Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................... ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii
Bab I pendahuluan...................................................................................... 1
A
. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B
. Rumusan masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHSAN........................................................................................... 3
2.1
Pengertian Hormon .................................................................................. 3
2.2.
Sifat - sifat Hormon ................................................................................. 3
2.3 Mekanisme Kerja Hormon........................................................................ 5
2.4.
Klasifikasi Hormon................................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 12
A
. Kesimpulan............................................................................................... 12
B
. Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang Masalah
Organisme
multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi
respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang
selalu berubah.
Sistem
Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan
antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang sebagai
pembawa pesan melalui sistem stuktural yang tetap. Sistem Endokrim dimana
berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh
kelenjar spesifik, di
angkut sebagai pesan
yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya
(definisi klasik dari hormon).
Hormon
beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon
akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan sinyal.
Reseptor
protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi
ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di
antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian
sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan
perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur
produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi
pada hampir semua organisme multiselular.
- Rumusan
masalah
a) Apa
yang dimaksud dengan hormon?
b) Apa
saja sifat-sifat hormon?
c) Bagaimana
klasifikasi hormon?
d) Bagaimana
mekanisme kerja hormon?
e) Bagaimana
pengaturan produksi hormon dan faktor yang mempengaruhi
kadar hormon dalam
darah?
- Tujuan
penulisan
a. Untuk
mengetahui pengertian hormon b. Untuk
mengetahui sifat hormon
c. Untuk
mengetahui klasifikasi hormon
d. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
e.
Untuk mengetahui produksi
hormon dan faktor
yang mempengaruhi kadar hormone
dalam darah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon
Kata
hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa
tugas (chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan, dalam
jumlah yang sangat
kecil dan dibawa
oleh darah menuju
target jaringan dibagian lain
dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.
Hormon
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target , maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon
(dari bahasa yunani yaitu hman “yang menggerakan”) adalah pembawa pesan kimiawi
antarsel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular , termasuk
tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel
target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya
pengaturan produksi hormon
dilakukan oleh hipotalamus (
bagian dari otak ) . hipotalanus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelnjar pituitari , yang
juga mengotrol kelenjar-kelenjar
lain. Hipotalamus akan
memerintahkan kelenjar pituitari untuk meneksreksikan hormonnya
dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
2.2.
Sifat - sifat Hormon
1. Beberapa
hormon polipeptida dibuat sebagai prekursor yang tidak aktif.
Beberapa
hormon polipeptida, termasuk insulin dan glukagon, disintesis oleh sel-sel
endrokrin induknya sebagai prekursor yang tidak aktif, yang disebut prohormon.
Prekursor yang tidak aktif tersebut mengandung rantai polipeptida yang lebih
panjang daripada hormon aktifnya sendiri. Prohormon disimpan dalam bentuk tidak
aktif didalam sel endokrin, sering kali di dalam granula-granula sekresi, siap
untuk diubah dengan cepat menjadi bentuk-bentuk aktifnya oleh perubahan
enzimatik ketika sel tersebut menerima isyarat yang tepat.
2.
Hormon-hormon berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian
besar berumur pendek.
Hormon-hormon
berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat rendah,
berkisar dalam satuan
mikromolar (10-6 M)
sampai dengan pikomolar (10-12
M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada
kisaran milimolar, kira-kira 4x10-3 M.
Karena alasan inilah, hormon-hormon sangat sukar untuk diisolasi,
diidentifikasikan dan diukur secara akurat. Hormon didalam darah berumur
pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya tidak
diperlukan lagi, dengan
cepat hormon dijadikan tidak aktif oleh aktivitas enzim.
3. Beberapa
hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat.
Beberapa hormon
menghasilkan respon fisiologis
dan biokimiawi dengan cepat.
Beberapa menit setelah adrenalin disekresikan ke dalam aliran darah, hati
menanggapi dengan mengeluarkan glukosa ke dalam darah. Sebaliknya,
hormon-hormon tiroid atau estrogen menghasilkan respon maksimal
didalam jaringan target
setelah berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Perbedaan-perbadaan
waktu respon tersebut berkaitan dengan perbedaan dalam mekanisme aksinya.
4. Hormon
berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.
Tahap
pertama dalam kerja hormon adalah pengikatan dengan suatu molekul atauu
kumpulan molekul yang khas, yang disebut hormon reseptor, yang berlokasi pada
permukaan sel atau di dalam sitosol sel target. Reseptor untuk hormon-hormon
peptida dan amina yang larut di dalam air yang tidak segera menembus membran
sel, terletak pada permukaan luar sel target. Reseptor hormon steroid yang
larut di dalam lipida yang segera melewati plasma membran sel targetnya, adalah
protein khas yang terletak dalam sitosol sel.
5. Hormon
mungkin memiliki “pembantu pesan kedua” intraselular.
Sesaat
reseptor hormon pada atau di dalam sel target ditempati oleh molekul hormon,
reseptor itu menjalani
suatu perubahan yang
khas yang membentuk atau membebaskan molekul pembawa pesan intraseluler,
disebut “pembawa pesan kedua” (second messenger). Pembawa pesan
ini merupakan isyarat
dari reseptor hormon
ke beberrapa sistem enzim atau molekul didalam sel yang membawa
perintah-perintah yang berasal dari hormon. Pembawa pesan intraseluler dapat
mengatur reaksi enzim yang khas atau menyababkan gen atau serangkaian gen yang
tidak aktif menjadi terekspresi.
2.3 Mekanisme Kerja Hormon
Earl
Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada tahun 1950.
Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan
pembentukan glukosa oleh hati. Yang diamati pertama kali ialah bahwa reaksi
pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh hormon- hormon tersebut.
Epinefrin dan glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada penelitian
lebih lanjut Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada
reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan
panas sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP
siklik, atau adenosin 3’, 5’ monofosfat. Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik
ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis
oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
Hasil penelitian
Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja
hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:
a)
Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
b)
Penggabungan hormon dengan reseptornya
dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam
membran plasma.
c)
Peningkatan aktivitas
siklase adenil menyebabkan
meningkatnya jumlah AMP siklik
dalam sel.
d)
AMP
siklik bekerja dalam
sel untuk mengubah
kecepatan satu atau beberapa proses.
Dari
konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP
siklik sebagai berikut.
Adanya
rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada
sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan
meningkatkan aktivitas adenil
siklase yang terdapat
pada membran.Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan
peningkatan pembentukan AMP siklik
yang terdapat dalam
plasma sel yang
dapat mengubah proses di
dalam sel tersebut,
misalnya aktivitas enzim
, permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah
ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang
dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua tahap,
yaitu tahap pertama
pembentukan hormon sampai
tiba pada dinding sel atau
plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik hingga terjadinya pertumbuhan atas proses
dalam sel. Mekanisme Siklase Adenilat
Enzim
siklase adenilat mengubah ATP menjadi 3,5-adenosin monofosfat siklik, disingkat
sebagai cAMP. siklase adenilat berlokasi pada membran sel, mungkin didekat
reseptor pengikat hormon. Dengan beberapa jalan, kombinasi hormon dan
reseptornya mengaktifkan siklase adenilat, dan ATP diubah menjadi cAMP, bukti
percobaan baru-baru ini menyarankan bahwa prostaglandin tertentu dapat
menyesuaikan aktivitas siklase adenilat dan dengan jalan ini mengatur tanggapan
intrasel terhadap stimulasi oleh hormon tertentu. cAMP diinaktifkan oleh
konversinya menjadi 5’-adenosin monofosfat (5’-AMP)
lewat kerja fosfodiesterase. Metal
xantin seperti kafein dan
teofilin menghambat reaksi fosfodiasterase dan dengan demikian menurunkan laju
pemecahan cAMP. hal
ini mengakibatkan pengikatan kadar cAMP
dalam sel dan
dengan demikian memperbesar
atau memperkuat pengaruh cAMP.
Kerja yang
ditimbulkan oleh hormon
yang meningkatkan konsentrasi
cAMP bisa diakhiri dengan sejumlah cara termasuk hidrolisis cAMP oleh
fosfodiesterase. Enzim hidrolisis
ini menjamin proses pergantian sinyal yang cepat dengan
demikian juga penghentian proses biologik yang cepat begitu stimulus hormonal
dihilangkan. Inhibitor fosfodiesterase,yang paling terkenal adalah derivat
xantintermetilasi seperti kafein dan teofilin, akan meningkatkan cAMP
intrasel,meniru atau memperpanjang kerja hormon. (Indah, Mutiara. 2004)
Penjelasan Kinerja Hormon
Model umum. Hormon yang bergabung dengan
suatu penerima (reseptor)
akan mengaktifkan
reaksi kimiawi untuk
membuat second messengers, yang memicu terjadinya berbagai
tanggapan sel terhadap sinyal awal.
Kemudian
reseptor berada pada
permukaan sel target.
Pada kasus lain,
hormon masuk ke dalam
sel dan berikatan dengan reseptor khusus yang berada di dalam sel.
Rangsangan
lingkungan juga dapat
mengawali lintasan sinyal,
misalnya konversi fitokrom adalah tahap pertama dalam transduksi sinyal
yang mengarah pada tanggapan sel terhadap cahaya merah.
Mekanisme Kerja Hormon Protein.
Reseptor hormon
protein bersifat spesifik
dan terdapat pada
membran plasma sel target. Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan
perangsangan atau penghambatan
enzim adenilsiklase yang
terikat pada reseptor tersebut.
Interaksi
hormon-reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP.
Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon
tersebut dan seluruh
sistem ini berfungsi
sebagai suatu mekanisme spesifik
sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
Untuk
protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang
terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP
ini mempengaruhi kecepatan proses
ini. Hormon-hormon yang bekerja dengan cara diatas ialah hormon
tropik adenohipofisis misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon,
hormon paratiroid, dan gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai
mediator intraselularnya (intracellular messenger, second messenger), molekul
lain yang juga dapat bekerja sebagai mediator intrasel adalah GMP,
diasilsgliserol, dan inositol trifosfat.
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Hormon
steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel
target hormon steroid maupun sel lainnya. Tetapi reseptor hormon steroid hanya
terdapat di dalam sel target yaitu dalam
sitoplasmanya.
Bila
hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks
hormon-reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan di transportasi ketempat kerjanya (sites of
action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa
hal yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi
masing-masing sel target.
2.4.
Klasifikasi Hormon
Hormon
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan , lokasi resptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon
di dalam sel :
a)
Kalsifikasi hormon berdasarkan senyawa
kimia pembentuknya :
- Golongan steroid
yang termasuk golongan
ini adalah turunan
darikolestrol yaitu androgen , esterogen dan adrenokortikoid.
- Golongan
Eikosanoid yaitu asam arachidonat
- Golongan derivat
Asam Amino dengan
molekul yang kecil
, yang termasuk golongan ini
adalah Thyroid , katekolamin , epinefrin dan trioksin.
- Golongan
polipeptida / protein antara lain
insulin , glukagon , GH, TSH oksitosinvasoperin, hormon yang
dikeluarkan oleh mukosa dan lain- lain.
b)
Berdasarkan sifat kelarutan molekul
hormonLipofilik :
- Kelompok
hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya hormon golongan asteroid
( estrogen, progesteron, testoreon, glukokortikoid, aldostreon) dan tironin
(misalnya trioksin).
- Hidrofilik yaitu
kelompok hormon yang
dapat larut dalam
air , contohnya insulin
, glukagon, hormon
adrenokortikropik (ACTH) gastrin
dan katekolamin (misalanya dopamin , norepinefrin , epinefrin). c. Berdasarkan lokasi reseptor hormone
- Hormon
yang berkaitan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
- Hormon yang berkaitan dengan reseptor permukaan sel (plasmamembran)
- Pengaturan
Produksi hormon
Hormon
merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan
yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih
lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu
dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi
sasarnnya.
Pada
prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar
pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus. Hipotalamus menerjemahkan informasi ini,
mengambil keputusan penting, dan
memerintahkan sel-sel menjalankan keputusannya.
Pada gambar, terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat Allah yang menyebabkan
hipotalamus mampu membuat keputusan penting.
Hipotalamus,
suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari system endokrin.
Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari susunan syaraf
pusat. Sebagai jawaban
dari pesan ini,
hipotalamus memproduksi sejumlah hormon pengatur hipotalamik, yang
dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang berlokasi d bawah hipotalamus. Setiap
hormone hipotalamus mengatur sekresi suatu hormone spesifik yang dikeluarkan
oleh bagian anterior atau posterior dari kelenjar putuitari. Beberapa hormon
hipotolamik akan merangsang pituitari untuk menseksresikan hormon tertentu, sedangkan
yang lain akan menghambat sekresi hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka
hormon akan disekresikan ke dalam darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain,
termasuk di dalamnya adrenal korteks, sel-sel endokrin pancreas, kelenjar
tiroid, dan ovarium dan testes. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar
pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke
lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya kelenjar-kelenjar ini
terstimulasi untuk mensekresikan
hormon- hormon spesifik, yang dibawa oleh darah menuju reseptor hormon
di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)Kelenjar pituitari
terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang (posterior).
Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda.
1) Kelenjar
Pituitari Depan
Kelenjar pituitari
depan menghasilkan enam
hormon berbeda yang fungsinya telah tertentu. Sebagian
hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon tropik”.
Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita
akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi
kelenjar- kelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini
merangsang jaringan tubuh. Nama-nama hormonnya sebagai berikut:
Hormon yang merangsang kelenjar endokrin/hormon lain
(tropik):
a)
Hormon
perangsang tiroid (TSH)
b)
Hormon
perangsang kelenjar adrenal (ACTH, hormone adrenokortikotropik)
c)
Hormon
perangsang folikel (FSH)
d)
Hormon
Luteneizing (LH).
Hormon-hormon yang bekerja pada jaringan tubuh
(non-tropik)
a) Hormon
pertumbuhsan (GH)
b) Hormon
prolaktin (PRL).
2) Kelenjar
Pituitari Belakang
Bagian belakang
kelenjar pituitari adalah
tempat menyimpan hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang sesuai, hormon-hormon ini
dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon- hormon itu adalah:
a) Vasopresin
(hormon antidiuretik)
b) Oksitosin
- Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kadar Hormon Dalam Darah
Hormon-hormon
berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat rendah, berkisar
dalam satuan mikromolar (10-6 M) sampai dengan pikomolar (10-12 M), yang dapat
dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran milimolar,
kira-kira 4x10-3 M.
Jika
sekresi hormone dirangsang, konsentrasinya di dalam darah meningkat,
kadang-kadang dengan menyolok. Pada saat penghentian sekresi, konsentrasi
hormone kembali dengan cepat ke taraf istirahat. Hormone di dalam darah berumur
pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya tidak
diperlukan lagi, dengan cepat hormon dijadikan tidak aktif oleh aktifitas
enzim. ( Lehninger, 1982) Mekanisme umpan balik (Feed back) merupakan salah
satu mekanisme tubuh agar tetap
dalam keadaan homeostasis. Kebanyakan,
umpan balik di
dalam
tubuh bersifat negatif, artinya tubuh akan mengurangi produksi suatu zat
tertentu jika jumlah/rangsangan dari zat yang bersangkutan berlebihan, dan
sebaliknya. Tetapi ada beberapa mekanisme umpan balik yang bersifat positif,
artinya semakin tinggi rangsangan/ jumlah suatu zat maka akan semakin banyak
pula produksi zat tersebut oleh tubuh.
Kadar hormon
dalam darah dikontrol
dengan sistem umpan
balik negatif. Sistem umpan balik negatife merupakan mekanisme utama
dalam system endokrin untuk mempertahankan homeostasis. Sekresi hormon spesifik
dirangsang atau dihambat oleh perubahan fisiologis khusus. Contoh: kadar
glukosa darah dan respon insulin. Down regulation adalah penurunan reseptor
hormon yang menurunkan sensitifitas
terhadap hormonnya. Up-regulation: adalah peningkatan jumlah reseptor yang
menyebabkan sel menjadi lebih sensitive terhadap bagian hormon.
Manakala kadar
hormon telah mencukupi
untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon
lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon
mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya pengsekresi
ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang pelepasan kortisol dari
korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Kata
hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa
tugas (chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan Beberapa sifat hormone
:
Beberapa hormon polipeptida dibuat sebagai
prekursor yang tidak aktif.
- Hormon-hormon
berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian besar berumur
pendek.
- Beberapa
hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat.
- Hormon
berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.
- Hormon
mungkin memiliki “pembantu pesan kedua” intraselular.
Hasil
penelitian Sutherland lebih
lanjut dapat menjelaskan
konsep tentang mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut
adalah:
1)
Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2)
Penggabungan hormon dengan reseptornya
dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam
membran plasma.
3)
Peningkatan aktivitas siklase adenil
menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik dalam sel.
4)
AMP siklik bekerja dalam sel untuk
mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
- Saran
Semoga
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan kritik
dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun
untuk penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2009.
Hormon. Diakses pada
tanggal 23 April
2016 : http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20100928043828AAsRmEQ
Anonim, 2010. Hormon dan system Endokrin. Diakses pada
tanggal 22 April
20116 :
http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.htm l.
Dicha, 2010.
Sistem Hormon. Diakses
pada tanggal 22
April 2016 :
http://dicha85.wordpress.com/page/3/
Erwina, 2010. Hormon
dan Sistem endokrin. Diakses pada tanggal 23 April
2016 :
http://erwinadr.blogspot.com/2010/11/hormon-sistem- endokrin.html
.
No comments:
Post a Comment