DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Tujuan .......................................................................................................... 1
C.
Ruang Lingkup............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Definisi Gizi................................................................................................. 3
B.
Definisi Makanan......................................................................................... 3
C.
Kebutuhan
Gizi Pada Anak Dan Balita....................................................... 6
D.
Masalah
Gizi Pada Bayi............................................................................. 19
BAB III PENUTUP............................................................................................. 23
A.
Kesimpulan
................................................................................................ 23
B.
Saran..........................................................................................................
23
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 24
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan
serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal itu tergantung dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya adalah karena faktor usia,
jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam masyarakat, dan hal lain yang
mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta proses metabolisme dalam tubuh maupun
proses pembuangannya.
Pada
makalah ini, penulis akan membahas mengenai kebutuhan dan peran gizi dan
keperluan gizi bagi tubuh manusia, khususnya bagi bayi dan hingga balita. Suatu fenomena pada jaman
sekarang ini, adalah ketidak mampuan atau ketidaktahuan, bahkan ketidakpedulian
terhadap pemenuhan kebutuhan yang memang harus dipenuhi dalam fase pertumbuhan
bayi dan balita.
Sehingga
beberapa kasus, penyakit yang diderita pada usia dewasa dapat terjadi pada usia
bayi dan balita. Namun, siapakah yang disalahkan dalam hal ini? Kesalahan
pemikiran dan penanganan dapat berpengaruh. Misalnya saja pada bayi berusia 1-2
tahun yang tidak lagi memperoleh ASI, dan telah diberikan asupan makanan. Pada
masa kanak-kanak, tidak menutup kemungkinan anak itu akan lebih beresiko
mengidap penyakit maag, daripada seorang anak yang memperoleh asupan makanan
pada usia yang tepat.
B. Tujuan
Hal
yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta pemahaman mengenai kebutuhan dan peran gizi untuk anak dan
balita. Baik untuk penulis maupun bagi pembaca makalah ini. Sehingga dapat
berguna bagi kita semua.
C. Ruang Lingkup
Makalah
ini hanya membahas dan menuliskan penjelasan dan penjabaran mengenai kebutuhan
dan masalah-masalah kesehatan yang dapat dan terjadi pada bayi dan balita.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Menurut Drs. Joko Pekik Irianto
M.Kes. didalam bukunya Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2),
istilah gizi berasal dari bahasa arab “ giza” yang berarti zat makanan. Didalam
bahasa inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau
zat gizi atau sering diartikan ilmu gizi.
B.
Definisi Makanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah :
1.
Segala sesuatu yg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)
2.
Segala bahan yg kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau
mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam
tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, makanan
mengandung banyak unsur seperti karbohidrat, lemak, vitamin, protein, air,
mineral dan lain sebagainya yang dikelompokkan sesuai kegunaannya menjadi 3
yaitu :
1. Sumber Tenaga
a.
Karbohidrat
Adalah
satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat yang mengadung
atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n yang terdapat dalam
tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui
proses asimilasi dalam tumbuhan.
b.
Lemak
Adalah
garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alcohol organic yang
disebut gliserol atau gliserin.lemak yang dapat mencair dalam suhu biasa
disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Sperti halnya
karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih
banyak misalnya stearin C57 H10 O6.
c.
Protein
Adalah
senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom-atom C,H, O dan N.
2. Sumber Zat Pembangun
Zat yang tergolong sebagai zat pembangun adalah, diantaranya.
a.
Protein
Disebut
juga zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan pada putih telur
(ewit). Protein merupakan zat pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia, kurang
lebih ¾ zat padat tubuh adalah protein. Oleh karena itu protein disebut zat pembangun.
b.
Air
Merupakan
komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Kurang lebih 60-70% berat badan
tubuh orang dewasa berupa air sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh
terutama bagi mereka yang memerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.
3. Sumber Zat Pengatur
a.
Vitamin
Adalah
senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur
fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti pertumbuhan normal, memelihara
kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga
harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok
yaitu :
1. Vitamin larut dalam air
Terdiri
dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidak dapatdisimpan dalam
tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuang melalui urine.
2. Vitamin larut dalam lemak
Terdiri
dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar terutama dalam hati.
b.
Mineral
Adalah zat
organik tang diperlukan oleh tubuh dalam jumalah kecil untuk membantu reaksi
funsional tubuh misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih
4% berat tubuh manusia tersiri dari mineral.
Secara
umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :
1.
Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi.
2. Membantu
fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi otot, konduksi syaraf dan
keseimbangan asam basa.
3. Memelihara
keteraturan metabolism.
C.
Kebutuhan Gizi Pada Anak Dan Balita
1.
Kebutuhan Gizi Atau Bagi Anak Dan
Balita
Kebutuhan nutrisi pada bayi dan
balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan bayi dan balita. Berikut
beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi dan balita.
a.
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori
yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.. apabila
jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang
tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat
yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup,
tepung, dan sayur-sayuran.
Porsi terbesar
dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal dari KH ( sumber energi
utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang terjangkau oleh masyarakat. KH
disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila
energi tdk terdapat dari KH, maka diambil dari protein dan lemak.
KH didapat dalam bentuk :
a. Monosakarida
( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa,
maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin,
glikogen, selulosa)
b.
Lemak
Pada dasarnya
lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial, yaitu
asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang lebih tiga
bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat
dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut
dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan
jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau
energi yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di
dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar
50 – 60 Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu.
Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu
rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati
dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita adalah cara
efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lemak
merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak
dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak
hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan
perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping
sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam
lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram
pada semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat
terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat dibutuhkan oleh jaringan
tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial.Asam lemah yang
esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh sehingga harus
diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat.
ASI mempunyai
komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk keperluan bayi dan anak-anak
sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung faktor-faktor yang menyebabkan
lemaknya mudah dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan
juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3.
Bagi bayi dan
balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut (1) sedapat mungkin
bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus
disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI,
dan (3) selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan
energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi
yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip mungkin
dengan ASI.
c.
Protein
Protein
merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain
itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik
plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan
asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan,
fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial.
Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal.
Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi
lebih buruk dapat menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang
protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.
d.
Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat
penting,mengingat kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air
bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler.
e.
Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia
dalam kelompok mikro, yaitu :
1. Kalsium
merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi,
kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung dan produksi
susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan
15-25% bertahan dan tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat
berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta keseimbangan asam dan
basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susus dan telur.
3. Kromium
berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam insulin. Kromium dapat
diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna
untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi dan
lain-lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan
kacang-kacangan.
5. Flour
mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gii dan
tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi. Sumber flour
terdapat dsalam air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium dapat menyebabkan
penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam.
7. Zat besi
merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk
pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia dan
osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan
hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran
hijau, padi, dan tumbuhan.
8. Maknesium
berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting
dalam proses metabolisme.kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging
dan susu.
9. Mangan
berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacang-kacanagn padi ,
biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor
merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.kekurangan fosfor
dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning
telur,kacang-kacangan,padi-padian dan lain-lain.
11. Kalium
berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus saraf,keseimbangan
cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium
berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan keseimbangan asam dan
basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat mengakibatkan kram
otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh dari
garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur
merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses metabolism jarinagn
saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
14. Seng merupakan
unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting dalam
pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging
,padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.
f.
Vitamin
Untuk
memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut Recommended Dietary
Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI
pada tahun 1968 merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak.
Jika kita hendak menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak,
maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan
jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang kebutuhan
nutrient.
2. Menentukan
jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient dari berbagai
macam bahan makanan.
3. Menentukan
jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang dikehendaki.
4. Menentukan
jadwal waktu dan menentukan hidangan .Perlu pula ditentukan cara pemberian
makan, misalnya dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain
lain.
5. Memperhatikan
masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut.Perlu dipertimbangkan
kemungkinan factor kesukaan dan ketidaksukaan terhadap suatu makanan.
Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk
pengaturan makan yang tepat adalah:
a. Umur
b. Berat Badan
c. Diagnosis dari
penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
d. Keadaan mulut
sebagai alat penerima makanan
e. Kebiasaan
makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari makanan dan toleransi
anak terhadap makanan yang diberikan.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor
tersebut di atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam
mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.
2.
Total Energi dan Parenteral nutrisi
Komisi ahli
FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa rekruitmen dari kalori harus
disesuiakan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa
remaja. Perbedaan tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja
terjadi perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari
nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :
a. Metabolism
basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selnjutnya
berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolism basal
meningkat 10% untuk tiap kenaikan suhu 10C.
b. Specific
dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan
metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan dan mencerna makanan.
Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak
kira-kira 5% bila diberikan makanan biasa.
c. Pembuangan
ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%.
d. Aktifitas
jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80
kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik,
berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan
merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut diatas
dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari
permulaan kira-kira 20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir
masa bayi menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk
pertumbuhan akan menigkat lagi.
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient
protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori,
lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.
Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam
keseimbangan diet (balnced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari
lemak, dan 50% dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut
diukur nilai gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka
sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :
1. Masa
bayi
: 8,0
2. Balita 1-3
tahun
: 7,8
3. Balita 4-5
tahun
: 5,9
Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak
500 kalori, dapat menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.
3.
Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Bayi Dan Balita
Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini
adalah sebagai berikut:
a.
Mencapai berat badan normal dan
mempertahankannya;
b.
Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
c.
Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh
kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,
d.
Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan
pengetahuan tentang makan dan makanan yang baik pada anak
4.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nutrisi Pada Bayi Dan
Balita
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan
telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung,
akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan
dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi
yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan
yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat makanan yang baik
tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang
gizi. Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh
akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun
penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di
keluarga, pola pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola
pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik
fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah
tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau
oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan
pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan keluarga makin banyak
memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait
dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta
pengetahuan tentang gizi dan kesehatan
5.
Perhitungan Berat Badan Ideal
1.
Bayi (0-12 Bln)
ü Penentuan
BBI (Berat badan Ideal)
Bila tidak
diketahui Berat Badan Lahir :
BBI =
(USIA : 2) + 3 S/D 4 kg
Bila
diketahui Berat Badan Lahir :
Usia 6
bulan : 2 X BBL
Usia 12
bulan: 3 X BBL
ü Estimasi
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
1) Energi = 100-120 kalori/ kg BBI
2) Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 – 3 gr/kg BBI
3) Lemak = 10- 20 % X Energi
4) KH = 60- 70 % X Energi
2.
Balita
ü Penentuan
BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih
dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg
ü Estimasi
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a. Energi:
1000 + (100 X usia dalam tahun)
Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg
BBI
Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI
b. Protein =
10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBI
c. Lemak = 10- 20 % X Energi
d. KH = 60- 70 % X Energi
Cara menggunakannya dicontoh
sebagai berikut :
Contoh pertama : anak balita usia 14 bulan,
sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan
menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan.
Karena n adalah usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan
1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:
(Usia anak dalam tahun*28)+
(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14
bulan adalah 10,4 kg.
Contoh
pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit seperti
contoh kedua dibawah ini:
Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas
ini ditulis dengan n=2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus
2n) jadi hasilnya adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8,
karena 4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi
4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan
Idealnya adalah 13,8 kg.
Untuk
Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Untuk usia 1-6 bulan dapat
menggunakan rumus :
BBL(gr)
+(usia x 600 gram)
2) Untuk usia 7-12 bulan dapat
menggunakan rumus
BBL (gr) + (usia x 500 gram )
(usia/2) +3
Dimana
: BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan
6.
Intepretasi Berat Badan Ideal Anak Balita
Sebagaimana halnya dengan
intepretasi Berat Badan Ideal Orang dewasa (usia 15 tahun keatas) adalah +10 %
BBI ini juga dapat berlaku untuk BBI anak balita. Dimulai dari kisaran
normalnya yaitu rumus diatas = (2n +8 ) + 10% (2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44.
Orang tua perlu hati-hati bila presentase Berat Badan Real telah berada dibawah
atau diatas 20 % dapat dikatakan bahwa anak balita tersebut mempunyai keadaan
gizi yang tidak seimbang, Bila berada diatas 20 % anak balita bisa dikatakan
kegemukan dan bila berada di bawah 20 % bisa dikatakan kurang gizi dan bisa
berlanjut ke Keadaan gizi buruk untuk balita/anak dan busung lapar untuk
orang dewasa.
Sebenarnya untuk mengukur Berat
Badan Normal anak balita sudah ditentukan secara internasional yaitu dengan
menggunakan standar WHO-NCHS atau juga bisa dengan melihat Kartu Menuju
Sehat (KMS) tumbuh kembang balita, seperti terlihat pada gambar
disamping, setiap anak mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan
ideal (baik), yang penting adalah bertambah umur bertambah berat badan dan pola
terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik berat badan bulan ini, bulan
berikutnya turun lagi kemudian naik lagi. Cara diatas menentukan
BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung digunakan tampa harus
melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga kartu menuju sehat yang
biasa dilihat di posyandu.
7.
Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Bayi Dan Balita
Kebutuhan
protein per hari (per kg BB)
Usia |
Berat badan (kg) |
Tinggi badan (cm) |
Protein (gr) |
0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 tahun 4-5 tahun |
6 8,5 12 18 |
60 71 90 110 |
10 18 25 39 |
Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan
RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk semua umur.
Gol Umur |
Ca (g) |
Fe (g) |
Vit.A sebagai Karotin (mg) |
Tiamin (mg) |
Riboflavin (mg) |
Niasin (mg) |
Vit.C (mg) |
Vit D (mg) |
Bayi 6-12bln |
0,6 |
8 |
1200 |
0,4 |
0,5 |
6 |
25 |
(400) |
Balita 1-3 thn 4-5 thn |
0,5 0,5 0,5 |
8 10 10 |
1500 1800 2400 |
0,5 0,6 0,8 |
0,7 0,9 1,0 |
8 9 13 |
30 40 50 |
Kebutuhan energi
rata-rata dari bayi.
Umur |
Kebutuhan energi
(Kal/kgBB/hari) FAO (1971)
Nelson (1969) |
3 bulan |
120 |
3-5 bulan |
115 |
6-8 bulan |
110 |
9-11 bulan |
105 |
Rata-rata selama masa bayi |
112 110(100-120) |
Kebutuhan
energi Balita diatas 1 tahun.
Umur Anak |
Kebutuhan energi
(Kal/kgBB/hari) FAO
(1971)
Nelson (1969) |
1 |
112
110 |
1-3 |
101
100 |
4-5 |
91
90 |
Gizi balita adalah hal paling utama yang
harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya
maksimal.
Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan
karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5
tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat
menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya. Hal inilah yang
seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar Gizi Balitanya terpenuhi semaksimal
mungkin.
Tapi
apa saja sih zat gizi yang dibutuhkan
oleh anak kita agar tumbuh kembangnya maksimal?
Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap
balita yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
1. Vitamin A, D, E dan K
Ke-4
vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi, usahakan agar
asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A
sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita kita, sedangkan
vitamin D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta membantu
pertumbuhan tulang dan gigi anak. Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang
membantu pertumbuhan sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu
pembekuan darah.
2. Kalsium
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang
kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah tulang ketika mulai belajar
memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan harian balita akan kalsium umumnya
sebesar 500mg/hari. Sumber makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu,
brokoli, tomat, oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.
3. Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf
dan imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan
zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara untuk memenuhi
gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat memperolehnya dari tomat,
kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.
4. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi
terutama untuk membantu perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan
zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi
kerja otak. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, ikan,
brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.
D. Masalah Gizi Pada Bayi
Masalah kesehatan yang biasa terjadi
pada anak yang berhubungan dengan masalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara
lain.
1.
Anemia
Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu
sedikit kandungan zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang terlalu
banyak mengonsumsi susu sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap
makanan lain. Untuk mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi
zat besi (jika dokter menganggap ini perlu), anak harus pula diberi dan
dibiasakan menyantap makanan yang mengandung banyak besi. Sementara itu, sebagian
susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak mengandung besi, air jeruk
kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi.
2.
Penyakit
Kronis
Penyakit yang tidak menguras
cadangan energi sekalipun, jika berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan
karena menghilangkan nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit
yang menguras cadangan vitamin A.
3.
Berat
Badan Berlebih
Jika tidak tertasi, berat badan
berlebih (apalagi jika telah mencapai obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan
dewasa. Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang
masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau
keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat anak tidak boleh diturunkan,
karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan. Laju pertambahan berat selayaknya dihentikan atau
diperlambat sampai proposi berat terhadap tinggi badan kembali normal.
Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak
olahraga.
4.
Pica
Yaitu
mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong ke dalam pica.
Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat
toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’ anak, terutama balita,
memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa balita, anak menggunakan mulut untuk
belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan pica.
5.
Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan
masalah gizi, melainkan dampak
tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak. Pemirsa anak yang
belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk
dan hampir seketika menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau
makanan lain yang “tak bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka.
Iklan makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali
diatasi. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “buruk”
itu adalah dengan mematikan TV atau memindahkan ke saluran lain, yaitu saluran
yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan itu tampil di layar TV. Jika anak (besar)
sudah dapat diajak berkomunikasi, berikan pengajaran tentang dampak negative
makanan yang diiklankan.
6.
Berat
Badan Kurang
Kekurangan berat yang berlangsung
pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan
kebiasaan makan yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah
penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.
7.
Alergi
Secara literal, alergi makanan
diartikan sebagai respons tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat
menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan
dewasa (1-2%), terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita
alergi. Angka kejadian ini akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain
semisal atopic atau asma.
Bergantung pada jenis makanan yang
disantap, alergi boleh jadi bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang
dipicu oleh susu, kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri,
sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap.
Kebanyakan alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak
diperkenalkan pada susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi.
Alergi ini didapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang
memang bersifat ‘atopik’.
Prefalensi alergi terhadap telur
diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari populasi anak. Dikalangan penderita
dermatitis atopic, angka ini lebih tinggi lagi. Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit
setelah santap, yang termanifestasi sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna
saluran cerna (60%), dan pernapasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian anak
(44%) kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya
(56%) tidak.
Angka prevasi terhadap kacang hanya
menyentuk angka 0,6%. Gejala yang muncul pada kali pertama menyantap kacang
terjadi kurang dari 30 menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit
hingga pernapasan. Gejala akan semakin berat (40%
pada santapan berikutnya).
Sementara 20% anak
yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada santapan
berikutnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Makanan pertama dan utama pada bayi
yaitu air susu ibu. Air susu ibu sangat
cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam
segala hal. Namun bayi juga memerlukan
zat-zat gizi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Zat-zat
gizi yang diperlukan tersebut termasuk kedalam golongan pembangun, pengatur
serta pembangun, yang disebut pula dengan zat atau sumber tenaga.
Semakin umur bayi
bertambah maka makanan yang harus di konsumsi pun mengalami perubahan, mulai
dari ASI hingga menyapih makanan. Menyapih, secara
harfiah berarti membiasakan. Maksudnya, bayi secara berangsur-angsur dibiasakan
menyantap makanan orang dewasa. Selama masa penyapihan, makanan bayi berubah
dari ASI saja kemakanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga, sementara air
susu diberikan hanya sebagai makanan tambahan. Dalam pemenuhan kebutuhan
tersebut, terdapat kendala yang dihadapi. Misalnya saja kemampuan material
untuk memenuhi kebutuhan tersebut atau ketidakmampuan tubuh bayi atau balita untuk
menerima zat-zat tersebut.
B. Saran
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengtahuan
mengenai kepekaan dan kepedulian akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang
seorang bayi dan balita. Terutama pada
masa tumbuh kembangnya. Dan itu juga akan berpengaruh pada perkembangan
stimulus maupun respon baik pada anak dan balita.
DAFTAR
PUSTAKA
Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
Gabe Mirkin, M.D. dan Marshall
Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT.Grafidian Jaya
Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. 2007.
Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Moehji,
Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi.
Jakarta: Bhratara Niaga Media
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan
Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui dengan Makanan Lokal. Jakarta:
Sagung Seto
Tips Anak Bayi fikhar. (2012). Beberapa Nutrisi Penting Bagi Balita Anda
http://duniaanak.org/makanan-anak/gizi-balita-beberapa-nutrisi-penting-balita.html.
Diambil pada tanggal 11 September 2013. Pukul 06:45 WITA
Reki.
(2003). Kebutuhan
Gizi Bayi
http://kamusbahasaindonesia.org/ilmu/mirip#ixzz2eaK4mf00. Diambil pada tanggal 24 September
2013. Pukul 13:41 WITA