DAFTAR ISI
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Melon
2.5 Teknik Budidaya Tanaman Melon
BAB III ALAT DAN PROSEDUR MAGANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman melon
(Cucumis melo
L) merupakan salah
satu tanaman hortikultura yang
sering dikonsumsi oleh
masyarakat. Melon merupakan
tanaman buah-buahan semusim
yang mempunyai rasa
manis, tekstur daging
buah yang renyah,
warna buah
yang bervariasi dan
mempunyai aroma yang khas, melon
juga mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi
dalam pemasaran dan
produksi benihnya. Buah
melon tergolong dalam
family Cucurbitaceae dan genus
Cucucmis (Gebrestinseae et al.
2007).
Sektor pertanian di Indonesia
merupakan sektor yang sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia
berprofesi sebagai petani. Perkembangan komoditas pertanian di Indonesia bukan
hanya dibidang tanaman pangan dan perkebunan, tetapi juga untuk tanaman
hortikultura. Komoditas hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman
hias dan tanaman obat-obatan. Hortikultura adalah salah satu komoditas
pertanian Indonesia yang memiliki prospek ekspor yang besar dalam menembus
pasar Internasional. Salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek
cerah untuk dikembangkan adalah dari jenis buah-buahan, dalam hal ini adalah
tanaman melon. Harga jualnya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan
komoditas tanaman hortikultura yang lain, buah melon mampu bersaing dalam pasar
internasional, buah melon bukan hanya mengenai seberapa besar produktivitas
yang dihasilkan suatu perusahaan tanaman melon, namun lebih pada mutu dan
kualitas dari produk tersebut, karena produk yang bermutu akan diterima dan
dicari oleh masyarakat (Ratnasari, 2014).
Data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2017 menunjukkan hasil produksi melon pada tahun 2013, 2014, dan 2015
berturut-turut 125.207; 150.207; dan 137.887 ton/hektar dan hanya memenuhi 40%
selebihnya kebutuhan buah melon dipenuhi melalui impor. Produksi tanaman melon
yang menurun secara drastis ini dapat disebabkan oleh keterbatasannya jumlah
pakar atau ahli dalam tanaman melon dalam menentukan penyakit dan
penanggulangannya. Sedangkan Permintaan melon beberapa tahun terakhir terus
meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan buah
segar untuk memenuhi kebutuhan gizi (Yuwono,
et al., 2013). Salah satu upaya
untuk meningkatkan persediaan
buah-buahan adalah dengan
meningkatkan produksi melon.
Melon merupakan tanaman
buah- buahan yang
kini berkembang sebagai
komoditas agribisnis. Buah
melon mempunyai nilai
ekonomis untuk dikembangkan. Komoditas
ini cukup bamyak
diminati, juga mempunyai
harga yang relatif
tinggi baik pasar
domestik maupun ekspor. Dalam
upaya meningkatkan produksi
tanaman dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor
salah satunya adalah
pemupukan, baik cara,
dosis, maupun waktu
pemberiannya (Prihmantoro, 2007).
Peningkatan
produksi tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan
pupuk majemuk. Menurut
Ngasih (2014), penggunaan
pupuk tunggal dengan
cara mencampurkan dengan
pupuk tunggal yang
lain akan menghasilkan pupuk
majemuk yang tidak
berguna karena unsur-
unsurnya saling bereaksi.
Hal ini menyebabkan
unsur hara akan
saling terikat kuat
atau bahkan lepas
ke udara. Penggunaan
pupuk phonska merupakan
salah satu teknologi
dalam usaha pertanian
guna memudahkan petani
dalam mengaplikasikan nutrisi
tanaman, dikarenakan pupuk
phonska mengandung lebih
dari satu jenis
unsur hara.
1.
Untuk mengetahui teknik
budidaya tanaman melon dari persemaian bibit sampai pemanenan yang benar.
2.
Untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang cara budidaya tanaman melon yang baik.
3.
Berguna sebagai bahan
informasi bagi petani yang membudidayakan tanaman melon.
1. Magang
ini diharapkan dapat berguna bagi pelaksana dalam upaya memperdalam pengetahuan
dalam bidang ilmu agroteknologi khususnya dan ilmu-ilmu pertanian pada umumnya.
2. Magang
ini berguna sebagai bahan informasi bagi petani yang membudidayakan tanaman
melon yang baik. Sehingga petani memiliki pedoman dalam proses budidayanya.
Kegiatan diharapkan dapat memberi manfaat bagi Mahasiswa Agroteknologi
Universitas Abulyatama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Melon
Melon merupakan tanaman buah yang
termasuk familia Cucurbitaceae. Melon salah satu komoditi hortikultura
yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan
sebagai sumber pendapatan petani. Melon dengan rasanya yang manis merupakan
sumber vitamin dalam pola menu makanan masyarakat Indonesia serta bahan baku
industri olahan. Umur panen yang singkat dan tingginya harga buah melon
menjadikan melon sebagai komoditas bisnis yang unggulan (Daryono dkk, 2014). Kandungan gizi yang terkandung dalam
tanaman melon cukup tinggi diantaranya mengandung serat, mineral, betakaroten,
dan vitamin C. Terdapat jenis melonyang memiliki daging buah berwarna hijau,
kuning dan jingga. Warna daging buah kuning dan jingga yang menunjukan
kandungan betakaroten tinggi dan provitamin A. Buah melon selain memiliki
kandungan gizi yang tinggi, buah melon juga banyak di manfaatkan untuk terapi
kesehatan. (Maryantodkk, 2015).
Melon termasuk tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau merambat. Melon memiliki akar tunggang dan akar cabang
yang menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm. Batang tanaman
biasanya mencapai ketinggian (panjang) antara 1,53 meter, berbentuk segi lima,
lunak, berbuku-buku sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Helai daun
berbentuk bundar bersudut 5 dan berlekuk-lekuk, diameternya antara 9-15 cm dan
letak antara satu daun dengan daun yang lain saling berselang. Tanaman melon
tumbuh pada ketinggian 300- 900 meter diatas permukaan laut. Tanaman melon juga
dapat tumbuh dengan baik dan cepat didataran yang menengah dan memiliki suhu
agak dingin. Namun pada ketinggian yang melebihi 900 meter diatas permukaan
laut, maka tanaman ini tidak akan tumbuh dengan optimal. (Setiawan dkk, 2018).
Pertumbuhan dan produksi buah melon
sangat dipengaruhi faktor iklim, kondisi lahan dan kultivar yang di tanam.
Rendahnya produksi melon dilahan sering desebabkan oleh penggunaan kultivar
lokal dengan pengelolaan tanaman yang kurang optimal (Maryanto dkk, 2015). Penggunaan
kultivar unggul sangat menonjol peranannya, baik dalam peningkatan hasil per
satuan luas maupun sebagai salah satu komponen pengendalian hama dan penyakit.
Kendala utama yang dihadapi para petani melon yaitu mengenai benih, karena
sekitar 20% dari total biaya yang dikeluarkan diantaranya untuk pembelian
benih, sehingga petani melon dalam budidaya banyak menggunakan benih F2 yang
hasilnya lebih rendah dibanding F1 tentunya. Kultivar melon yang ideal adalah
yang berdaya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit, serta stabil dan tumbuh
seragam diberbagai keadaan lingkungan (Yuwono et al., 2013).
2.2 Klasifikasi Tanaman Melon
Menurut
(Daryono dan Maryanto 2018), klasifikasi tanaman melon sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta/Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae
Subkelas : Dilenidae
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Species : Cucumis melo L.
2.3 Morfologi Tanaman Melon
Menurut (Soedarya 2010 dalam Suparman 2017), morfologi tanaman
melon sebagai berikut:
a.
Akar
Akar tanaman melon menyebar, tetapi
dangkal. Akar-akar cabang dan rambut- rambut akar tanaman melon banyak terdapat
dipermukaan tanah, semakin kedalam akar-akar tersebut semakin berkurang.
Tanaman melon membentuk ujung akar yang menembus kedalam tanah sedalam 45-90
cm. Akar horizontal cepat berkembang didalam tanah, menyebar dengan kedalaman
20–30 cm.
b.
Daun
Daun melon berbentuk hampir bulat,
tunggal dan tersebar sudutnya 5, mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3-7 lekukan.
Daun melon berwarna hijau, lebar berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan daun
kasar, ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak menyirip.
Panjang pangkal berkisar 5– 10 cm dengan lebar 3–8 cm.
c.
Batang
Batang tanaman melon membelit,
beralur, kasar, berwarna hijau atau hijau kebiruan. Batangnya berbentuk
segilima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu, lunak, bercabang dan panjangnya
dapat mencapai tiga meter. Batang melon mempunyai alat pemegang yang disebut
pilin. Batang ini digunakan sebagai tempat memanjat tanaman.
d.
Bunga
Bunga tanaman melon berbentuk
lonceng, berwarna kuning. Bunga ini muncul disetiap ketiak daun. Umumnya, bunga
melon kelamin jantan dan betina tidak dalam satu bunga. Bunga betina biasanya
terletak diketiak daun pertama dan kedua dalam setiap ruas perkecambahan.
Sementara itu bunga jantan terbentuk secara berkelompok dan terdapat disetiap
ketiak daun.
e.
Buah
Buah melon bervariasi, baik bentuk,
ukuran, rasa, aroma, warna maupun penampilannya. Umumnya buah melon berbentuk
bulat, tetapi ada pula yang lonjong tergantung dari varietas. Tanda-tanda melon
yang sudah tua atau masak adalah sulur berwarna coklat dan bila dipukul-pukul
menimbulkan bunyi yang nyaring dan beromah.
f.
Biji
Biji buah melon umumnya berwarna
coklat muda, panjangnya rata-rata 0,9 mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah
melon terdapat kurang lebih sekitar 500- 600 biji.
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Tanaman melon
memerlukan syarat tumbuh yang sesuai agar dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal serta dapat menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantutas yang baik.
(Ashari, 2006 dalam Tiffani, 2016).
a. Ketinggian tempat
Tanaman Melon
mudah tumbuh didataran menengah dengan ketinggian 300- 900 meter diatas
permukaan laut.
b. Tanah (pH)
Tanah yang baik untuk budidaya melon
adalah jenis tanah andosol atau tanah liat berpasir yang banyak mengandung
bahan organik untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Pada dasarnya, melon membutuhkan
air yang cukup banyak. Namun, sebaiknya air itu berasal dari irigasi bukan dari
air hujan. Melon akan tumbuh baik pada tanah dengan pH 5, 8-7, 2.
c. Suhu
Suhu pertumbuhan untuk melon antara
25-30ºC. Suhu rata-rata untuk tanaman melon adalah 26ºC namun tanaman melon
termasuk tanaman yang dapat beradaptasi walaupun tidak memenuhi syarat tumbuh,
melon masih bisa tumbuh dan menghasilkan.
d. Kelembapan
udara dan angin
Kelembapan udara yang cocok untuk
tanaman melon diperkirakan 70-80% atau minimal 60%. Kelembapan yang terlalu
tinggi (>80%) bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mutu buah dan kondisi
tanaman menjadi mudah terserang penyakit.
2.5 Teknik Budidaya Tanaman Melon
Tanaman melon sangat membutuhkan
teknik budidaya yang baik dan benar agar dapat memperoleh pertumbuhan yang
secara optimal serta dapat meningkatkan produksi tanaman. Pengolahan lahan yang
tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam keberhasilan usaha
budidaya melon (Daryono dkk, 2014). Ada beberapa pengolahan lahan yang
meliputi:
1)
Pembersihan Lahan
Lahan yang dipakai untuk budidaya
tanaman melon sebaiknya dibersihkan dari sisah rerumputan, atau sisa tanaman
sebelumnya, agar tidak mengganggu tanaman yang akan dibudidayakan. Jika lahan
yang akan digunakan untuk budidaya tanaman melon bekas persawahan sebaiknya
sisa jerami yang masih ada dilahan tersebut dicacah kecil-kecil yang nantinya
akan menjadi kompos bagi tanah. Pembuatan Bedengan
Setelah dilakuan pengolahan maka
segera dibuat bedengan dengan arah utara- selatan dengan lebar bedengan 100-120
cm, tinggi bedengan 20-25 cm panjang bedengan 10-15 meter, jarak antar bedengan
50-60 cm, lebar parit (drainase) di sesuaikan dengan musim. Apa bila musim
kemarau pengolahan tetap 30 cm dan untuk musim hujan dengan tinggi bedengan
kira-kira 30-40 cm, dan bentuknya oval agar saat hujan air cepat meresap ke
dalam tanah.
2)
Penyemaian
Sebelum penyemaian benih harus
direndam terlebih dahulu selama 3 jam guna untuk memperlunak kulit biji
sehingga mempermudah tumbuhnya kecambah. Setelah proses perendaman selesai
masukkan benih dalam polybag yang sebelumnya sudah diisi tanah, usahakan
kelembaban benih tetap terjaga dan mengatur jarak antara benih lainnya yang
disemai, agar akar tidak saling melilit yang dapat menghambat pertumbuhan
benih.
a.
Penanaman
Bibit melon siap dipindahkan apabila
telah berdaun 3-4 helai (berumur 15 hari), bibit ditanaman pada lubang yang
telah disiapkan sebelumnya. Penanaman bibit dilakukan pada pagi hari, sebelum
menanam jangan lupa untuk melepas plastik polibag yang digunakan pada saat
pembibitan, masukkan benih bersama dengan media tanah tadi kedalam lubang tanam
dengan hati-hati jangan sampai merusak akar yang sudah terbentuk pada saat
bibit disemai.
b.
Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi
dan sore hari dengan tujuan tanaman dapat menyerap air secara maksimal untuk
pengangkutan unsur hara ketanaman, penyiraman juga tidak boleh diberikan dalam
jumlah berlebihan. Karena air dalam jumlah yang berlebihan dan terlalu lama merendam
dalam perakaran akanmenyebabkan akar tanaman mati. Sebelum menyiram perlu
memperhatikan cuaca dan kapasitas lapangan agar kebutuhan air tanaman dapat
mencukupi untuk pertumbuhannya.
c.
Penyulaman
Melon yang sudah dipindahkan kelahan
selama 3-4 hari perlu diperhatikan pertumbuhannya. Apabila tanaman tumbuh
terlalu lambat atau bahkan mati segera dilakukan penyulaman dengan bibit yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
d.
Pemasangan lanjaran/ajir
Pemasangan lanjaran/ajir segera
dilakukan setelah penanaman benih dilakukan dengan tujuan agar tidak merusak
perakaran tanaman. Ada 3 sistem pemasangan ajir diantaranya:
a) Sistem
silang tengah, sistem ini dilakukan pada petani didataran rendah dan musim
kemarau. Sistem ini bisa menghemat bambu dan lebih kuat, akan tetapi karena
bagian atas tertutup maka dalam pemotongan cabang jangan sampai telat agar
intensitas matahari bisa leluasa masuk.
b) Sistem
silang atas, sistem ini biasa digunakan petani pada dataran rendah dan bambu
yang digunakan lebih banyak dari pada sistem silang tengah karena sistem ini
menggunakan gelagar pada dua sisi sebagai penggantungnya buah.
c) Sistem
sejajar, sistem ini biasanya digunakan petani pada dataran medium lebih baik
pada saat masih banyak hujan, tetapi semakin banyak bambu yang dibutuhkan, akan
lebih mudah saat perawatan karena sirkulasi udara lebih bebas masuk dan
penyinarannya merata, sehingga lingkungan tidak lembab dan mengurangi hama dan penyakit.
2.6 Manfaat
Buah Melon
Buah melon (melon fruit)
saat ini cukup populer di masyarakat. Buah tersebut sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Melon fruit yang murah meriah ini mengandung banyak
khasiat yang luar biasa sebagai pencegah penyakit. Sekitar 95% daging buah
melon mengandung air, sehingga bisa memberi rasa dingin dan efek yang
menyejukkan. Karena mempunyai sifat menyegarkan, buah melon dapat meredakan
rasa panas dalam perut.
Buah melon banyak mengandung Vitamin A, B dan C
serta mengandung protein, kalsium dan fosfor. Kandungan mineral pada fruit
melon bahkan mampu menghilangkan keasaman tubuh dan mempunyai sifat
menyembuhkan sembelit. Keasaman tubuh perlu dihilangkan karena akan menggangu
pencernaan, khususnya pada organ lambung. Kandungan nutrisi buah melon adalah
15,00 mg kalsium; 25,00 mg fosfor; 0,5 mg besi; 34 mg Vitamin C; 640 mg I.U
Vitamin A; dan 0,03 mg Vitamin B1. Buah melon mengandung antikoagulan yang
disebut dengan adenosine sehingga mampu menghentikan penggumpalan sel darah
yang dapat memicu timbulnya penyakit stroke atau jantung. Sementara itu,
kandungan karotenoid fruit melon yang tinggi dapat mencegah kanker dan
menurunkan resiko serangan kanker paru-paru karena merupakan senyawa utama
penyerang penyakit kanker. Buah melon mempunyai daya diuretik yang sangat baik
sehingga bisa menyembuhkan penyakit ginjal dan penyakit eksim yang parah dan
akut. Akan lebih baik lagi kalau fresh melon. Jika dikombinasikan dengan buah
lemon, maka buah melon dapat menumpas penyakit asam urat. Jadi ada baiknya Anda
mengkonsumsi buah melon sehari sekali secara rutin pada pagi hari
Serangan hama dan penyakit pada tanaman
melon. Biasa terjadi pada awal pertumbuhan baik Pada fase pembungaan, maupun
pada fase pembuahan. Hama yang biasa menyerang diantaranya lalat buah, thrips,
oteng-oteng dan ulat daun sedangkan penyakit yang menyerang tanaman melon
diantaranya embun bulu, busuk pangkal batang, dan penyakit yang disebabkan oleh
virus. (Kusnawi, 2014).
a. Hama
Hama adalah binatang atau hewan yang
merusak organ-organ tanaman, baik sebagian maupun seluruhnya. Menyerang dengan
cara memakan, menghisap,
Menggerek atau Mencemari tanaman tersebut. Beberapa
jenis hama yang sering merusak tanaman melon antara lain:
1)
Lalat buah (Bractocera
cucurbitae coqulent)
Gejala yang muncul adalah buah yang
terserang berwarna kehitaman dan keras. Pada buah tersebut tumbuh bercak bulat
membusuk dan berlubang kecil. Buah juga akan rusak dan rontok. Penanggulangan
pada hama ini dilakukan dengan 3 cara, yaitu teknis (dengan cara menjaga
kebersihan lingkungan, caranya dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman dan
inang-inanglain di sekitar tanaman), mekanis (dengan memangkasbagian tanaman
yang terserang dan membakarnya merupakan tindakan secara mekanis), dan kimia
(dilakukan dengan menggunakan intektisida berbahan aktif seperti coracron).
2)
Thrips (Thrips parvispinus)
Gejala yang muncul saat hama ini
menyerang adalah daun muda atau tunas menjadi kriting, tanaman menjadi kerdil,
serangan ditemui ditunas, daun, bunga dan buah. Serangga menyerang dengan cara
menghisap cairan daun dan bersembunyi dicela-cela daun pucuk yang belum
terbuka. Hama ini aktif dipagi dan sore hari, serangan hama ini lebih tinggi
saat musim kemarau. Pengendalian thrips bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu
secara teknis (dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, Caranya dengan memusnahkan
sisa-sisa tanaman dan inang-inang lain disekitar tanaman). Mekanis (dengan
memangkas bagian tanaman yang terserang dan membakarnya merupakan tindakan
pengendalian secara mekanis), dan kimia (dilakukan dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif seperti coracron).
3)
Oteng-oteng (Epilachna
sparsa)
Sering menyerang tanaman melon
terutama daun. Daun yang terserang tinggal tulang daun beserta jalur-jalur
kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering kecoklatan. Bila hal ini
dibiarkan, produksi buah akan berkurang. Pengendalian hama oteng-oteng bisa
dilakukan dengan kimiawi dengan insektisida, produksi buah akan berkurang.
4)
Ulat daun (Ulat jengkal
atau ulat grayak)
Daun tanaman yang terserang ulat ini tampak menggulung
dan berlubang- lubang yang akhirnya
meranggas hingga tinggal
daunnya.Ulatinjug menyerang buah melon sehingga buah menjadi cacat yang
akhirnya bisa mengurangi kualitas dan kuantitas buah tersebut. Penanggulangan
dilakukan secara teknis (seperti melakukan pemangkasan cabang-cabang sekunder,
sehingga hanya batang utama yang dipelihara, daun yang terserang dan posisinya
dekat dengan buah sebaiknya dibuang), mekanis (dapat dilakukan dengan cara
menangkap atau mengambil langsung ulat dan mematikannya), sedangkan secara
kimiawi (dilakukan dengan insektisida seperti dechis, curacron, rizotin,
pemberian dengan dosis 0,25-0,50 cc/liter air).
b. Penyakit
Serangan penyakit pada tanaman melon
disebabkan oleh mikroorganisme patogen dalam tanah, berupa bakteri, fungi, dan
virus. Bakteri merupakan mikroorganisme satu sel yang bisa dilihat dengan
mikroskop cahaya. Bakteri patogenik memasuki jaringan tanaman melalui jaringan
luka atau lubang pori tanaman, misalnya stomata.
1)
Embun bulu (downy mildew) oleh cendawan Pseuudo perenaspora
Penyakit ini pada umumnya berasal
dari daun terbawah. Daun yang terserang ditandai dengan bercak-bercak
kekuningan lalu berubah menjadi coklat yang dibatasi oleh urat-urat daun.
Selanjutnya serangan meluas dan menular kedaun yang diatasnya pada serangan
terberat adalah seluruh daun bisa terserang. Tanaman yang terserang bisa
terganggu pertumbuhannya, sehingga buah menjadi kecil dan bentuknya tidak
normal, pengendalian yang dapat dilakukan adalah : (a) Lokasi lahan seharusnya
tidak ada bekas tanaman yang terserang penyakit downy mildew, (b) Sanitasi lahan terhadap gulma, (c) Pemotongan
cabang yang tidak terlambat sehingga sirkulasi udara bagus, (d) Pengaturan
jarak tanam sesuai musim, (e) Semprot dengan fungisida seperti Dithan M 45 dan
Dacorul, dan sebagainya.
2)
Busuk pangkal batang (gammy slem
blight)
Gejala yang ditimbulkan apa bila
batang yang dicelup kedalam minyak dan keluar lendir berwarna merah coklat,
karena terjadi penyumbatan unsur hara dan zat cair, maka tanaman pada umumnya
jadi layu dan mati, adapun pengendalian yang dapat dilakukan yaitu : (a)
Penggunaan mulsa plastik, (b) Oleskan difoltan caaliyum, dan sebagainya, (c)
Daun bagian bawah2-4dirompes.
3
Penyakit virus (CMV,
CGMMV, WMV)
Gejala yang muncul daun menguning
bercak hijau bergelombang, tanaman kerdil, buah kerdil, warna hijau tua dan
gelap sehingga tidak laku dijual dipasaran. Adapun pengendalian yang dapat
dilakukan yaitu : (a) Pengendalian yang dapat dilakukan memangkas bagian
tanaman yang terserang dan sanitasi lingkungan (b) Tanaman yang terserang
dicabut lalu dibakar, (c) dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida
berbahan.
BAB III ALAT DAN PROSEDUR MAGANG
3.1 Waktu
dan Tempat
Kegiatan magang ini yaitu tentang
budidaya tanaman melon dilaksanakan di Agrowisata kebun melon di desa lam
manyang, kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Pada tanggal 11 November 2021
sampai 20 januari 2022.
3.2 Alat
dan Prosedur Magang
1. Alat dan Bahan:
Alat:
cangkul, sekop, rol meter timba, sprayer, ajir bambu, gunting, pelubang mulsa,
kamera, lidi mulsa, Tali rapia dan lain-lain.
Bahan:
Benih melon varietas F1 Hibrida, Pupuk NPK Ponska, Mulsa MPHP, Polybag,
Keranjang, Mulsa, Buku tulis, Bolpoint.
Jenis
Melon yang digunakan:
Hibrida:
Sky rocket
2. Prosedur (Cara
kerja)
a.
Pembibitan / Persemaian
-
Rendam benih selama 8 jam dalam air, pilih benih yang tenggelam, tiriskan.
-
Siapkan polibag ukuran kecil (6 cm x 10 cm) atau (7 cm x 10 cm)
- Isi polibag dengan media semai
dengan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1
-
Tanam benih melon dengan hati-hati
-
Rawat dan Amati sampai dengan pindah tanam kurang lebih 10 hari
b.
Persiapan Media Tanam
Persiapan
media tanam dilakukan 1 minggu sebelum pindah tanam sebagai berikut:
-
Media yang akan disediakan yaitu menggunakan plot dengan lebar 80 cm dan tinggi
bedengan 80 cm lebar parit 50 cm.
-
Sebarkan pupuk NPK Phonska ke tiap plot.
c.
Pindah Tanam
-
Setelah bibit melon berumur 10 hari, lakukan pindah tanam ke dalam pot yang
telah disiapkan (lakukan pindah tanam dengan hati-hati, jangan sampai merusak
akar tanaman)
-
Pilih 1 bibit yang sehat dan tanam dalam 1 lubang dengan jarak + 50 cm
-
Setelah itu lalu di siram.
d.
Pemeliharaan
-
Penyiraman: Penyiraman dilakukan pada sore hari.
-
Pelilitan batang utama: Pelilitan dilakukan agar tanaman dapat merambat tegak
ke atas dan mendapatkan sinar matahari yang cukup, memudahkan melakukan
perawatan.
-
Pewiwilan: Merupakan pemangkasan sulur, tunas atau cabang yang merugikan yang
tumbuh pada ketiak daun. Pewiwilan dilakukan mulai ruas daun pertama sampai
ruas daun ke 11 dan diatas ruas ke 15.
-
Toping: Toping atau pemangkasan pucuk atas bertujuan untuk menghentikan
pertumbuhan tanaman secara vertikal yaitu saat tanaman berumur 6-7 minggu
setelah pindah tanam. Toping dilakukan setelah tanaman mencapai tinggi +
2 meter atau menyisakan 30 – 35 daun.
- Pemupukan: Pemupukan
dilakukan dengan 3 taraf perlakuan, pemupukan yang pertama dilakukan 15 hst,
kedua 30 hst, ketiga 45 hst. Jumlah pupuk 125ml per batang.
Acuan
Pemupukan:
Tabel
1. Acuan Pemupukan.
No |
Waktu
pemupukan |
Jenis
Pupuk |
Jumlah
(gr/pot) |
Keterangan |
1 2 3 |
15
HST 30
HST 45
HST |
NPK
Phonska NPK
Phonska NPK
Phonska |
120
ml/tanaman 120
ml/tanaman 120
ml/tanaman |
Pupuk
di cor per tanaman Pupuk
di cor per tanaman Pupuk
di cor per tanaman |
3.3
Prosedur Magang
Pelaksanaan
Magang ini berlangsung selama tiga bulan, terhitung mulai tanggal 11 November
2021 sampai 26 Januari 2022. Dalam pelaksanaan jadwal Magang meyesuaikan waktu
yaitu dari 08.00-11.00 atau 16.00-18.00.serangkaian kegiatan Magang di awasi
oleh pemilik Kebun Melon itu sendiri. Kegiatan Magang meliputi aspek teknis di
lapangan yaitu berupa penyemaian benih, pemindahan benih ke plot, pemupukan,
pemangkasan, pemasangan ajir, mengikat batang melon dan pemanenan. Dalam
pelaksanaan Magang ini meliputi serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
terstruktur yang di awasi oleh pemilik Kebun Melon.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil dan
pembahasan budidaya melon ini, Dapat disimpulkan beberapa diantaranya yaitu:
Pada saat pemupukan dilakukan dengan 3 taraf perlakuan,
pemupukan yang pertama dilakukan 15 hari setelah tanam ( HST ) pemupukan yang
ke dua yaitu 30 HST, dan yang ketiga 45 HST. Jumlah pupuk perbatang yaitu 125ml
Pada
pemanenan tanaman melon normalnya siap panen saat usia (65-70) hst. Tanda-tanda
tanaman siap panen adalah adanya rekahan menyerupai cincin antara pangkal
tangkai buah dengan buahnya, sudah mulai tercium aroma harum pada buah, warna
kulit buah berwarna hijau kekuningan. Pemetikan dilakukan pada saat cuaca cerah
dengan hati-hati menggunakan gunting.
a. Variabel
pengamatan tanaman melon
1. Pada
Ketinggi tanaman.
Tinggi rata-rata tanaman tiap plot
diukur menggunakan rol meter/meteran kain dari pangkal hingga titik tumbuh
tertinggi pada batang tanaman saat berumur 7 HST 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST
2.
Diameter batang.
Diameter
rata-rata batang tiap plot diukur menggunakan jangka sorong dari pangkal paling
bawah tanaman ± 1cm di atas permukaan tanah pada saat berumur 7 hst, 14 HST, 21
HST, 28 HST ,dan 35 HST
3. Berat
buah.
Berat
rata-rata buah tiap plot ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan
gram pada saat panen.
4. Diameter
buah.
Diameter rata-rata buah tiap plot
diukur menggunakan jangka sorong pada titik tengah badan buah saat panen.
5.
Berat brangkasan basah.
Keseluruhan batang tanaman pada
masing-masing plot perlakuan dicabut sampai akar setelah panen. Berat
brangkasan basah ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram
kemudian di rata-rata.
b. Dari hasil
budidaya melon ini, dikarenakan tanaman melon terserang hama dan penyakit.
Diantaranya:
1. Hama
Kutu aphids (Aphis gossypii Glover)
Dapat dilihat dari gejalanya, yaitu daun tanaman
menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap
hama.
2. Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Gejalanya yaitu daun-daun muda atau tunas-tunas baru
menjadi keriting, dan bercaknya kekuningan, tanaman keriting dan kerdil serta
tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini pun harus diwaspadai
karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps.
3. Penyakit
Layu Bakteri
Dapat dilihat dari gejala yang timbul, yaitu daun
dan cabang layu dan terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning,
mengering dan akhirnya mati, daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya
tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman
yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket
bahkan dapat ditarik seperti benang.
Setelah kami tahu bahwa tanaman
melon kami terkena hama dan penyakit, kami lakukan pengendalian yaitu cabang
yang terserang penyakit thirps langsung dipotong. Setelah satu minggu kemudian,
dilakukan penyulaman, sedangkan tanaman terdahulu dicabut. Sehari kemudian
dilakukan pemupukan dengan menggunakan NPK Phonska dengan dosis 125ml.
4. Banjir
Banjir terjadi dikarenakan
intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan tanaman tergenang oleh air dan
dikarenakan air yang tergenang penyakit mudah menular dari satu tanaman ke
tanaman lainnya.
4.2 Pembahasan
Kesuburan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya kesuburan tanah, iklim, bibit unggul, serta hama dan penyakit.
Walaupun faktor-faktor untuk kesuburan tanah dipenuhi, tentu saja tanaman tidak
akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika hama dan penyakit
masih merajalela. Hama ialah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan,
misalnya padi, gandum, kentang, mangga, melon dsb. Sedangkan penyakit ialah
penyebab tanaman menjadi sakit, misalnya bakteri, cendawan, virus, kekurangan
atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, serta terlalu panas
atau terlalu dingin.
Sementara itu, sakit ialah kondisi menyimpang dari
keadaan normal, misalnya tanaman melon mula-mula kelihatan segar pada waktu
pagi, tiba-tiba menjadi layu. Hama dan penyakit merupakan organisme parasit.
Yang dimaksud dengan parasit ialah tanaman atau binatang yang hidup menumpang
pada bagian luar atau di dalam tubuh tanaman atau binatang. Parasit memperoleh
sebagian zat makanan atau seluruhnya dari tubuh yang ditempati tanpa memberi
imbalan sedikit pun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa parasit ialah semua
kehidupan yang hidupnya tergantung dari kehidupan yang lainnya.
Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan.
Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur
hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit
tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka produktifitas akan
menurun.
Faktor-faktor tersebut memang sangat
penting dan harus selalu diperhatikan, seperti pada praktikum budidaya melon
yang kami lakukan bahwa faktor hama dan penyakitlah yang paling mempengaruhi
hasil produktifitas.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil magang ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa membudidayakan tanaman melon tidak semudah yang diperkirakan
sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh faktor media tanam, unsur hara, iklim,
cuaca serta faktor hama dan penyakit yang membandel tidak henti-hentinya
menyerang tanaman melon yang kami tanam.
5.2
Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan kami
dapat menyarankan, dalam membudidayakan tanaman melon hal pertama yang harus
diperhatikan yaitu memilih benih melon yang bermutu tinggi, bersertifikat
(berlabel). Selain itu pengamatan harus dilakukan sesering mungkin untuk
menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari
S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya.
Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.
BPS,
2017.Badan Pusat Statistik. (Online)
Availabel at: https//www.bps.go,id/ (Accessed 31 August 2017).
Daryono,
B.S., Sidiq, Y., dan Maryanto, S.D. 2014. Budidaya
Tanaman Melon Ramah Lingkungan Sekitar Gumuk Pasir Pantai Kebumen dalam
Perubahan Iklim dan Pemanfaatan SIG di Kawasan Pesisir. Gadjah Mada
University Press. Hal 227- 257.
Ghebretinsae AG,
Thulin M, Barber
JC. 2007. Relationships of
cucumbers and melons
unraveled: Molecular phylogenetics of cucumis and related genera (Benincaseae, Cucurbitaceae). American Journal of Botany 94 (7): 1256–1266.
Kusnawi.
Fatriana.N.N, Prayogo.S.B. 2014. Penerapan
Metode K- Means Cluster Analysis Untuk Mendeteksi Hama Atau Penyakit Pada
Tanaman Melon. Yokyakarta.
Ngasih. 2014.
Pupuk NPK Lebih
Praktis dan Efektif
Untuk Tanaman. http://www.ngasih.com/2014/08/02/pupuk-npk-lebih-praktis-dan efektif-untuk
tanaman/. Di akses
tanggal 4 Februari
2015.
Prihmantoro, H.
2007. Memupuk Tanaman
Buah. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Ratnasari,
F., 2014. Analisis Pengendalian Kualitas
Produk Melon Golden Langkawi.
Setiawan,
D, B. Hidayat, N. Aprison, I. 2018. ( Sistem Diagnosis Pada Tanaman Melon
Menggunakan Metode Forward Chaining-Certainty
Factor).Vol , No.11.
Soedarya,
A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka
Grafika. Bandung.
Suparman.
2017. Uji Efektivitas Limbah Padat Dan Cair Kelapa Sawit Terhadap Produksi Dan
Pertumbuhan Tanaman Melon (Cucumis Melo.L).
Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
Palopo.
Tiffany,
F.L, 2016. Teknik Budidaya Melon (Cucumis
Melo L) Secara Tabulambpot, Ditaman
Buah Mekarsari, Cileungsi, Jawa Barat. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Yuwono,
B., Wibowo, A. & P, D. B., 2013. Sistem
Pakar Berbasis Web untuk Diagnosa Hama Penyakit pada Tanaman Melon.
Yogyakarga, UPN "Veteran" Yogyakarga.