Wednesday, 21 November 2018

Laporan Praktek Lapangan PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa sp) DENGAN MENGGUNAKAN ZPT


Laporan Praktek Lapangan


PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP
PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa sp)
DENGAN MENGGUNAKAN ZPT




Oleh :

RATNASARI
NIM: 12130030




Description: E:\media\foto\simbol\3.png





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mawar (Rosa Sp) dikenal sebagai tanaman hias yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti tanaman hias ditaman, sebagai bunga tabur, farfum, kosmetik dan obat-obatan. Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potong ataupun tanaman hias didalam maupun luar negri, maka pengembangan budidaya mawar perlu dikembangkan (Bangtani, 2012). 
Mawar yang kini juga dikenal dengan sebutan ratu bunga memilii latar belakang sejarah amat menarik, seperti bunga-bunga lainnya. mawar tidak dapat dipisahkan begitu saja dari kehidupan manusia karena, sebagian besar manusia mengunakan dan memanfaatkan mawar sebagai simbul dan lambang religi dalam peradapannya (Rukmana, 1995).
Mawar merupaan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal dengan nama rosa atau ‘Ratu Bunga’ ini diduga berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, mawar berkembang dan menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin.
Selain sebagai tanaman hias yang penuh pesona, bunga mawar juga banyak digunakan dalam upacara ritual keagamaan, upacara kenegaraan dan upacara adat oleh manusia (Satuhu dan Murtiningsih, 2005).
Bunga mawar juga dapat digunakan sebagai bahan minuman yang penggunaanya telah dirintis sewaktu perang dunia ke-2 di Ingris, sebagai sumber vitamin C. bagi suku india, bunga mawar digunakan sebagai ramuan penyembuh penyakit sipilis dengan cara meminum rebusan pucuk bunga mawar seperti the (Rukmana, 1995).
Tanaman mawar dapat diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. Secara vegetative dengan stek batang atau cangkok dan okulasi. Stek atau cutting yaitu perbanyakan tanaman dengan cara memotong sebagian tanaman dan langsung ditanam ke media tanam. Cara stek lebih dipilih , karena stek dapat menghasilkan tanaman yang memiliki persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit serta dapat menghasilkan bibit tananam dalam jumlah banyak (Nilawati, 2002).
Perbanyakan dengan cara stek umumnya digunakan untuk tanaman yang sulit diperbanyak dengan biji atau untuk dapat menghasilkan tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang mempunyai akar, batang, dan daun dalam waktu singkat (Wudianto, 2004).
Stek sering kali mengalami kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar. Salah satu usaha untuk mengatasi kegagalan dalam pertumbuhan akar pada stek adalah dengan memberikan  Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Keuntungan mengunakan Zat Pengatu Tumbuh (ZPT) pada stek adalah memperbaiki system perakaran, mempercepat keluarnya akar bagi tanaman muda, membantu tanaman dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah, mencegah gugur daun dan meningkatkan proses fotosintesis (Lakitan, 2006).
Wudianto (2005) menyatakan bahwa salah satu zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek adalah Rootone-F. Rotoone F ini merupakan hormon sintetik yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar dan jumlah akar yang terbentuk.
Berdasarkan uraian diatas, belum diketahui lama perendaman yang sesuai untuk pertumbuhan stek mawar. Maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Terhadap Stek Mawar Pada Lama Perendaman.

1.2  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman Terhadap stek tanaman mawar.

1.3  Hipotesis
Adanya pengaruh yang nyata. lama perendaman pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan stek mawar.


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Botani Tanaman Mawar
2.1.1 Taksonomi
Menurut Rukmana ( 1997 ) mawar merupakan bunga hias berupa herba dengan batang berduri yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom                     : Plantae
Divisio                         : Spermatophyta
Subdivisio                   : Angiospermae
Class                            : Magnoliopsida
Ordo                            : Rosales
Familia                        : Rosaceae
Genus                          : Rosa
Spesies                        : Rosa sp
2.1.2 Morfologi Tanaman Mawar
Bunga mawar tergolong bunga sempurna yang dapat membentuk biji dan bunga dapat disilangkan untuk menghasilkan tanaman baru. Sebagian besar jenis mawar menyukai daerah yang berhawa dingin (Indriwuu, 2009).
a.       Batang
Tanaman mawar pada umumnya merupakan tanaman perdu semak. Batangnya berduri dengan tinggi tanaman antara 0,3-0,5 meter. Pada batang terdapat duri-duri yang melengkung kebawah dan duri-duri tersebut merupakan ciri khas tanaman mawar. Tipe batang mawar ada yang tegak da nada yang melengkung. Warna batang hijau muda dan hijau kecoklatan apabila sudah tua.
b.      Daun
Mawar mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majmuk yang tiap tangkai daun terdiri paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi daun beringit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ketanah. Mawar sebenarnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies meronyokkan daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun. 
c.       Bunga
Bunga mawar merupakan bunga yang sempurna bentuknya. Ada yang tunggal da nada pula yang tersusun indah dengan bentuk paying dan perhiasan bunga setiap lingkarnya terdiri atas 5 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih, merah jambu, kuning, merah, dan masih banyak lagi warna-warna mawar lainnya. helaian mahkota bunganya berupa susunan kelopak bunga yang berwarna hijau dan bunga mawar merupakan bunga yang sempurna mempunyai ciri khas yaitu mengeluarkan aroma harum. Ovary berada dibagian bawah daun mahkota dan kelopak daun.
d.      Akar
Tanaman mawar mempunyai akar tunggang dengan dengan banyak cabang seperti serat dan akar serabut menyerupai benang-benang hidup. Akar tunggang dapat menembus lapisan tanah yang lebih dalam yang bertujuan sebagai pengokoh tanaman mawar (Novita, 2008).

 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Mawar
Tanaman Mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim sub-tropis maupun di daerah tropis.
Berikut beberapa Faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan mawar :
2.2.1        Iklim
1.      Curah hujan
Air merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman, ketersediaan air di lapang secara alami disuplai dari curah hujan. Curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan  mawar adalah 1500-3000 mm/tahun. jika terlalu basah pertumbuhan tanaman akan terganggu.
2.      Cahaya
Sinar matahari ataupun cahaya berfungsi sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. cahaya mutlak diperlukan oleh tanaman mawar dengan lama penyinaran 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan cepat bertunas dan berbunga serta berbatang kokoh.
3.      Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu berperan dalam laju proses Fisiologi tanaman. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menghambat proses fisiologi tanaman seperti Fotosintesis dan respirasi. Suhu udara yang optimal untuk pertumbuhan mawar yaitu 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80%.


2.2.2  Media Tumbuh
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir ( kandungan liat 20 – 30 % ), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
Pada tanah latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5 – 7,0. Pada tanah asam ( pH = 5,8 ) perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4 – 5 ton / hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur – unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil – bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur – unsur P dan Mo. Tanah berpori – pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

2.3  Khasiat dan Manfaat Bunga Mawar
Bunga mawar merupakan bunga yang sangat Fenomenal yang mana banyak sekali orang melambangkannya sebagai bunga tanda Cinta, bunga untuk Orang tersayang. Terlepas dari itu ternyata bunga mawar memiliki khasiat yang berguna untuk kesehatan Tubuh Manusia Selain cantik dan harum, bunga mawar juga punya banyak manfaat.
Air mawar yang didapatkan dari kelopak bunga mawar merupakan antiseptik alami yang aman untuk segala jenis kuli. Mengurangi stress. Aroma bunga mawar yang harum dapat meregangkan otak syaraf dan mengurangi stres setelah seharian beraktifitas. Itulah sebabnya, mengapa bunga mawar dipilih sebagai salah satu bunga hias yang biasa diletakkan di dalam rumah. Bahkan pengobatan menggunakan bunga mawar sudah dilakukan oleh masyarakat Romawi kuno dan Yunani kuno, mawar menjadi pereda rasa cemas dan obat depresi
2.3      Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar

Menurut Weaver (1972) perbanyakan vegetatif, stek mawar sulit mengeluarkan akar, karena inisiasi akar pada jenis-jenis mawar sangat beragam, mulai dari yang sulit berakar sampai dengan yang mudah berakar. Mawar dataran rendah termasuk jenis mawar yang sulit berakar. Stek batang mawar sangat lambat membentuk akar meskipun stek telah bertunas. Hal ini yang menyebabkan stek mawar mengalami kekeringan dan akhirnya mati.
Pada masa kini banyak zat pengatur tumbuh akar telah diproduksi dengan berbagai merek dan bermacam kandungan bahan perangsang tumbuh. Zat pengatur tumbuh mana yang cocok untuk merangsang pertumbuhan akar dan menjamin pertumbuhan stek mawar perlu dilakukan penelitian.
Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi lebih dulu pangkal stek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT (Salisbury dan Ross, 1995). Bila sewaktu akan menyemaikan stek tadi, kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT dapat diberikan pada saat stek telah disemaikan. ZPT ini berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan batang dan tunas (Prihmantoro, 1997).
Rootone F dapat diberikan dengan cara rendam, tabor, dan pasta dengan dosis 6 g/l air ( Marsono & Singit, 2005). Namun belum diketahui cara yang tepat untuk pertumbuhan stek mawar sehingga perlu dilakikan penelitian ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
3.1.1  Tempat dan Waktu
            Praktek lapangan ini dilaksanakan di Desa Lampoh Keudee, Aceh Besar. Praktek lapangan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 15 November 2015 – 15 Januari 2016.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
1.      Bibit
Bibit stek tanaman mawar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit mawar  yang diambil dari bagian tanaman mawar dengan panjang masing-masing 20 cm yang diperoleh dari Desa Paya Ilang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
2.      Media tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 berdasarkan volume.
3.      Polibag (ukuran 1 kg).
4.      Zat perangsang tumbuh, Rootone F yang diperoleh dari Toko Pertanian
3.2.2. Alat
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pisau, Ember, Gembor, Gunting,  Cangkul Kamera, Plastik, Hand Sprayer,  alat Tulis- menulis dan lain-lain.
3.3  Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan.
Faktor yang diteliti adalah lama perendama yang terdiri atas :
R0 =  tanpa perendaman (control)
R1 = 15 menit
R2 =  30 menit
R3 = 45 menit
Model matematika yang digunakan adalah :
Yik = µ + Ri + ε
            Adapun susunan kombinasi perlakuan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek mawar dapat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 : Susunan kombinasi perlakuan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek mawar

No
Kombinasi  Perlakuan
Lama waktu
Perendaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
R23
R31
R32
R33
Tanpa Perendaman
Tanpa Perendaman
Tanpa Perendaman
15 Menit
15 Menit
15 Menit
30 Menit
30 Menit
30 Menit
45 Menit
45 Menit
45 Menit


3.4  Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan lahan
a.       Persiapan media tanam
Media tanam disiapkan berupa tanah subur, pupuk kandang dan pasir, dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian tanah yang sudah dicampur tersebut dimasukkan kedalam polybag ukuran 1 kg.
b.      Penanaman
Bahan stek dipilih  yang memenuhi persyaratan seperti ukuran yang seragam. Potong bagian stek sepanjang 20 cm untuk masing-masing stek. Buang semua daun dan disisakan dua tangkai daun dibagian atas, kemudian direndam bahan stek dalam larutan Rooton F sesuai perlakuan. Kemudian bahan stek ditanam pada media tanam yang telah disiapkan.
c.       Penyiraman
Penyiraman pada tanaman mawar sangat diperlukan terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu pengairan yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Edmon et al. (1975) tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan tanaman kerdil, dan sebaliknya, pemberian air yang cukup akan menghasilkan tanaman yang baik. Tetapi, pemberian air yang terlalu banyak juga mengakibatkan tanaman menjadi mudah rusak atau layu karena akar tidak dapat bernafas yang disebabkan akibat tanah terlalu lembab.
d.      Pemupukan
Pemupukan diberikan pada awal penanaman yaitu 2 minggu setelah tanam berupa pupuk NPK mutiara dengan dosis 3g/plot dengan cara membenamkan disekitar tanaman.
e.       Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan kimiawi maupun manual. Tungau (Tetrancychus Sp) merupakan hama yang penting pada tanaman mawar, ciri serangannya sangat jelas terlihat pada daun berupa bercak-bercak kecil berwarna kuning kecoklatan. Jenis hama lain yang sering menyerang tanaman mawar adalah kutu daun (Aphid). Hama ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman yang menimbulkan gejala abnormal pada daun dan pucuk menjadi keriting atau mengkerut. Cara pengendaliannya adalah dengan melakukan  penyemprotan insektisida. Tergantung kondisi dilapangan.

3.5  Pengamatan Tanaman
a.       Tinggi tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman diukur pada umur 10,20,30 hari setelah tanam, Tanaman mulai diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dan dinyatakan dalam satuan (cm).
b.      Jumlah daun
Pengamatan pada daun mawar yaitu dengan menghitung jumlah daun, dihitung mulai dari  10,20,30 hari setelah tanam pada tiap-tiap  perlakuan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Lama Perendaman
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 2-13) menunjukkan bahwa lama perendam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mawar pada umur 30 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam, akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam (HST).
4.1.1        Tinggi Tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman mawar  pada umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat pengaruh lama perendaman disajikan pada Tabel lampiran 2, 4 dan 6.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 3, 5, dan 7 ) menunjukkan bahwa akibat lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam (HST) dan tidak berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam (HST).
Rata-rata tinggi tanaman mawar pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat pengaruh lama perendaman tertera pada Tabel 2.
Hasil uji dengan BNJ 0,05 (Tabel 2) menunjukkan bahwa lama perendaman pada semua perlakuan tidak berbeda nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman mawar pada umur 10 hari setelah tanam, dan pada umur 20 hari setelah tanam perlakuan lama perendaman M0 (Tanpa Perendaman) berbeda nyata dengan perlakuan lama perendaman M2 (30 Menit) dan M3 (45 Menit) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1 (15 Menit) dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mawar pada umur 30 hari setelah tanam. Ini diduga auksin yang terdapat pada ujung tanaman tidak bekerja dengan baik pada pertumbuhan sel.
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Mawar Umur 10, 20, dan 30 Hari Setelah Tanam Akibat Perlakuan Lama Perendaman.

Lama Perendaman
Tinggi Tanaman
10 HST
20 HST
30 HST
M0 (Kontrol)
9.02a
11.3c
11.8
M1 (15 Menit)
10.4a
11.5bc
11.38
M2 (30 Menit)
9.4a
9.4b
11.95
M3 (45 Menit)
8.4a
8.8a
11.14
BNJ
3.3
1.9
56.7
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama memberikan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % (BNJ 0.05)


Menurut Salisbury dan Ross (1992) pertumbuhan panjang tunas dipengaruhi oleh hormon auksin dan sitokinin. Sitokinin akan merangsang pembelahan sel melalui laju sintesis protei, sedangkan auksin akan memacu pemanjangan sel-sel yang menyebabkan pemanjangan batang. Secara grafik rata-rata tinggi tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman dapat dilihat pada Gambar 1.












Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman

4.1.2  Jumlah Daun
Data pengamatan jumlah daun tanaman mawar pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat pengaruh lama perendaman disajikan pada Tabel Lampiran 8, 10 dan 12.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran 9, 11 dan 13) menunjukan bahwa akibat perlakuan lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun  mawar pada umur 10 dan  20 hari setelah tanam dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman mawar pada umur 30 hari setelah tanam.
Rata-rata jumlah daun tanaman mawar umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman, tertera pada Tabel 3.


Tabel 3. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 10, 20 dan 30 Hari Setelah Tanam Akibat Perlakuan Lama Perendaman.

Lama Perendaman
Jumlah Daun
10 HST
20 HST
30 HST
M0 (Kontrol)
1.4a
2.6b
1.6
M1 (15 Menit)
1.0a
1.2a
1.8
M2 (30 Menit)
1.0a
1.2ab
1.6
M3 (45 Menit)
1.0a
1.0a
1.0
BNJ0,05
0.1
0.8
0.8
Keterangan : Angka yang diikuti oleh hurup yang sama pada lajur yang sama berbeda nyata pada taraf 5 % (BNJ 0,05).

Hasil uji dengan BNJ 0,05 (Tabel 3) menunjukkan bahwa lama perendaman pada semua perlakuan tidak berbeda nyata  terhadap rata-rata jumlah daun mawar pada umur 10 hari setelah tanam, dan berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam dan memberikan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata jumlah daun mawar pada umur 20  hari setelah tanam yaitu perlakuan lama perendaman M0 (Tanpa Perendaman) berbeda nyata dengan perlakuan M1 (15 Menit) dan M3 (45 Menit) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan M2 (30 Menit). Ini diduga stek kekurangan air pada saat cuaca yang panas karena aktifitas auksin dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dengan ketersediaan air yang cukup akan membantu pembentukkan akar yang berfungsi dalam pengambilan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk keperluan fotosintesis (Lakitan, 2006). Secara grafik rata-rata jumlah daun tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman dapat dilihat pada Gambar 2.











Gambar 2. Rata-rata jumlah daun tanaman mawar umur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam akibat perlakuan lama perendaman

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan lama perendaman dalam larutan Rootone-F berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman mawar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan pada tinggi tanaman mawar  berpengaruh sangat nyata pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam, dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 30 hari setelah tanam (HST). Perlakuan lama perendaman M3(45 Menit) dalam larutan Rootone-F merupakan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan stek mawar.
5.2 Saran
            Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk mengunakan Rootone-F dengan lama perendaman 45 menit pada penyetekan mawar, serta melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan ZPT lain untuk mendapatkan hasil pertumbuhan stek mawar yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Bangtani. 2002. Budidaya Mawar Sang Legenda. http:/bangtani.blogspot.com/ diakses 28 November 2015
Dwidjoseputro, D. 1986. Pengatur Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Indriwuu. Blogsport.co.id/2009/10/bab1-pendahuluan.html. diakses 25 Oktober 2015
Lukitan, B. 2006. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja grapindo. Persada. Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2005. Pupuk Akar Jenis Dan Aplikasinya. Penebar. Swadaya. Jakarta
Nilawati. R. 2002. Peranan Auksin Dan Pemanasan Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.
Novita L. 2008. Induksi perakaran pada tanaman mawar (rosa hybrid) secara in vitro. [terhubung berkala]. http//digilib.biologi.lipi.go.id/view.html? diakses 25 0ktober 2015.
Rukmana. R. 1995. Mawar. Kanisius. Yokyakarta.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Institut Teknologo Bandung. Bandung.
Weaver, R.J. 1997. Plant Growth In Agricultur. Freeman and Co. San Fransisco.


Lampiran 1.  
BAGAN PERCOBAAN
 



















Lampiran 2. Tinggi Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
-Ratarata
1
2
3
4
5
M0
8.8
7.8
7.5
10
11
45.1
9.02
M1
11
11
10
8
12
52
10.4
M2
10
10
7
10
10
47
9.4
M3
8
6
8
10
10
42
8.4
Total
37.8
34.8
32.5
38
43
186.1
Ó® = 9,30


Lampiran 3. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akabat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
1655.619
551.87
243.06**
0.82
2.46
Acak
16
36.33
2.27
Total
19

KK = 16,19
Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata








Lampiran 4. Tinggi Tanaman Mawar Umur 20 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
4
5
M0
9.5
12
13
10
12
56.5
11.3
M1
11.5
12
10
12
12
57.5
11.5
M2
9
10
8
11
9
47
9.4
M3
8
10
8
8
10
44
8.8
Total
38
44
39
41
43
205
Ó® = 10,25


Lampiran 5. Analisis Sidik Ragam Tanaman Mawar Umur 20 Hari Serelah Tanam (HST) Akibat Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
2023.63
674.55
495.07**
0.82
2.46
Acak
16
21.8
1.36
Total
19
2045.43

KK = 11,39
Keterangan : ** Berpengaruh Sangat Nyata






Lampiran 6. Tinggi Tanaman Mawar 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
4
5
M0
9.6
11
13
10.5
9
44.1
11.3
M1
11.5
11
10
13
10
45.5
11.38
M2
9
9
8
10
10
36
9
M3
8
10
8
9
10
45
9
Total
38.1
41
39
42.5
39
170.6
Ó® = 9,98


Lampiran 7. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Pengaruh Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
11.99
4.00
0.11*
0.82
2.46
Acak
16
563.45
35.22
Total
19
575.44

KK = 59,46
Keterangan : * =  Berpengaruh  Nyata






Lampiran 8. Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
4
5
M0
1
2
2
1
1
7
1.4
M1
1
1
1
1
1
5
1
M2
1
1
1
1
1
5
1
M3
1
1
1
1
1
5
1
Total
4
5
5
4
4
22
Ó® = 1.1


Lampiran 9. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 10 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
23.59
7.86
104.84**
0.82
2.46
Acak
16
1.2
0.08
Total
19
24.79

KK =  24, 90
Keterangan = ** = berpengaruh sangat nyata




Lampiran 10. Jumlah daun tanaman mawar umur 20 hari setelah tanam (HST) akibat perlakuan lama perendaman
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
4
5
M0
2
4
4
1
2
13
2.6
M1
1
1
1
2
1
6
1.2
M2
1
2
1
1
1
6
1.2
M3
1
1
1
1
1
5
1.0
Total
5
8
7
5
5
30
Ó® = 1,5


Lampiran 11. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 20 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
50.95
16.98
30.88**
0.82
2.46
Acak
16
8.8
0.55
Total
19
59.75

KK = 49,44
Keterangan = ** = Berpengaruh Sangat Nyata






Lampiran 12. Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
4
5
M0
1
3
1
2
1
8
1.6
M1
2
1
2
3
1
9
1.8
M2
1
3
1
1
2
8
1.6
M3
1
1
1
1
1
5
1
Total
5
8
5
7
5
30
Ó® = 1.5



Lampiran 13. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) Akibat Perlakuan Lama Perendaman.
SK
db
JK
KT
F Hitung
F Tabel
5%
1%
Perlakuan
3
1.80
0.60
1.04*
0.82
2.46
Acak
16
9.2
0.58
Total
19
11.00
                                                                                                                                   
KK = 50,55
Keterangan : * Berpengaruh  Nyata








Description: I:\Foto PKL\IMG_20151220_183736.jpg
Gambar 1. Pengisian polybag untuk media tanam



Description: I:\Foto PKL\IMG_20151220_183733.jpg
Gambar 2. Persiapan Media Tanam



Description: C:\Users\Acer\Documents\IMG_20151115_182410.jpg
Gambar 3 Tanaman Tawar pada hari pertama tanam



Description: I:\Foto PKL\IMG_20151220_183748.jpg
Gambar 4. Tanaman Mawar pada umur 10 HST



Description: I:\Foto PKL\IMG_20151220_183751.jpg
Gambar 5 Tanaman Mawar umur 20 HST



Description: I:\Foto PKL\IMG_20151220_183754.jpg
Gambar 6. Tanaman Mawar pada umur 30 HST