BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu
kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ terdiri dari berbabagai
organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya
diperlukan adanya hubungan atau kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak
alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem
pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem
koordinasi (Lita, 2006).
Tubuh manusia dikendalikan oleh
sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni
dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem
saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan
saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan
rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut (Kus
Irianto, 2004).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2.
Bagaimana pembagian sistem saraf ?
3.
Bagaimana penyusun sistem saraf ?
4.
Bagiamana mekanisme jalannya impuls pada
sistem saraf?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian sistem saraf.
2.
Mengetahui pembagian sistem saraf.
3.
Mengetahui penyusun sistem saraf.
4.
Mengetahui mekanisme jalannya impuls
pada sistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Saraf
Sistem
saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dansaling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkandan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem
tubuhyang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh
lainnya,karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai systemtubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalamsystem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami,
belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja
integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan
tingkah laku individu.Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel
penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut
demikian erat dan terintergrasi satu sama lain nya sehingga bersama-sama
berfungsi sebagai satu unit.
B. Fungsi
Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali
alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai
Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara
tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi :
mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita
akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh
kita.
2. Sebagai
Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur
kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya.
Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan
dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai
Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali
atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh
alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat
tubuh kita.
C. Fisiologi
Sistem Saraf
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh
sistem saraf. Secara umum sistem saraf mengendlikan aktivitas tubuh yang cepat
seperti kontraksi otot. Daya kepekan dan daya hantaran merupakan sifat utama
dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsangan ini
disebut dengan stimulus. Reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Dengan
perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melalui tonjolan protoplasma
dari satu sel berupa benang atau serabut. Sel ini dinamakan neuron.
Kemampuan
khusus yang dimiliki oleh sel saraf
seperti iritabilita, sensitivitas terhadap stimulus, konduktivitas, dan
kemampuan mentranmisi suatu respon terhadap stimulus diatur oleh sistem saraf
melalui 3 cara yaitu:
1. Input
sensoris yaitu menerima sensasi atau stimulus melalui respor yang terletak di
tubuh, baik eksterneal maupun internal.
2. Akivitas
intergratif yaitu respons mengubah stimulus mnjdi impuls listrik yang mejalar
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, kemudian
menginterpretasikan stimulus sehingga respons terhadap informasi dapat terjadi.
3. Out put
yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari
otak dan kelenjar yang disebut dengan efektor
D. Bagian
– Bagian Sel Saraf
Sel saraf
terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung
1) Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf
yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan
metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen
berikut :
1) Satu
nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak
dapat bereplikasi.
2) Badan
nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril
yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya
jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma
yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke
sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal,
yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls
menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke
badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Gambar 2.1 Stuktur Neuron
2) Sel
Neuroglia
Neuroglia (berasal dari
nerve glue) mengandung berbagai macam se yang secara keseluruhan menyokong,
melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis,
sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar
sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang
berhasil diindentifikasi yaitu :
a)
Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus. Badan
sel astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir
pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk
dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus
mengadakan pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan
transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf terlindungi dari
substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah, tetapi fungsinya
sebagai sawar darah otak tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut,
karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar
darah otak.
b)
Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung
jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan
dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga
terbentuk selubung myelin.
c)
Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d)
Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel
sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus
ventrikel otak,
3)
Selaput
Myelin
Merupakan suatu
kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin
menghalangi aliran Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hamper
sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan
terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier, Tonjolan
saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin atau tidak bermielin.
Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam
sistem saraf pusat dinamakan massa putih (substansia
Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea).
Myelin ini berfungsi
dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang serabut yang
tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat” dari nodus ke nodus
lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Hal terpenting dalam
peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf dapat terlihat dengan
mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin disana. Pada
orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi serabut
saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan
kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama
sekali.
Gambar
2.4 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier
1.
Synaps
Synaps
merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan
organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu impuls
dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara satu
neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic cleft).
Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron prasinaptik
dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron postsinaptik.
Gambar
3 Sinaps dari Neuron
Sinaps sangat
rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :
1. Alkalosis
Diatas PH normasl 7,4 meningkatkan
eksitabilitas neuronal. Pada PH 7,8 konvulsi dapat terjadi karena neuron sangat
mudah tereksitasi sehingga memicu output secara spontan.
2. Asidosis
Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan
penurunan yang sangat besar pada output neuronal. Penurunan 7,0 akan
mengakibatkan koma.
3. Anoksia
Atau biasa yang disebut deprivasi
oksigen, mengakibatkan penurunan eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa
detik.
4. Obat-obatan
Dapat meningkatkan atau menurunkan
eksitabilitas neuronal.
o
Kafein menurunkan ambang untuk
mentransmisi dan mempermudah aliran impuls.
o
Anestetik local (missal novokalin dan
prokain) yang membekukan suatu area dapat meningkatkan ambang membrane untuk
eksitasi ujung saraf.
o
Anastetik umum menurunkan aktivasi
neuronal di seluruh tubuh.
2.
Impuls
Saraf
Impuls yang diterima oleh reseptor dan
disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada
efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah
gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai
berikut.
Impuls
> Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor
(Otot)
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak
disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak..
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
1) Terangkatnya
kaki jika terinjak sesuatu.
2) Gerakan
menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
3) Menutup
hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
4) Gerakan
tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
5) Gerakan
tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
E. Pembagian
Sistem Saraf
Gambar 5 Pembagian Sistem Saraf
Sistem saraf
dibagi dua yakni :
a.
Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla
Spinalis.
b.
Saraf Tepi
F. Saraf
Pusat Manusia
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh
kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua
organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum
tulang belakang.
Otak manusia
merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara
itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan
sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi
keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam
keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Cairan
ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan
benturan.
Selaput ini terdiri
atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Piamater.
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
2.
Arakhnoid.
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
3. Duramater.
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater
dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan
adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan
dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges,
baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
Gambar 6 Lapisan Otak
1) Otak
Otak merupakan organ yang telah
terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2% dari
total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar
neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai
dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi
berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin
berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke
dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan)
dinamakan girus.
Otak
mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial.
Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman.
Gambar 6.1 Otak
a) Prosencephalon
Prosencephalon
terdiri atas cerebrum, talamus, dan hipotalamus.
1)
Cerebrum
Merupakan bagian terbesar dari
otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu
merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima
dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri
atas dua belahan (hemisfer),
yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur
kerja organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer
otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja
organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah
yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi
kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir
logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.
Gambar 6.1.1 Belahan pada Prosencephalon
2)
Talamus
Mengandung badan sel neuron yang
melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa
kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat
menekan suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus
menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan
ditanggapi.
3) Hipotalamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan
mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu
tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus
juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh
obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada
bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai
jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur
dan bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut
telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber
kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari
(hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati
dari model torso
Gambar
6.3.1 Pembagian Fungsi pada Cerebrum
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas
yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah
informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan
impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan
impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan
bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
b) Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian terkecil
otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan
motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Mesencephalon terletak di permukaan bawah
cerebrum. Pada mesencephalon
terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian mesencephalon, banyak
diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi
kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai
pusat relaksasi, bagian mesencephalon
banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Myelencephalon
Myelencephalon tersusun atas cerebellum,
medula oblongata, dan pons varoli. Myelencephalon
berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Myecenphalon akan mengintegrasikan impuls
saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja myelencephalon berhubungan dengan sistem
keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di
telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri
dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian cerebrum akan
diterima oleh cerebellum
melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian cerebellum terdapat saluran yang
menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula
oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut
jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk.
Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh
karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Gambar Cerebellum, pons varoli, dan medula
oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain
berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan
pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar
dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan
pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula
oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang
mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula
oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).
2) Medulla Spinalis
medulla spinalis merupakan
perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat
yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,medula spinalis juga dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Medula
spinalis memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila medula spinalis ini mengalami
cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya,
bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota
gerak bawah (kaki).
Secara anatomis, medula spinalis merupakan kumpulan sistem
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
atau biasa disebut medulla spinalis ini,
merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang
belakang yang melindungi medula
spinalis ini adalah sebagai berikut:
Medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7
pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang
dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus
Gambar Medula Spinalis
1)
Vertebra
Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk
daerah tengkuk.
2)
Vertebra
Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3)
Vertebra
Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
4)
Vertebra
Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5)
Vertebra
koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging)
3.
Saraf
Tepi Manusia
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut
saraf otak dan serabut saraf medula
spinalis. Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf medula spinalis
keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan
menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik
yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf
tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja
atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara,
maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf
kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari
sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik
dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai
berikut.
a) Saraf
olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf
okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf
trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami
tentang jenis-jenis saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar
(Otonom)
Sistem saraf ini bekerja
tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat.
Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat
pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata
sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali
fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus
dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang
telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata,
dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf otonom ini dibedakan
menjadi dua.
1. Saraf
Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang
belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun
ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara
lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus.
Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
2. Sistem
Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi
kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik
memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata,
memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan
mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu
berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
Gambar Saraf
Parasimpatik dan Simpatik
G. Penyakit
yang berhubungan dengan SistemSaraf
1.
Stroke
Stroke adalah kematian sel-sel otak disertai
fungsinya karena terganggunyaaliran darah di otak. Penyakit ini seringkali
disebabkan oleh tekanan darahtinggi yangmenyebabkan pecahnya pembuluh darah di
otak. Selain itu,atheroskeosis juga dapat menyebabkan penyumabatan pembuluh
darah diotak. Gejala penyakit ini bervariasi bergantung pada hebatnya stoke dan
daerah otak yang terkena, misalnya pusing-pusing, sulit bicara, tidak
melihat, pingsan, lumpuh sebelah, bahkan kematian.
2.
Tumor Otak
Penyakit ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan liar
dari sel-sel saraf,maupun jaringan penyokongnya. Adanya pertumbuhan
tersebutmengakibatkan berbagai gangguan, mulai dari pusing-pusing,
kesulitan berjalan, kehilangan memori/ingatan, sampai kematian.
3.
Ayan (Epilepsi)
Penyakit ini ditandai
dengan timbulnya kejang-kejang yang tidak terkendali.Penderita epilepsy tidak
diperkenankan berada di dekat lokasi yang berbahaya, seperti tepian sungai, sumur, dan telaga. Bila berada di lokasitersebut
dan mengalami kekambuhan, dikawatirkan akan tenggelam karenatidak mampu
mengendalikan gerakan tubuhnya. Belum ada sebab yang jelasmengapa penyakit ini
bis timbul, namun melihat gejala kejang tersebut,diduga ada gangguan pada otak
daerah motorik yang mengatur gerakan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf
adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan
satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas
milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya,
neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan
bentuknya, neuron dapat dibagi menjadi neuron unipolar, bipolar dan multipolar.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem
saraf pusat dan saraf tepi. Lapisan pada sistem saraf yakni :
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti
sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di
antara piamater dan duramater.
c) Duramater.
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater
dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Fungsi dari cairan ini yakni memberikan
dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan
ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar
metabolit-metabolit
Sistem
saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik
gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan
sumsum tulang belakang.
Saraf tepi
terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang
(spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut
saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap
pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke
hidung, mata, telinga, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Feriyawati, Lita. 2006.
Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam
Regulasi Kontraksi Otot Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran USU.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung:
Sekolah Tinggi Farmasi.
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal.
Medan: Fakultas Kedokteran USU.
Lauralee,
Sherwood,2001, Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta:
Graha Ilmu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu
kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ terdiri dari berbabagai
organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya
diperlukan adanya hubungan atau kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak
alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem
pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem
koordinasi (Lita, 2006).
Tubuh manusia dikendalikan oleh
sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni
dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem
saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan
saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan
rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut (Kus
Irianto, 2004).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2.
Bagaimana pembagian sistem saraf ?
3.
Bagaimana penyusun sistem saraf ?
4.
Bagiamana mekanisme jalannya impuls pada
sistem saraf?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian sistem saraf.
2.
Mengetahui pembagian sistem saraf.
3.
Mengetahui penyusun sistem saraf.
4.
Mengetahui mekanisme jalannya impuls
pada sistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Saraf
Sistem
saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dansaling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkandan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem
tubuhyang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh
lainnya,karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai systemtubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalamsystem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami,
belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja
integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan
tingkah laku individu.Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel
penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut
demikian erat dan terintergrasi satu sama lain nya sehingga bersama-sama
berfungsi sebagai satu unit.
B. Fungsi
Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali
alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai
Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara
tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi :
mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita
akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh
kita.
2. Sebagai
Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur
kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya.
Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan
dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai
Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali
atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh
alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat
tubuh kita.
C. Fisiologi
Sistem Saraf
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh
sistem saraf. Secara umum sistem saraf mengendlikan aktivitas tubuh yang cepat
seperti kontraksi otot. Daya kepekan dan daya hantaran merupakan sifat utama
dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsangan ini
disebut dengan stimulus. Reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Dengan
perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melalui tonjolan protoplasma
dari satu sel berupa benang atau serabut. Sel ini dinamakan neuron.
Kemampuan
khusus yang dimiliki oleh sel saraf
seperti iritabilita, sensitivitas terhadap stimulus, konduktivitas, dan
kemampuan mentranmisi suatu respon terhadap stimulus diatur oleh sistem saraf
melalui 3 cara yaitu:
1. Input
sensoris yaitu menerima sensasi atau stimulus melalui respor yang terletak di
tubuh, baik eksterneal maupun internal.
2. Akivitas
intergratif yaitu respons mengubah stimulus mnjdi impuls listrik yang mejalar
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, kemudian
menginterpretasikan stimulus sehingga respons terhadap informasi dapat terjadi.
3. Out put
yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari
otak dan kelenjar yang disebut dengan efektor
D. Bagian
– Bagian Sel Saraf
Sel saraf
terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung
1) Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf
yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan
metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen
berikut :
1) Satu
nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak
dapat bereplikasi.
2) Badan
nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril
yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya
jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma
yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke
sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal,
yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls
menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke
badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Gambar 2.1 Stuktur Neuron
2) Sel
Neuroglia
Neuroglia (berasal dari
nerve glue) mengandung berbagai macam se yang secara keseluruhan menyokong,
melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis,
sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar
sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang
berhasil diindentifikasi yaitu :
a)
Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus. Badan
sel astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir
pada pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk
dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus
mengadakan pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan
transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf terlindungi dari
substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah, tetapi fungsinya
sebagai sawar darah otak tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut,
karena diduga celah endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar
darah otak.
b)
Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung
jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan
dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga
terbentuk selubung myelin.
c)
Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d)
Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel
sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus
ventrikel otak,
3)
Selaput
Myelin
Merupakan suatu
kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin
menghalangi aliran Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hamper
sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan
terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier, Tonjolan
saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin atau tidak bermielin.
Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam
sistem saraf pusat dinamakan massa putih (substansia
Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea).
Myelin ini berfungsi
dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang serabut yang
tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat” dari nodus ke nodus
lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Hal terpenting dalam
peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf dapat terlihat dengan
mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin disana. Pada
orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi serabut
saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan
kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama
sekali.
Gambar
2.4 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier
1.
Synaps
Synaps
merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan
organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu impuls
dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang antara satu
neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic cleft).
Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron prasinaptik
dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron postsinaptik.
Gambar
3 Sinaps dari Neuron
Sinaps sangat
rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :
1. Alkalosis
Diatas PH normasl 7,4 meningkatkan
eksitabilitas neuronal. Pada PH 7,8 konvulsi dapat terjadi karena neuron sangat
mudah tereksitasi sehingga memicu output secara spontan.
2. Asidosis
Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan
penurunan yang sangat besar pada output neuronal. Penurunan 7,0 akan
mengakibatkan koma.
3. Anoksia
Atau biasa yang disebut deprivasi
oksigen, mengakibatkan penurunan eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa
detik.
4. Obat-obatan
Dapat meningkatkan atau menurunkan
eksitabilitas neuronal.
o
Kafein menurunkan ambang untuk
mentransmisi dan mempermudah aliran impuls.
o
Anestetik local (missal novokalin dan
prokain) yang membekukan suatu area dapat meningkatkan ambang membrane untuk
eksitasi ujung saraf.
o
Anastetik umum menurunkan aktivasi
neuronal di seluruh tubuh.
2.
Impuls
Saraf
Impuls yang diterima oleh reseptor dan
disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada
efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah
gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai
berikut.
Impuls
> Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor
(Otot)
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak
disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak..
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
1) Terangkatnya
kaki jika terinjak sesuatu.
2) Gerakan
menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
3) Menutup
hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
4) Gerakan
tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
5) Gerakan
tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
E. Pembagian
Sistem Saraf
Gambar 5 Pembagian Sistem Saraf
Sistem saraf
dibagi dua yakni :
a.
Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla
Spinalis.
b.
Saraf Tepi
F. Saraf
Pusat Manusia
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh
kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua
organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum
tulang belakang.
Otak manusia
merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara
itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan
sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi
keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam
keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Cairan
ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan
benturan.
Selaput ini terdiri
atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Piamater.
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
2.
Arakhnoid.
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
3. Duramater.
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater
dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan
adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan
dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges,
baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
Gambar 6 Lapisan Otak
1) Otak
Otak merupakan organ yang telah
terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2% dari
total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar
neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai
dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi
berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin
berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke
dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan)
dinamakan girus.
Otak
mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial.
Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman.
Gambar 6.1 Otak
a) Prosencephalon
Prosencephalon
terdiri atas cerebrum, talamus, dan hipotalamus.
1)
Cerebrum
Merupakan bagian terbesar dari
otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu
merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima
dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri
atas dua belahan (hemisfer),
yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur
kerja organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer
otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja
organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah
yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi
kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir
logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.
Gambar 6.1.1 Belahan pada Prosencephalon
2)
Talamus
Mengandung badan sel neuron yang
melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa
kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat
menekan suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus
menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan
ditanggapi.
3) Hipotalamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan
mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu
tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus
juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh
obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada
bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai
jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur
dan bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut
telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber
kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari
(hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati
dari model torso
Gambar
6.3.1 Pembagian Fungsi pada Cerebrum
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas
yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah
informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan
impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan
impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan
bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
b) Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian terkecil
otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan
motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Mesencephalon terletak di permukaan bawah
cerebrum. Pada mesencephalon
terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian mesencephalon, banyak
diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi
kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai
pusat relaksasi, bagian mesencephalon
banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Myelencephalon
Myelencephalon tersusun atas cerebellum,
medula oblongata, dan pons varoli. Myelencephalon
berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Myecenphalon akan mengintegrasikan impuls
saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja myelencephalon berhubungan dengan sistem
keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di
telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri
dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian cerebrum akan
diterima oleh cerebellum
melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian cerebellum terdapat saluran yang
menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula
oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut
jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk.
Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh
karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Gambar Cerebellum, pons varoli, dan medula
oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain
berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan
pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar
dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan
pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula
oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang
mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula
oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).
2) Medulla Spinalis
medulla spinalis merupakan
perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat
yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras,medula spinalis juga dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Medula
spinalis memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila medula spinalis ini mengalami
cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya,
bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota
gerak bawah (kaki).
Secara anatomis, medula spinalis merupakan kumpulan sistem
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
atau biasa disebut medulla spinalis ini,
merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang
belakang yang melindungi medula
spinalis ini adalah sebagai berikut:
Medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7
pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang
dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus
Gambar Medula Spinalis
1)
Vertebra
Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk
daerah tengkuk.
2)
Vertebra
Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3)
Vertebra
Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
4)
Vertebra
Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5)
Vertebra
koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging)
3.
Saraf
Tepi Manusia
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut
saraf otak dan serabut saraf medula
spinalis. Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf medula spinalis
keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan
menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik
yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf
tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja
atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara,
maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf
kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari
sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik
dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai
berikut.
a) Saraf
olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf
okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf
trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami
tentang jenis-jenis saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar
(Otonom)
Sistem saraf ini bekerja
tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat.
Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat
pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata
sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali
fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus
dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang
telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata,
dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf otonom ini dibedakan
menjadi dua.
1. Saraf
Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang
belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun
ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara
lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus.
Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
2. Sistem
Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi
kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik
memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata,
memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan
mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu
berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
Gambar Saraf
Parasimpatik dan Simpatik
G. Penyakit
yang berhubungan dengan SistemSaraf
1.
Stroke
Stroke adalah kematian sel-sel otak disertai
fungsinya karena terganggunyaaliran darah di otak. Penyakit ini seringkali
disebabkan oleh tekanan darahtinggi yangmenyebabkan pecahnya pembuluh darah di
otak. Selain itu,atheroskeosis juga dapat menyebabkan penyumabatan pembuluh
darah diotak. Gejala penyakit ini bervariasi bergantung pada hebatnya stoke dan
daerah otak yang terkena, misalnya pusing-pusing, sulit bicara, tidak
melihat, pingsan, lumpuh sebelah, bahkan kematian.
2.
Tumor Otak
Penyakit ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan liar
dari sel-sel saraf,maupun jaringan penyokongnya. Adanya pertumbuhan
tersebutmengakibatkan berbagai gangguan, mulai dari pusing-pusing,
kesulitan berjalan, kehilangan memori/ingatan, sampai kematian.
3.
Ayan (Epilepsi)
Penyakit ini ditandai
dengan timbulnya kejang-kejang yang tidak terkendali.Penderita epilepsy tidak
diperkenankan berada di dekat lokasi yang berbahaya, seperti tepian sungai, sumur, dan telaga. Bila berada di lokasitersebut
dan mengalami kekambuhan, dikawatirkan akan tenggelam karenatidak mampu
mengendalikan gerakan tubuhnya. Belum ada sebab yang jelasmengapa penyakit ini
bis timbul, namun melihat gejala kejang tersebut,diduga ada gangguan pada otak
daerah motorik yang mengatur gerakan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf
adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan
satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas
milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya,
neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan
bentuknya, neuron dapat dibagi menjadi neuron unipolar, bipolar dan multipolar.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem
saraf pusat dan saraf tepi. Lapisan pada sistem saraf yakni :
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti
sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di
antara piamater dan duramater.
c) Duramater.
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater
dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Fungsi dari cairan ini yakni memberikan
dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan
ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar
metabolit-metabolit
Sistem
saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik
gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan
sumsum tulang belakang.
Saraf tepi
terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang
(spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut
saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap
pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke
hidung, mata, telinga, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Feriyawati, Lita. 2006.
Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam
Regulasi Kontraksi Otot Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran USU.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung:
Sekolah Tinggi Farmasi.
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal.
Medan: Fakultas Kedokteran USU.
Lauralee,
Sherwood,2001, Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta:
Graha Ilmu.
No comments:
Post a Comment