Hasil Laporan Metode
Penelitian Sosial
Identitas Buku
Judul buku : metode penelitian sosial
Pengerang : bagong suyanto & sutinah
Penerbit : kencana
Tahun terbit : 2005
Cetakan : ke 1 agustus 2005
Kota terbit : Jakarta
Halaman : 317
GARIS BESAR ISI BUKU
BAB 1 Berfikir
Ilmiah – nyoman naya sujana
Bentuk-Bentuk Pemikiran Ilmiah
Pohon Pengetahuan Ilmiah ( Dari
Realitas Ke Konsep)
Jenis-Jenis Logika Dan Proses Logika Ilmiah
Kesalahan-Kesalahan Dalam Berpikir
Ilmiah
Penutup
BAB 2 Menetapkan
Fokus Dan Merumuskan Masalah Yang Layak Diteliti – Bagong Suyato
Kepekaan Dan Jarak
Membatasi Ruang Lingkup
Masalah Yang Layak Diteliti
Pertanyaan Dalam Penelitian
BAB 3 Teori
Dalam Penelitian Ilmu Sosial – Ramlan A.
Surbakti
Manfaat Teori Dalam Penelitian
Teori Dan Penjelasan
Bukan Teori
BAB 4
Unsur-Unsur Penelitian Survey – I.B.Wirawan
Unsur-Unsur Penelitian Ilmiah
Teori Dan Hipotetis
Jenis Hipotetis Penelitian
Variable Penelitian
Konsep Dalam Penelitian Sosiologis
Definisi Operasional
Proposisi
BAB 5 Prosedur
Penelitian
Tehnik Penarikan Sampel
Tehnik Pengumpulan Data
Pengolahan Dan Analisis Data
BAB 6 Penyusunan
Instrument Penelitian – Bagong Suyanto
& Karnaji
Jenis Instrument Penelitian
Cara Pengendalian Data Dangan
Kuesioner
Jenis Pertanyaan Dalam Kuesioner
Isi Pertanyaan
Petunjuk Penyusunan Pertanyaan
Uji Coba Kuesioner
BAB 7 Penulisan Laporan
Penelitian – Basis Susilo
Jenis-Jenis Laporan Penelitian
Prinsip-Prinsip Laporan Penelitian
Abstrak
Rumusan Masalah
Tinjauan Pusaka
Teori Dan Metode Yang Di Gunakan
Temuan Dan Interpretasi
Kesimpulan
RANGKUMAN BUKU
BAB 1
BERPIKIR ILMIAH
Metode
berpikir ilmiah paada daasarnya adalah sejumlah pengetahuan yang berkaitan
dengan cara dan jalan yang ditempuh oleh pikiran manusia untuk mencapai
kesimpulan atauu keputussan yang sah dan benar ( valid and true judgment).
Dalam uraian yang ringkas ini alangkah baiknya kita kembali memenuhi ciri-ciri
atau karakter scientific knowledge ( pengetahuan ilmiah ) anatara lain
pengetahuan:
1.
Aposterioris
2.
Rasional
– empiris
3.
Logikal
4.
Verifikatif
aposterioris
5.
Objektif
6.
Konsepsional
7.
Netral/
bebas nilai
8.
Terbuka
Bentuk-Bentuk Pemikiran Ilmiah
Pembincangan
berikut ini dimulai dengan membedakan antara berpikir dan menalaryang terjadi
dalam khazanah ilmu pengetahuan. Berpikirr ( thinking) adalah suatu preoses
atau aktivitas kejiawaan pada seseorang yang mencoba menghubungkan segala
pengertian dan pengalaman yang di milikinya, untuk mencapai kesimpulan yang sah
dan benar. Dalam berpikir mesih terjadi proses kejiaan yang umum.
Menalar (reasoring) adalah
suatu proses atau aktivitas kejiwaan dalam dirii seseorang, dimana seseorang
yang berpikir dengan menggunakan asas-asas atau pola pikir tertentu, utuk
memperoleh kesimpulan yang benar. Dalam filsafat logika, proses berpikir dapat
dibedakan menjadi:
1.
Berpikir
formal
Berpikir
formal adalah berpikir yang mendasarkan premis-premis dari bentuk
pengetian(aspek eksternal).
2.
Berpikir
material
Berpikir
material yaitu berpikir yang mendasarkan premis-premis dari bentuk pengertian (
aspek internal).
Dari
bentuk berpikir kemudian kita melangkah kea rah pembicaraan tentang pola umum
dalam berpikir ( belaku untuk semua pengetahuan). Paling tidak terdapat dua
pola umum berpikir yaitu deduksi dan induksi.
Pohon Pengetahuan Ilmiah (
Dari Realitas Ke Konsep)
Pengetahuan
adalah segala hasil tangkapan manusia (rasio dan indra) terhadap objek tentang
realita. Berikut ini penulisan mencoba mmbuat pemahaman tentang pengetahuan
umum mmanusia dan realita sebagai suatu pohon itu. Rincian pohon itu (mulai
dari akar-akarnya pada realitas hingga puncaknya pada paradigma) ialah:
1.
Realitas
2.
Gejala,
apa saja yang ditangkap manusia
3.
Tanda,
manusia memberikan suatu sign
4.
Simbol,
manusia memberikan makna, arti dan nilai pada tanda sehingga manusia menjadi
pengertian.
5.
Istilah,
diberikan sesuatu pada simbol itu.
Jenis-Jenis Logika Dan
Proses Logika Ilmiah
Terdapat
beberapa jenis logika yang dipergunakan dalam metode berpikir ilmiah seperti:
(1) tradisonal (2) simbolik (3) modern atau logika matematik. Namun ada juga
membedakan logika dengan cara lain yaitu: (1) tradisional (2) simbolik, (3)
logika kuantikasional (4) deduktif (5) induktif.
Pandangan
yang lain dikemukakan oleh jujun suriasumantri yang menyatakan bahwa proses
keimuhan kalau dilihat dari logika adalah merupakan suatu
logicohipotetetico-verifikatif. Proses keilmuan ini merupakan langkah-langkah
yang memenuhi prosedural seperti:
1.
Perumusan
masalah
2.
Penyusunan
kerangka berpikir
3.
Penyusunan
hipotesis
4.
Pengujian
hipotesis
5.
Penarikan
kesimpulan.
Kesalahan-Kesalahan Dallam Berpikir
Ilmiah
Hendaknya
kita berumur dalam dunia ilmu tidak terjadtuh dalam sikap yang serba
deterministik atau serba absolut. Kita banyak menemukan sumber yang
mendatangkan kesesatan dalam berpikir ilmiah, yaitu:
1.
Bahasa
2.
Hal
yang tak relavan ( irrelevant)
3.
Konsep
dan proposisi
4.
Pro-causal
non-causal
5.
Definisi
dan komposisi
6.
Asa
petition-principii
7.
Asas
ignoraation- elenchi
Penutup
Dari
uraian diatas dapat diketahui bahwa metode berpikir ilmiah adalah suatu proses
berpikir dengan asas-asas atau prinsip-prinsip logical untuk mencapai suatu
keputusan akal atau kesimpulan yang benar dan sah. Metode berpikir ilmiah
adalah komponen penting dalam ilmu pengetahuan.
BAB 2
MENETAPKAN FOKUS DAN
MERUMUSKAN
MASALAH YANG LAYAK DITELITI
Memilih topik dan merumuskan fokus pertanyaan dalam
proses penelitian adalah tahap awal yang harus dilakukan seeseorang peneliti
sebelum memulai melakukan rentanan kegiatan peneliti berikut. Tanpa didahului
dengan penentuan topik dan fokus pertanyaan yang jelas, rinci dan layak
diteliti, tahap-tahap berikutnya dalam proses penelitian yang dilakukan niscaya
tidak akan berkembang liar sekedar mengikuti perkembangan lapangan, tetapi
tidak menjawab secara mendalam topik dan fokus penelitian yang telah dirumuskan.
Kepekaan Dan “Jarak”
Bagi
kebanyakan penelitian pemula memiliki masalah yang layak diteliti acap kali
menjadi kesulitan tersendiri. Persoalan nya bukan karna tidak ada topik masalah
penelitian yang dapat dipilih, melainkan lebih disebabkan mereka kesulitan
memilih atau kurang peka terhadap berbagai topik masalah sosial yang sebenarnya
banyak tersebar disekitarnya.
Membatasi Ruang Lingkup
Menyebutkan
apa objek penelitian yang hendak dikaji atau sekedar menyebutkan topik umum, di
kalangan peneliti bukanlah hal yang terlampau sukar. Masalah sosial peneliti
dapat dicari melalui berbagai cara: mungkin dari pengetahuan atau pengalaman
diri sendiri atau orang lain, maupun dari karya-karya tulis ilmiah yang sudah
terpublikasi ( wasito 1991).
Menurut Neuman (2000) secara garais besar cara untuk
menyeleksi topik penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
adalah:
1.
Personal
experience (pengalaman pribadi)
2.
Curiosity
based on something in the media ( keingintahuan yang didasarkan pada suatu di
media)
3.
The
state of knowledge in a field (pengetahuan di lapangan)
4.
Solving
a problem ( penyelesain suatu masalah)
5.
Sosial
premiums (hadiah sosial)
6.
Personal
value (nilai pribadi)
7.
Everyday
life (kehidupan sehari-hari).
Masalah Yang Layak Teliti
Dalam
berbagai penelitian sering terjadi pemilihan masalah yang dikaji dadasarkan
pada area of interest dan pemilahkan normatif dari peneliti, yang bersangkutan.
Dalam memiliki dan merumuskan masalah faktor yang biasanya mempengaruhi
pemilihan masalah yang berdekatan yang berkembang seorang peneliti tak pelak
adalah paradigma dan nilai yang dii anut
peneliti yang bersangkutan.
Berikut
ini akan diutarakan beberapa petunjuk elementer yang dijadikan patokan untuk
menentukan apakah sebuah masalah sosial itu layak di teliti atau tidak.
Pertama, masalah yang diteliti benar-benar memiliki
nilai tersendiri baik dalam segi kemustahiran isu yang dipilih, spesifikasi
masalah yang dikaji, kelangkaan topik studi, maupun dari seri sumbangan
teoristik dan pragmatisnya bagi pembangunan.
Kedua, masalah yang dirumuskan hendaknya up to date,
memiliki nilai keasllian, dan sejauh mungkin harus menghindari terjadinya
duplikasi topik penelitian.
Ketiga, masalah yang dirumuskan hendaknya dapat diuji
secara emperitis melalui ektivitas penelitian dilapangan. Sebuah masalah
semenarik apapun tidak aka nada artinya apabila data dan metode yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan yang diajurkan tidak ada atau sangat sulit dikendali.
Pertanyaan Dalam Penelitian
Dalam
penelitian ketika seorang peneliti sudah menetapkan topik dan fokus penelitian, maka langkah berikutnya
harus dilakukan adalah meneruskan sebuah pertanyaan, mengenai maslah yang
hendak di kemukakan jawabannya itu. Permasalahan dan pertanyaan yang layak
diteliti (researchable question) pada dasarnya memiliki dua sifat dasar yaitu:
1.
Permaslahan
sebuah penelitian biasa nya dibatasi dalam skop waktu, tempat, dan kondisi
tertentu. Pertanyaan yang layak diteliti biasanya adalah pecahan atau bagian
dari permasslahan yang lebihh besar.
2.
Permaslahan peneliti yang layak diteliti harus menunjukan
bahwa fakta yang ada dicari jawabnya itu benar-benar dapat observasi, nyata,
dihitung/diiukur atau data yang dicarin dengan pertanyaan yang relavan.
Ciri-Ciri Pertanyaan Penelitian Yang Buruk
Beberapa peneliti yang belum berpengalaman terkadang
tanpa sadar mereka terjebak merumuskan pertanyaan penelitian yang tidak layak
teliti alias buruk.
1.
Pertanyaan
penelitian yang dirumuskan bukan merupakan pertanyaan ilmiah sehingga tak di
uji secara empiritis ( non empirically testable, non-scienfic questions).
2.
Pertanyaan
penelitian yang dirumuskan terlalu umum, kurang spesifik, sehingga tidak layak
diteliti (general topik, not research question).
3.
Pertanyaan
peneliti yang dirumuskan masih berupa sekumpulan variable, dan bukan merupakan
pertanyaan yang dapat dikaji secara empiris di lapangan ( set of variable, not
question)
4.
Pertanyaan
peneliti yang dirumuskan tidak jelas terlalu semar-semar sehingga membuat
peneliti salah mengartikan maksud pertanyaan yang dirumuskan(too vague
ambiguous).
5.
Pertanyaan
peneliti yang dirumuskan masih bisa diperinci lebih lanjut atau dispesifikkan
(need to be still more specific).
Ciri-Ciri Pertanyaan Peneliti Yang Baik
Dalam
merumuskkan pertanyaan penelitian yang baik syarat yang penting pertanyaan itu
harus benar-benar jelas, fokus, memuat, terminology akademik dalam bidang ilmu
yang di teliti dan dapat dikaji dilapangan. Dalam penelitian eksplanasi
pertanyaan penelitian yang dirumuskan umumnya lebih spesifik, yakni menguji
hubungan dan berpengaruh variable tertentu dan variable lain. Kalau kita mau
jujur, sesungguhnya tidak ada metode yang terlalu baku atau cara-cara yang bersifat
instan yang dapat dirujuk untuk menentukan dan meraih maslah yang layak teliti.
Yang penting kemahiran dan kepekaan para peneliti dalam memilih dan merumuskan masalah yang
layak diteliti, sudah tentu baik dan banyak ditentukan oleh kesediiaan kita untuk belajar dan
berpraktik langsung dari pada sekedar merenung-renung tanpa kemauan untuk
mencoba menuangkanya kedalam tulisan nyata.
BAB 3
TEORI DALAM PENELITIAN ILMU
SOSIAL
Manfaat Teori Dalam
Penelitian
Kita
melakukan kegiatan penelitian sosial secara ilmiah karna ingin memahami dunia
yang kompleks ini, baik demi memuaskan rasa ingin tahu maupun untuk
mengatisipasi peristiwa yang akan terjadi ataupun mengontrol peristiwa yang
terjadi. Suatu yang kita ketahui dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu:
Pertama, suatu pertanyaan yang belu diketahui
jawabanya sama sekali. Misalnya apakah betul remaja masa kini telah melakukan
hubungan seks sebelum menikah ( free sex)? Jawaban pertanyaan ini akan berupa
deskripsi dan kesimpulan data darisebuah variabel.
Kedua, suatu pertanyaan telah ddiiketahui jawabannya
tetapi masih meragukan kebenarannya. Misalnya bentukan kontrol sosial yang
lemah merupakan penyebab praktik free sex dikalangan remaja (penjelasan yang di
kemukakan zainudin M.Z di Surabaya post 2. November 1992).
Teori Dan Penjelasan
Apabila
konsep merupakan pertanyaan what sehingga yang dilakukan pada konseptualisasi
tiada lain merupakan deskripsi realita baik secara denotatif ( keluasan) maupun
secara konotif ( kedalaman), maaka teori merupakan pertanyaan why sehingga yang
dilakaukan dalam teoristik ialah menjelaskan mengapa suatu gejala terjadi
seperti itu.
Kalau
teori diartikan sebagai hubungan kasual, logis,dan sistematis atara dua atau
lebih konsep maka teori tiada kata lain penjelasan suatu gejal konsep atau
variabel pengaruh. Oleh karena itu penjelasan (explanandum). Unsur tersebut
menjelaskan terdiri atas dua jenis pertanyaan generalisasi/konsep dan kondisi
anticendent atau yang menyebabkan generalisasi/konsep
tersebut.
Bukan Teori
sebelum
kita membahas bagaimana menggunakan teori, ada baiknya terlebih dahulu
menjernihkan penggunaan kata teori yang baik dan tepat.
Pertama,
perbedaan yang sering di buat antara teori dan praktik: that is fine in theory
, buy it work in practice. Oleh karena itu persyaratan teori tersebut sukar
dipenuhi oleh ilmu sosial, yang diajurkan adalah prinsip (parsimony) yaitu daya
cukup tinggi teori yang bersyarat.
BAB 4
UNSUR-UNSUR PENELITIAN
SURVEI
Unsur-Unsur Penelitian
Ilmiah
Penelitian
survei sebagai suatu metode penelitian ilmiah telah mengalami perkembangan
sedemikian rupa yang dapat dilihat dari dasar-dasar pemikirannya., prosedur
yang digunakan dengan tehnik-tehnik khusus yang dikembangkan sekaligus
mebedakan metode penelitian.
Pada
tahap pennalaran atau proses teoretisasi misalnya, penelitian harus memahami
persoalan-persoalan di seputaran teori, proporsisi dan konsep agar ia dapat
hubungan logis dan gejala yang akan diteliti.
Teori Dan Hipotesis
Kedudukan
keduaa unsur penelitian ini ( teori dalam hipotesis) sangat penting dan setral
di dalam penelitian survei. Teori dalam penelitian ini sepeerti dibutuhkan
sebagai pengan pokok ( kerangka berpikir) secara umum sedangkan hipotesis
dibutuhkan sebagai sarana untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dicarikan
permaslahannya (surakhmad,1990: 63).
Pandangan
dari sudut ini bersifat penting dalam hipotesis penelitian dapat kiranya di
tunjukan sebagai berikut:
1.
Setiap
hipotesis adalah merupakan kemungkinan jawaban terhadap permasalah yang akan
diteliti.
2.
Hipotesis
harus muncul ada hubungan dengan teori dan masalah yang akan diteliti.
3.
Hipotesis
haruslah dapat di uji tersendiri untuk dapat menetapkan hipotesis yang paling
besar kemungkinan nya untuk didukung data empiris yang dikumpulkan menurut prosedur tertentu.
Jenis
Hipotesi Penelitian
Sebagaimana yang telah dijelaskan dimuka,
bahwa hipotesis merupakan jawaban tentatife ( teori sementara) yang diperoleh
hasil deduksi tersebut.
Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis
nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel
indenpenden (X) dan variabel denpenden (Y).
Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis
kerja biasanya menyatakan adanya hubungan antara variabel indenpeenden dan
variabel denpenden yang teliti. Oleh karena itu sifatnya sedemikian itu,
hipotesis kerja sering disebut pula disebut dengan hipotesis altenatif,
selanjutntya untuk hipotesis kerja ini dapat dibedakan lagi menjadi dua yaitu :
1.
Hipotesis
kerja terarah
2.
Hipotesis
kerja tak terarah
Klasifikasi Yang Lain
Dilihat
banyak nya variabel (komplesitas hubungan variabel) yang memuat dalam rumusan
sebuah hipotesis suatu penelitian, biasanya penelitian perlu memecah lagi
hubungan-hubungan varibel kedalam hipotesis-hypotesis yang lebih sederhan.
Variabel
Penelitian
Variabel dapat di jelaskan sebagai ciri suatu aspek
dari fakta sosial yang dapat dibuat berfariasi dengan kata lain, variabel
adalah fakta utama sosial yang memiliki lebih dari satu.
Jenis-Jenis Variabel
Variabel kuantitattif
Jika ciri
suatu fakta sosial dapat dinilai dengan angka maka dinamakan variabel
kualititatif. Contoh variabel kuantitatif :
1.
Umur
penduduk desa X dalam ukuran tahun
2.
Penghasilan
guru-guru SLTP pertahun dalam ukuran rupiah
3.
Tinggi
badan para atlet penahan dalam ukuran
4.
Jumlah
ku njungan ibu-ibu apsektor KB ke pukesmas dalam 6 bulan terahir.
Variabel Kualitatif
Variabel
kualitatif dapat dibedakan menjadi dua variabel kualitatif yang tidak dapat
dikuatifikasikan.
Klasifikasi Lain-Lain
1.
Variabel
penelitian juga bisa dibedakan menurut kedudukannya dalam hipotesis penelitian,
menjadi variabel indenpenden dan variabel dependen.
2.
Disamping
klasifikasi indenpenden dan dependen ada pula klasifikasi lain seperti
variabel: intervening, extraneous, komponen, antecedent, suppressor, dan
variabel yang menyebabkan distorsi.
Konsep
Dalam Penelitian
Fungsi Konsep
Dilihat dari fungsi nya ada empat macam fungsi konsep
yang tergolong utama yaitu:
1.
Kognitif,
yaitu mengoganisasi observasi dan menata hasilnya,( disebut juga fungsi menata)
2.
Evaluatif,
yaitu mengevaluasi apa yang telah dipersepsi.
3.
Operasional,
yaitu mengendalikan dan mengarahkan perilaku individual.
4.
Komunikasi
artinya konsep harus memungkinkan komunikasi.
Definisi Operasional
Dalam
penelitian lapangan konsep yang releven dan berkendudukan sentral dan peneliti
lebih terdahulu harus dibuat operasional. Mungkin atau tidaknya definisi
operasional bagi suatu konsep memang ditentukan oleh kenyataan, apakah konsep
itu mempunyai rujukan empiris ataukah tidak.
Proposisi
Proposisi
adalah suatu pertanyaan realitas. Oleh karena itu mengenai hal ihwal realitas
dan bukan mengenai nilai ataupun pendapat, proposisi dapat di uji untuk
menentukan apakah benar apakah salah.
Proposisi
tidak hanya meyatakan perihal satu realitas konseptual saja, tetapi kebanyakan
proposisi menyatakaan hubungan antara dua atau lebih konsep ( realitas).
Proposisi hanya memuat satu konsep variabel. Istilah yang sering pula digunakan
untuk menyebut proposisi ini adalah “teorema”. Teorema dalam garis besarnya
bermakna sama dengan proposisi , sebenarnya diambil dari kepustakaan matematika
(logikal).
BAB 5
PROSEDUR PENELITIAN
Tehnik Penarikan Sampel
Tehnik penarikan sampel dalam penelitian sosial pada
dasarnya meliputi tehnik random dan nonrandom. Harus diakui bahwa menarik
sampel dari suatu populasi yang terdiri dari sekelompok manusia (baca:
perilaku) merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesibukan.
Tehnik Random
Penarikan
sampel secara random ini meliputi empat macam yaitu:
1.
Simple
random sampling
2.
Stratified
random sampling
3.
Cluster
random sampling
4.
Interval
atau systematik random sampling.
Tehnik Pengumpulan Data
Data
kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua :
1.
Data
primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti
(responden).
2.
Data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu,
seperti Biropusat statistk, dapartemen, pertanian, dan lain-lain.
Pengolahan Dan Analisis Data
setelah
data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang sesuai dengan
kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu
dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Dalam editing yang
akan dikerjakan adalah meneliti : lengkap tidaknya kuesioner yang akan diisi,
keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian atau keejakan antara
pertanyaan satu dengan pertanyaan lainnya, relevasi jawaban, dan keseragaman
suatu kata.
Senmentara
itu apabila data diperoleh berjumlah besar dan mudah diklasifikasi dalam
lembaga katagori maka analisis kuantitatif lebih cocok digunakan. Analisis
kuanlitataif juga disebut dengan analisa statistik. Cara penggunaan analisis
model kuantitatif ini acapkali bagi menjadi tiga tahap yaitu:
1.
Pengolahan
data
2.
Pengorganisasi
data
3.
Penemuan
hasil.
BAB 6
PENYUSUN INSTRUKMEN
PENELITIAN
Jenis Instrukmen Penelitian
Dalam
pengertian ilmu sosial dikenal dengan dua jenis instrukmen penelitian yakni
kuesioner dan pedoman wawancara atau intervieuguide. Kedua jenis instrumen
penelitian ini sama-sama berisi daftar pertanyaan untuk menjaring serangkaian
jawaban respondent pengenai suatu hal ssesuai dengan pokok permasalahan dan
tujuan penelitian.
Biasanya
interview guide digunakan secara terbatas untuk beberapa responden penelitian
yang terpilih, seperti tokoh masyarakat, informal leader, atau key person.
Penelitian ini bersifat kualitatif, lebih banyak menggunakan iinterview guide
ini. Sedangkan kueisoner digunakan untuk responden dalam jumlah lebih banyak
dan ssesuai dengan ketentuan tehnik penarikan sampel yang terpilih.
Cara pengendalian data dengan kuesioner
1.
Melalui
wawancara langsung
2.
Kuisiner
diisi oleh responden
3.
Dengan
sistem angket yang diposkan
4.
Melalui
wawancara via telepon
Jenis Pertanyaan Dalam
Kuesioner
Pertanyaan Tertutup
Untuk pertanyaan jenis ini option jawaban sudah di
tentukan selurunya terlebihh dahulu , responden tidak diberi kesempatan untuk
memberikan jawaban lain.
Contoh:
Pada hari minggu lalu anda pergi kemana?
a.
Ke
lurahan lain, kecamatan sama
b.
Ke
camatan lain , kabupaten /kodya sama
c.
Ke
kabupaten/kodya lain, provinsi sama
d.
Di
luar provinsi, dalam negri RI
e.
Ke
luar negeri
f.
Tidak
berpergian.
Pertanyaan terbuka
Untuk
pertanyaan jenis ini kemungkinan jawaban tidak diberikan sama sekali tidak di
berikan terlebih dahulu. Responden diberikan seperti sepenuhnya untuk
mengemukakan pendapat masing-masing.
Contoh:
Pada hari minggu anda pergi kemana?
Jawaban…….
Tanpa option jawaban demikian itu, responden bebas
menjawab , misalnya: ke Lamongan, ke rumah dewi, ke tempat pesta, membesuk
orang sakit.
Pertanyaan Semiterbuka
Untuk
pertanyaan jenis ini jawaban sudah tersusun, tetapi kepada responden masih
diberi kesempatan memberikan jawaban lain.
Apakah pekerjaan pokok bapak?
1.
PNS
2.
ABRI
3.
Wiraswasta
4.
Petani
5.
………(
sebutkan)
Isi Pertanyaan
dalam
kuesioner isi pertanyaan yang diajurkan biasnya berkisar pada emppat hal yaitu:
(singarimbun dan effendi 1985:131).
1.
Pertanyaan
tentang fakta konkret mengenai diri pribadi responden.
2.
Pertanyaan
tentang pendapat dan sikap
3.
Pertanyaan
tentang infoormasi, yaitu pertanyaan yang memang menyangkut apa yang diketahui
oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahui.
4.
Pertanyaan
tentang persepsi diri.
Pertunjuk Penyususnan
Pertanyaan
Untuk
menyusun kuesioner yang baik
komunikatif, ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi yaitu:
1.
Pilihan
kata sederhana dan dimengerti oleh semua responden.
2.
Usahakan
pertanyaan diajurkan dalam bentuk kalimat yang jelas dan tidak mengandung makna
ganda dan mendua.
3.
Usahakan
pertanyaan disampaikan secara sopan dan tidak berkesan ingin menguji kemampuan
responden.
4.
Hindarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengandung sugesti dan sakan-akan sudah mengiringi
responden untuk memberikan jawban tertentu.
5.
Susunan
pertanyaan usahakan berjennjang mulai dari pertanyaan yang mudah menuju ke
pertanyaan semakin sulit.
6.
Sususnan
pertanyaan usahakan sistematis dan sudah
terklasifikasi permasalah.
7.
Pilihan
jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajurkan jangan diberi urutan abjad,
tetapi gunakan penomoran angka.
Uji Coba kuesioner
Sebelum
kuesiner benar-benar di pakai dalam sebuah penelitian, sayogiannya dilakukan
uji coba atau pre-test.
BAB 7
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Jenis-Jenis Laporan
Penelitian
Panjang-pendek
, jenis dan cara melaporkan hasil penelitian tergantung kebutuhan. Jenis-jenis
laporan penelitian sebagai berikut:
1.
Laporan
lengkap
2.
Catatan
penelitian pendek untuk keperluan publikasi singkat dalam jurnal akademik. 1-5
halaman spasi dua.
3.
Monografi
atau woking paper.
4.
Makalah/artikel
untuk dipublikasi dalam jurnal akadmik.
5.
Makalah/artikel
untuk dijadikan press release.
6.
Buku.
Prinsip-Prinsip Laporan
Penelitian
Apapun
jenisnya, laporan penelitian adalah penjelasan tentang penelitian yang sudah dilakukan.
Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam hal mengacu pada kejelasan seperti
berikut:
1.
Laporan
penelitian bukanlah proposal penelitian
2.
Laporan
penelitian sebenarnya menjelaskan tentang unsur-unsur penelitian yang sudah
dilakukan secara jujur, objektif, apa adanya tidak dikurangi dan di tambah.
3.
Laporan
penelitian harus lugas atau apa adanya.
4.
Laporan
penelitian harus singkat tetap padat.
5.
Laporan
penelitian harus taat pada asumsi dasar, kerangka teoretis, dan jangkauan
penelitian yang telah ditentukan( dipilih).
6.
Laporan
penelitian harus dapat di teliti ulang oleh peneliti lain, bila dengan kerangka
teoritis dan metode yang sama, harus ditemukan data yang sama.
7.
Laporan
penelitian harus konsisten.
Abstrak
Abstrak
berisi uraian singkat tentang permasalahan, teori dan metode yang di pakai dan
temuan data. Abstrak memudahkan pembaca untuk mengetahui garis besar persoalan,
metode, dan temuan data yang ada dilaporan peneliti itu.
Rumusan Masalah
Masalah
yang di teliti harus dilaporkan dengan jelas. Apakah permasalahan itu bersifat
deskriptif, ekpoloratif, atau eksplanatif, haruslah di nyatakan secara jelas.
Tinjauan Pusaka
Tinjauan
pusaka berisi uraian tentang penilaian-penilaian sebelumnya, tentang
permaslahan yang sama atau yang serupa. Setiap penelitian dan hasilnya haruslah
di tempatkan dalam konteks body of knowledge-nya.
Teori Dan Metode Yang
Digunakan
Temuan-temuan
dan kesimpulan-kesimpulan dapat membuat orang lain frustrasi bila mereka dapat
secara jelas kerangka teoretis, ruang lingkup penelitian, metode dan
tehnik-tehnik memperoleh temuan-temuannya.
Temuan Dan Interpretasi
Prestasi
temuan data dan interprtasi harus terintegrasikan dalam keseluruhan pemikiran
yang logis. Ini amat penting bagi pengembangan ilmu. Tapi, ppembaca harus mudah
membedakan temuan-temuan data dengan interprestasi atas temuan-temuan data itu.
Kesimpulan
Kesimpulan
merangkum hasil penelitian. Dalam kesimpulan tidaklah di tampilkan penjelasan
rinci, tetapi ditampilkan temuan-temuan yang penting, dan (bila ada) hubungan
antara temuan data dengan hipotesis. Kesimpulan berisi pernyataan apa yang
sudah ditemukan tentang objek yang di teliti dengan konteks kerangka teori.
Kendala-kendala apa yang dihadapi dan saran-saran untuk menunjukan secara
mengatasinya.
Kelebihan Buku
Pemilihan judul buku ditulis secaara singkat dan
berkaitan dengan isi buku, desain cover-nya ppun sederhana dan terlihat
minimalis. Buku ini ditulis secara sistematis dan menjelaskan secara detail
langkah-langkah metode penelitian sosial. Materi yang disajikan mudah dipahami
oleh pemula atau mahasiswa baru yang ingin belajar metode penelitian serta
contoh-contoh kasus dan penyelesaian nya.
Kekurangan Buku
Kekurangan buku
ini adalah beberapa rumus pada buku ini tidak disertai dengan contoh pembahasan
soal dan menggunakan Bahasa terlalu padat dan rumit.