MAKALAH
ANALISIS ANALISA BREAK EVEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah materi
mata kuliah Pengantar Bisnis yang berjudul “Analisis Break Even” tepat
pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Break Even mulai dari
Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas) ,Jenis Biaya Berdasarkan Break
Even (Titik Impas), Cara Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik
Impas,dan Keterbatasan Analisis Break Even Point. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah
Pengantar Bisnis,dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “Analisis Break
Even ”bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta
saran yang konstruktif guna kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah
ini kami susun,apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat. Terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Perkembangan......................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi................................................................................................ 7
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu teknik analisis laporan
keuangan adalah Break even Point, Sebetulnya masih banyak teknik-teknik
analisis laporan keuangan lainnya, seperti teknik analisis perbandingan laporan
keuangan, analisis trend, analisis common size, dan lain-lain. Dalam artikel
ini penulis memfokuskan untuk membahas teknik Break even Point untuk
menganalisis target suatu penjualan agar dapat memaksimalkan penjualan dan
meminimalisir resiko.
Ukuran yang sering dipakai menilai
sukses tidaknya suatu manajemen perusahaan adalah tercapainya target penjualan
dalan arti laba yang maksimal. Untuk mencapai penilaian tersebut di pengaruhi
oleh tiga faktor, yaitu : biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan.
Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume
penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume
produksi akan mempengaruhi biaya.
Tujuan
dari suatu perusahaan adalah untuk
memperoleh laba yang maksimal
agar kelangsungan hidup perusahaan terus
berjalan dari waktu
ke waktu, manajemen yang
baik dan efisien adalah manajemen
yang dapat mengelola dan
mengambil keputusan yang
berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan
tersebut. Salah satu fungsi manajemen adalah sebagai alat dalam membantu
perencanaan (planning). Salah
satu pendekatan yang digunakan
manajemen dalam perencanaan laba
adalah analisis titik impas
(Break Even Point).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Break
Even Point (titik impas) ?
2. Bagaimana cara menentukan tingkat
Break even ?
3. Bagaimana
anggapan dan keterbatasan analisis Break even ?
4. Bagaimana
Margin of safety ?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
dapat disimpulkan tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami yang dimaksud dengan Analisis
Break Even Point (titik impas)
2. Memahami cara menentukan tingkat
Break Even
3. Memahami anggapan
dan keterbatasan analisis Break even
4. Memahami Margin
of safety
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Analisis
Break Even Point
Break Even Point (BEP) dapat diartikan
sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan
kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut
dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan
volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya
tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh
memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya
tetap yang harus di keluarkan. Analisa Break even mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan program budget, walaupun analisa Break even dapat diterapkan
dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau
diterapkan pada data taksiran periode yang akan datang.
Analisis
Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis Break
even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1. Jumlah penjualan minimalyang
harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya
penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek
perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang
diperoleh.
Salah satu kelemahan dari BEP adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih
dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan
tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk
meningkatkan daya saingnya, mereka menciptakan banyak produk jadi hal ini
sangat sulit. Ada satu asumsi lagi yaitu harga jual
persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual
atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini sulit ditemukan dalam
kenyataan dan prakteknya.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel
cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel
total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan
dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed
cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time)
sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya
sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap
dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi
variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong
jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi
bagisalesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level
yang lebih tinggi.
B.
Penentuan
Tingkat Break Even
Untuk dapat menentukan tingkat Break
even, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan
biaya variabel. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan
semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap
persatuan akan semakin besar. Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam
praktek biasanya bukan merupakan masalah yang mudah. Jenis biaya semi variabel
atau semi tetap dalam analisa Break even perlu dipisahkan lebih dahulu menjadi
biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode – metode tertentu.
Perhitungan untuk menentukan luas
operasi pada tingkat Break even dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus
tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka
diperlukan grafik atau bagan Break even. Secara mathematic tingkat Break even
dapat ditentukan dengan berbagai rumus. Dengan demikian tingkat Break even
dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan matematis dan
pendekatan grafis.
Berikut beberapa model
rumus yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point (BEP) yakni sebagai
berikut :
1.
Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung
Break even Point yang harus diketahui adalah
jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit
atau total variabel, hasil penjualan total atau
harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a. Break
even Point dalam unit.
Keterangan
:
BEP
: Break Even Point
FC
: Fixed Cost
VC
: Variabel Cost
P
: Price per unit
S
: Sales Volume
b. Break
even Point dalam rupiah.
Berikut Contoh Kasus
:
Diketahui
PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data
sebagai berikut :
1. Kapasitas
produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
2. Harga
jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total
biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah
sebagai berikut :
1. Fixed
Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,-
Biaya
administrasi : Rp.
25.000.000,-
Total
FC : Rp.150.000.000,-
2. Variable
Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya
administrasi : Rp.
30.000.000,-
Total
VC : Rp.250.000.000,-
Penyelesaian
untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas
produksi
100.000 unit
Harga jual per unit
Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,-
= Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam unit adalah
sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000
Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah
adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset
sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut
dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 =
Rp.300.000.000,-
2. Pendekatan
Grafik
Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu
pendekatan grafik menggambarkan
hubungan antara volume
penjualan dengan biaya
yang dikeluarkan oleh
perusahaan serta laba.
Selain itu juga
untuk mengetahui biaya
tetap dan biaya
variabel dan tingkat
kerugian perusahaan. Asumsi
yang digunakan dalam
analisis peulang pokok
ini adalah bahwa harga jual,
biaya variabel per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa
untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap
rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau
rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan
terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan
baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.
Pendekatan grafik dilakukan dengan
menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik.
Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang
menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan
penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu
horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan
pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya
tetap dalam grafik
Break even Point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan
garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan
menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara
yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar Break even Point
tersebut.
Penentuan Break even Point pada
grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan
penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis
lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya Break even Point
dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping
sampai sumbu Y, akan tampak besarnya Break even Point dalam rupiah.
C. Anggapan dan
Keterbatasan Analisis Break Even
Anggapan-
anggapan Dalam Analisa Break Even Point (BEP)
Menurut Munawir ( 1990 : 197 ) Anggapan
merupakan suatu konsep dasar atau dasar pemikiran yang harus diterapkan walau
pun anggapan-anggapan tersebut mungkin tidak sesuai dengan kenyataan. Mudah
tidaknya perhitungan atau penentuan titik Break even Point baik denangan rumus
matematika maupun grafik, tergantung pada konsep-konsep yang mendasari
perhitungan tersebut.
Pada umumnya konsep atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisa Break even Point adalah sebagai berikut :
Pada umumnya konsep atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisa Break even Point adalah sebagai berikut :
1. Bahwa
biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya
tetap dan biaya variabel dan prinsip validitas biaya dapat diterapkan dengan
tepat.Terhadap biaya semi variabel ini harus dilakukan pemisahan menjadi unsur
tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan
analitis maupun pendekatan historis.
2. Bahwa
biaya tetap secara total akan selalu konstan walaupun mengalami perubahan dalam
volume produksi. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi
walaupun perusahaan berhenti beroperasi.
3. Bahwa
biaya variabel akan berubah secara proposionil (sebanding) dengan perubahan
volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan keadaan penjualan.
4. Bahwa
Harga jual produk tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam
usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual, maka hal ini
akan mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
Keterbatasan
Sistem Break Even Point
Menurut Mulyadi Keterbatasan analisa Break
even Point adalah sebagai berikut :
1. Garis
biaya keseluruhan yakni garis yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya
variabel seharusnya tidak digambarkan sebagai garis lurus, sebab dalam
kenyataanya biasanya biaya tersebut tidak berubah secara propesional tiap
satuan produk yang dijual dan dibuat belum tentu mengeluarkan biaya variabel
yang sama .
2. Garis
lurus yang menggambarkan penerimaan penjualan juga tidak tepat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. Alasannya adalah bahwa permintaan yang ditujukan dalam
bagan Break even yang dikonvensional dianggap sama saja dalam semua tingkat
besarnya produksi.
3. Bagan
Break even menunjukkan gambaran yang statis sedangkan jalannya perusahaan amat
dinamis
4. Sering
kali demi penyederhanaan diabaikan adanya klasifikasi biaya semi variabel atau
semi tetap kemudian dimasukkan begitu saja kedalam biaya variabel atau biaya
tetap.
Dengan adanya anggapan-anggapan atau
keterbatasan tersebut maka dalam grafik Break even garis-garis jumlah
penjualan, jumlah biaya, ( baik biaya tetap maupun biaya variabel ) semua
nampak lurus. Karena semua perubahan dianggap sebanding atau proposionil dengan
volume penjualan. Disamping itu analisa Break even baik dengan mengunakan rumus
matematika maupun dengan grafik tidak dapat menunjukkan kepada management atau
penganalisa tentang tingkat penjualan yang optimum dalam arti tingkat penjualan
yang dapat diperoleh keuntungan yang paling besar.
D.
Margin
Of Safety
Margin
of safety dalam hubungannya dengan analisis Break even yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian. Apabila hasil penjualan pada tingkat Break even
dihubungkan dengan penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan
tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan
boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita rugi. Hubungan atau selisih
antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan
pada tingkat Break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi
perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.
Informasi
tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio antara penjualan
menurut budget dengan volume penjualan pada tingkat Break even, atau dalam
ratio dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat
Break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu sendiri, atau dengan rumus :
1. Penjualan
MoS yang direncanakan
MoS
= x %
2. Penjualan
MoS
MoS
= X %
Perusahaan yang mempunyai margin of
safety yang besar itu lebih baik karena hal ini menunjukkan indikasi atau
memberikan gambaran kepada perusahaan berapakah penurunan penjualan yang dapat
ditolerir sehingga perusahaan tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh
laba. Prosentase margin of safety dapat dihubungkan secara langsung dengan
tingkat keuntungan perusahaan.
Profit = Marginal Income Ratio x Margin
of Safety
Apabila marginal income ratio (P/V ratio)
atau prosentase – prosentase keuntungan diketahui, maka margin of safety-nya
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
M/S ratio =
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai
suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak
memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis Break Even
Point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah
suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan
informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan,
cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan
tertentu.
Analisis Break even dapat dirasakan manfaatnya apabila
titik Break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat
dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik
turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik Break even.
B. Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu
macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk
lain (sales mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila
biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan
biaya akan mempengaruhi titik Break even.
Jadi,Tujuan dari analisis Break Even Point yaitu untuk
mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan
mencapai laba tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Drs. Syafrudin MS. 1993. Alat – alat Analisis dalam Pembelanjaan. Andi
Offset. Yogyakarta
Anonim.2012. analisis break even point. http://wizii.blogspot.co.id/2012/03/analisa-break-event-point-bep-analisa.html. diakses pada tanggal 3 oktober 2016.
Pukul 16.15 wita.
Munawir,
Drs. S. 1979. Analisis Laporan keuangan. Liberty. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment