BAB 1
Pendahuluan
A.
Difinisi
Anemia
Anemia merupakan masalah kesehatan yang
mempengaruhi jutaan orang di negara-negara berkembang dan tetap menjadi
tantangan besar bagi kesehatan manusia. Prevalensi anemia di perkirakan 9% di
negara maju sedangkan di negara berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak dan
wanita usia subur merupakan kelompok yang paling beresiko. Prevalensi terutama
tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan
darah akibat infeksi parasit yang dapat membawa dampak yang besar terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik. Sementara WHO dalam Worldwide
Prevalence of Anemia melaporkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang
menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevalensi pada anak sekolah dasar
25,4% dan 305 juta anak sekolah diseluruh dunia menderita anemia (WHO,2013).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.Faktor-faktor penyebab anemia
gizi besi adalah status gizi yang dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan dan status kesehatan.Khumaidi mengemukakan bahwa faktor
faktor yang melatarbelakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara
berkembang adalahkeadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua
dan penghasilan yang rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan yang
buruk.Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 %
kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya
masukan zat gizi besi.
Anemia merupakan masalah medis dan masalah
kesehatan utama masyarakat yang sering dijumpai di seluruh dunia, terutama di Negara
berkembang seperti Indonesia. Kelainan ini adalah merupakan penyebab debilitas
kronik yang mempunyai dampak besar terhadap kesehatan, ekonomi dan
kesejahteraan sosial. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1,5
miliar orang menderita anemia dengan sebagian besar diantaranya tinggal di
daerah tropis.
B.
Etiologi
1. Etiologi atau fisiologi yang dimanifestasikan
dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin dan tidak dapat kembali,
seperti:
1. Kehilangan
darah yang berlebihan.
Kehilangan darah
yang berlebihan dapat diakibatkan karena perdarahan (internal atau eksternal)
yang bersifat akut ataupun kronis. Biasanya akan terjadi anemia normostatik
(ukuran normal), normokromik (warna normal) dengan syarat simpanan zat besi
untuk sintesis hemoglobin (Hb) mencukupi.
2. Destruksi
(hemolisis) eritrosit.
Sebagai akibat
dari defek intrakorpuskular didalam sel darah merah (misalnya anemia sel sabit)
atau faktor ekstrakorpuskular(misalnya, agen infeksius, zat kimia, mekanisme
imun) yang menyebabkan destruksi dengan kecepatan yang melebihi kecepatan
produksi eritrosit.
3. Penurunan
atau gangguan pada produksi eritrosit atau komponennya.
Sebagai akibat
dari kegagalan sumsum tulang (yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
neoplastik, radiasi, zat-zat kimia atau penyakit) atau defisiensi nutrien
esensial (misalnya zat besi).
2. Morfologi, yaitu perubahan khas dalam ukuran,
bentuk dan warna sel darah merah.
1. Ukuran
sel darah merah: normosit (normal), mikrosit (lebih kecil dari ukuran normal)
atau makrosit (lebih besar dari ukuran normal)
2. Bentuk sel darah merah: tidak teratur,
misalnya: poikilosit (sel darah merah yang bentuknya tidak teratur), sferosit
(sel darah merah yang bentuk nya globular) dan depranosit (sel darah merah yang
bentuk nya sabit/sel sabit).
3. Warna/sifatnya terhadap pewarnaan: mecerminkan
konsentrasi hemoglobin; misalnya normokromik (jumlah hemoglobin cukup atau
normal), hipokromik (jumlah hemoglobin berkurang).
C.
Patofisiologi
Adanya suatu
anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa.
Hasil dari
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia).Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalamurin (hemoglobinuria).
Kesimpulan
mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat
diperoleh dengan dasar: 1) hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2) derajat
proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang
D. Manifestasi Klinis
kemungkinan anemia aplastik merupakan
akibat dari faktor kongenital atau didapat sehingga temuan pengkajian dikaitkan
dengan kegagalan sumsum tulang adalah kekurangan sel darah merah
dikarakteristikkan dengan pucat, letargi takikardi dan ekspresi napas pendek.
Pada anak-anak, tanda anemia hanya terjadi ketika kadar hemoglobin turun
dibawah 5 sampai 6 g/100 mL. Kekurangan sel darah putih dikarakteristikkan
dengan infeksi berulang termasuk infeksi oportunistik. Berkurangnya trombosit
dikarakteristikkan dengan perdarahan abnormal, petekie dan memar
E.
Komplikasi
Menurut
Betz dan Swoden (2002), komplikasi penyakit AnemiaAplastik sebagai berikut:
1. Sepsis
2. Sensifiitas
terhadpa antigen donor yang bereaksi silang menyebabkan perdarahan yang tidak
terkendali.
3. Graff
versus host disease(timbul setelah pencangkokan sumsum tulang)
4. Kegagalan
cangkok sumsum (terjadi setelah transplantasi sumsum tulang)
5. Leukimia
mielogen akut- berhubungan dengan anemia fanconi
F.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Jumlah
pemeriksaan darah lengkap dibawah normal (Hemoglobin < 12
2. g/dL,
Hematokrit < 33%, dan sel darah merah)
3. Feritin dan kadar besi serum rendah pada
anemia defisiensi besi
4. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
5. Tes
comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun
6. Hemoglobin
elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada penyakit sel
sabit
7. Tes
schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12
G.
Penatalaksanaan
Pilihan utama
pengobatan anemia aplastik adalah transplantasi sumsum tulang dengan donor
saudara kandung , yang antigen limfosit manusianya limfosit (HLA) sesuai. Pada
lebih dari 70% kasus tidak ada kesesuaian dari saudara kandung. Namun terdapat
kemungkinan kesesuaian yang semakin besar antara orangtua dan anaknya yang
menderita anemia aplastik. Jika ingin melakukan transplantasi sumsum tulang,
pemeriksaan HLA keluarga harus segera dilakukan dan produk darah harus sedikit
mungkin digunakan untuk menghindari terjadinya sensitifisasi untuk menghindari
sensitisasi , darah hendaknya juga jangan didonasi oleh keluarga anak. Produk
darah harus selalu diradiasi dan disaring untuk menghilangkan sel-sel darah
putih yang ada,sebelum diberikan pada anak yang menjadi calon
penerimatransplantasi sumsum tulang. Produk darah yang dapat diberikansebagai
berikut:
1.
Trombosit untuk
mempertahankan jumlah trombosit lebih dari 20.000 per mm3 Pakai platelet
feresis donor tunggal untuk menurunkan jumlah pajanan antigen HLA pada anak
itu.
2.
Packed read blood
cells- untuk mempertahankan hemoglobin. untuk terapi jangka panjang ,gunakan
deferoksamin sebagai agenskelasi untuk mencegah komplikasi kelebihan besi.
3.
Granulosit ditransfusi
ke pasien yang mengalami sepsis gramnegatif ( Ngastiyah, 2012)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
keperawatan
1.
Data
Biografis
Nama : Ny. Ainen
Umur : 73
Tempat/Tahun Lahir : 19-06-1949
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Status Perkawinan : Meninggal
Alamat : bak buloh
No. Hp : -
2.
Riwayat
Keluarga
Pasangan
Hidup |
Meninggal |
|
√ |
Anak
Hidup |
Meninggal |
1 |
|
3.
Riwayat
Pekerjaan
Pekerjaan saat ini :
Tidak berkerja
Pekerjaan sebelumnya : Tidak
berkerja
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap
kebutuhan : sumber biaya dari anaknya
4.
Lingkungan
Hidup :
5.
Rekreasi
dan hiburan
Hobi/Minat : Pengajian Al-quran
Liburan/Perjalanan : -
Hiburan : Mengaji
6.
Sumber/Sistem
Pendukung yang digunakan
7.
Status
Kesehatan saat ini
Keluhan
Utama : Pasien mengatakan sakit
kepala, pusing, lemas disaat bangun atau bahkan sampai muntah waktu terjadinya
pusing
8.
Status
Kesehatan Masa Lalu
Status kesehatan selama setahun
yang lalu : Anemia
Status Kesehatan selama 5 tahun
yang lalu : Anemia
9.
Riwayat
Penggunaan Obat-obatan
Obat-obat
Nama :
Dosis :
Bagaimana/Kapan menggunakannya :
Alergi
Obat-obatan : Tidak
Makanan : Tidak
Kontak substansi : Tidak
Faktor lingkungan : Tidak
10.
Riwayat
Keluarga
Riwayat
kesehatan keluarga: keluarga memiliki
riwayat penyakit Anemia
11. Pola
Kebiasaan
Pola Nutrisi
Diet
khusus pembatasan makanan atau pilihan: Tidak ada
Riwayat
peningkatan penurunan berat badan : Tidak ada
Pola
konsumsi makanan (frekuensi) : 3 / sehari
Pola istrirahat tidur
Kebiasaan
tidur: Cepat
Lama Tidur : 8 jam
Insomnia : Tidak ada
Pola Hygiene/perawatan
diri
Mandi
Frekuensi: -
Menyikat
gigi: ada
Mencuci Rambut: ada
Berpakaian/Berhias
Menyisir
rambut: ya
Kebersihan
rambut: ya
Menggunakan
bedak: tidak
12. Pengkajian
Fisik
a. Keadaan
Umum:
b. Tanda-Tanda
Vital:
1. |
Tekanan darah |
100/80 mmHg |
2. |
Nadi |
80 x/mnt |
3. |
Respirasi |
22 x/mnt |
4. |
Temperature |
36 |
c.
Umum:
Ya Tidak
1. |
Kelelahan |
√ |
|
2. |
Deman |
√ |
|
3. |
Keringat
malam |
|
√ |
4. |
Kesulitan
makan |
|
√ |
5. |
Sering
Pilek, infeksi |
|
√ |
6. |
Kemampuan
untuk melakukan ADL |
|
√ |
d. Sistem
Persarafan:
Ya Tidak
1. |
Sakit kepala |
√ |
|
2. |
Kejang |
|
√ |
3. |
Sinkope/serangan
jantung |
|
√ |
4. |
Paralisis |
|
√ |
5. |
Masalah
Koordinasi |
|
√ |
6. |
Tremor |
|
√ |
7. |
Cedera kepala |
|
√ |
8. |
riasalah
memoei |
|
√ |
e. Sistem
Kardiovaskuler:
Ya Tidak
1. |
Nyeri/ketidaknyaman |
|
√ |
2. |
Palpitasi |
|
√ |
3 |
Sesak napas |
|
√ |
4. |
Dispnea pada
aktivitas |
|
√ |
5. |
Murmur |
|
√ |
6. |
Edema |
|
√ |
7. |
Varises |
|
√ |
8. |
Perubahan
Warna kaki |
|
√ |
f. Sistem
Gastrointestinal:
Ya Tidak
1. |
Disfagia |
|
√ |
2. |
Nyeri ulu hati |
√ |
|
3. |
Mual/muntah |
√ |
|
4. |
Hematemesis |
|
√ |
5. |
Perubahan
nafsu makan |
√ |
|
6. |
Diare |
√ |
|
7. |
Konstipasi |
|
√ |
8. |
Malena |
√ |
|
g. Sistem
genitourinaria:
Ya Tidak
1. |
Distensi
kandung kemih |
|
√ |
2. |
Disuria |
|
√ |
3. |
Hematuria |
|
√ |
4. |
Poliuria |
|
√ |
5. |
Nokturia |
|
√ |
6. |
Infeksi |
|
√ |
7. |
Inkontinensia |
|
√ |
8. |
Frekuesi |
√ |
|
9. |
Warna |
√ |
|
10. |
Bau |
√ |
|
h. Sistem
Integumen:
Ya Tidak
1. |
Turgor |
Turgor menurun
karena factor usia |
|
2. |
Perubahan
Pigmen |
√ |
|
3. |
Jaringan parut |
√ |
|
4. |
Keadaan kuku |
bersih |
|
5. |
Keadaan Rambut |
Bersih |
|
6. |
Luka |
|
√ |
7. |
Diaforesis |
|
√ |
i.
Sistem Muskuloskeletal:
Ya Tidak
1. |
Nyeri
persendian |
√ |
|
2. |
Kekakuan |
√ |
|
3. |
Pembengkakan
sendi |
|
√ |
4. |
Deformitas |
√ |
|
5. |
Kram |
√ |
|
6. |
Kelemahan otot |
√ |
|
7. |
Masalah cara
berjalan |
√ |
|
8. |
Nyeri punggung |
√ |
|
9. |
Kekakuan otot |
√ |
|
10. |
Kifosis |
√ |
|
j.
Sistem Penginderaan
Pilihatan: Kurang terlalu jelas
Pendengaran: Masih Baik
13. Faktor
Resiko Jatuh
Kondisi
Ya Tidak
1. |
Riwayat
Fraktur Tulang |
|
√ |
2. |
Penggunaan
alcohol dan sedative, pengobatan psikoaktif |
|
√ |
3. |
Riwayat jatuh
sebelumnya, gangguan keseimbangan dan pusing |
|
|
4. |
Penyakit akut |
|
√ |
5. |
Kondisi
patologi, serangan jatuh |
|
√ |
6. |
Gangguan
kognitif, disorientasi |
|
√ |
7. |
Kelemahan
anggota gerak bawah |
√ |
|
8. |
Abnormalitngan
das diri keseimbangan dan cara berjalan |
√ |
|
9. |
Masalah pada
kaki |
|
√ |
10. |
Hipotensi
postural |
√ |
|
11. |
Perubahan
skeletal dan neuromuscular |
√ |
|
12. |
Penyakit akut
dan kronik berat |
|
√ |
13. |
Defisit
sensori |
√ |
|
14. |
Kecemasan
berhubungan dengan jatuh sebelumnya |
|
√ |
Situasi:
Ya Tidak
1. |
Lingkungan
yang berbahaya |
√ |
|
2. |
Permukaan
lantai yang licin, basah |
|
√ |
3. |
Tempat tidur
dan tempat duduk yang tinggi |
√ |
|
4. |
Kepercayaan
yang tidak adekuat |
|
√ |
14. Spiritual
Kegiatan keagamaan : Mengaji, Shalat, Mendengan
ceramah
Konsep keyakinan klien tentang kematian :
Harapan – harapan klien :
15. Psikosial
Identifikasi masalah emisional
Pertanyaan
Tahap 1
Ya Tidak
1. |
Apakah klien
mengalami sukar tidur ? |
|
√ |
2. |
Apakah klien
sering merasa gelisah ? |
√ |
|
3. |
Apakah klien
sering murung dan menangis sendiri ? |
|
√ |
4. |
Apakah klien
sering was –was dan khawatir ? |
√ |
|
PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA
A. Perubahan
posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilao 0
jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri nilai 1
jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini
NO |
TES UJI KESEIMBANGAN |
SKOR |
|
|
|
0 |
1 |
1. |
Bangun tidak bangun
dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan
tangan atau bergerak kebagian depan kursi dahulu. Tidak stabil pada saat
berdiri pertama kali |
|
1 |
2. |
Duduk ke kursi menjatuhkan
diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi |
0 |
|
3. |
Menahan
dorongan pada stenum (pemeriksa mendorong stenum perlahan-lahan sebanyak 3
kali) klien menggerakkan kaki keatas, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya |
|
1 |
4. |
Mata tertutup sama seperti
diatas (periksa kepercayaan klien tentang input penglihatan untuk
keseimbangan |
|
1 |
5. |
Perputaran
leher menggerakkan
kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya,
keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil |
|
1 |
6. |
Gerakan
menggapai sesuatu tidak mampu
menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung
jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan |
|
1 |
7. |
Membungkuk tidak mampu
membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil (mis. Pulpen) dari lantai,
memegang objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multipel untuk
bangun |
0 |
|
B. Komponen
gaya berjalan atau gerakan satu kondisi dibawah ini
Beri nilai 0
jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri nilai 1
jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini
NO |
TES UJI KESEIMBANGAN |
SKOR |
|
|
|
0 |
1 |
1. |
Minta klien
untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-ragu, tersandung, memegang objek
untuk dukungan |
|
1 |
2. |
Ketinggian
langkah kaki (memegang kaki saat melangkah) kaki tidak naik dari lantai
secara konsisiten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu
tinggi (>5cm) |
0 |
|
3. |
Kontinuitas
langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien setelah
langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat
sati kaki sementari kaki yang lain menyentuh lantai |
0 |
|
4. |
ketidaksimestrisan
langkah (lebih baik diobservasi dari belakang klien) tidak berjalan
dalam garis, bergelombang dari sisi kesisi |
|
1 |
5. |
penyimpangan
jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien) |
|
1 |
6. |
Berhenti
sebelum mulai berbalik, jalan semponyongan, bergoyang, memegang objek untuk
dukungan |
|
1 |
1. Pengkajian
fungsional klien
KATZ index of independence in
activities of daily living
Aktivitas |
Independen (1 poin) Tanpa
supervise, arahan atau bantuan |
Dependen (0 poin) dengan
supervise, arahan dan bantuan atau total care |
Mandi poin
: 1 |
(1 poin) mampu
mandi sendiri atau butuh bantuan hanya satu bagian tubuh seperti punggung,
area genital atau ektermitas yang cacat/ lumpuh |
(0 poin) butuh
bantuan untuk mandi lebih dari satu anggota tubuh. |
Berpakaian poin: 1 |
(1 poin) mampu
mengambil pakaian dari lemari pakaian dan mengenakannya. Mungkin perlu bantuan
untuk ikat sepatu |
(0 poin) butuh
bantuan untuk berpakaian |
Toileting poin: 1 |
(1 poin) mampu
ketoilet, bangun dan duduk, membersihkan area genital tanpa bantuan. |
(0 poin) butuh
bantuan untuk ketoilet, membersihkan diri atau menggunakan bedpan |
Berpindah poin: 1 |
(1 poin) mampu
bergerak dari tempat tidur/ kursi tanpa bantuan. |
(0 poin) butuh
bantuan untuk berpindah dari tempat tidur/ kursi |
Kontinent poin: 1 |
(1 poin) mampu
mengontrol miksi dan defekasi |
(0 poin)
parsial continent |
Identifikasi
aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan mini mental status exam
(MMSE)
No |
Aspek kognitif
|
Nilai maksimal |
Nilai klien |
Kriteria |
1. |
Orientasi |
5 |
3 |
menyebutkan
dengan benar: ·
Tahun ·
Musim ·
Tanggal ·
Hari ·
Bulan |
2. |
Orientasi |
5 |
4 |
Dimana kita
sekarang berada: ·
Negara Indonesia ·
Provinsi aceh ·
Kota banda aceh ·
Banti social rumoh sejahtera geunaseh
saying ·
Wisma selanga |
3. |
Registrasi |
3 |
3 |
sebutkan nama
3 objek ( oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing – masing objek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tadi ( untuk disebutkan) ·
Objek buku ·
Objek piring ·
Objek kaca mata |
4. |
Perhatian dan
kalkulasi |
5 |
|
Minta klien
untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat ·
93 ·
86 ·
79 ·
72 ·
65 |
5. |
Mengingat |
3 |
2 |
Minta klien
untuk mengulangi ketiga objek pada no 2 ( registrasi) tadi. Bila brnar, 1
poin untuk masing – masing objek |
6. |
Bahasa |
2 |
2 |
Tunjukan pada
klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien ·
(jam tangan) ·
(pulpen) Minta klien untuk mengulangi kata berikut
”jika tidak, dan, atau tetapi” Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yanag terdiri dari 3 langkah “ambil kertas ketangan anda, lipat dua
dan taruh di lantai” Perintahkan pada klien untuk membaca
dan mengikuti kalimat berikut “ TUTUP MATA ANDA” Minta klien untuk menulis sebuah
kalimat Gambarkan kembali objek berikut. |
|
|
|
|
Interpretasi:
a. >
23 Aspek kognitif dari fungsi
mental baik
b. 18-22 Kerusakan aspek fungsi mentL RINGAN
c. <
17 Terdapat kerusakan aspek
fungsi mentak berat
B. Diagnose
Keperawatan
1.
Ketidak
seimbangan perfusi jaringan perifer
2.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3.
Defisit
pengetahuan b.d ketidaktahuan sumber informasi
Analisa Data
No |
Data |
Masalah |
1. |
Ds: Pasien mengatakan pusing, lemas dan nyeri di
bagian belakang punggu Do : TD : 140/90 mmHg N : 55 x/ menit R: 22
x/menit T: 36 ºC -
Nyeri yang dirasakan dibagian belakang -
Pada saat beraktivitas -
skala nyeri 5 |
Nyeri |
2. |
Ds: Pasien mengatakan lemas saat beraktifitas dan
saat melakukan senam -
Pasien mengatakan lemas, pusing saat melakukan aktifitas seperti senam -
Pasien mengatakan sakit pada saat berdiri terlalu lama D0: TD: 140/90 mmHg N: 55 x/menit R: 22 x/menit T: 36 ºC -
Kekuatan otot menurun -
Pergerakan terbatas |
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif |
3. |
Ds : Pasien mengatakan sakit kaki pada saat berjalan
dan pada saat berdiri terlalu lama Do : TD : 140/90 mmHg N : 55 x/menit R : 22 x/menit T : 36 ºC -
Pasien susah berjalan dan berdiri dalam jangka lama -
Pasien tanpak gelisah -
k/u lemah |
Resiko Jatuh |
Rencana / Intervensi Keperawatan
NO |
DIAGNOSA KEPERAWATAN |
kriteria hasil |
Intervensi Keperawatan |
1. |
Nyeri Data Subjektif: -
Pasien mengeluh nyeri -
Pasien mengatakan nyeri di bagian belakang punggun Data Objektif: TD: 140/90 mmHg N: 55 x/menit R: 22x/menit T: 36 ºC Pengkajian Nyeri: P: Nyeri Q: Rasa nyeri seperti terbakar R: Nyeri di belakang punggun S: 5 (0-10) T: Pada saat beraktivitas |
Setelah melasanakan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat
berkurang. Kriteria Hasilnya: -
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu mengunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri) -
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri -
Mampu mengenali nyeri -
Mengatakan rasa nyama setelah nyeri berkurang -
Keluhan nyeri menurun |
-
Memonitor TTV, skala nyeri -
Terapi relaksasi -
Pengurangin kecemasan -
Dukungan emosional -
Teknik mrnrnangkan -
Pemberian obat |
2. |
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif Data Subjektif: -
Pasien mengatakan lemas, pusing saat melakukan aktifitas seperti senam -
Pasien mengatakan sakit pada saat berdiri terlalu lama Data Obektif: TD: 140/90 mmHg N: 55 x/menit R: 22 x/menit T: 36 ºC |
Setelah dilakukan beberapa kali latihan diharapkan Ny. N dapat
mengerti Kriteria Hasilnya: -
Melakukan senam lansia yang baik dan benar serta tingkat kemampuan
senam meningkat -
Manfaat dan tujuan dilakukannya senam -
Menurutkan tekanan darah -
Mengajarkan tetang latihan fisik senam lasia penderita hipertensi
khususnya lansia |
-
Mengajarkan tetang latihan fisik senam lasia -
Memberikan informasi tentang manfaat dan tujuan dilakukannya senam
lansia -
Memberikan edukasi prosedur Tindakan -
Memobilisasi keluarga -
Promosi kesiapan -
Promosi koping -
Memberikan edukasi pengobatan |
3. |
Resiko Jatuh |
-
Memberikan dukungan mobilisasi -
Meningkatkan latihan kekuatan otot -
Mengidenfikasi resiko -
Mencegah risiko lingkungan -
Memberikan menajemen pengobatan |
-
Dukungan mobilitas -
Memberikan edukasi pengurangan resiko -
Peningkatkan latihan kekuatan otot -
Identifikasi risiko -
Pencegahan resiko lingkungan -
Manajemen pengobatan -
Gangguan keseimbagan |
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
TGL WAKTU |
DIAGNOSA KEPERAWATAN |
IMPLEMENTASI |
EVALUASI |
PARAF
EPTORPRES |
12/02/21 Jam 13.00 |
Nyeri |
-
Megidefikasi skala
nyeri -
Memberikan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri -
Memberikan terapi |
S:Pasien mengatakan masih mengalami
nyeri O: Observasi TTV A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan |
|
12/02/21 Jam 13.00 |
Pemeliharaan kesehatan
tidak efektif |
-
Memberikan latihan
fisik senam untuk lansia -
Memberikan informasi
manfaat dan tujuan senam lansia -
Memberikan
pembelajaran tetang pengobatan |
S:Pasien mengatakan sudah tidak pusing
saat melakukan aktivitas O: Observasi TTV A: Masalah Hipertensi P: Intervensi Dihentikan
|
|
12/02/21 Jam 13.00 |
Resiko Jatuh |
-
Melakukan Px TTV -
Memberikan kenyamanan
dengan ada nya tongkat -
Memberikan obat-
obatan |
S:Pasien mengatakan masih menggunakan
alat bantu O: Observasi cara berjalan A:
Masalah belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan |
|
KEPERAWATAN GERONTIK KE 1 – 2, TANGGAL: 5 dan 12 / 02
/2021
1.
Latar
belakang
-
Pada
pertemuan pertama perawat melasanakan pengkajian terhadap pasien
-
Pertemuan
ini perawat telah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan pengkajian
dan implementasi untuk tahapan selanjutnya.
2.
Rencana
keperawatan
-
Diaknosa
keperawatan : Nyeri, Pemeliharaan kesehatan
tidak efektif dan resiko jatuh
-
Tujuan
umum : Setelah dilakukan pengkajian perawat dapat melakukan rencana keperawatan
-
Tujuan
khususnya: Ialah untuk menegakkan diagnosa keperawatan dan tapan selanjutnya
untuk melakukan implementasi.
3.
Rencana
kegiatan
1.
Topik
: pengkajian
2.
Metode
: Diskusi Tanya jawab
3.
Media
: lembar pengkajian
4.
Waktu
: 60 menit
5.
Strategi
pelaksanaan
No |
Alokasi Waktu |
Kegiatan |
1. |
09.00- 09.08 |
Fase oeientasi -
Mengucap salam -
Membuat kontrak waktu |
2. |
10.08-10.30 |
Fase kerja -
Mengkaji identitas pasien -
Mengkaji pasien sampai selesai |
3. |
10.30-10.50 |
Fase terminasi -
Validasi emosi pasien -
Mengucap salam |
4.
Kriteria
Evaluasi (kegiatan hari ini)
1)
Kriteria
struktur:
a.
Tersedia
tempat pertemuan
b.
Adanyan
kontrak waktu
2)
Kriteria
proses:
a.
Pasien
dapat menjawab pertanyaan atau yang di kaji perawat
b.
Pasien
dapat berpartisipasi dengan baik sampai akhir pertemua
3)
Kriteria
hasil:
a.
Perawat
dapat menegakkan diagnosa keperawatan
KEPERAWATAN GERONTIK PERTEMUAN KE : 3 TANGGAL : 15 dan
16 / 02 /2021
1. Latar
Belakang
Pada pertemuan sebelumnya perawat telah melakukan
pengkajian dan selanjutnya dapat dilakukan implementasi pada pasien mrngunakan
terapi obat tradisional dengan mengunakan parutan kunyit untuk menurunkan
hipertensi.
Pertemuan
selanjutnya perawaat melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan terapi
obat teradisional dengan mengunakan parutan kunyit untuk menurunkan hipertensi.
2. Rencana
keperawatan
1.
Diagnosa
keperawatan : Nyeri , Pemeliharaan kesehatan
tidak efektif dan resiko
jatuh
2.
Tujuan
umum : Selanjutnya dilakukan implementasi terapi obat tradisional dengan
mengunakan parutan kunyit untuk menurunkan hipertensi dan nyeri pada pasien.
3.
Tujuan
khusus :
Selama 1x60 menit klien dapat :
a.
Menyatakan
hipertensi berkurang
b.
Merasa
nyaman setelah hipertensi dan nyeri
menurun
c.
Jelaskan
manfaat implementasi
3. Rencana
kegiatan
1.
Topik : Implementasi tentang terapi obat
teradisional dengan mengunakan kunyit
2.
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
3.
Media : Leaflet
4.
Waktu : 60 menit
5.
Strategi
pelaksanaan
No |
Alokasi Waktu |
Kegiatan |
1. |
10.00-10.30 |
Fase orientasi -
Mengucap salam -
Membuat kontrak
waktu -
Validasi emosi -
Menjelaskan bagaimana cara
berinteraksi |
2. |
10.30-11.00 |
Fase kerja -
Menjelaskan langkah-langkah terapi obat teradisional untuk menurunkan
hipertensi dan nyeri -
Memjelaskan manfaatnya dari terapi tersebut -
Memberikan kesempatan terhadap pasien untuk bertanya mengenai
langkah-langkah terapi mengobatan teradisional tersebut. |
3. |
11.00-11.40 |
Fase terminasi -
Membuat kesimpulan dari hasil pertemuan -
Membuat kontrak waktu untuk selanjutnya -
Mengucapkan salam dan terimakasih kepada pasien |
4.
Kriteria
Evaluasi (kegiatan hari ini)
4)
Kriteria
struktur:
a.
Tersedia
tempat pertemuan
b.
Adanyan
kontrak waktu
5)
Kriteria
proses:
a.
Pasien
dapat menjawab pertanyaan atau yang di kaji perawat
b.
Pasien
dapat berpartisipasi dengan baik sampai akhir pertemua
6)
Kriteria
hasil:
a.
Perawat
dapat menegakkan diagnosa keperawata
LOG BOOK KEGIATAN
HARIAN
Nama : Miftahul amalia
Nim : 21175032
Gampong: Bak Buloh
Nama Preseptor: Dr
Nanda Desrenza
Hari/Tgl |
Jam |
Kegiatan |
Paraf
Preseptor |
Senin 14/03/22 |
08.00 11.00 11.30 12.00- 13 30 15.00 16.00 16.30 17.00 |
- Datang ke
kantor camat - Menuju ke
kampung bak buloh - Arahan dari
perwakilan camat - Pengarahan
posko -Shalat zuhur - Berbincang bincang dengan masyarakat - Shalat ashar - Absensi
kehadiran - izin pulang |
|
Selasa 15/03/22 |
08.00 08.30 09.00 09.30 13.00 14.00 15.45 16.00 17.00 |
- Datang
kekampung bak buloh -Pertemuan
dengan pak geucik -Absensi
kehadiran - Membantu
acara posyandu - TTV -Cek asam urat - Cek gula
darah -Melakukan
hand hygiene - Shalat zuhur -Datang ke
rumah pak geuchik untuk musyawarah tentang acara community meeting I - Izin pamit
dari rumah pak geuchik -Shalat sahar - Izin pulang |
|
Rabu 16/03/22 |
08.00 13.00 14.00 16.00 16.30 16. 45 17.00 |
- Datang ke
kmpung bak buloh -
Mempersiapkan acara meeting I - Menyapu
halaman meunasah -
Mempersiapkan tempat -Mempersiapkan
konsumsi -Shalat zuhur -
Berlangsungnya acara meeting I -Pembukaan -Pembacaan
ayat suci al-quran -Kata sambutan
ketua kelompok -Perkenelan
mahasiswa -Kata sambutan
dari dosen -Kata sambutan
dari bapak geuchik -Sesi
identifikasi masalah -Sesi
pembentukan prokjakes -Peresmian
struktur prokjakes - Pembacaan
doa -Penutup - Acara
berakhir -Musyawarah
tentang data pasien lansia - Mengisi
absensi - Membersihkan
meunasah setelah acara - Izin pulang |
|
Kamis 17/03/22 |
08.00 10.00 13.00 14.00 16.00 17.00 |
- Datang
kekampung bak buloh - Mendata
lansia kampong bak buloh dari satu rumah kerumah lainnya - Berbicara
dengan dengan masyarakat yang ada dirumah masing masing -Membagi
pasien masing masing -Shalat zuhur - Mendatangi
rumah lansia -Melakukan
pengkajian -Wawancara dengan lansia -TTV -Cek asam urat - Cek GDS -dokumentasi - Izin pamit dari rumah pasien - kembali keposko Shalat ashar -Izin pulang |
|
Jumat 18/03/22 |
08.00 09.00 13.00 14.00 16.00 16.00 17.00 |
-Datang ke
kampong bak buloh -Melakukan
acara juamat bersih - Membersihkan
toilet menasah - Membersihkan
halaman meunasah - Acara jumat bersih
selesai - Sahalat
zuhur -Berbincang
bincang dengan masyarakat -Shalat ashar -Mengisi
absensi -Izin pulang |
|
Dokumentasi Laporan
1.
Foto
Pengkajian
2. Foto Dokumentasi Leafleat
3.
Alat-alat
untuk terapi
4.
Menyiapkan
obat tradisional untuk menurutkan hipertensi
Sekian dan Terimakasi
Daftar Pustaka
Vandra
Junizar Putra. Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ib. A dengan Pemberian Slow
Deep Breathing Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun (2019)
Ibrahim.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI. (2011)
Rika
Lisiswanti. Upaya Pencegahan Hipertensi.
Majority. Volume 5. Nomor 3. September (2016)
Ardiansya,
M. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : Diva press (2012)
5. Terapi
senam menurutkan hipertensi