010 dalam Suparman 2017), morfologi tanaman melon sebagai berikut:

a.    Akar

Akar tanaman melon menyebar, tetapi dangkal. Akar-akar cabang dan rambut- rambut akar tanaman melon banyak terdapat dipermukaan tanah, semakin kedalam akar-akar tersebut semakin berkurang. Tanaman melon membentuk ujung akar yang menembus kedalam tanah sedalam 45-90 cm. Akar horizontal cepat berkembang didalam tanah, menyebar dengan kedalaman 20–30 cm.

b.    Daun

Daun melon berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar sudutnya 5, mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3-7 lekukan. Daun melon berwarna hijau, lebar berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan daun kasar, ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak menyirip. Panjang pangkal berkisar 5– 10 cm dengan lebar 3–8 cm.

c.    Batang

Batang tanaman melon membelit, beralur, kasar, berwarna hijau atau hijau kebiruan. Batangnya berbentuk segilima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu, lunak, bercabang dan panjangnya dapat mencapai tiga meter. Batang melon mempunyai alat pemegang yang disebut pilin. Batang ini digunakan sebagai tempat memanjat tanaman.

d.   Bunga

Bunga tanaman melon berbentuk lonceng, berwarna kuning. Bunga ini muncul disetiap ketiak daun. Umumnya, bunga melon kelamin jantan dan betina tidak dalam satu bunga. Bunga betina biasanya terletak diketiak daun pertama dan kedua dalam setiap ruas perkecambahan. Sementara itu bunga jantan terbentuk secara berkelompok dan terdapat disetiap ketiak daun.

e.    Buah

Buah melon bervariasi, baik bentuk, ukuran, rasa, aroma, warna maupun penampilannya. Umumnya buah melon berbentuk bulat, tetapi ada pula yang lonjong tergantung dari varietas. Tanda-tanda melon yang sudah tua atau masak adalah sulur berwarna coklat dan bila dipukul-pukul menimbulkan bunyi yang nyaring dan beromah.

f.    Biji

Biji buah melon umumnya berwarna coklat muda, panjangnya rata-rata 0,9 mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat kurang lebih sekitar 500- 600 biji.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Melon

Tanaman melon memerlukan syarat tumbuh yang sesuai agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal serta dapat menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantutas yang baik. (Ashari, 2006 dalam Tiffani, 2016).

a.        Ketinggian tempat

Tanaman Melon mudah tumbuh didataran menengah dengan ketinggian 300- 900 meter diatas permukaan laut.

b.    Tanah (pH)

Tanah yang baik untuk budidaya melon adalah jenis tanah andosol atau tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Pada dasarnya, melon membutuhkan air yang cukup banyak. Namun, sebaiknya air itu berasal dari irigasi bukan dari air hujan. Melon akan tumbuh baik pada tanah dengan pH 5, 8-7, 2.

c.    Suhu

Suhu pertumbuhan untuk melon antara 25-30ºC. Suhu rata-rata untuk tanaman melon adalah 26ºC namun tanaman melon termasuk tanaman yang dapat beradaptasi walaupun tidak memenuhi syarat tumbuh, melon masih bisa tumbuh dan menghasilkan.

d.   Kelembapan udara dan angin

Kelembapan udara yang cocok untuk tanaman melon diperkirakan 70-80% atau minimal 60%. Kelembapan yang terlalu tinggi (>80%) bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mutu buah dan kondisi tanaman menjadi mudah terserang penyakit.

2.5 Teknik Budidaya Tanaman Melon

Tanaman melon sangat membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar dapat memperoleh pertumbuhan yang secara optimal serta dapat meningkatkan produksi tanaman. Pengolahan lahan yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam keberhasilan usaha budidaya melon (Daryono dkk, 2014). Ada beberapa pengolahan lahan yang meliputi:

1)             Pembersihan Lahan

Lahan yang dipakai untuk budidaya tanaman melon sebaiknya dibersihkan dari sisah rerumputan, atau sisa tanaman sebelumnya, agar tidak mengganggu tanaman yang akan dibudidayakan. Jika lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman melon bekas persawahan sebaiknya sisa jerami yang masih ada dilahan tersebut dicacah kecil-kecil yang nantinya akan menjadi kompos bagi tanah. Pembuatan Bedengan

Setelah dilakuan pengolahan maka segera dibuat bedengan dengan arah utara- selatan dengan lebar bedengan 100-120 cm, tinggi bedengan 20-25 cm panjang bedengan 10-15 meter, jarak antar bedengan 50-60 cm, lebar parit (drainase) di sesuaikan dengan musim. Apa bila musim kemarau pengolahan tetap 30 cm dan untuk musim hujan dengan tinggi bedengan kira-kira 30-40 cm, dan bentuknya oval agar saat hujan air cepat meresap ke dalam tanah.

2)             Penyemaian

Sebelum penyemaian benih harus direndam terlebih dahulu selama 3 jam guna untuk memperlunak kulit biji sehingga mempermudah tumbuhnya kecambah. Setelah proses perendaman selesai masukkan benih dalam polybag yang sebelumnya sudah diisi tanah, usahakan kelembaban benih tetap terjaga dan mengatur jarak antara benih lainnya yang disemai, agar akar tidak saling melilit yang dapat menghambat pertumbuhan benih.

a.       Penanaman

Bibit melon siap dipindahkan apabila telah berdaun 3-4 helai (berumur 15 hari), bibit ditanaman pada lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Penanaman bibit dilakukan pada pagi hari, sebelum menanam jangan lupa untuk melepas plastik polibag yang digunakan pada saat pembibitan, masukkan benih bersama dengan media tanah tadi kedalam lubang tanam dengan hati-hati jangan sampai merusak akar yang sudah terbentuk pada saat bibit disemai.

b.      Penyiraman

Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari dengan tujuan tanaman dapat menyerap air secara maksimal untuk pengangkutan unsur hara ketanaman, penyiraman juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebihan. Karena air dalam jumlah yang berlebihan dan terlalu lama merendam dalam perakaran akanmenyebabkan akar tanaman mati. Sebelum menyiram perlu memperhatikan cuaca dan kapasitas lapangan agar kebutuhan air tanaman dapat mencukupi untuk pertumbuhannya.

c.       Penyulaman

Melon yang sudah dipindahkan kelahan selama 3-4 hari perlu diperhatikan pertumbuhannya. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau bahkan mati segera dilakukan penyulaman dengan bibit yang telah dipersiapkan sebelumnya.

d.      Pemasangan lanjaran/ajir

Pemasangan lanjaran/ajir segera dilakukan setelah penanaman benih dilakukan dengan tujuan agar tidak merusak perakaran tanaman. Ada 3 sistem pemasangan ajir diantaranya:

a)  Sistem silang tengah, sistem ini dilakukan pada petani didataran rendah dan musim kemarau. Sistem ini bisa menghemat bambu dan lebih kuat, akan tetapi karena bagian atas tertutup maka dalam pemotongan cabang jangan sampai telat agar intensitas matahari bisa leluasa masuk.

b)  Sistem silang atas, sistem ini biasa digunakan petani pada dataran rendah dan bambu yang digunakan lebih banyak dari pada sistem silang tengah karena sistem ini menggunakan gelagar pada dua sisi sebagai penggantungnya buah.

c)  Sistem sejajar, sistem ini biasanya digunakan petani pada dataran medium lebih baik pada saat masih banyak hujan, tetapi semakin banyak bambu yang dibutuhkan, akan lebih mudah saat perawatan karena sirkulasi udara lebih bebas masuk dan penyinarannya merata, sehingga lingkungan tidak lembab dan mengurangi hama dan penyakit.

2.6 Manfaat Buah Melon

Buah melon (melon fruit) saat ini cukup populer di masyarakat. Buah tersebut sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Melon fruit yang murah meriah ini mengandung banyak khasiat yang luar biasa sebagai pencegah penyakit. Sekitar 95% daging buah melon mengandung air, sehingga bisa memberi rasa dingin dan efek yang menyejukkan. Karena mempunyai sifat menyegarkan, buah melon dapat meredakan rasa panas dalam perut.

Buah melon banyak mengandung Vitamin A, B dan C serta mengandung protein, kalsium dan fosfor. Kandungan mineral pada fruit melon bahkan mampu menghilangkan keasaman tubuh dan mempunyai sifat menyembuhkan sembelit. Keasaman tubuh perlu dihilangkan karena akan menggangu pencernaan, khususnya pada organ lambung. Kandungan nutrisi buah melon adalah 15,00 mg kalsium; 25,00 mg fosfor; 0,5 mg besi; 34 mg Vitamin C; 640 mg I.U Vitamin A; dan 0,03 mg Vitamin B1. Buah melon mengandung antikoagulan yang disebut dengan adenosine sehingga mampu menghentikan penggumpalan sel darah yang dapat memicu timbulnya penyakit stroke atau jantung. Sementara itu, kandungan karotenoid fruit melon yang tinggi dapat mencegah kanker dan menurunkan resiko serangan kanker paru-paru karena merupakan senyawa utama penyerang penyakit kanker. Buah melon mempunyai daya diuretik yang sangat baik sehingga bisa menyembuhkan penyakit ginjal dan penyakit eksim yang parah dan akut. Akan lebih baik lagi kalau fresh melon. Jika dikombinasikan dengan buah lemon, maka buah melon dapat menumpas penyakit asam urat. Jadi ada baiknya Anda mengkonsumsi buah melon sehari sekali secara rutin pada pagi hari

2.7  Hama dan Penyakit

Serangan hama dan penyakit pada tanaman melon. Biasa terjadi pada awal pertumbuhan baik Pada fase pembungaan, maupun pada fase pembuahan. Hama yang biasa menyerang diantaranya lalat buah, thrips, oteng-oteng dan ulat daun sedangkan penyakit yang menyerang tanaman melon diantaranya embun bulu, busuk pangkal batang, dan penyakit yang disebabkan oleh virus. (Kusnawi, 2014).

a.    Hama

Hama adalah binatang atau hewan yang merusak organ-organ tanaman, baik sebagian maupun seluruhnya. Menyerang dengan cara memakan, menghisap,


Menggerek atau Mencemari tanaman tersebut. Beberapa jenis hama yang sering merusak tanaman melon antara lain:

1)   Lalat buah (Bractocera cucurbitae coqulent)

Gejala yang muncul adalah buah yang terserang berwarna kehitaman dan keras. Pada buah tersebut tumbuh bercak bulat membusuk dan berlubang kecil. Buah juga akan rusak dan rontok. Penanggulangan pada hama ini dilakukan dengan 3 cara, yaitu teknis (dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, caranya dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman dan inang-inanglain di sekitar tanaman), mekanis (dengan memangkasbagian tanaman yang terserang dan membakarnya merupakan tindakan secara mekanis), dan kimia (dilakukan dengan menggunakan intektisida berbahan aktif seperti coracron).

2)   Thrips (Thrips parvispinus)

Gejala yang muncul saat hama ini menyerang adalah daun muda atau tunas menjadi kriting, tanaman menjadi kerdil, serangan ditemui ditunas, daun, bunga dan buah. Serangga menyerang dengan cara menghisap cairan daun dan bersembunyi dicela-cela daun pucuk yang belum terbuka. Hama ini aktif dipagi dan sore hari, serangan hama ini lebih tinggi saat musim kemarau. Pengendalian thrips bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara teknis (dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, Caranya dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman dan inang-inang lain disekitar tanaman). Mekanis (dengan memangkas bagian tanaman yang terserang dan membakarnya merupakan tindakan pengendalian secara mekanis), dan kimia (dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif seperti coracron).

3)   Oteng-oteng (Epilachna sparsa)

Sering menyerang tanaman melon terutama daun. Daun yang terserang tinggal tulang daun beserta jalur-jalur kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering kecoklatan. Bila hal ini dibiarkan, produksi buah akan berkurang. Pengendalian hama oteng-oteng bisa dilakukan dengan kimiawi dengan insektisida, produksi buah akan berkurang.

4)   Ulat daun (Ulat jengkal atau ulat grayak)

Daun tanaman yang terserang ulat ini tampak menggulung dan berlubang- lubang   yang   akhirnya   meranggas   hingga   tinggal   daunnya.Ulatinjug menyerang buah melon sehingga buah menjadi cacat yang akhirnya bisa mengurangi kualitas dan kuantitas buah tersebut. Penanggulangan dilakukan secara teknis (seperti melakukan pemangkasan cabang-cabang sekunder, sehingga hanya batang utama yang dipelihara, daun yang terserang dan posisinya dekat dengan buah sebaiknya dibuang), mekanis (dapat dilakukan dengan cara menangkap atau mengambil langsung ulat dan mematikannya), sedangkan secara kimiawi (dilakukan dengan insektisida seperti dechis, curacron, rizotin, pemberian dengan dosis 0,25-0,50 cc/liter air).

b.    Penyakit

Serangan penyakit pada tanaman melon disebabkan oleh mikroorganisme patogen dalam tanah, berupa bakteri, fungi, dan virus. Bakteri merupakan mikroorganisme satu sel yang bisa dilihat dengan mikroskop cahaya. Bakteri patogenik memasuki jaringan tanaman melalui jaringan luka atau lubang pori tanaman, misalnya stomata.

1)             Embun bulu (downy mildew) oleh cendawan Pseuudo perenaspora

Penyakit ini pada umumnya berasal dari daun terbawah. Daun yang terserang ditandai dengan bercak-bercak kekuningan lalu berubah menjadi coklat yang dibatasi oleh urat-urat daun. Selanjutnya serangan meluas dan menular kedaun yang diatasnya pada serangan terberat adalah seluruh daun bisa terserang. Tanaman yang terserang bisa terganggu pertumbuhannya, sehingga buah menjadi kecil dan bentuknya tidak normal, pengendalian yang dapat dilakukan adalah : (a) Lokasi lahan seharusnya tidak ada bekas tanaman yang terserang penyakit downy mildew, (b) Sanitasi lahan terhadap gulma, (c) Pemotongan cabang yang tidak terlambat sehingga sirkulasi udara bagus, (d) Pengaturan jarak tanam sesuai musim, (e) Semprot dengan fungisida seperti Dithan M 45 dan Dacorul, dan sebagainya.

2)             Busuk pangkal batang (gammy slem blight)

Gejala yang ditimbulkan apa bila batang yang dicelup kedalam minyak dan keluar lendir berwarna merah coklat, karena terjadi penyumbatan unsur hara dan zat cair, maka tanaman pada umumnya jadi layu dan mati, adapun pengendalian yang dapat dilakukan yaitu : (a) Penggunaan mulsa plastik, (b) Oleskan difoltan caaliyum, dan sebagainya, (c) Daun bagian bawah2-4dirompes.

3       Penyakit virus (CMV, CGMMV, WMV)

Gejala yang muncul daun menguning bercak hijau bergelombang, tanaman kerdil, buah kerdil, warna hijau tua dan gelap sehingga tidak laku dijual dipasaran. Adapun pengendalian yang dapat dilakukan yaitu : (a) Pengendalian yang dapat dilakukan memangkas bagian tanaman yang terserang dan sanitasi lingkungan (b) Tanaman yang terserang dicabut lalu dibakar, (c) dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan.


BAB III ALAT DAN PROSEDUR MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat

            Kegiatan magang ini yaitu tentang budidaya tanaman melon dilaksanakan di Agrowisata kebun melon di desa lam manyang, kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Pada tanggal 11 November 2021 sampai 20 januari 2022.

3.2 Alat dan Prosedur Magang

1. Alat dan Bahan:

Alat: cangkul, sekop, rol meter timba, sprayer, ajir bambu, gunting, pelubang mulsa, kamera, lidi mulsa, Tali rapia dan lain-lain.

Bahan: Benih melon varietas F1 Hibrida, Pupuk NPK Ponska, Mulsa MPHP, Polybag, Keranjang, Mulsa, Buku tulis, Bolpoint.

Jenis Melon yang digunakan:

Hibrida: Sky rocket

2. Prosedur (Cara kerja)

a. Pembibitan / Persemaian

- Rendam benih selama 8 jam dalam air, pilih benih yang tenggelam, tiriskan.

- Siapkan polibag ukuran kecil (6 cm x 10 cm) atau (7 cm x 10 cm)

- Isi polibag dengan media semai dengan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1

- Tanam benih melon dengan hati-hati

-  Rawat dan Amati sampai dengan pindah tanam kurang lebih 10 hari

b. Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dilakukan 1 minggu sebelum pindah tanam sebagai berikut:

-  Media yang akan disediakan yaitu menggunakan plot dengan lebar 80 cm dan tinggi bedengan 80 cm lebar parit 50 cm.

-  Sebarkan pupuk NPK Phonska ke tiap plot.

c. Pindah Tanam

-  Setelah bibit melon berumur 10 hari, lakukan pindah tanam ke dalam pot yang telah disiapkan (lakukan pindah tanam dengan hati-hati, jangan sampai merusak akar tanaman)

-  Pilih 1 bibit yang sehat dan tanam dalam 1 lubang dengan jarak + 50 cm

-  Setelah itu lalu di siram.

d. Pemeliharaan

-  Penyiraman: Penyiraman dilakukan pada sore hari.

-  Pelilitan batang utama: Pelilitan dilakukan agar tanaman dapat merambat tegak ke atas dan mendapatkan sinar matahari yang cukup, memudahkan melakukan perawatan.

-  Pewiwilan: Merupakan pemangkasan sulur, tunas atau cabang yang merugikan yang tumbuh pada ketiak daun. Pewiwilan dilakukan mulai ruas daun pertama sampai ruas daun ke 11 dan diatas ruas ke 15. 

-  Toping: Toping atau pemangkasan pucuk atas bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan tanaman secara vertikal yaitu saat tanaman berumur 6-7 minggu setelah pindah tanam. Toping dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi + 2 meter atau menyisakan 30 – 35 daun.

- Pemupukan: Pemupukan dilakukan dengan 3 taraf perlakuan, pemupukan yang pertama dilakukan 15 hst, kedua 30 hst, ketiga 45 hst. Jumlah pupuk 125ml per batang.

Acuan Pemupukan:

Tabel 1. Acuan Pemupukan.

No

Waktu pemupukan

Jenis Pupuk

Jumlah (gr/pot)

Keterangan

1

2

3

15 HST

30 HST

45 HST

NPK Phonska

NPK Phonska

NPK Phonska

120 ml/tanaman

120 ml/tanaman

120 ml/tanaman

Pupuk di cor per tanaman

Pupuk di cor per tanaman

Pupuk di cor per tanaman

3.3  Prosedur Magang

Pelaksanaan Magang ini berlangsung selama tiga bulan, terhitung mulai tanggal 11 November 2021 sampai 26 Januari 2022. Dalam pelaksanaan jadwal Magang meyesuaikan waktu yaitu dari 08.00-11.00 atau 16.00-18.00.serangkaian kegiatan Magang di awasi oleh pemilik Kebun Melon itu sendiri. Kegiatan Magang meliputi aspek teknis di lapangan yaitu berupa penyemaian benih, pemindahan benih ke plot, pemupukan, pemangkasan, pemasangan ajir, mengikat batang melon dan pemanenan. Dalam pelaksanaan Magang ini meliputi serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terstruktur yang di awasi oleh pemilik Kebun Melon.

 

 


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

          Dari hasil dan pembahasan budidaya melon ini, Dapat disimpulkan beberapa diantaranya yaitu:

            Pada saat pemupukan dilakukan dengan 3 taraf perlakuan, pemupukan yang pertama dilakukan 15 hari setelah tanam ( HST ) pemupukan yang ke dua yaitu 30 HST, dan yang ketiga 45 HST. Jumlah pupuk perbatang yaitu 125ml

            Pada pemanenan tanaman melon normalnya siap panen saat usia (65-70) hst. Tanda-tanda tanaman siap panen adalah adanya rekahan menyerupai cincin antara pangkal tangkai buah dengan buahnya, sudah mulai tercium aroma harum pada buah, warna kulit buah berwarna hijau kekuningan. Pemetikan dilakukan pada saat cuaca cerah dengan hati-hati menggunakan gunting.

a.      Variabel pengamatan tanaman melon

1.     Pada Ketinggi tanaman.

          Tinggi rata-rata tanaman tiap plot diukur menggunakan rol meter/meteran kain dari pangkal hingga titik tumbuh tertinggi pada batang tanaman saat berumur 7 HST 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST

 

 

 

2.      Diameter batang.

Diameter rata-rata batang tiap plot diukur menggunakan jangka sorong dari pangkal paling bawah tanaman ± 1cm di atas permukaan tanah pada saat berumur 7 hst, 14 HST, 21 HST, 28 HST ,dan 35 HST

3.      Berat buah.

Berat rata-rata buah tiap plot ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram pada saat panen.

4.      Diameter buah.

            Diameter rata-rata buah tiap plot diukur menggunakan jangka sorong pada titik tengah badan buah saat panen.

5.      Berat brangkasan basah.

            Keseluruhan batang tanaman pada masing-masing plot perlakuan dicabut sampai akar setelah panen. Berat brangkasan basah ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram kemudian di rata-rata.

b.  Dari hasil budidaya melon ini, dikarenakan tanaman melon terserang hama dan penyakit. Diantaranya:

1.  Hama Kutu aphids (Aphis gossypii Glover)

Dapat dilihat dari gejalanya, yaitu daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap hama.

 

2.  Thirps (Thirps parvispinus Karny)

Gejalanya yaitu daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya kekuningan, tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini pun harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps.

3.  Penyakit Layu Bakteri

Dapat dilihat dari gejala yang timbul, yaitu daun dan cabang layu dan terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati, daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.

            Setelah kami tahu bahwa tanaman melon kami terkena hama dan penyakit, kami lakukan pengendalian yaitu cabang yang terserang penyakit thirps langsung dipotong. Setelah satu minggu kemudian, dilakukan penyulaman, sedangkan tanaman terdahulu dicabut. Sehari kemudian dilakukan pemupukan dengan menggunakan NPK Phonska dengan dosis 125ml.

 

 

 

4.  Banjir

            Banjir terjadi dikarenakan intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan tanaman tergenang oleh air dan dikarenakan air yang tergenang penyakit mudah menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya.

 

 4.2 Pembahasan

Kesuburan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kesuburan tanah, iklim, bibit unggul, serta hama dan penyakit. Walaupun faktor-faktor untuk kesuburan tanah dipenuhi, tentu saja tanaman tidak akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika hama dan penyakit masih merajalela. Hama ialah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan, misalnya padi, gandum, kentang, mangga, melon dsb. Sedangkan penyakit ialah penyebab tanaman menjadi sakit, misalnya bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, serta terlalu panas atau terlalu dingin.

Sementara itu, sakit ialah kondisi menyimpang dari keadaan normal, misalnya tanaman melon mula-mula kelihatan segar pada waktu pagi, tiba-tiba menjadi layu. Hama dan penyakit merupakan organisme parasit. Yang dimaksud dengan parasit ialah tanaman atau binatang yang hidup menumpang pada bagian luar atau di dalam tubuh tanaman atau binatang. Parasit memperoleh sebagian zat makanan atau seluruhnya dari tubuh yang ditempati tanpa memberi imbalan sedikit pun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa parasit ialah semua kehidupan yang hidupnya tergantung dari kehidupan yang lainnya.

Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka produktifitas akan menurun.

            Faktor-faktor tersebut memang sangat penting dan harus selalu diperhatikan, seperti pada praktikum budidaya melon yang kami lakukan bahwa faktor hama dan penyakitlah yang paling mempengaruhi hasil produktifitas.


 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil magang ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa membudidayakan tanaman melon tidak semudah yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh faktor media tanam, unsur hara, iklim, cuaca serta faktor hama dan penyakit yang membandel tidak henti-hentinya menyerang tanaman melon yang kami tanam.

5.2 Saran

            Dari pembahasan dan kesimpulan kami dapat menyarankan, dalam membudidayakan tanaman melon hal pertama yang harus diperhatikan yaitu memilih benih melon yang bermutu tinggi, bersertifikat (berlabel). Selain itu pengamatan harus dilakukan sesering mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Jakarta (ID):  Universitas Indonesia Pr.

BPS, 2017.Badan Pusat Statistik. (Online) Availabel at: https//www.bps.go,id/ (Accessed 31 August 2017).

Daryono, B.S., Sidiq, Y., dan Maryanto, S.D. 2014. Budidaya Tanaman Melon Ramah Lingkungan Sekitar Gumuk Pasir Pantai Kebumen dalam Perubahan Iklim dan Pemanfaatan SIG di Kawasan Pesisir. Gadjah Mada University Press. Hal 227- 257.

Ghebretinsae   AG,   Thulin   M,   Barber   JC.   2007.   Relationships   of   cucumbers   and   melons   unraveled:   Molecular   phylogenetics   of   cucumis   and   related   genera   (Benincaseae,   Cucurbitaceae).   American   Journal   of   Botany   94   (7):   1256–1266.

Kusnawi. Fatriana.N.N, Prayogo.S.B. 2014. Penerapan Metode K- Means Cluster Analysis Untuk Mendeteksi Hama Atau Penyakit Pada Tanaman Melon. Yokyakarta.

Ngasih.   2014.   Pupuk   NPK   Lebih   Praktis   dan   Efektif   Untuk   Tanaman. http://www.ngasih.com/2014/08/02/pupuk-npk-lebih-praktis-dan efektif-untuk tanaman/.   Di   akses   tanggal   4   Februari   2015.

Prihmantoro,   H.   2007.   Memupuk   Tanaman   Buah.   Penebar   Swadaya.   Jakarta.

Ratnasari, F., 2014. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Melon Golden Langkawi.

Setiawan, D, B. Hidayat, N. Aprison, I. 2018. ( Sistem Diagnosis Pada Tanaman Melon Menggunakan Metode Forward Chaining-Certainty Factor).Vol , No.11.

Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.

Suparman. 2017. Uji Efektivitas Limbah Padat Dan Cair Kelapa Sawit Terhadap Produksi Dan Pertumbuhan Tanaman Melon (Cucumis Melo.L). Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. Palopo.

Tiffany, F.L, 2016. Teknik Budidaya Melon (Cucumis Melo L) Secara Tabulambpot, Ditaman Buah Mekarsari, Cileungsi, Jawa Barat. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

Yuwono, B., Wibowo, A. & P, D. B., 2013. Sistem Pakar Berbasis Web untuk Diagnosa Hama Penyakit pada Tanaman Melon. Yogyakarga, UPN "Veteran" Yogyakarga.