BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dunia kesehatan tentu tidak asing lagi dengan
kata istilah “pasien” yang mana kata itu merujuk kepada seseorang yang
mengalami gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan dari pihak medis untuk
merangsang proses pemulihan agar seseorang tersebut sehat kembali.
Lalu penanganan
bagaimana yang harus dilakukan pihak medis agar pasien mereka dapat merasakan
kenyamanan terhadap penanganan mereka? Tentunya hal tersebut tidak mudah untuk
dilakukan.
Dalam asuhan
keperawatan,menurut Sister Calista Roy (1984) sebagai penerimaan asuhan
keperawatan adalah individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat yang di pandang
sebagai “Holistic Adaftif System” dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan.Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai
peningkatan dari respon adaptasi ke empat model adaptasi.Kondisi seseorang
sangat ditentukan oleh tingkat adaptasinya,yaitu apakah seseorang berespon
secara positif terhadap rangsang interna dan eksterna.
Untuk menjadi tenaga
medis bukan hal yang mudah karna kita harus pandai menyesuaikan diri juga
berinteraksi dengan pasien agar pasien dapat merasa nyaman dengan tindakan
medis yang kita lakukan terhadap diri
mereka.Juga dalam hal melakukan setiap tindakan medis terdapat beberapa langkah
atau pun bagian yang harus diperhatikan juga penuh ketelitian dalam
melakukannya.Permasalahan yang sering kita temui yakni tidak sedikit dari
mereka (pasien) merasa kurang puas terhadap tingkat pelayanan yang disiapkan
oleh para tenaga medis.Dalam hal ini tentunya kita harus lebih pandai lagi
menyesuaikan diri agar tindakan medis yang dilakukan dapat diterima dengan baik
juga pasien dapat merasa senang dengan pelayanan yang dilakukan oleh pihak
medis.Terlepas dari proses adaptasi tentu pihak medis juga harus melakukan
tindakan yang sesuai dengan ajaran medis yang telah dipelajari agar tidak
menimbulkan kekeliruan dan juga dapat berakibat fatal bagi pasien.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan gangguan
aktivitas?
2.
Apa saja alat yang diperlukan untuk
memindahkan pasien dari bad ke kursi roda?
3.
Bagaimana cara memindahkan pasien dari
bad ke kursi roda?
4.
Apa yang dimaksud dengan penerimaan
pasien baru?
5.
Hal apa saja yang harus diperhatikan
dalam penerimaan pasien baru?
6.
Tujuan penerimaan pasien baru?
7.
Posisi apa saja yang termasuk posisi
pasien pada umumnya di dunia medis?
8.
Tujuan posisi pasien?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
memberi informasi kepada pembaca terkait dengan
ganguan aktifitas,penerimaan pasien baru,memindahkan pasien dari bad ke
kursi roda juga mengenai posisi pasien
2. Menyelesaikan
tugas pada mata kuliah “KEBUTUHAN DASAR MANUSIA”
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Gangguan
Kebutuhan Aktivitas
1. Definisi
Menurut (hariana, 2019)
Aktivitosadalan Suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidul. Salan Sam tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan Seseorang thelakukan aktivitas Seperti berdiri, berJaian dan bekerja.
Jadi dapat diartikan banwa gangguan
aktivitas merupakan ketidak mampu an Seseorang untuk melakukan kegiatan dalam
Memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Etiologi
Menurut (hidayat, 2014)
Punyobabgongguan aktivitas adalah sbb:
a.
Kelanan Postur
b.
Gangguan Perkembangan Otot
c.
kerusakan Sistem Sarat Pusat.
d.
trauma langsung Pada Sistem muskuloskeletal
/ Neuromuscular
e.
kelakuan Otot.
f.
Manifestasi kunik
g.
Pato Fisiologi
ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut.
a.
kerusakan otot.
b.
Gangguan Pada Skelet
c.
Gangguan Pada Sistem Persyaratan.
3. Pemerasaan Penunjang.
4. Kompukasi
5. Pena falak Saraan
B.
Menerima
Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam
menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan.
Tujuan penerimaan
pasien baru:
·
Meneima dan menyambut kedatangan pasien
dengan hangat dan ramah
·
Meningkatkan komunikasi antara tenaga
kesehatan dengan pasien
·
Mengetahui kondisi dan keadaan pasien
secara umum
·
Menurunkan tingkat kecemasan pasien pada
saat masuk RS
1. Tata cara penerimaan pasien
a. Tahap
pra penerimaan pasien baru
·
Menyiapkan kelengkapan administrasi
·
Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai
pesanan
·
Menyiapkan format penerimaan pasien baru
·
Menyiapkan format pengkajian
·
Menyiapkaninformedconsent
sentralisasi/pengelolaan obat
·
Menyiapkan nursing kit
·
Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung ruangan
·
Menyiapkan lembar hak dan kewajiban
pasien
·
Menyiapkan kartu penunggu
·
Menyiapkan kuisioner kepuasan pasien
b. Tahap
pelaksanaan penerimaan pasien baru
·
Pasien datang di ruangan diterima oleh
kepala ruangan/KaTim/perawat yang diberi delegasi
·
Perawat memperkenalkan diri kepada klien
dan keluarganya.
·
Perawat menunjukkan kamar tempat tidur
klien dan mengantar ke tempat yang telahditetapkan. d.Perawat bersama karyawan
lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan
branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
·
Perawat melakukan pengkajian terhadap
pasien sesuai dengan format
·
Perkenalkan pasien baru dengan pasien
baru yang sekamar.
·
Setelah pasien tenang dan situasi sudah
memungkinkan perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
orientasi ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwalvisite), dan
tata tertib ruangan.
·
Perawat menanyakan kembali tentang
kejelasan informasi yang telah disampaikan
·
Apabila pasien atau keluarga sudah
jelas, maka diminta untuk menandatangani informedconcent sentralisasi obat.
·
Perawat menyerahkan kepada pasien lembar
kuesioner tingkat kepuasan pasien.
2. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
·
Pelaksanaan secara efektif dan efisien
·
Dilakukan oleh kepala ruangan atau Katim
atau perawat assosiate yang telah diberi wewenang /delegasi.
·
Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi
klien
·
Ajak pasien dan keluarga komunikasi yang
baik dan berikan sentuhan terapeutik
3.
Peran
Perawat Dalam Penerimaan Pasien Baru
a) Kepala
ruangan
·
Menerima pasien baru
b) Ketua
Tim
·
Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
·
Menandatangani lembar penerimaan pasien
baru
·
Melakukan pengkajian pada pasien baru
·
Mengorientasikan klien pada ruangan
·
.Memberi penjelasan tentang perawat dan
dokter yang bertanggung jawab
·
Memberikan penjelasan tentang
sentralisasi obat pada pasien
·
Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
c)
Perawat associate
·
Membantu KaTim dalam pelaksanaan
penerimaan pasien baru
C. Memindahkan
Pasien Dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
1. Pengertian
Memindahkan pasien yang
tidak dapat atau tidak boleh berjalan. dilakukan dari tempat yang satu ketempat
yang lain.
2. Tujuan
·
Mengurangi atau menghindarkan pergerakan
pasien sesuai dengan keadaan fisiknya.
·
Memberikan rasa nyaman pada pasien.
·
Memenuhi kebutuhan konsultasi atau
pindah ruangan.
3. Persiapan
Alat
·
kursi roda dan selimut.
4. Prosedur
Pelaksanaan
·
memberitahu kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
·
mencuci tangan.
·
meletakkan kursi roda sejajar dengan
tempat tidur.
·
mengunci kurst roda dan membuka sandaran
kaki.
·
kedua kaki pasien digeser ke pinggir
tempat tidur dan dibantu untuk duduk dengan kaki menjuntal.
·
bantu pasien untuk berdiri, kemudian
bergerak bersama menuju kursi roda.
·
bantu pasien untuk duduk dan meminta
pasien untuk membelakangi kursi roda
·
meletakkan kedua tangan pastendiatas
lengan kurst roda atau tetap pada bahu perawat.
·
minta pasten untuk menggeser duduknya
sampal pada posisi yang paling aman.
·
turunkan tatakan kaki dan letakkan kedua
kaki pasien di atasnya.
·
cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
D. Memposisikan
Pasien
Posisi tidur yang baik akan
membantu mendukung pemulihan pasien.Selain itu,macam-macam posisi pasien juga
dapat memudahkan dalam mengakses lokasi anatomi tertentu selama prosedur
perawatan atau pembedahan.Ada beberapa posisi pasien yang digunakan di rumah
sakit,tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing individu.
Macam macam posisi pasien saat
dalam perawatan medis antara lain posisi fowler,dorsal recumbent,knee
chest,lateral,litotomi,sims dan trendelenburg.
1.
Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi pasien paling umum baik untuk pasien rawat inap maupun pasien
IGD.Untuk melakukan posisi fowler,pasien diposisikan berbaring setengah duduk
dengan kepala tempat tidur membentuk sudut antara 45 hingga 60 derajat dan
lutut lurus atau sedikit ditekuk.
·
Posisi pasien ini dapat digunakan pada
pasien dengan gangguan pernafasan ringan hingga sedang serta penempatan selang
orogastrik dan nasogastik.
·
Dapat memaksimalkan ekspansi
dada,meminimalkan ketegangan otot perut,meminimalkan efek gravitasi pada
dinding dada.
2.
Posisi dorsal recumbent
Pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai
ditekuk dan sedikit diregangkan sementara kedua telapak kaki menapak pada
kasur.
·
Posisi pasien ini dapat digunakan pada
saat pemeriksaan ginekologi atau urologi,pengobatan uretra dan kandung kemih
serta saat sedang melahirkan.
·
Posisi doral recumbent berguna
memberikan rasa nyaman serta memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan
seperti colok dubur,palpasi perut atau irigasi vagina.
3.
Posisi knee chest
Ini adalah posisi pasien dengan sikap menungging
dimana kedua kaki ditekuk dandada menempel pada kasur.
·
Posisi ini berguna memudahkan
pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid
·
Posisi ini dapat diterapkan pada pasien
yang memerlukan tindakan sigmoidoscopy dan rectoscopy
4. Posisi
lateral
Posisi pasien yang terbaring miring dengan paha dan
lutut menekuk ke arah depan.
·
Kegunaannya untuk memudahkan pengaliran
mucus atau lendir dari mulut ke kerongkongan,serta mencegah tekanan pada sacrum
di area punggung bawah dan tumit.
·
Dapat diterapkan pada pasien yang
terlalu lama berbaring di satu posisi,atau untuk memudahkan makan atau mandi
tanpa meninggalkan tempat tidur.Posisi pasien lateral juga mendukung pasien
yang salah satu sisi tubuhnya tidak boleh tertindih atau mengalami gangguan
sensorik dan motorik.
5.
Posisi litotomi
Posisi pasien terlentang dengan kaki diangkat
sekitar 30 hingga 45 derajat di atas bagian perut dengan lutut ditekuk.Bagian
lutut biasanya akan disandarkan di bagian ujung kasur.
Posisi ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan
genital,pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR),proses persalinan atau
selama operasi ginekologi,rektal,dan urologis.
6.
Posisi sims
Ini adalah posisi setengah telungkup dengan salah
satu kaki ditekuk ke arah depan dan satunya lagi lurus.
·
Posisi pasien ini berguna memudahkan
dalam melakukan prosedur ataupun pemeriksaan di daerah perineum yang merupakan
area di antara kelamin dan anus.
·
Bisa dilakukan untuk memudahkan pengaliran
cairan dari kerongkongan
·
Posisi ini dapat diterapkan pada
berbagai kondisi termasuk pasien yang tidak sadar,lumpuh,atau akan melakukan
pemeriksaan perineum.
7.
Posisi
trendelenburg
Dimana bagian kepala pasien lebih
rendah dari bagian kaki atau badan.
·
Posisi ini bermanfaat memperlancar
peredaran darah ke otak dan memudahkan operasi pada bagian perut.
·
Kondisi ini dapat diterapkan pada klien
yang berada dalam keadaan syok, hipotensi dan memerlukan tindakan tertentu
seperti bronchoscopy.
Hal yang perlu diperhatikan saat mengubah posisi
pasien:
·
Jelaskan pada pasien apa yang hendak
anda lakukan,sehingga pasien dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi
·
Jika memungkinkan,naikkan tempat tempat
tidur ke tingkat yang dapat mengurangi ketegangan punggung anda.
·
Rapatkan diri anda sedekat mungkin
dengan pasien.anda dapat meletakkan lutut di atas tempat tidur jika diperlukan.
·
Letakkan salah satu tangananda di bahu
pasien dan tangan lainnya di pinggul pasien.
·
Berdiri dengan satu kaki lebih
depan.pindahkan berat badan ke kaki depan saat menarik pinggul pinggul pasien
dengan lembut.
·
Pindahkan berat badan ke kaki belakang
saat menarik pinggul pasien ke arah anda dengan lembut.pastikan pergelangan
kaki,lutut,dan siku pasien tidak bertumpu satu sama lain.
·
Pastikan kepala dan leher sejajar dengan
tulang belakang,tidak terentang ke depan,belakang,atau ke samping.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah
dipaparkan di atas,maka kami meyimpulkan bahwa tingkat kepandaian beradaptasi
antara tenaga medis dengan pasien sangatlah penting.Karena jika kurang nya
interaksi antara kedua belah pihak tersebut maka proses kerja tenaga medis
tidak maksimal.
Selain itu,dalam melakukan tindakan
medis pihak medis juga perlu mengetahui tindakan apa yang di butuhkan terhadap
setiap gejala yang dialami pasiennya.Dengan begitu para pasien juga akan merasa
nyaman dengan cara kerja tenaga medis.
B.
Saran
Mempelajari teori tentang kebutuhan
dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik keperawatan.Sebagai
perawat kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari pasien,karena ini merupakan
hal yang mendasar yang harus di penuhi.
Kita juga seharusnya bisa
memperioritaskan kebutuhan yang mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kenutuhan kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Perry,Potter
.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta.EGC
http://KDM
penerimaan klien baru
http//Prosedur
Penerimaan Pasien Baru.com
sehatq.com/artikel/po
Ensiklopedia
No comments:
Post a Comment