DAFTAR
ISI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Mobilitas Penduduk
B. Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk
D. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)
E. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)
F. Perilaku Mobilitas Penduduk
G. Sumber Data Mobilitas Penduduk dan Analisis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 sesudah RRC,
India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya. Banyaknya jumlah penduduk
berdampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin banyaknya
sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara, tetapi
dampak negatifnya adalah dapat memunculkan masalah-masalah kependudukan
akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk dan penyebarannya
yang tidak merata.
Mobilitas penduduk telah berlangsung sejak terciptanya manusia pertama
kali. Manusia melakukan perburuan maupun meramu tumbuh-tumbuhan yang berguna
untuk kelangsungan hidupnya. Sebelum mulai menatap mereka melakukan aktiitas di
bidang pertanian yang mulai dengan pola berpindah-pindah kemudian melakukan
pertanian menetap. Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu
tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas hidupnya mulai dengan pemenuhan
kebutuhan pangan sekunder lainnya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
seseorang akan melakukan mobilitas dengan tujuan untuk memperoleh pekerjaan akan
pendapatan. Dengan demikian daerah tujuan mobilitas penduduk merupakan derah
dimana terdapat peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerrjaan yang lebih
baik, atau peningkatan pendapatan. Sehingga kesempatan kerja yang tersedia
disuatu daerah merupakan salah satu factor pendorong adanya mobilitas penduduk.
Selanjutnya, jika kebutuhan dasarnya telah dapat terpenuhi maka mobilitas
dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan sekunder, termasuk wisata bahkan
mungkin sampai tingkat foya-foya. Mobilitas penduduk merupakan bagian integral
dari proses pembangunan secara keseluruhan. Mobilitas telah menjadi penyebab
dan penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu
daerah. Oleh sebab itu, tidak terlalu tepat untuk hanya menilai semata-mata
aspek positif maupun negatif dari mobilitas penduduk terhadap pembangunan yang
yang ada, tanpa memperhitungkan pengaruh kebaikannya.
Tidak akan terjadi proses pembangunan tanpa adanya mobolitas penduduk.
Tetapi juga tidak akan terjadi pengarahan penyebaran penduduk yang berarti
tanpa adanya kegiatan pembangunan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. apa
itu mobilitas penduduk ?
2.
bagaimana
bentuk-bentuk mobilitas penduduk ?
3.
bagaiman faktor-faktor
yang mempengaruhi mobilitas penduduk?
4.
Bagaiman perilaku
mobilitas penduduk?
5.
Bagaiman dampak dari
mobilitas penduduk?
C. Tujuan
1.
untuk mengetahi apa
itu mobilitas penduduk
2.
untuk mengetahui
bagaimana bentuk-bentuk mobilitas penduduk
3.
untuk mengetahui bagaiman faktor-faktor yang mempengaruhi
mobilitas penduduk
4.
untuk mengetahui Bagaiman perilaku mobilitas penduduk
5.
untuk mengetahui Bagaiman dampak dari mobilitas penduduk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Ruang Lingkup Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk
jangka waktu yang lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik (komunitas)
dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat
ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen
(tidak tetap) dan mobilitas tetap (tetap). Apabila perpindahan bertujuan untuk
menetap di daerah tujuan maka disebut migrasi. Jadi migrasi artinya perpindahan
penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk menetap.
Jenis-jenis mobilitas permanen :
- Urbanisasi yaitu perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
- Transmigrasi yaitu perpindahan
perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang kurang padat
penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.
- Migrasi yaitu masuknya penduduk
dari satu Negara ke Negara lain.
- Emigrasi yaitu keluarnya
penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.
- Remigrasi yaitu kembalinya
penduduk ke negara asalnya.
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas
penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horinzontal. Mobilitas penduduk
vertikal sering disebut dengan perubahan status, atau perpindahan dari
cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan salah
satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja
dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas
penduduk horizontal atau sering pula disebut dengan mobilitas penduduk
geografis adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju
ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (Mantra, 1987). Penggunaan
batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini
mengikuti paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan
waktu (space and time concept).
B. Bentuk-Bentuk
Mobilitas Penduduk
Mobilitas tradisional, dimana penduduk melakukan
mobilitas atas dasar untuk memenuhi kebutuhan primer terutama pangan. Aktivitas
mobilitas tradisional merupakan arus desa ke kota yang termasuk dalam
pengertina urbanisasi.
Mobilitas pra-modern, yang merupakan transisi drai
mobilitas tradisional menuju mobilitas modern. Dalam hal ini penduduk mulai
melakukan mobilitas dengan tujuan yang lebih luas bukan hanya sekedar untuk
cukuppangan. Aktivitas dari desa ke kota sangat meningkat disertai dengan
mobilitas antar kota dan juga mobilitas dari kota ke luar kota (pedesaan).
Sehingga terjadi dengan apa yang disebut urbanisasi modern. Penduduk mobilitas
atau migrasi dengan tujuan yang lebih luas termasuk kesenangan dan kenyamanan.
Mobilitas modern, dimana mobiolitas penduduk telah
mmelampaui batas-batas Negara dengan berbgai macam-macam tujuan baik kegiatan
perdagangan maupun berwiraswasta.
Mobilitas canggih atau super-modern, dimana mobilitas
dilakukan telah melampaui pengertian berwiraswasta secara wajar yang dapat
dimasukkan dalam kategori berfoya-foya dengan konsumsi yang berlebihan.
Bentuk mobilitas penduduk dapat dipahami berkaitan
dengan keberhasilan dalam aktivitas ekonomi yang meliputi 2 komponen yaitu
kesempatan kerja (produktifitas) dan pendapatan (atau dana). Komponen mobilitas
tersebut dapat di pandang sebagai indikator kualitas kehidupan masyarakat.
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk
Faktor dari sejarah asal yang disebut faktor pendorong
seperti adanya bencana alam, panen gagal, lapangan kerja terbatas, keamanan
terganggu, kurangnya sarana pendidikan. Faktor yang ada di daerah tujuan yang
disebut faktor penarik seperti, tersedianya lapangan kerja, upah tinggi,
tersedia sarana pendidikan kesehatan dan hiburan. Faktor yang terletak diantara
daerah asal dan daerah tujuan yang disebut penghalang yang termasuk faktor ini
misalnya jarak jenis alat transport dan biaya transport jarak yang tidak jauh
dan mudahnya transportasi mendorog mobilitas penduduk. Yang terdapat pada diri
seseorang disebut faktor individu. Faktor ini sangat mempengaruhi keinginan
seseorang untuk melakukan mobilitas atau tidak. Contoh faktor individu ini
antara lain: umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada
yang negatif dan ada yang positif. Faktor pendorong yang positif yaitu para
migran ingin mencari atau menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor
pendorong yang negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas
dan lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang positif
yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan lebih lengkap.
Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang lebih
bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga apa saja yang diperlukan akan
mudah didapat dikota.
D. Mobilitas
Penduduk Permanen (Migrasi)
1. Migrasi penduduk
Migrasi penduduk terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Migrasi internasional. Migrasi internasional adalah perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara.
Migrasi interen adalah migrasi yang terjadi dalam batas wilayah suatu
negara. Terdiri dari:
- Migrasi sirkuler yaitu
perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan.
- Komuter atau ngelaju yaitu
pergi ketempat atau kota lain di pagi hari dan pulang di sore hari ataupun
malam hari.
- Urbanisasi yaitu perpindahan
penduduk dari desa ke kota dengan maksud untuk mencari nafkah.
Sebab-sebab timbulnya migrasi penduduk yaitu adanya
alasan ekonomis, adanya alasan politis, adanya alasan wabah penyakit yang
timbul disuatu daerah tertentu, dan adanya alasan pendidikan.
2. Transmigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya dalam satu negara. Penyelenggaraan
transmigrasi dikatakan berhasil bila memenuhi syarat :
- Jumlah penduduk yang
transmigrasikan tiap tahun lebih banyak dari pada pertambahan penduduk
dari daerah yang ditinggalkan.
- Antara transmigran dengan
penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan.
3. Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia
Faktor yang mendorong pemerintah mengeluarkan
kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, yaitu makin kompleksnya
masalah kependudukan yang terjadi di dalam negeri dengan berbagai implikasi
sosial ekonimisnya. Selain itu, terbukanya ksempatan kerja yang cukup luas di
negara-negara yang relatif kaya dan baru berkembang yang dapat menyerap tenaga
kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
E. Mobilitas
Penduduk Non Permanen (Sirkuler)
Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas non
permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan
tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebagai contoh, di Indonesia
(menurut batasan sensus penduduk) mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan
sebagai gerak penduduk yang melintas batas propinsi menuju ke propinsi lain
dalam jangka waktu kurang enam bulan. Hal ini sesuai dengan paradigma geografis
yang didasarkan atas konsep ruang (space) dan waktu (time). Data mobilitas
penduduk sirkuler sukar didapat.
Hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler
tidak memberitahu kepergian mereka kepada kantor desa di daerah asal, begitu
juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan. Meskipun deminian, dengan
segala keterbatasan data, mobilitas penduduk Indonesia, baik permanent maupun
nonpermanent (sirkuler) diduga frekuensinya akan terus meningkat dan semakin
lama semakin cepat. Menurut Ananta (1995), suatu revolusi mobilitas tampaknya
juga telah terjadi di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tersedianya prasarana
transport dan komunikasi yang mewadai dan modern.
F. Perilaku
Mobilitas Penduduk
Perilaku mobilitas penduduk oleh Ravenstain disebut
dengan hukum-hukum migrasi sebagai berikut: Para migran cenderung memilih
tempat terdekat sebagai daerah tujuan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi
seseorang untuk bermigran adalah situasinya memperoleh pekerjaan di daerah asal
dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di
daerah tujuan. Daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility)
lebih tinggi dibanding dengan daerah asal. Semakin tinggi pengaruh kekotaan
terhadap seseorang, semakin besat tingkat mobilitasnya. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, semakin tinggi frukuensi mobilitasnya.
Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak
melakukan mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin. Penduduk yang
berpendidikan tinggi biasanya lebih banyak melaksanakan mobilitas dari pada
yang berpendidikan rendah. Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru
tergantung pada hubungan sosial para pelaku hubungan sosial para pelaku
mobilitas dengan masyarakat tersebut. Kepuasan terhadap kehidupan di kota
tergantung pada kemampuan perseorangan untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya
kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang. Setelah menyesuaikan diri dengan
kehidupan kota, para pelaku mobilitas pindah ke tempat tinggal dan memilih
daerah tempat tinggal dipengaruhi oleh daerah tempat bekerja.
G. Sumber
Data Mobilitas Penduduk dan Analisis
Pada umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk
yaitu: sensus penduduk, registrasi penduduk dan survei penduduk. Diantara
ketiga sumber data mobilitas penduduk data yang didapat dari sensus penduduk
dan survei penduduk yang paling lengkap, hanya kelemahannya data yang didapat
dari sensus penduduk hanya meliputi mobilitas penduduk yang bersifat permanen
saja. Dan hasil registrasi penduduk dan survei penduduk diperoleh data baik
mobilitas permanen maupun nonpermanen, hanya kelemahannya tidak semua mobilitas
penduduk dapat dicatat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mobilitas
penduduk adalah suatu perpindahan penduduk yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dalam hidupnya, baik karena paksaan (perintah) maupun secara
spontan (keinginan sendiri). Peranan mobilitas penduduk terhadap laju
pertumbuhan penduduk antara satu wilayah dengan wilayah yang lain berbeda-beda.
Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas penduduk diukur berdasarkan
konsep ruang dan waktu.
Mobilitas
penduduk dibagi menjadi dua yaitu mobilitas permanen dan non-permanen.
Mobilitas permanen atau yang sering dikenal dengan sebutan migrasi adalah
perpindahan penduduk dari daerah asal (desa) ke daerah tujuan (kota) untuk
mencari pekerjaan dan berniat untuk tinggal menetap di daerah tersebut dengan
keluarganya. Sedangkan mobilitas non-permanen adalah suatu perpindahan penduduk
dare desa ke kota untuk mencari pekerjaan, tetapi tidak menetap di daerah
tujuan (nglaju).
Dalam
masyarakat Indonesia, mobilitas penduduk secara non-permanen lebih banyak
terjadi daripada mobilitas penduduk yang permanen, khususnya di daerah-daerah
yang berdekatan dengan kota. Misalnya, Banten, Bogor dan Semarang. Dengan
demikian, mobilitas non-permanen sangat menguntungkan bagi pekerja yang nglaju
dari daerah asal karena lebih menghemat biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Daldjoeni.
1981. Masalah Penduduk Dalam Fakta dan Angka. Bandung: Alumni.
Lucas,
David. 1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakara: Gadjah Mada University Press.
Mantra,
Ida Bagus. 2015. Pengantar Demografi Umum. Yogakarta: Pustaka Pelajar.
Munir,
Rozy. 1992. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Suharyanto, P Tji. 1996. Urbanisasi. Surabaya Post. 23 September 1996.
Sanusi,
Sri Rahayu. 2003. Masalah Kependudukan di Negara Indonesia. Diunduh pada http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-sri%20rahayu.pdf
tanggal 12-09-2016
No comments:
Post a Comment