BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang
mengalami mual muntah yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari sehingga membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif bagi ibu
hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual muntah
sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut
40-60% biasa terjadi pada multigravida (Prawirohardjo,2014).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
suatu yang wajar pada ibu hamil
trimester 1. Kondisi ini akan berubah, jika mual muntah terjadi >10 kali
dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan
dapat memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Prawirohardjo,2015).
Kehamilan menurut Prawirohardjo,
(2015) adalah merupakan proses produksi yang memerlukan
perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan aman,
sehingga bayi terlahir dengan sehat, selamat sesuai keinginan keluarga.
Kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu bagi perempuan yang sudah
menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat menstruasi dan setelah melakukan
pemeriksaan urin serta ditandai dengan hasil positif maka bisa dikatakan hamil.
Perempuan tersebut akan merasa senang begitu juga dengan keluarganya.
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan
bahwa perempuan meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000
orang. Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Resiko kematian ibu
dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100
ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio kematian
ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil,
yaitu perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu
hamil trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran
cerna dan kenaikan kadar estrogen, progesterone, dan human chorionic
gonadotropin (HCG) dapat menjadi pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu
hamil. Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun
dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung
dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terjadinya mual dan
muntah. Selain itu, mual muntah juga diperberat dengan adanya faktor lain,
seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Sulistyawati,2012).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian
hiperemesis gravidarum menurut modifakasi yaitu faktor hormonal, paritas,
psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Pada dasarnya
perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap stimulus yang berhubungan
dengan sakit dan penyakit,terhadap sistem pelayanan kesehatan, lingkungan dan
makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
umur, paritas,sikap, pendidikan, dan pengetahuan (Sulistyawati,2012).
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Untuk dapat
melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. N dengan Hiperemesis
Gravidarum sampai dengan pendokumentasian nya.
2.
Tujuan khusus
a.
Untuk dapat melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny. N dengan
Hiperemesis Gravdarum.
b.
Untuk dapat mengumpulkan data objektif pada Ny. N dengan Hiperemesis
Gravidarum.
c.
Untuk dapat menegakkan assessment (diagnose,
masalah dan kebutuhan) pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravdarum.
d.
Untuk dapat melakukan perencanaan asuhan pada Ny. N dengan Hiperemesis
Gravdarum.
C. Manfaat Penulisan
1.
Bagi mahasiswa
Sebagai bahan bacaan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum dan mampu menerapkan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
2.
Bagi lahan praktik
Dapat membimbing mahasiswa dalam melakukan asuhan
kebidanan yang sesuai pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di BPM
Rosita Ferawati. S.Tr.Keb
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
Konsep Kehamilan
1.
Definisi
Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9-10 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, yaitu trimester
pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40)
(Prawirohardjo, 2014)
2.
Tanda-Tanda
Kehamilan
Menurut Jannah
2012, Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul
pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologis dan psikologis
pada masa kehamilan ;
a. Tanda
Pasti Kehamilan
Tanda pasti hamil adalah
tanda-tanda obyektif yang di dapatkan oleh pemeriksaan yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan;
1)
Denyut Jantung Janin
(DJJ)
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui
oleh pemeriksa dan dapat didengar dengan stetoskop Leanec pada minggu 18-20
minggu. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan sistem dopler pada kehamilan
usia kehamilan 12 minggu
2)
Terasa Gerakan
Janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh
ibu pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan ke IV
dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka
kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka akan melenting di dalam rahim.
Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.
3)
Teraba Bagian-Bagian
Janin
Bagian-bagian janin secara secara obyektif dapat
dapat diketahuai oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir
trimester kedua (jannah 2012).
3.
Perubahan
Anatomi Dan Fisiologis Pada Perempuan Hamil
a.
Perubahan Sistem
Reproduksi
1)
Uterus
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70
gr dan kapasitas 10 ml atau kurang, selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion
rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 bahkan dapat mencapai
20 atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr (Rukiyah 2013)
2)
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium (Rukiyah 2013)
3)
Vagina dan perenium
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perenium dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
chadwick (Rukiyah 2013)
b.
Perubahan Metabolik
1)
Sistem respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah
± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume
residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan
titik perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali
hampir seperti sedia kala dalam 24 Minggu setelah persalinan (Rukiyah,2013)
2)
Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih
akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu
atas panggul, keluhan ini akan timbul kembali (Rukiyah, 2013)
3)
Sistem endokrin
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan
mengecil, sedangkan hormon androstenedion dioksi kortikosteron, aldosterone,
dan kortisol akan meningkat, sementara itu dehydroepiandrosterone sulfat akan
menurun (Rukiyah, 2013)
4)
Sistem muskuloskeletal
lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. akibat
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah 2 tungkai (Rukiyah, 2013)
4.
Kebutuhan
Nutrisi Selama Kehamilan
Menurut
Rukiyah, (2013), gizi seimbang untuk ibu hamil dan ibu menyusui mengindikasikan
bahwa konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan
untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin atau bayinya. Oleh
karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangan nya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.
5.
Ketidaknyamanan dalam Kehamilan
a.
Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester I
1) Mual Muntah
Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai muntah yang terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada
saat lambung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari
(Yuni, K, 2010).
2)
Sering BAK (Buang Air Kecil)
Ibu hamil trimester I sering mengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Faktor Penyebab
menurut Miftahul, K (2019) yaitu
:
a)
Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
b)
Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
c)
Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.
3)
Kelelahan atau Fatique
Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-kadang mengganggu aktifitas sehari–hari. Kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini
berkaitan dengan faktor metabolisme yang
rata-rata menurun pada ibu hamil (Arsinah, dkk, 2010).
4)
Keputihan
Ibu hamil sering
mengeluh mengeluarkan lendir
dari
vagina yang lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti celana dalam. Kejadian keputihan ini
bisa
terjadi pada ibu hamil trimester
pertama, kedua maupun ketiga
(Arsinah, dkk, 2010).
b.
Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester II
1)
Odema
2)
Nafas Sesak
3)
Nyeri Ligamentum Rotundum
4)
Nyeri Ulu Hati (Heart Burn)
5)
Perut Kembung
6)
Sakit Kepala
7)
Sakit Punggung Atas dan Bawah
8)
Konstipasi Atau Sembelit
9)
Kram pada Kaki
c. Ketidaknyamanan Ibu
Hamil Trimester III
1)
Sering Buang Air Kecil (BAK)
2)
Kram pada Kaki
3)
Konstipasi (Sembelit)
4)
Sakit Kepala
5)
Sakit Punggung
B.
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari
sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu (Norma dan Dwi, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan
aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba,
2008).
C.
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba (2015), penyebab
gestosis - hiperemesis gravidarum tidak
diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor berikut ini :
1.
Faktor Psikologis : bergantung pada apakah ibu dapat menerima
kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
2.
Faktor Fisik : terdapat
kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam
sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic
gonadotropin, faktor konsentrasi human
chorionic gonadotropin yang tinggi,
faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis
gravidarum.
D.
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba (2015), diawali
dengan muntah yang berlebihan sehingga
dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deurisis
menurun. Hal ini menimbulkan perfungsi
ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2 Oleh karena itu dapat terjadi
perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik
yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
PH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu
masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai
berikut :
1. Hepar
: Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel
liver dan terjadi ikterus, terjadi
perdarahan pada parenkin
liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.
2. Ginjal
: Dehidrasi penurunan diuresis
sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis se1
ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak
diantaranya perdarahan ventrikel.
E.
Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum
Menurut Norma dan Dwi (2013), gejala
Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat
dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :
1. Tingkat
I (Ringan) : dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di
epigastrum, nadi meningkat dan tekanan darah turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II (Sedang) : dengan gejala mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah dan apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah
kering dan kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu badan naik (dehidrasi), tekanan darah turun, ikterus
ringan, berat badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi, dapat
pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan
umum jelek, kesadaran sangat
menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil (halus) dan cepat, dehidrasi hebat,
suhu badan naik dan tekanan darah turun sekali, icterus, komplikasi yang sangat
fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke, nistagmus,
diplopia, perubahan metal).
F.
Diagnosis
Diagnosis
Hiperemesis Gravidarum biasanya
tidak terlalu sukar, dapat diketahui dengan
terdapatnya amenorea, mual dan muntah
berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari
- hari dengan berbagai tingkat.
Diagnosis
Hiperemesis
Gravidarum dapat dengan mudah
ditegakkan memalui gambaran klinis seperti amenore, mual muntah berlebihan
sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nyeri perut bagian bawah (tidak
berhubungan dengan persalinan normal) (Sulistyawati, 2013).
G.
Pencegahan
Prinsip
pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu
hamil. Diet ibu hamil yaitu makan
sedikit - sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack, kacang, biskuit
dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari makanan
yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.
H.
Penatalaksanaan
Menurut (Manuaba, 2016), apabila
dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan :
1.
Obat – obatan; Sedativa :
Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B –kompleks, Anti histamine :
dramamin, avomin, Anti emetik (pada keadaanlebih berat) : Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit
2.
Isolasi; Penderita disendirikan
dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, catat
cairan yang keluar masuk, hanya dokterdan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntahberhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minumandan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala
– gejala akanberkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.
Terapi psikologika; perlu diyakinkan
kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaanserta menghilangkan masalah dan konflik.
4.
Cairan parenteral; cairan yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukosa 5% dalam cairan fisiologis (2
– 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5.
Menghentikan kehamilan; Pada keadaan
yang sangat berat tindakan ini dilakukan dengan indikasi gangguan
kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma, ensefalopati
wernick, gangguan organik (
perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi hati dan ginjal.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Hari/ Tanggal : Rabu /15-12-2021
Pukul :
17:00
wib
Tempat :
PMB Rosita Ferawati.S.Tr.Keb
Nama ibu : Ny. N Nama suami : Tn.M
Umur : 32 Tahun Umur : 34 Tahun
Alamat : Tungkop Alamat : Tungkop
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security
Pendidikan : SMA Pekerjaan
: SMA
S : Ny.N usia 32 tahun datang ke PMB Rosita Ferawati., S.Tr.Keb bersama
suaminya ingin periksa kehamilan, ibu mengatakan mengalami mual muntah 8 kali
sehari,nyeri pada ulu hati,
tidak
nafsu makan, badan
terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya, ini merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran , Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
begitu juga dengan keluarganya. HPHT : 16-8-2021.
O : K/U :
Lemah
Kesadaran : Komposmentis
TTP
: 23-5-2022
Pemeriksaan TTV
TD
: 110/70 mmhg Lila : 23,5 cm
N :
84
x/m BB
: 58
Kg
R :
22 x/m TB : 158 cm
T :
36,9
o C
Pemeriksaan fisik
Wajah
: tidak ada cloasma
gravidarum dan tidak oedema
Mata
: Konjuntiva merah muda, dan mata cekung
Sklera :
Putih
Mulut :
Lidah kering
Pemeriksaan Abdomen
Leopold 1 :
Teraba Ballotement
Leopold 2 :
Belum Teraba
Leopold
3 : Belum Teraba
Leopold
4 : Belum Teraba
A
: Ibu
G1 P0 A0 usia kehamilan 17 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, Keadaan ibu lemas
P
:
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu saat
ini dalam kondisi lemah.
2.
Memberikan penjelasan kepada ibu
bahwa saat ini ibu sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1.
3.
Memberikan dukungan psikologis pada
ibu untuk tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya.
5.
Menganjurkan ibu untuk makan sedikit
tapi sering dan makan – makanan ringan seperti biskuit.
6.
Menganjurkan ibu untuk tidak
terlebih dahulu memakan makanan yang merangsang mual dan muntah misalnya
makanan yang berminyak dan berbau lemak seperti gorengan.
7.
Memberitahu ibu tentang mobilisasi
pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu jangan tiba – tiba
langsung berdiri pada saat baru bangun tidur pagi, tetapi ibu miring terlebih
dahulu kemudian duduk baru perlahan berdiri untuk menghindari pusing yang
menimbulkan mual dan muntah.
8.
Menganjurkan ibu untuk jangan
terlalu banyak hal yang dipikirkan sebab psikologis berpengaruh terhadap
kehamilan ibu.
9.
Memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang 4 minggu lagi untuk mengontrol kondisi ibu atau jika ada keluhan ibu
segera kembali.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari
sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi. Penyebab gestosis -
hiperemesis gravidarum tidak
diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor 2 faktor yaitu faktor psikologis
dan faktor fisik.
Berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil praktik yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2021 di PMB
Rosita Ferawati. S.Tr.Keb, di dapatkan pasien hamil dengan kasus Hiperemesis
Gravidarum, yaitu Ny.N G1 P0 Ao usia kehamilan 17 Minggu dengan gejala mual
muntah sudah 8 kali sehari, nyeri pada uluhati, tidak nafsu makan, badan terasa
lemas, mata cekung, lidah kering dan turgor kulit berkurang.
Dari gejala tersebut, Asuhan
kebidanan yang diberikan kepada Ny.N
adalah menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam,
menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, tidak memakan makanan yang
merangsang mual dan muntah, menganjurkan ibu jika bangun tidur, bangunlah
sambil miring terlebih dahulu, kemudian duduk baru berdiri secara perlahan dan
memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi atau jika ada keluhan ibu
segera kembali.
B.
Saran
1.
Bagi mahasiswa
Di harapkan bagi mahasiswa agar dapat mempelajari
kasus patologi sehingga mampu menerapkan asuhan dan mengevaluasi ada tidaknya
kesenjangan antara teori dengan praktik lahan
2.
Bagi lahan praktek
Di harapkan tenaga kesehatan memperhatikan pelayanan
kesehatan terhadap Pasien dengan baik dan sesuai standar asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsinah, dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar
Asuahan Kebidanan Kehamilan .Yogyakarta : ANDY
Miftahul, K, dkk. 2019. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Surabaya: Jakad Publishing
Prawirohadjo, Sarwono. 2015. Buku Acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : PT Bina pustaka
sarwono paworohardjo.
Rukiyah ,A.Y.& Yulianti,L(2013). Asuhan Neonatus bayi dan anak balita (3th
ed). Jakarta ;
TIM.
Sulistyawati A. 2012.
Perubahan anatomi dan fisiologi ibu
hamil.
Didalam: Asuhan kebidanan pada masa
kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota
Yuni, K. 2010. Perawatan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Fitramaya