Makalah
VEGETASI
DARAT DAN PERAIRAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat
Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mempunyai
kesempatan untuk menyusun laporan saya “Vegetasi Darat dan Perairan” ini dengan baik.
Penyusunan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi
tanaman. Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari
berbagai proses antara lain, mencari bahan dan mengelola data serta penyusunan
data menjadi laporan.
Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membantu dan ikut andil serta memotivasi
dalam penyusunan laporan ini serta berbagai pihak yang telah
membantu. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Sehingga Saya berharap pada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan pada masa
yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................ 3
1.3 Tujuan
Penelitian.......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Vegetasi (dari bahasaInggris: vegetation)dalam ekologi adalah
istilah untuk keseluruhan komunitas
tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang
tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem.
Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput,
dan tundra merupakan
contoh-contoh vegetasi.Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi
untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu
tempat. Persebaran Tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis
(seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu
tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di
tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter
dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah
tersebut akan turun 50 C, dari perbdaan-perbedan itulah muncul macam-macam
vegetasi.Istilah vegetasi berbeda, dan lebih luas cakupannya,
dari flora,Pengertian flora hanya merujuk kepada kekayaan jenis tetumbuhan
yang ada di suatu wilayah atau kurun waktu tertentu; sedangkan vegetasi
dicirikan pula oleh kekayaan bentuk hidup (life form), struktur, periodisitas;
selain juga oleh ciri-ciri floristik yang khas. Istilah vegetasi atau tipe
vegetasi hampir sama pengertiannya, dan sering pula dipertukarkan, dengan
komunitas tetumbuhan; namun yang akhir ini umumnya memiliki cakupan wilayah
yang lebih sempit.
Secara umum
peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan
karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan
biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum
kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi
pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang
tumbuh pada daerah itu. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah
dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga
vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
2 pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984). Kerusakan
hutan memberikan pengaruh terhadap fungsi ekologis, seperti sistem perakaran
pada pohon hutan akan terganggu, tumbuhan penutup lantai hutan tidak dapat
meningkatkan stabilitas tanah, sehingga tidak mampu mengurangi kecepatan aliran
air yang menyebabkan erosi dan banjir. Selain itu kerusakan hutan mengurangi
penyerapan dan penyimpanan karbon tumbuhan, sehingga mempengaruhi aktivitas
biologi tumbuhan dan berdampak pada keanekaragaman hayati .
Vegetasi, tanah
dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan
yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat
1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu
sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi
atau masyarakat tumbuh-tumbuhan:
1. Mempelajari
tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya.
2. Mempelajari
tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis
vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon
hutan, padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak belukar.Dari segi
floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya
mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang
rumput dan hutan tanaman.
Klasifikasi Vegetasi merupakan
kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup
bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi
itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem
yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Jenis vegetasi melimpah pada kawasan
lembah namun seiring bertambah ketinggian kelimpahan jenis vegetasi menurun.
Salah satu jenis vegetasi tersebut adalah vegetasi pteridophyta (Luthfiya,
2013). Salah satu jenis tumbuhan yang dapat di temukan di hutan sekipan adalah
tumbuhan paku terestrial. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah mempunyai
kormus yaitu tumbuhanya telah dapat dibedakan antara akar, batang maupun
daunnya.Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat
dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan
pada keadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada
komposisi spesies, maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak
sampling perlu digunakan suatu kurva (lengkung) spesiesnya. Kurva spesies
tersebut diperlukan untuk:
3. Luas
atau besar minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan.
4. Jumlah
minimal petak-petak sampling kecil yang diperlukan agar hasilnya mewakili tegakan.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka diperoleh perumusan masalah sebagai berikut
:
1. Apa
yang dimaksud dengan analisis vegetasi ?
2. Sebutkan
dan jelaskan 3 macam-macam vegetasi beserta ciri-cirinya ?
3. Jelaskan
apa saja tipe-tipe dari vegetasi ?
4. Sebutkan
contoh – contoh Vegetasi !
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka diperoleh
tujuan sebagai berikut :
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan
analisis vegetasi
2.
Mengetahui pengertian dan ciri-ciri dari
vegetasi
3.
Mengetahui tipe-tipe dari vegetasi
4.
Mengetahui contoh-contoh vegetasi
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan
tujuan diatas maka kita dapat memperoleh mamfaat sebagai berikut :
Dengan
adanya makalah yang berjudul “Vegetasi Darat dan Perairan “ kita bisa
mengetahui bahwa vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan
yang menempati suatu ekosistem.
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen
ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh
secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan 2 pencerminan hasil
interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik
karena pengaruh anthropogenik .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Analisi Vegetasi
Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan
analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan
analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Berdasarkan
tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan ke dalam 3
kategori yaitu :
1. Pendugaan
komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan
dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda.
2. Menduga
tentang keragaman jenis dalam suatu areal.
3. Melakukan
korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau
beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983).
Untuk
mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak pengamatan
yang sifatnya permanen atau sementara. Menurut Soerianegara (1974) petak-petak
tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau
dengan metode tanpa petak. Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi
yang menurut Dombois dan E1lenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat
dilakukan dengan random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien
lingkungan tertentu.
Untuk memperoleh
informasi vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan
contoh-contoh (releve) berdasar koefisien ketidaksamaan (Marsono, 1987).
Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya. Dengan
ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk model geometrik yang sedemikian
rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisi spesies beserta
kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang saling berdekatan, sedangkan releve
yang berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk
menghubungkan pola sebaran jenis jenis dengan perubahan faktor lingkungan.
Beberapa
metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk
penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode
kuarter.
2.2
Macam-macam dan Ciri-ciri Vegetasi
·
Bioma
Taiga
Yang memiliki karakteristik atau ciri ciri vegetasi hutan
jenis konifera (jarum) dan terjadi di Alaska, Skandinavia,
Siberia, dan Kanada dan Siberia. Bioma ini juga terkenal sebagai hutan konifer,
adalah bioma terluas dan terbesar di bumi serta mempunyai curah hujan 35 cm
hingga 40 cm per tahun.
·
Bioma
Tundra
Yang
memiliki fitur atau ciri vegetasi rumput dan lumut (Lichenes) dan
terjadi di Kanada, Skandinavia, Siberia, dan Rusia. Tundrabiom terjadi di
bagian utara bumi, kutub utara curah hujan rendah.
·
Bioma
Hutan
Memiliki
karakteristik atau ciri vegetasi hutan hijau di musim panas dan membuang
daunnya di musim dingin. Ditemukan di daerah beriklim sedang seperti Eropa,
sebagian Asia dan Amerika.
Bioma
hutan gugur terjadi di daerah beriklim sedang dan didistribusikan di seluruh
Asia Timur, Amerika Timur, dan Eropa Tengah. Bioma ini memiliki karakteristik
suhu yang sangat rendah di musim dingin dan sangat panas di musim panas (-30 °
C hingga 30 ° C).
·
Bioma
Padang Rumput
Memiliki
ciri atau karakteristik vegetasi tanpa pohon, tanaman dalam bentuk rumput (graminae).
Ada daerah di Argentina, Hungaria, Rusia Selatan, dan Amerika Utara. Ciri yang
lainnya adalah curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun dan curah hujan tidak
teratu
2.3 Tipe-tipe Vegetasi
Rawa
gelagah dan tipe vegetasi semi akuatik pemisahan habitat akuatik dari yang
terestrial dan vegetasi karena adanya perbedaan faktor iklim yang merupakan
utama dalam menentukan persebaran tipe-tipe vegetasi tertentu. Limnologi merupakan ilmu yang mempelajari air dengan
daerah pedalaman, termasuk lingkungan dan semua organisme penghuni serta
hubungannya yang bersifat timbal balik. Di dalamnya dibedakan antara:
1. Benthos
Alga terdapat pada dasar air baik yang
bebas maupun melekat, yang biasanya lebih kecil dari organism
lain. Organisme bentik dan sekutu-sekutunya terdapat dalam interfase
antara air bebas dan dasar yang biasanya heterogen atau penutupnya yang
hubungannya lebih rumit dari pada plankton, karena dasar danau dan tertutupi
bahan yang berbeda-beda. Bagian profil yang melakukan fotosintesis dibedakan
sebagai bersifat litoral dan dibagi menjadi 4 mintakat yaitu:
-
Mintakat elitorial
-
Mintakat sublitoral (lebih
ekspensif)
-
Mintakat infralitoral
-
Mintakat frofundal
2. Plankton
Plankton
merupakan organism yang terapung bebas dalam atau di permukaan air, secara
kasar plankton dapat dibedakan dalam dua tipe yang masing masing disebut fitoplankton
dan zooplankton.
Kategori
kategori utama plankton air tawar antara lain:
-
Limnonplankton terdapat di
danaudan kolam
-
Potamoplankton dalam aliran
sungai yang mengalir lambat
-
krioplankton yang hidup pada
salju “neve”dan es abadi
3. Komunitas
Kriofitik
Komunitas yang
hidup diatas salju dan es beberapa mirip dengan genangan efemeral
merupakan hasil peleburan es dan salju, Kehidupan alga salju berwarna
merah chlammydomonas (Sphaerella) nivalissering terdapat pada
genangan air es. Kriofita biasanya diklasifikasikan dalam prefensi terhadap
lingkungannya:
-
Tumbuh di atas es (Mesotenium
Berggrenii)
-
Tumbuh di atas salju
dan neve (Chlamydomonas nivalis)
-
Tumbuh di atas es dan
salju (Cylindroscytis brebissonii)
-
Tumbuh pada trasnportrasi normal pada
es dan salju (Cynophyceae)
4. Hutan Basah
Hutan basah terdapat di daerah tropis dan subtropis. Hutan ini
sepanjang tahun selalu mendapatkan air dan memiliki spesies pepohonan yang beragam.
Ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Masa
pertumbuhannya lama.
b. Jenis tumbuhannya
bervariasi.
c. Ketinggian
vegetasi 20 m sampai 40 m.
d. Berdaun lebar.
e. Hutan memiliki
kelembapan tinggi.
f. Jenis pohon
sulur sampai kayu keras.
5. Hidrosera
Hidrosera
dimulai di perairan yang dalam yang lambat laun menjadi dangkal dengan
terjadinya endapan berbagai bahan yang lumpur lunak yang
diendapkan. Didalamnya tercakup sumbangan dari plankton dan pleston.yang
tampak pertama sebagian bagian utama yag normal dalam suatu hidrosera adalah
tahap di bawah air. Jenis- jenis tumbuhan yang dominan adalah dari tipe
rumput Pragmites communis, sejenis welingi , ekor kucing ,ekor kuda air
dan berbagai teki air atau rumput kertas terletak di sungai- sungai daerah
tropik.
a. Contoh
Vegetasi
b. Hutan
Hutan adalah
sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya.
Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan
berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon
dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika,
serta pelestari tanah,
dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang
paling penting.Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia.
Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun
daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan,
di pulau kecil
maupun di benua besar.
Hutan merupakan
suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan
berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
c. Kebun
Kebun dalam
pengertian di Indonesia adalah
sebidang lahan,
biasanya di tempat terbuka, yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia,
khususnya sebagai tempat tumbuh tanaman.Pengertian
kebun bersifat umum karena lahan yang ditumbuhi tumbuhan secara liar juga dapat
disebut kebun, asalkan berada di wilayah permukiman.
Dalam keadaan demikian, kebun dibedakan dari hutan dilihat
dari jenis dan kepadatan tumbuhannya.
Dalam ungkapan
sehari-hari, kebun sering kali digunakan untuk menyebut perkebunan (seperti
"kebun karet" atau "kebun kelapa") terutama bila ukurannya
tidak terlalu luas dan tidak diusahakan secara intensif komersial. Kata kebun
juga dipakai untuk menyebut Kebun dapat dipadankan secara baik
dengan orchard dalam bahasa Inggris.
Kebun dengan
pengertian demikian adalah suatu usaha pertanaman pohon atau semak secara
monokultur, tetapi bukan terna,
untuk menghasilkan bahan pangan. Lahan bagi kebun demikian ini telah dikenal
sejak dulu, seperti kebun pala di Maluku dan
berbagai kebun buah-buahan di berbagai tempat di Nusantara (seperti
kebun durian,
duku, rambutan,
dan salak).
Kebun dalam
pengertian di Indonesia biasanya tidak memiliki sistem budidaya yang intensif
dan sekedar menjadi tempat untuk menumbuhkan tanaman serta pengumpulan hasil
panen. Tidak ada fasilitas penyortiran atau pengemasan yang tersedia di lahan
tersebut. Di luar negeri, kebun apel, jeruk, pisang,
dan zaitun diusahakan
secara intensif dan dapat dikatakan sebagai perkebunan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Vegetasi
menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan disuatu wilayah atau daerah.
Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daera dari segi penyebaran tumbuhan
yang ada baik secara ruang maupun waktu. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi
lagi menjadi beberapa komunitas yang predominan disebut sosiasi yaitu
sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama disuatu lingkungan.
Tumbuhan hijau (vegetasi) memiliki berbagai manfaat untuk
kawasan perkotaan. Berbagai manfaat tumbuhan hijau dapat
dikategorikan dalam 4 fungsi utama, yaitu fungsi ekologi,fungsi estetis dan arsitektural,
fungsi ekonomi,fungsi sosial.Keberadaan vegetasi dapat membantu dan
meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat. Vegetasi juga
memberikan kenyamanan dan keteduhan, terutaman pada siang hari, kepada
masyarakat yang memanfaatkan vegetasi untuk menunjang aktivitas perekonomian
mereka.
3.2
Saran
Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai penuis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca untuk membantu penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
Gleason,
H.A. 1926. The individualistic concept of the plant association. Bulletin of
the Torrey Botanical Club, 53:1-20.
·
Grime,
J.P. 1987. Plant strategies and vegetation processes. Wiley
Interscience, New York NY.
·
Kabat,
P., et al. (editors). Vegetation, Water, Humans and the Climate: A New
Perspective on an Interactive System. Heidelberg: Springer-Verlag 2004.
·
Kikuchi,
T. & Peres, J. M. 1977. Consumer ecology of seagrass beds. In Seagrass
Ecosystems. A Scientific Perpective. eds. Mc. Roy P. & Helfferich, C.,
Marcel Dekker Inc. New York. Marine Sci. 4:147-193 Kikuchi,
·
Marsono,
D. 1977 . Deskripsi Vegetasi dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika. Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
·
Mirmanto,
E. 2010. Komposisi Flora dan Struktur Hutan Alami di Pulau Ternate, Maluku
Utara.Jurnal Biologi Indonesia 6 (3) : 341-351
·
Mueller-Dombois,
D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and methods of vegetation ecology. John Wiley
& Sons, New York
No comments:
Post a Comment