Sunday, 6 November 2022

MAKALAH TEKNIK BUDIDAYA COKLAT

 

BAB I PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

        Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan hujan

tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun.

Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan.

       Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman

kakao sejak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian

Mesoamerikalah yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur

dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya.

Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan untuk

pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.(Hariyadi, Ali, & Nurlina, 2017)

         Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat

pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah

kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao.

          Masyarakat Spanyol belajar tentang kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun

1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan baru yang menggoda ini.

Di Spanyo, kakao adalah minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka

meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan tetapi

pasti kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao menjadi

persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.

 

 

 

 

 

 

BAB II

SYARAT TUMBUH

  2.1 Syarat Pertumbuhan

        2.1.1 Iklim

       1). Curah hujan.

         Curah hujan pertanaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 – 3000  mm pertahun dan merata sepajang tahun.Tanaman kakao masih bisa hidup pada musim kering yang berlangsung 2

Bulan.

    2). Kelembapan udara

         Kelembapan udara relatif yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80 – 90 %3).

   3, Angin

            Angin kencang dapat mengakibatkan kerusakan mekanis pada tanaman kakaoserta menurunkan kelembapan relatif udara. Pengaruh angin kering pada pertanaman kakao di dekat pantai mengakibatkanmatinya jaringan sel daun pada bagian tepi.

     4). Intensitas cahaya

           Intensitas cahaya matahari diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas

cahaya matahari akan mengatur perbungaan tanaman kakao.

     5). Suhu

         Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24o C dan 28o C tiap harinya. Suhu diatas 30o C dibawah naungan sering menimbulkan terlalu banyak pertumbuhanvegetatif.

 

      2.1.2 Media Tanam

       Tanaman coklat menghendaki tanah dengan sifat – sifat berikut :

·         Mudah meresap air.

·         Drajat kemiringan 0 – 40 %

·         Kedalaman efektif minimal 90 cm.

·         Tidak mempunyai lapisan padas yang dangkal.

·         pH 5 – 7

·         Mengandung banyak humus.

 

 

 

      2.1.3 Ketinggian Tempat

       Tanaman coklat akan baik tumbuhnya di daerah yang mempunyai ketinggian0 – 500 m dari permukaan laut. Dapat pulah dibudidayakan sampai ketinggiantempat 800 m dari permukaan laut.

 

2.2 Pembibitan

        2.2.1 Bibit coklat

        Bibit coklat bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu :

        1) Melalui perbanyakan generatif ( biji ).

        2) Melalui perbanyakan vegetatif ( okulasi, enten, atau stek ).

2.2.2 Persemaian

       1) Persemaian pendahuluan

         Persemaian pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelumdipindahkan ke persemaian pemeliharaan.

         Persemaian pendahuluan dapat dibuat dari peti yang berisi pasir

steril/serbuk gergaji steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji –

biji yang dikecambahkan disusun rapat ,tetapi jangan sampai bersentuhan.

       2) Persemaian pemeliharaan

        Persemaian pemeliharaan adalah tempat menampung dan memeliharakecambah dari persemaian pendahuluan.

      Bentuk persemaian pemeliharaan :

·         Bentuk keranjang / plastic

·         Keranjang / plastic ini mempunyai ukuran tinggi 35 – 40 cm dengan garis

·         tengah 15 cm dan di misi tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dengan

perbandingan 4 : 1 : 1 : 1 .

·         Kadang – kadang campuran ini sedikit diberi kapur.

·         Setiap keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan membenamkan

sedalam jari telunjuk , lalu ditutup dengan tanah.

·         Keranjang / plastik yang sudah diberi tanaman disusun diatas rak dengan

jarak 40 cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibuat tempat yang teduh

atau dibuat larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai

jarak tanam 3 – 4 m. Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang dibuat

dari daun kelapa, alaang – alang dsb.Atap ini berangsur – angsur

dikurangi.

          Perawatan persemaian pemeliharaan dalam keranjang / plastik meliputi :

1. Menyiram minimal 1 kali sehari.

2. Setiap 10 hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.

3. Pemberantasan hama.

Penyakit yang sering menyerang pada pembibitan adalah

GLOESPORIUM. Pemberantasan dilakukan dengan Dithane m-45

dengan dosis 0,1 – 0,2 % rotasi 2 minggu.

 

2.3 Pengolahan Media Tanam

   2.3.1 Persiapan

          Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder,

tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus

dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus

dibuat teras individu.

 

2.3.2 Pembukaan Lahan

          Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total.

Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao

dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air,

saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi

sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan

lapangan.

 

 

2.3.3 Pengapuran

        Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2

ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.

 

2.3.4 Pemupukan

         Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang

pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk

Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang,

pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang.(Ali, Hosir, & Nurlina, 2017) Pupuk-pupuk

tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian

lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan

pupuk kandang/kompos.

 

2.4 Teknik Penanaman

     2.4.1 Hubungan Tanaman Dan Jarak Tanam

         Hubungan tanam yang biasa dipakai untuk tanaman coklat adalah hubungan segi

empat dengan jarak tanam 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m .

Kadang – kadang dipakai juga hubungan pagar yaitu dengan jarak antara barisan

tanam 4 m dan jarak tanam di dalam barisan 2 m. jarak tanam 4 m x 2 m ini

memberikan hasil lebih tinggi di bandingkan jarak tanam 4 m x 4 m dengan

hubungan segi empat.

 

      2.4.2 Pembuatan Lubang Tanam

        Lubang tanam dibuat beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang tanamadalah 60 x 60 x 60 cm.Pemupukan lubang tanam dilakukan dengan memberikan pupuk agrophos 0,3 kg

perlubang tanaman dan dilakukan 2 minggu sebelum masa tanam. Kemudian lubang

tersebut ditutup kembali.

 

  2.4.3 Menanam Pohon Pelindung

       Tanaman coklat dikebun memerlukan pelindung sementara dan pelindung tetap.

Pelindung sementara akan memberikan perlindungan secukupnya pada waktu bibit

ditanamkan. Sedang pelindung tetap akan memberikan perlindungan kepada coklat

dengan intensitas sedang.

Perlindugan sementara terdiri atas :

    1) Theprosia candida

      Theprosia candda ditanam 2 minggu sebelum penanaman bibit coklat

dikebun.Biji – bijinya disebar menurut barisan sejajar dengan barisan lubang

tanam dengan jarak 1 m dari lubankg tersebut.

       2) Flamengia congesta

        Flamengia congesta disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat dikebun.

Penyebarannya berupa barisan sejajar dengan lubang tanam dengan jarak 2,5

dari lubang. Sebelum disebar biji – biji dicampur dengan pupuk agrophos

dengan perbandingan 1 : 1 setelah 3 tahun flamengia sp ini dibongkar

      . 3) Perlindungan atap atau daun – daun yaitu bila pelindung berupa tanaman hidup

tidak diadakan.

Perlindungan tetap terdiri atas berbagai jenis tanaman misalnya :

         1) Albizzia yang ditanam dalam bentuk stump tinggi berumur 1 tahun.

Penanamannya dilakukan 2 minggu sebelum coklat ditanam dengan jarak tanam4 m x 4 m.

         2) Leucaena sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya

dengan waktu penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanamLeucaena sp.adalah 3,5 m x 5 m. pada umur Leucaena 1 tahun dilakukan okulasi

dengan L. glauca digunakan sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai

batang atas.

 

 

 

    2.4.4 Cara Penanaman

        Lubang tanam dibuka kembali sebesar tanah putaran atau besarnya keranjang /

plastik dari bibit sebelum penanaman dilakukan.

Sebelum bibit ditanam, bagi bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau

plastiknya harus dilepas terlebih dahulu dengan cara :

     Mula – mula alas keranjang / kantong plastik digunting.

Lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam yang dibuat sebesar tanah putaran

dengan telapak tangan sebagai penumpu alas bibit.

         Kemudian dinding keranjang atau kantong plastik digunting dari atas kebawah.

Sesudah itu keranjang atau plastik ditarik keluar.

Setelah bibit di tanam sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan

serta permukaannya dibuat meninggi menuju leher akar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

BUDIDAYA TANAMAN

3.1 Pemeliharaan Tanaman

       3.1.1 Penjaringan dan Penyulaman

       Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.

 

3.1.2 Penyiangan

         Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50

cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang

dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan

cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma

adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk

mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman

cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu

bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.

 

3.1.3 Pemangkasan

            Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau

penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.

   a) Pemangkasan bentuk1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8- 12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4

cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette

(percabangan)2. Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24

bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette

(percabangan)

     b) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang

kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalurimbun.

    

c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki

kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk

mengurangi kelebatan daun.

 

3.1.4 Pemupukan

      Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman):

 a) Umur 2 bulan: ZA=50 gram/pohon.

  b) Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30

gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon

   c) Umur 12 bulan: ZA=100 gram/pohon

   d) Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70

gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon

   e) Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi

(gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50

gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b) Umur 4

tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100

gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) > 5 tahun: ZA = 2 x 250

gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2

x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10

cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu

pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.

 

 3.1.5 Penyemprotan Pestisida

        Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk

pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan

jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah

usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk

pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5

EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin

24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).

 

3.1.6 Penyerbukan Buatan

         Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan

persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga

yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian

bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.

 

3.1.7 Rehabilitasi Tanaman Dewasa

        Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan

(ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi

tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih

unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah

dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres

atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan

atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka

setelah 3-4 minggu.

 

3.2 Penyiraman

        Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon

pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi

tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda

terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.

 

 

BAB IV

HAMA DAN PENYAKIT

4.1 Hama

    4.1.1 Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)

       Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm.

      Gejala: cabang mati atau mudah patah.

      Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamurBeauveria bassiana.

 

4.1.2 Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)

      Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga.

      Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4     mm.

     Pengendalian: membuang bagian yang terserang. Predator: belalang    sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate   25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.

 

4.1.3 Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)

       Bagian yang diserang adalah buah kakao.

      Gejala: daging buah busuk.

      Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak,menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.

 

4.1.4 Kutu putih (Planococcus citri.)

       Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah.

      Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat       pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal.

        Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon

karbaril.

 

4.1.5 Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)

        Bagian yang diserang adalah daun dan tunas.

        Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk.

       Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga   psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.

 

4.1.6 Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)

     Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua).

    Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja.

     Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%).

 

4.2 Penyakit

  4.2.1 Busuk buah hitam

     Penyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang adalah buah.

     Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah.  Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abukeputihan.

      Pengendalian: dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi   kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida  dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu.

 

4.2.2 Kanker batang

      Penyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang diserang adalah batang.

      Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya  cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.

       Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengancara pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 danManzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit danmengolesinya dengan ter/fungisida.

 

4.2.3 Busuk buah diplodia

      Penyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah.

      Gejala: bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh

    . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian  gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte,  Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%.

 

4.2.4 Vascular Steak Dieback (VSD)

      Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah

daun, ranting/cabang

      Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintikkekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback).

        Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi  kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan.

 

4.2.5 Bercak daun, mati ranting dan busuk buah

       Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting,buah.

       Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriputkering (busuk kering).

     Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang,pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisidasistemik Karbendazim 0,5% dengan interval 10 hari.

4.2.6 Busuk buah monilia

    Penyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda.

      Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras.

    Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak.Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3% selama 3-4 minggu.

 

 

 

 

 

4.2.7 Penyakit akar

      Penyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganodermapseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang adalah akar.

       Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapa tmiselium.

       Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang,pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akaryang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB:Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PANEN DAN PASCA PANEN

 

5.1 Panen

  5.1.1 Ciri dan Umur Panen

       Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase

pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan

dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan

punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna

kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon dicirikan dengan

perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur

buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah

setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5

bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan.

Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang

masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang

terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma

berkurang.

     5.1.2 Cara Panen

        Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau

disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang

yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan

memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut

agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada

di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari.

Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah

matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di

areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah,

dipanen dengan sistem 7/14.

       5.1.3 Periode Panen

        Panen dilakukan 7-14 hari sekali.

Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga

tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.

       5.1.4 Prakiraan Produksi

      Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per

hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.

 

     5.2 Pascapanen

      5.2.1 Pengumpulan

       Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan

dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan

menggunakan kayu bulat yang keras.

 

5.2.2 Penyortiran/pengelompokkan

       Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan

mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B:

dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji

terdapat 110-120 butir biji.

 

5.2.3 Penyimpanan

        Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal

yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan

cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan

tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk

biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.

 

5.2.4 Pengemasan dan Pengangkutan

        Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni

diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji

cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan

berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan

diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang,

sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk

melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENCE

 

Anonymous. 1979 Pedoman Bercocok Tanam Coklat. Direktorat Jenderal Perkebunan

      SSDeparteman Pertanian. Jakarta. 95 h.

Ali, M., Hosir, A., & Nurlina, N. (2017). PERBEDAAN JUMLAH BIBIT PER LUBANGTANAM TERHADAP            PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa

L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SRI. Gontor AGROTECH Science Journal, 3(1), 1–21.

   Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural

Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI

International Journal Of Agriculture, 1(1).

        Anonymous 1984. Penanam Coklat. Balai Informasi Pertanian. Ujung pandang. 41 h.

Marni 1986. Bertanam Coklat. Majalah Trubus. 200 : 10 – 13.

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment