Laporan
Praktek Lapangan
PENGARUH
LAMA PERENDAMAN TERHADAP
PERTUMBUHAN
STEK MAWAR (Rosa sp)
DENGAN MENGGUNAKAN ZPT
Oleh
:
RATNASARI
NIM:
12130030
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
ABULYATAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mawar
(Rosa Sp) dikenal sebagai tanaman
hias yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti tanaman hias
ditaman, sebagai bunga tabur, farfum, kosmetik dan obat-obatan. Mengingat
kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potong ataupun
tanaman hias didalam maupun luar negri, maka pengembangan budidaya mawar perlu
dikembangkan (Bangtani, 2012).
Mawar
yang kini juga dikenal dengan sebutan ratu bunga memilii latar belakang sejarah
amat menarik, seperti bunga-bunga lainnya. mawar tidak dapat dipisahkan begitu
saja dari kehidupan manusia karena, sebagian besar manusia mengunakan dan
memanfaatkan mawar sebagai simbul dan lambang religi dalam peradapannya
(Rukmana, 1995).
Mawar
merupaan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang
dikenal dengan nama rosa atau ‘Ratu Bunga’ ini diduga berasal dari dataran
Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, mawar berkembang dan
menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin.
Selain
sebagai tanaman hias yang penuh pesona, bunga mawar juga banyak digunakan dalam
upacara ritual keagamaan, upacara kenegaraan dan upacara adat oleh manusia
(Satuhu dan Murtiningsih, 2005).
Bunga
mawar juga dapat digunakan sebagai bahan minuman yang penggunaanya telah
dirintis sewaktu perang dunia ke-2 di Ingris, sebagai sumber vitamin C. bagi
suku india, bunga mawar digunakan sebagai ramuan penyembuh penyakit sipilis
dengan cara meminum rebusan pucuk bunga mawar seperti the (Rukmana, 1995).
Tanaman
mawar dapat diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. Secara
vegetative dengan stek batang atau cangkok dan okulasi. Stek atau cutting yaitu
perbanyakan tanaman dengan cara memotong sebagian tanaman dan langsung ditanam
ke media tanam. Cara stek lebih dipilih , karena stek dapat menghasilkan
tanaman yang memiliki persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit
serta dapat menghasilkan bibit tananam dalam jumlah banyak (Nilawati, 2002).
Perbanyakan
dengan cara stek umumnya digunakan untuk tanaman yang sulit diperbanyak dengan
biji atau untuk dapat menghasilkan tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang
mempunyai akar, batang, dan daun dalam waktu singkat (Wudianto, 2004).
Stek
sering kali mengalami kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar. Salah satu usaha
untuk mengatasi kegagalan dalam pertumbuhan akar pada stek adalah dengan
memberikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Keuntungan mengunakan Zat Pengatu Tumbuh (ZPT) pada stek adalah memperbaiki
system perakaran, mempercepat keluarnya akar bagi tanaman muda, membantu
tanaman dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah, mencegah gugur daun dan
meningkatkan proses fotosintesis (Lakitan, 2006).
Wudianto (2005)
menyatakan bahwa salah satu zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan untuk
mempercepat pertumbuhan akar pada setek adalah Rootone-F. Rotoone F ini
merupakan hormon sintetik yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar dan
jumlah akar yang terbentuk.
Berdasarkan
uraian diatas, belum diketahui lama perendaman yang sesuai untuk pertumbuhan
stek mawar. Maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
(ZPT) Terhadap Stek Mawar Pada Lama Perendaman.
1.2
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman Terhadap stek tanaman mawar.
1.3
Hipotesis
Adanya pengaruh
yang nyata. lama perendaman pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap
pertumbuhan stek mawar.
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
2.1
Botani Tanaman Mawar
2.1.1
Taksonomi
Menurut Rukmana
( 1997 ) mawar merupakan bunga hias berupa herba dengan batang berduri yang
mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa sp
2.1.2
Morfologi Tanaman Mawar
Bunga mawar
tergolong bunga sempurna yang dapat membentuk biji dan bunga dapat disilangkan
untuk menghasilkan tanaman baru. Sebagian besar jenis mawar menyukai daerah
yang berhawa dingin (Indriwuu, 2009).
a. Batang
Tanaman mawar
pada umumnya merupakan tanaman perdu semak. Batangnya berduri dengan tinggi
tanaman antara 0,3-0,5 meter. Pada batang terdapat duri-duri yang melengkung
kebawah dan duri-duri tersebut merupakan ciri khas tanaman mawar. Tipe batang
mawar ada yang tegak da nada yang melengkung. Warna batang hijau muda dan hijau
kecoklatan apabila sudah tua.
b. Daun
Mawar mempunyai
daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majmuk
yang tiap tangkai daun terdiri paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak
daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi
daun beringit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat
ketanah. Mawar sebenarnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies
meronyokkan daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang
selalu berdaun hijau sepanjang tahun.
c. Bunga
Bunga mawar
merupakan bunga yang sempurna bentuknya. Ada yang tunggal da nada pula yang
tersusun indah dengan bentuk paying dan perhiasan bunga setiap lingkarnya
terdiri atas 5 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih, merah jambu,
kuning, merah, dan masih banyak lagi warna-warna mawar lainnya. helaian mahkota
bunganya berupa susunan kelopak bunga yang berwarna hijau dan bunga mawar
merupakan bunga yang sempurna mempunyai ciri khas yaitu mengeluarkan aroma
harum. Ovary berada dibagian bawah daun mahkota dan kelopak daun.
d. Akar
Tanaman mawar
mempunyai akar tunggang dengan dengan banyak cabang seperti serat dan akar
serabut menyerupai benang-benang hidup. Akar tunggang dapat menembus lapisan
tanah yang lebih dalam yang bertujuan sebagai pengokoh tanaman mawar (Novita,
2008).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Mawar
Tanaman Mawar
mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam
di daerah beriklim sub-tropis maupun di daerah tropis.
Berikut beberapa Faktor yang
mempengaruhi terhadap pertumbuhan mawar :
2.2.1
Iklim
1. Curah
hujan
Air merupakan
faktor penting dalam pertumbuhan tanaman, ketersediaan air di lapang secara
alami disuplai dari curah hujan. Curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan mawar adalah 1500-3000 mm/tahun. jika terlalu
basah pertumbuhan tanaman akan terganggu.
2. Cahaya
Sinar matahari
ataupun cahaya berfungsi sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.
cahaya mutlak diperlukan oleh tanaman mawar dengan lama penyinaran 5-6 jam per
hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan cepat bertunas dan berbunga
serta berbatang kokoh.
3. Suhu
dan Kelembaban Udara
Suhu berperan
dalam laju proses Fisiologi tanaman. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi akan menghambat proses fisiologi tanaman seperti Fotosintesis dan
respirasi. Suhu udara yang optimal untuk pertumbuhan mawar yaitu 18-26 derajat
C dan kelembaban 70-80%.
2.2.2
Media Tumbuh
Penanaman
dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam
pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir ( kandungan liat 20 – 30 % ),
subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
Pada tanah
latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat
keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5 – 7,0. Pada tanah asam ( pH = 5,8 )
perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4 – 5 ton /
hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur –
unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil –
bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan
unsur – unsur P dan Mo. Tanah berpori – pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
2.3
Khasiat dan Manfaat Bunga Mawar
Bunga mawar merupakan
bunga yang sangat Fenomenal yang mana banyak sekali orang melambangkannya
sebagai bunga tanda Cinta, bunga untuk Orang tersayang. Terlepas dari itu
ternyata bunga mawar memiliki khasiat yang berguna untuk kesehatan Tubuh
Manusia Selain cantik dan harum, bunga mawar juga punya banyak manfaat.
Air mawar yang
didapatkan dari kelopak bunga mawar merupakan antiseptik alami yang aman untuk
segala jenis kuli. Mengurangi
stress. Aroma bunga mawar yang harum dapat meregangkan otak syaraf dan
mengurangi stres setelah seharian beraktifitas. Itulah sebabnya, mengapa bunga
mawar dipilih sebagai salah satu bunga hias yang biasa diletakkan di dalam
rumah. Bahkan pengobatan menggunakan bunga mawar sudah dilakukan oleh
masyarakat Romawi kuno dan Yunani kuno, mawar menjadi pereda rasa cemas dan
obat depresi
2.3
Pengaruh
Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar
Menurut Weaver
(1972) perbanyakan vegetatif, stek mawar sulit mengeluarkan akar, karena
inisiasi akar pada jenis-jenis mawar sangat beragam, mulai dari yang sulit
berakar sampai dengan yang mudah berakar. Mawar dataran rendah termasuk jenis
mawar yang sulit berakar. Stek batang mawar sangat lambat membentuk akar
meskipun stek telah bertunas. Hal ini yang menyebabkan stek mawar mengalami
kekeringan dan akhirnya mati.
Pada masa kini
banyak zat pengatur tumbuh akar telah diproduksi dengan berbagai merek dan
bermacam kandungan bahan perangsang tumbuh. Zat pengatur tumbuh mana yang cocok
untuk merangsang pertumbuhan akar dan menjamin pertumbuhan stek mawar perlu
dilakukan penelitian.
Rootone F adalah
salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan
membasahi lebih dulu pangkal stek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam
ZPT (Salisbury dan Ross, 1995). Bila sewaktu akan menyemaikan stek tadi, kita
tidak menggunakan ZPT, maka ZPT dapat diberikan pada saat stek telah
disemaikan. ZPT ini berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan batang dan tunas
(Prihmantoro, 1997).
Rootone F dapat
diberikan dengan cara rendam, tabor, dan pasta dengan dosis 6 g/l air ( Marsono
& Singit, 2005). Namun belum diketahui cara yang tepat untuk pertumbuhan
stek mawar sehingga perlu dilakikan penelitian ini
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
3.1.1
Tempat dan Waktu
Praktek
lapangan ini dilaksanakan di Desa Lampoh Keudee, Aceh Besar. Praktek lapangan
ini akan dilaksanakan mulai tanggal 15 November 2015 – 15 Januari 2016.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
1. Bibit
Bibit stek tanaman
mawar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit mawar yang
diambil dari bagian tanaman mawar dengan panjang masing-masing 20 cm yang
diperoleh dari Desa Paya Ilang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
2. Media
tanam
Media
tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 berdasarkan volume.
3. Polibag
(ukuran 1 kg).
4. Zat
perangsang tumbuh, Rootone F
yang diperoleh dari Toko Pertanian
3.2.2.
Alat
Alat- alat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pisau, Ember, Gembor, Gunting, Cangkul Kamera, Plastik, Hand Sprayer, alat Tulis- menulis dan lain-lain.
3.3
Rancangan
Percobaan
Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial dengan 4 perlakuan
dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan.
Faktor yang
diteliti adalah lama perendama yang terdiri atas :
R0 = tanpa perendaman (control)
R1 =
15 menit
R2 = 30 menit
R3 =
45 menit
Model
matematika yang digunakan adalah :
Yik
= µ + Ri + ε
Adapun
susunan kombinasi perlakuan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek mawar
dapat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 : Susunan kombinasi perlakuan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek mawar
No
|
Kombinasi Perlakuan
|
Lama waktu
Perendaman
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
R23
R31
R32
R33
|
Tanpa Perendaman
Tanpa Perendaman
Tanpa Perendaman
15 Menit
15 Menit
15 Menit
30 Menit
30 Menit
30 Menit
45 Menit
45 Menit
45 Menit
|
3.4
Pelaksanaan
Penelitian
3.4.1 Persiapan lahan
a. Persiapan
media tanam
Media tanam disiapkan berupa tanah subur, pupuk kandang dan pasir, dengan
perbandingan 2:1:1. Kemudian tanah yang sudah dicampur tersebut dimasukkan
kedalam polybag ukuran 1 kg.
b. Penanaman
Bahan stek
dipilih yang memenuhi persyaratan
seperti ukuran yang seragam. Potong bagian stek sepanjang 20 cm untuk
masing-masing stek. Buang semua daun dan disisakan dua tangkai daun dibagian
atas, kemudian direndam bahan stek dalam larutan Rooton F sesuai perlakuan.
Kemudian bahan stek ditanam pada media tanam yang telah disiapkan.
c. Penyiraman
Penyiraman pada
tanaman mawar sangat diperlukan terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu
pengairan yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Edmon et al. (1975) tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan
tanaman kerdil, dan sebaliknya, pemberian air yang cukup akan menghasilkan
tanaman yang baik. Tetapi, pemberian air yang terlalu banyak juga mengakibatkan
tanaman menjadi mudah rusak atau layu karena akar tidak dapat bernafas yang
disebabkan akibat tanah terlalu lembab.
d. Pemupukan
Pemupukan
diberikan pada awal penanaman yaitu 2 minggu setelah tanam berupa pupuk NPK
mutiara dengan dosis 3g/plot dengan cara membenamkan disekitar tanaman.
e. Pengendalian
hama dan penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan kimiawi
maupun manual. Tungau (Tetrancychus Sp)
merupakan hama yang penting pada tanaman mawar, ciri serangannya sangat jelas
terlihat pada daun berupa bercak-bercak kecil berwarna kuning kecoklatan. Jenis
hama lain yang sering menyerang tanaman mawar adalah kutu daun (Aphid). Hama ini menyerang tanaman
dengan cara mengisap cairan sel tanaman yang menimbulkan gejala abnormal pada
daun dan pucuk menjadi keriting atau mengkerut. Cara pengendaliannya adalah
dengan melakukan penyemprotan
insektisida. Tergantung kondisi dilapangan.
3.5
Pengamatan
Tanaman
a. Tinggi
tanaman (cm)
Pengamatan
tinggi tanaman diukur pada umur 10,20,30 hari setelah tanam, Tanaman mulai
diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dan dinyatakan dalam
satuan (cm).
b. Jumlah
daun
Pengamatan pada
daun mawar yaitu dengan menghitung jumlah daun, dihitung mulai dari 10,20,30 hari setelah tanam pada
tiap-tiap perlakuan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengaruh Lama Perendaman
Hasil uji F pada
analisis sidik ragam (Lampiran 2-13) menunjukkan bahwa lama perendam
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman mawar pada umur 10 dan 20 hari
setelah tanam, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
mawar pada umur 30 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah daun mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam, akan tetapi
tidak berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam (HST).
4.1.1
Tinggi
Tanaman
Data pengamatan tinggi
tanaman mawar pada umur 10, 20, dan 30
hari setelah tanam akibat pengaruh lama perendaman disajikan pada Tabel
lampiran 2, 4 dan 6.
Hasil uji F pada
analisis sidik ragam (Lampiran 3, 5, dan 7 ) menunjukkan bahwa akibat lama
perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 dan 20
hari setelah tanam (HST) dan tidak berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah
tanam (HST).
Rata-rata tinggi
tanaman mawar pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat pengaruh lama
perendaman tertera pada Tabel 2.
Hasil uji dengan
BNJ 0,05 (Tabel 2) menunjukkan bahwa lama perendaman pada semua perlakuan tidak
berbeda nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman mawar pada umur 10 hari setelah
tanam, dan pada umur 20 hari setelah tanam perlakuan lama perendaman M0
(Tanpa Perendaman) berbeda nyata dengan perlakuan lama perendaman M2
(30 Menit) dan M3 (45 Menit) tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan M1 (15 Menit) dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman mawar pada umur 30 hari setelah tanam. Ini diduga auksin yang terdapat
pada ujung tanaman tidak bekerja dengan baik pada pertumbuhan sel.
Tabel
2. Rata-rata Tinggi Tanaman Mawar Umur 10, 20, dan 30 Hari Setelah Tanam Akibat
Perlakuan Lama Perendaman.
Lama Perendaman
|
Tinggi Tanaman
|
||
10 HST
|
20 HST
|
30 HST
|
|
M0 (Kontrol)
|
9.02a
|
11.3c
|
11.8
|
M1 (15 Menit)
|
10.4a
|
11.5bc
|
11.38
|
M2 (30 Menit)
|
9.4a
|
9.4b
|
11.95
|
M3 (45 Menit)
|
8.4a
|
8.8a
|
11.14
|
BNJ
|
3.3
|
1.9
|
56.7
|
Keterangan
: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama memberikan
perbedaan yang nyata pada taraf 5 % (BNJ 0.05)
Menurut
Salisbury dan Ross (1992) pertumbuhan panjang tunas dipengaruhi oleh hormon
auksin dan sitokinin. Sitokinin akan merangsang pembelahan sel melalui laju
sintesis protei, sedangkan auksin akan memacu pemanjangan sel-sel yang
menyebabkan pemanjangan batang. Secara grafik rata-rata tinggi tanaman mawar
umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Rata-rata tinggi tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat
perlakuan lama perendaman
4.1.2 Jumlah Daun
Data pengamatan
jumlah daun tanaman mawar pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat
pengaruh lama perendaman disajikan pada Tabel Lampiran 8, 10 dan 12.
Hasil uji F pada
analisis sidik ragam (Lampiran 9, 11 dan 13) menunjukan bahwa akibat perlakuan
lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam dan berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun tanaman mawar pada umur 30 hari setelah tanam.
Rata-rata jumlah
daun tanaman mawar umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama
perendaman, tertera pada Tabel 3.
Tabel
3. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 10, 20 dan 30 Hari Setelah Tanam
Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Lama Perendaman
|
Jumlah Daun
|
||
10 HST
|
20 HST
|
30 HST
|
|
M0 (Kontrol)
|
1.4a
|
2.6b
|
1.6
|
M1 (15 Menit)
|
1.0a
|
1.2a
|
1.8
|
M2 (30 Menit)
|
1.0a
|
1.2ab
|
1.6
|
M3 (45 Menit)
|
1.0a
|
1.0a
|
1.0
|
BNJ0,05
|
0.1
|
0.8
|
0.8
|
Keterangan : Angka yang diikuti oleh
hurup yang sama pada lajur yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % (BNJ 0,05).
Hasil uji dengan
BNJ 0,05 (Tabel 3) menunjukkan bahwa lama perendaman pada semua perlakuan tidak
berbeda nyata terhadap rata-rata jumlah
daun mawar pada umur 10 hari setelah tanam, dan berpengaruh nyata pada umur 30
hari setelah tanam dan memberikan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata
jumlah daun mawar pada umur 20 hari
setelah tanam yaitu perlakuan lama perendaman M0 (Tanpa Perendaman)
berbeda nyata dengan perlakuan M1 (15 Menit) dan M3 (45
Menit) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan M2 (30 Menit).
Ini diduga stek kekurangan air pada saat cuaca yang panas karena aktifitas
auksin dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dengan ketersediaan air yang cukup
akan membantu pembentukkan akar yang berfungsi dalam pengambilan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman untuk keperluan fotosintesis (Lakitan, 2006). Secara
grafik rata-rata jumlah daun tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah
tanam akibat perlakuan lama perendaman dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar
2. Rata-rata jumlah daun tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam
akibat perlakuan lama perendaman
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan lama perendaman
dalam larutan Rootone-F berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman
mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh nyata
pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan pada tinggi tanaman mawar berpengaruh sangat nyata pada umur 10 dan 20
hari setelah tanam, dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 30
hari setelah tanam (HST). Perlakuan lama perendaman M3(45 Menit)
dalam larutan Rootone-F merupakan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan stek
mawar.
5.2
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian, maka disarankan untuk mengunakan Rootone-F dengan lama
perendaman 45 menit pada penyetekan mawar, serta melakukan penelitian lebih
lanjut dengan menggunakan ZPT lain untuk mendapatkan hasil pertumbuhan stek
mawar yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bangtani. 2002. Budidaya Mawar Sang
Legenda. http:/bangtani.blogspot.com/ diakses 28 November 2015
Dwidjoseputro, D. 1986. Pengatur
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Indriwuu. Blogsport.co.id/2009/10/bab1-pendahuluan.html.
diakses 25 Oktober 2015
Lukitan, B. 2006. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Raja grapindo. Persada. Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2005. Pupuk Akar
Jenis Dan Aplikasinya. Penebar. Swadaya. Jakarta
Nilawati. R. 2002. Peranan Auksin Dan Pemanasan
Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Alam. IPB. Bogor.
Novita L. 2008. Induksi perakaran pada
tanaman mawar (rosa hybrid) secara in vitro. [terhubung berkala].
http//digilib.biologi.lipi.go.id/view.html? diakses 25 0ktober 2015.
Rukmana. R. 1995. Mawar. Kanisius.
Yokyakarta.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1992.
Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Institut Teknologo Bandung. Bandung.
Weaver, R.J. 1997. Plant Growth In
Agricultur. Freeman and Co. San Fransisco.
Lampiran 1.
BAGAN PERCOBAAN
Lampiran 2. Tinggi Tanaman Mawar Umur 10
Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
-Ratarata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
8.8
|
7.8
|
7.5
|
10
|
11
|
45.1
|
9.02
|
M1
|
11
|
11
|
10
|
8
|
12
|
52
|
10.4
|
M2
|
10
|
10
|
7
|
10
|
10
|
47
|
9.4
|
M3
|
8
|
6
|
8
|
10
|
10
|
42
|
8.4
|
Total
|
37.8
|
34.8
|
32.5
|
38
|
43
|
186.1
|
Ó®
= 9,30
Lampiran 3. Analisis Sidik Ragam Tinggi
Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akabat Perlakuan Lama
Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
1655.619
|
551.87
|
243.06**
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
36.33
|
2.27
|
|||
Total
|
19
|
KK
= 16,19
Keterangan
: ** = Berpengaruh Sangat Nyata
Lampiran 4. Tinggi Tanaman Mawar Umur 20
Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
9.5
|
12
|
13
|
10
|
12
|
56.5
|
11.3
|
M1
|
11.5
|
12
|
10
|
12
|
12
|
57.5
|
11.5
|
M2
|
9
|
10
|
8
|
11
|
9
|
47
|
9.4
|
M3
|
8
|
10
|
8
|
8
|
10
|
44
|
8.8
|
Total
|
38
|
44
|
39
|
41
|
43
|
205
|
Ó®
= 10,25
Lampiran 5. Analisis Sidik Ragam
Tanaman Mawar Umur 20 Hari Serelah Tanam (HST) Akibat Lama Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
2023.63
|
674.55
|
495.07**
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
21.8
|
1.36
|
|||
Total
|
19
|
2045.43
|
KK = 11,39
Keterangan : ** Berpengaruh Sangat
Nyata
Lampiran 6. Tinggi Tanaman Mawar 30 Hari
Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
9.6
|
11
|
13
|
10.5
|
9
|
44.1
|
11.3
|
M1
|
11.5
|
11
|
10
|
13
|
10
|
45.5
|
11.38
|
M2
|
9
|
9
|
8
|
10
|
10
|
36
|
9
|
M3
|
8
|
10
|
8
|
9
|
10
|
45
|
9
|
Total
|
38.1
|
41
|
39
|
42.5
|
39
|
170.6
|
Ó®
= 9,98
Lampiran 7. Analisis Sidik Ragam Tinggi
Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Pengaruh Lama Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
11.99
|
4.00
|
0.11*
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
563.45
|
35.22
|
|||
Total
|
19
|
575.44
|
KK = 59,46
Keterangan : * = Berpengaruh Nyata
Lampiran 8. Jumlah Daun Tanaman Mawar
Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
7
|
1.4
|
M1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
M2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
M3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
Total
|
4
|
5
|
5
|
4
|
4
|
22
|
Ó® = 1.1
Lampiran 9.
Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST)
Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
23.59
|
7.86
|
104.84**
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
1.2
|
0.08
|
|||
Total
|
19
|
24.79
|
KK = 24, 90
Keterangan = **
= berpengaruh sangat nyata
Lampiran 10.
Jumlah daun tanaman mawar umur 20 hari setelah tanam (HST) akibat perlakuan
lama perendaman
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
2
|
4
|
4
|
1
|
2
|
13
|
2.6
|
M1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
6
|
1.2
|
M2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
6
|
1.2
|
M3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1.0
|
Total
|
5
|
8
|
7
|
5
|
5
|
30
|
Ó® = 1,5
Lampiran 11.
Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 20 Hari Setelah Tanam (HST)
Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
50.95
|
16.98
|
30.88**
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
8.8
|
0.55
|
|||
Total
|
19
|
59.75
|
KK = 49,44
Keterangan = **
= Berpengaruh Sangat Nyata
Lampiran 12.
Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan
Lama Perendaman.
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
M0
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
8
|
1.6
|
M1
|
2
|
1
|
2
|
3
|
1
|
9
|
1.8
|
M2
|
1
|
3
|
1
|
1
|
2
|
8
|
1.6
|
M3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
Total
|
5
|
8
|
5
|
7
|
5
|
30
|
Ó® = 1.5
Lampiran 13.
Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST)
Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
|
db
|
JK
|
KT
|
F Hitung
|
F Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
3
|
1.80
|
0.60
|
1.04*
|
0.82
|
2.46
|
Acak
|
16
|
9.2
|
0.58
|
|||
Total
|
19
|
11.00
|
KK = 50,55
Keterangan : *
Berpengaruh Nyata
Gambar
1. Pengisian polybag untuk media tanam
Gambar
2. Persiapan Media Tanam
Gambar
3 Tanaman Tawar pada hari pertama tanam
Gambar
4. Tanaman Mawar pada umur 10 HST
Gambar
5 Tanaman Mawar umur 20 HST
Gambar
6. Tanaman Mawar pada umur 30 HST