BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang
tergolong ke dalam kerajaan Plantae. Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang disebut
fotosintesis dalam organel sel bernama kloroplas.
Dalam kelangsungan hidupnya tumbuhan sangat
membutuhkan energi dan makanan. Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan
melalui sebuah proses yang disebut fotosintesis. Pada Klorofil ini sendiri ada
di dalam bagian organel bernama kloroplast. Dengan fotosintesislah tumbuhan
bisa menghasilkan makanan dan memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan zat organik yang terdiri dari gula dari zat anorganik yang terdiri
dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi cahaya atau foton
matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan oksigen.
Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan. Karbohidrat digunakan
sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan
tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai cadangan makanan. Jika
tumbuhan dimakan hewan atau manusia, maka terjadi perpindahan energi dari
energi matahari menjadi energi kimia dalam tumbuhan kemudian berpindah ke tubuh
hewan atau manusia. Jika hewan itu dimakan hewan lain, maka akan disertai pula
dengan perpindahan energi. Jadi sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini
adalah matahari. Fotosintesis ini secara sederhana dapat diartikan sebagai
sebuah proses pembuatan makanan yang di lakukan pada tumbuhan yang memiliki
warna hijau dengan cara melibatkan sebuah cahaya matahari. Selain sinar
matahari pada proses fotosintesis ini melibatkan beberapa enzim. Pada proses
fotosintesis ini sering dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, dan beberapa jenis alga
serta bakteri yang akan menghasilkan sebuah energi yang dapat digunakan di
dalam berbagai aktivitas. Dan sebuah Energi tersebut juga disebut dengan
nutrisi.Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis.
Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme
yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik dinamakan organisme autrotof.
Di bagian daun tumbuhan terdapat 2 lapisan sel yang
memiliki nama mesofil. Pada bagian ini terdapat setengah juta kloroplast
tersebar disetiap millimeter persegi. Kemudian Cahaya matahari akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna lalu menuju mesofil. Yang Pada bagian ini
sebagian besar kegiatan dari fotosintesis berlangsung. Maka dari itu setiap
tumbuhan sangat membutuhkan sebuah klorofil atau yang biasa di sebut dengan hijau
daun agar dapat melakukan sebuah proses fotosintesis.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini:
1. Apa
pengertian fotosintesis?
2. Bagaimana
proses terjadinya fotosintesis?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi fotosintesis?
C. Tujuan
Tujuan
yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari fotosintesis
2. Untuk
mengetahui proses yang terjadi pada fotosintesis
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
BAB
II
PEMBAHSASNN
A. Fotosintesis
1.
Pengertian
Fotosintesis
Fotosintesis
(dari bahasa Yunani φώτο-
[fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις
[sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah
suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan,
terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Selain tumbuhan berkalori tinggi, makhluk hidup non-klorofil lain yang
berfotosintesis adalah alga
dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat
hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi
cahaya matahari.
Fotosintesis
juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang
memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu. Hasil dari
Fotosintesis adalah glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari. Reaksi penghasil glukosa :
6H2O
+ 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa)
+ 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa
organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses
ini berlangsung melalui respirasi seluler
yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Pada respirasi, gula (glukosa)
dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia. Meskipun fotosintesis
dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya
selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap
oleh protein
berklorofil yang disebut pusat reaksi
fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel
yang disebut kloroplas,
sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran
plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil
disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya
digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam
reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik.
2. Proses
fotosintesis
Organisme
fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat
makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria,
fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan
produk buangan oksigen.
Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan
aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen
di atmosfer,
fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi,
baik secara langsung (melalui produksi
primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi dalam
makanan mereka), kecuali pada organisme kemoautotrof
yang hidup di bebatuan atau di lubang angin
hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh
fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100 terawatt, atau kira-kira
enam kali lebih besar daripada konsumsi
energi peradaban manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi
sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme.
Fotosintesis mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa
setiap tahunnya. proses terjadinya fotosintesis melalui persamaan sebagai
berikut :
Karbon dioksida ditambah dengan air kemudian diproses dengan energi cahaya
menghasilkan glukosa, oksigen dan air. Atau dapat dijelaskan dengan Enam
molekul karbondioksida dan dua belas molekul air, dikonsumsi, kemudian
menghasilkan glukosa, enam molekul oksigen dan enam molekul air.
Fotosintesis merupakan proses dimana tanaman hijau dan beberapa ganggang
(Kerajaan Protista), ganggang dan beberapa bentuk bakteri membuat karbohidrat
dari karbondioksida, air dan garam anorganik, dengan adanya klorofil,
menggunakan energi cahaya ditangkap dari matahari.Tanaman sendiri hanya perlu
energi cahaya, CO2, dan H2O dalam membentuk gula. Proses fotosintesis terjadi
di kloroplas, secara khusus menggunakan klorofil, klorofil merupakan pigmen
hijau daun yang terlibat dalam proses fotosintesis tersebut.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa air merupakan sebuah reaktan dan produk
fotosintesis. Karena dua belas molekul air yang dikonsumsi dan enam molekul air
yang dihasilkan, persamaan dapat disederhanakan seperti yang ditunjukkan di
bawah ini yang merupakan rumus dari hasil fotosintesis. 6CO2+6H2O2→
(dengan energi cahaya) C6H12O6+6O2
- Reaksi
tergantung cahaya (terang)
Tahap pertama fotosintesis adalah reaksi tergantung cahaya. Reaksi ini
berlangsung pada membran tilakoid di dalam kloroplas. Selama ini energi cahaya
panggung diubah menjadi ATP (energi kimia) dan NADPH (mengurangi daya). Cahaya
diserap oleh dua fotosistem yang disebut fotosistem I dan fotosistem II.
Protein kompleks ini mengandung molekul cahaya klorofil dan pigmen aksesori
yang disebut antena kompleks. Fotosistem juga dilengkapi dengan reaksi pusat.
Ini adalah protein kompleks dan pigmen yang bertanggung jawab dalam konversi
energi. Klorofil a pada molekul fotosistem I menyerap cahaya dengan panjang
gelombang puncak 700 nm dan disebut molekul P700. Klorofil a molekul fotosistem
II menyerap cahaya dengan panjang gelombang puncak 68O nm dan disebut molekul
P68O.
Reaksi tergantung cahaya dimulai pada fotosistem II. Ketika sebuah foton
cahaya yang diserap oleh molekul klorofil a (P68O) di pusat reaksi fotosistem
II, sebuah elektron dalam molekul P68O menjadi lebih tinggi dari energi.
Elektron menjadi tidak stabil dan dilepaskan lalu ditransfer dari satu molekul
P68O ke yang lain dalam rantai pembawa elektron disebut rantai transpor
elektron (ETC). Molekul P68O menjadi bermuatan positif pada kehilangan
elektron. Elektron yang hilang diganti dengan cara pemisahan air dengan cahaya
dalam proses tersebut yang disebut fotolisis. Air digunakan sebagai donor
elektron dalam fotosintesis oksigenik dan dibagi menjadi elektron (e), ion
hidrogen (H +, proton) dan oksigen (O2). Ion hidrogen dibawa ke ATP dan digunakan
untuk menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan ADP untuk
menghasilkan ATP. Oksigen dilepaskan ke udara sebagai produk sampingan dari
fotosintesis.
Proses di mana ATP dibuat menggunakan energi matahari disebut
Fotofosforilasi. Jenis fotofosforilasi digunakan oleh tanaman dan Cyanobacteria
disebut fotofosforilasi nonsiklik. Ini tidak hanya fotosistem II, tetapi juga
fotosistem I.Elektron dari fotosistem II diteruskan ke sitokrom b6-f kompleks
dan untuk fotosistem I. Lagi, menerima energi dari foton cahaya yang diserap
oleh klorofil molekul (P700). Elektron dibawa oleh rantai transpor elektron
(ETC) ke NADP reduktase, yang merupakan akseptor elektron terakhir. Pada titik
ini energi yang digunakan untuk menghasilkan NADPH.
- Reaksi
tidak tergantung cahaya (gelap)
Tahap kedua dari fotosintesis adalah reaksi tidak tergantung cahaya.Nama
lain yang sering diberikan untuk reaksi ini adalah Siklus Calvin-Benson. Hal
ini terjadi di stroma dari kloroplas. Selama ini energi reaksi dari ATP dan
NADPH digunakan untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat seperti
glukosa.
Satu molekul karbon dioksida bereaksi dengan gula 5-karbon yang disebut
ribulosa bifosfat (RuBP). Reaksi ini menghasilkan gula 6 karbon stabil yang
segera dipecah untuk membentuk dua gula 3-karbon yang dikenal sebagai 3
phosphoglycerate (3PGA). 3 gula phosphoglycerate diubah menjadi gliseraldehida
3 fosfat (G3P) menggunakan energi dari ATP dan kekuatan mengurangi dari NADPH.
Sebagian besar G3P yang dihasilkan digunakan untuk membuat RuBP yang kemudian
digunakan untuk memulai siklus Calvin-Benson lagi. Beberapa G3P, bagaimanapun,
digunakan untuk membuat glukosa pada tanaman yang digunakan sebagai sumber
energi.
Ada dua jenis proses fotosintesis yaitu fotosintesis oksigenik dan
fotosintesis anoxygenic.
- Fotosintesis
oksigenik –
Fotosintesis oksigenik adalah yang paling umum dan terlihat pada tanaman,
alga dan cyanobacteria. Selama fotosintesis oksigenik, cahaya
mentransfer energi elektron dari air (H2O) menjadi karbon dioksida
(CO2), yang menghasilkan karbohidrat. Dalam transfer ini, CO2
yang “berkurang,” atau menerima elektron, dan air menjadi “teroksidasi,” atau
kehilangan elektron. Pada akhirnya, oksigen diproduksi bersama dengan
karbohidrat. Fungsi fotosintesis oksigenik sebagai penyeimbang respirasi,
dibutuhkan dalam karbondioksida yang dihasilkan oleh semua organisme bernapas
dan diberikan kembali dalam bentuk oksigen ke udara. Dalam artikelnya tahun
1998, “Sebuah Pengantar Fotosintesis dan Aplikasi nya,” Wim Vermaas, seorang
profesor di Arizona State University menduga, “tanpa oksigenik fotosintesis,
oksigen di udara akan habis dalam waktu beberapa ribu tahun.”
- Fotosintesis
anoxygenic
Di sisi lain, fotosintesis anoxygenic menggunakan elektron donor selain
air. Proses ini biasanya terjadi pada bakteri seperti bakteri ungu dan bakteri
belerang hijau. Fotosintesis anoksigenik tidak menghasilkan oksigen, maka kata
David Baum, profesor botani di University of Wisconsin Madison. Apa yang
dihasilkan tergantung pada donor elektron. Sebagai contoh, banyak bakteri
menggunakan gas telur berbau yaitu hidrogen sulfida dan sulfur memproduksi
padatan sebagai produk sampingan.
B. Komponen Seluler Penting Dalam Fotosintesis
Daun memiliki ciri khas meliputi berikut ini
. Epidermis atas dan bawah, epidermis atas adalah lapisan luar sel yang
mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi oleh tanaman daun.
Epidermis bawah mengandung stomata. fungsi stomata pada
daun ini adalah pori-pori (lubang) yang ada di daun yang bertanggung
jawab untuk pertukaran gas antara daun dan atmosfer. Karbon dioksida diserap
dari udara dan oksigen dilepaskan. Mesofil, ini adalah sel-sel jaringan
parenkim yang terletak di antara epidermis atas dan bawah. Sel-sel
ini mengandung kloroplas.
Ikatan pembuluh, ikatan pembuluh ini adalah jaringan yang
membentuk bagian dari sistem transportasi tanaman. Ikatan pembuluh terdiri dari jaringan
xilem dan floem yang air transport, mineral terlarut dan makanan ke
dan dari daun. Proses Fotosintesis, Fotosintesis pada tumbuhan terjadi
dalam dua tahap. Tahap ini dikenal sebagai reaksi cahaya dependen (terang) dan
reaksi cahaya independen (gelap).
Daun sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan
tanaman. Sebagian besar reaksi yang terlibat dalam proses fotosintesis
berlangsung di daun. Bagian daun dalam proses fotosintesis akan berlangsung
terutama pada daun tanaman, dan sedikit bisa terjadi pada batang, dan lain
lainnya.
Bagian dari daun yang khas dalam fotosintesis meliputi
epidermis pada bagian atas dan bawah, mesofil, bundel vaskuler (vena), dan
stomata. Sel-sel epidermis atas dan bawah tidak memiliki kloroplas, sehingga
fotosintesis tidak terjadi di sana. Mereka berfungsi terutama sebagai
perlindungan untuk sisa daun. Lubang stomata memiliki fungsi terutama pada
epidermis bawah dan sebagai pertukaran udara, dimana memasukkan CO2 dan O2
keluar. Ikatan pembuluh pada daun merupakan bagian dari sistem transportasi
tanaman, menggerakkan air dan menyalurkan nutrisi. Sel-sel mesofil memiliki
kloroplas dan ini adalah tempatdi mana fotosintesis terjadi.
1.
Pigmen – Pigmen adalah molekul yang
memberikan warna pada tanaman, alga dan bakteri, tetapi mereka juga bertanggung
jawab untuk secara efektif untuk menjebak sinar matahari. Pigmen dengan warna
yang berbeda menyerap panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Berikut
adalah tiga kelompok utama.
·
Klorofil – Pigmen berwarna hijau
mampu menjebak cahaya biru dan merah. Klorofil memiliki tiga sub-jenis,
dijuluki klorofil a, klorofil b dan klorofil c. Menurut Eugene Rabinowitch dan
Govindjee dalam buku mereka “Fotosintesis” (Wiley, 1969) klorofil ditemukan di
semua tanaman photosynthesizing. Ada juga varian bakteri bernama
bacteriochlorophyll, yang menyerap cahaya inframerah. Pigmen ini terutama
terlihat dalam warna ungu dan hijau bakteri, yang melakukan fotosintesis
anoxygenic.
·
Karotenoid – ini merah, oranye, atau
pigmen kuning berwarna menyerap cahaya hijau kebiruan. Contoh karotenoid yang
xantofil (kuning) dan karoten (oranye) yang wortel mendapatkan warna mereka.
·
Phycobilins – Pigmen merah atau biru
menyerap panjang gelombang cahaya yang tidak juga diserap oleh klorofil dan
karotenoid. Mereka terlihat di cyanobacteria dan ganggang merah.
2.
Plastida – Organisme
eukariotik fotosintetik mengandung organel yang disebut plastida dalam
sitoplasma mereka. Menurut Cheong Xin Chan dan Debashish Bhattacharya dari
Universitas Rutgers (Pendidikan Alam, 2010), membrane plastida ganda pada
tanaman dan ganggang disebut sebagai plastida primer, sedangkan berbagai multi
membran ditemukan di plankton disebut plastida sekunder. Organel ini umumnya
mengandung pigmen atau dapat menyimpan nutrisi.
3.
Kloroplas
– Kloroplas merupakan bagian-bagian yang berada pada membran
luar dan dalam, ruang antar membran, stromata, dan tilakoid ditumpuk. Klorofil
dibangun ke dalam membran dari tilakoid. Klorofil terlihat hijau karena menyerap
cahaya merah dan biru, membuat warna-warna ini tidak dapat dilihat oleh mata
kita. Cahaya hijau yang tidak diserap akhirnya mencapai mata kita, membuat
klorofil tampak hijau. Namun, itu adalah energi dari cahaya merah dan biru
yang diserap yaitu, sehingga dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis.
Kloroplas mirip dengan mitokondria bahwa mereka memiliki genom mereka sendiri,
atau koleksi gen, yang terkandung dalam DNA. Gen ini mengkodekan protein
penting untuk organel dan untuk fotosintesis. Seperti mitokondria,
kloroplas juga diperkirakan berasal dari sel bakteri primitif melalui
proses endosimbiosis.
- Antena
– Antena merupakan molekul pigmen yang berhubungan
dengan protein, yang memungkinkan mereka memiliki fleksibilitas untuk
bergerak ke arah cahaya dan terhadap satu sama lain. Struktur ini secara
efektif menangkap energi cahaya dari matahari, dalam bentuk
foton. Pada akhirnya, energi cahaya harus ditransfer ke pigmen protein
kompleks yang dapat mengubahnya menjadi energi kimia, dalam bentuk
elektron. Pada tumbuhan, misalnya, energi cahaya ditransfer ke pigmen
klorofil. Konversi ke energi kimia dilakukan ketika pigmen klorofil
mengusir elektron, yang kemudian bisa melanjutkan ke penerima yang tepat.
- Peran
Fotolisis
Menggunakan
cahaya untuk memisahkan air menjadi sebagai berikut.
·
Elektron, disumbangkan untuk fotosistem II dalam
menggantikan elektron yang hilang
·
Ion hydrogen, dibawa ke sintase ATP untuk menyediakan
energi dalam produksi ATP
·
Oksigen, dilepaskan ke udara sebagai produk
- Produk
yang dihasilkan
·
ATP adalah energi kimia
·
NADPH untuk mengurangi daya atau donor elektron
C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses fotosintesis
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dibagi menjadi 9 bagian
diantaranya :
- Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk proses
fotosintesis. Energi cahaya yang diserap oleh tumbuhan tergantung pada
intensitas sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, dan lamanya penyinaran yang
terjadi. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas cahaya matahari
maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga laju
fotosintesis semakin meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu
tinggi akan menimbulkan kerusakan pada klorofil.
- Kadar
air
Kekurangan air atau kekeringan dapat menyebabkan stomata atau mulut daun
menjadi tertutup, dan dapat menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju proses fotosintesis.
- Konsentrasi
Karbon Dioksida
Laju fotosintesis akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan CO2
atau karbon dioksida udara. Semakin banyak CO2, maka semakin baiklah
proses fotosintesis. Namun, kadar karbon dioksida yang terlalu tinggi dapat
meracuni atau menyebabkan stomata tertutup, sehingga laju fotosintesis menjadi
terhambat. Untuk itu, kenaikkan karbondioksida
atau CO2 harus disesuaikan dengan intensitas cahaya. Jika
konsentrasi karbondioksida tidak mencukupi laju fotosintesis akan turun.
Apabila konsentrasi karbondioksida ditingkatkan pelan-pelan maka laju fotosintesis
akan meningkat hingga pada tingkat tertentu.
- Suhu
Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk
fotosintesis. Bila suhu naik 100 , kerja enzim meningkat dua kali
lipat. Hal ini terjadi pada suhu tertentu, bila suhu terlalu tinggi, justru
merusak enzim. Kebanyakan tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan baik pada
kisaran suhu 10-35 0 .
- Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat
fotosintesis karena oksigen merupakan komponen untuk respirasi. Oksigen akan
bersaing dengan karbondioksida untuk mendapat hidrogen.
- Kandungan
Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk membedakannya
dapat dilihat pada warna daun. Daun yang
menguning atau berwarna kekuningan berarti kadar klorofilnya relatif masih
sangat kurang. Sebaliknya, jika daun berwarna hijau, maka daun tersebut
memiliki kadar klorofil yang relatif tinggi. Jika kekurangan klorofil, maka
akan menurunkan laju fotosintesis. Dalam memenuhi kekurangan klorofil, tumbuhan
sangat memerlukan sejumlah ion anorganik tertentu untuk membuat pigmen
klorofil. Ion itu adalah Mg (Magnesium) dan N (Nitrogen).
- Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air. Jika tumbuhan
kekurangan air, maka tumbuhan tersebut akan layu. Jika daun layu, maka stomata
cenderung menutup. Akibatnya difusi karbondioksida dari udara terhambat.
- Kadar
Fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti gula berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis
akan berkurang.
- Tahap
Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang
sudah besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh
membesar. Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.
D. Pengambilan
Zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan
Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya,
terutama air, mineral, oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon
dioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan
garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah
melalui rambut akar. Bagian akar yang aktif terlibat dalam penyerapan garam
mineral adalah pada daerah perpanjangan tepat dibelakang ujung akar. Pada waktu
penyerapan air, unsur-unsur mineral yang larut dalam air juga terbawa masuk
kedalam akar.
Proses pengambilan karbondioksida dan oksigen dari
udara serta air, dan unsur -unsur dari dalam tanah oleh tumbuhan, berlangsung
dengan cara difusi, osmosis.
a.
Difusi
Difusi berasal dari kata diphus yang
artinya menyebar. Difusi merupakan transport menurun yang artinya materi yang
berasal dari daerah berkosentrasi tinggi ke daerah yang berkosentrasi rendah.
Cairan sel biasanya bersifat hipertonis dan cairan di luar sel bersifat hipotonis,
sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya bersifat
isotonis.
Difusi adalah peristiwa mengalir/berpindahnya suatu
zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan
teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari
cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi dipermudah dengan saluran protein
substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi
melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma
melalui saluran yang dibentuk oleh protein dimana protein yang membentuk
saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi
ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang
ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa
biasanya mengangkut molekul polar misalnya asam amino dan glukosa.
-
) Mekanisme difusi
Difusi sederhana melalui membran
berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran
bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada
membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak
seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang
larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa
molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat
melaluinya. Sementara itu, molekul-molekul berukuran besar seperti asam amino,
glukosa, dan beberapa garam-garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara
langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat
menembus membran.
b.
Osmosis
Osmosis berasal dari kata os artinya
lubang dan move artinya pindah, maka osmosis adalah
proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui
membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh
zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
-) Mekanisme osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua Iarutan glukosa yang
terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju
larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi,
pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju
kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel.
Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan
yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis.
Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
E. Transport Aktif
Transpor
aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif
permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di
luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na), ion kalium (K),
dan ion klor (CI). Keluar masuknya ion Na dan K diatur oleh
pompanatrium-kalium.
Pada bagian besar jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na dan K dari dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na dari dalam sel untuk setiap dua ion K yang dimasukkan ke dalam sel.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran (molekul carrier). Pada protein pengangkut, terhadap tempat untuk Na dan K yang dinamakan binding sites.
Pada bagian besar jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na dan K dari dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na dari dalam sel untuk setiap dua ion K yang dimasukkan ke dalam sel.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran (molekul carrier). Pada protein pengangkut, terhadap tempat untuk Na dan K yang dinamakan binding sites.
- Tiga
ion natrium (Na) diambil dari dalam sel dan menempati binding sites
(tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
- Energi
diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka
ke bagian luar sel.
- Protein
integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium
keluar dari sel.
- Dua ion
kalium (K) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
- Protein
integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka ke arah dalam
sel.
- Ion
kalium dilepaskan ke dalam sel.
Dalam pengambilan Zat oleh tumbuhan dari lingkungan,
adapun proses-proses pengangkutan yang akan dibahas, diantaranya :
- Proses
Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan
tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.
a.
Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut,
maka disebut pengangkutan ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan
garam-garam mineral. Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak
secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam
tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme,
yaitu apoplas dan simplas:
1)
Pengangkutan Apoplas
Transportasi apoplas ini adalah
menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transport pasif melalui semua
bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang antara
sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat terus
mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan
dinding sel yang dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat
terjadi pada setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan
secara osmosis.
2)
Pengangkutan Simplas
Pengangkutan Simplas merupakan
proses bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel
tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola dari sel ke sel. Pada pengangkutan
ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel
ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran
air pada pengangkutan simplas adalah sel-sel bulu akar menuju sel-sel
korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. Dari sini, air dan garam
mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan
daun.
b. Pengangkutan
Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju batang ini
berlangsung melalui berkas pengangkut, yaitu Xilem, sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutanvaskuler.
Setelah melewati sel-sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah
memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele
dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan (batang
sampai ke mesofil daun).
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
- Pengangkutan
Hasil Fotosintesis
Tumbuhan melakukan fotosinstesa
untuk memperoleh cadangan makanan dan unsur-unsur nutrisi yang penting bagi
kehidupan. Hasil dari fotosintesis tersebut harus didistribusikan atau
disalurkan. Proses distribusi bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
adalah floem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak
dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah
floem juga mengandung mineral, asam amino dan hormon, berbeda dengan
pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala arah, yaitu dari
sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis
diangkut melalui pembuluh floem dapat jelas dilihat pada tumbuhan dikotil. Jika
kulit kayu secara melingkar dikupas seperti pada kegiatan mencangkok, tampak di
bagian atas keratin tetap segar yang menadakan bahwa terjadi pengangkutan air
dan mineral dari tanah melalui berkas pembuluh kayu (xilem).
Sebaliknya,
berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena terletak di bagian kulit kayu.
Dengan demikian zat organik hasil proses fotosintesis tidak dapat diangkut ke
batang bagian bawah, sementara itu di atas keratin akan terbentuk jaringan baru
yang berfungsi menutup luka, disebut sebagai kalus. Tampak pula bahwa pada
tepi keratan yang terputus tadi akan menggembung karena terdapat penumpukan zat
organik yang seharusnya disalurkan ke jaringanyangmembutuhkan.
Respirasi
adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makluk hidup,
seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk
melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi
pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan
juga masih melangsungkan proses respirasi. Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung melalui permukaan akar, batang,
dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui permukaan akar dan
batang sering disebut respirasi lentisel. Sedang respirasi yang berlangsung
melalui permukaan daun disebut respirasi stomata .
Menurut
Santosa (1990), “Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk
menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan
tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu
respirasi juga menghasilkan senyawa-senyawa antara yang berguna sebagai bahan
sintesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2
yang berperan pada keseimbangan karbon dunia. Respirasi berlangsung
siang-malam karena cahaya bukan merupakan syarat”.
Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam
sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob
diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam
respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan
senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat
dan sedikit energi.
Seperti yang
diuraikan diatas, respirasi berlangsung baik ketika ada maupun tidak ada
oksigen. Ketika tidak ada oksigen terjadi fermentasi, yang merupakan penguraian
gula yang terjadi tanpa oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling
dominan dan efisient adalah respirasi aerobik, yang menggunakan oksigen sebagai
reaktan bersama dengan bahan-bahan organik (aerobic berasal dari kata
Yunani aer, udara dan bios, kehidupan). Beberapa prokariota
menggunakan zat selain oksigen sebagai reaktan dalam suatu proses yang serupa
yang memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen sama sekali. Proses ini
disebut respirasi anaerobik (awalan an- berarti ‘tanpa’). Secara teknis,
istilah respirasi seluler mencakup proses aerobik dan anaerobik. Akan tetapi,
istilah tersebut berasal dari sinonim untuk respirasi aerobik karena adanya
hubungan antara proses tersebut dengan respirasi organisme, dimana sebagian
besar organisme menggunakan oksigen.
Berdasarkan
kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu
a. Respirasi
Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap sampai
menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
b. Respirasi
Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi penguraian bahan
organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya dalam keadaan
khusus.
Adapun
perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah (Santosa, 1990) :
Aerob
|
Anaerob
|
1.
Umum terjadi
2.
Berlangsung seumur hidup
3.
Energi yang dihasilkan besar
4.
Tidak merugikan tumbuhan
5.
Memerlukan oksigen
6.
Hasil akhir berupa CO2 dan H2O
|
1.
Hanya dalam keadaan khusus
2.
Sementara, hanya fase tertentu
3.
Energinya kecil
4.
Menghasilkan senyawa yang bersifat racun
5.
Tanpa oksigen
6.
Berupa alkohol dan CO2
|
Respirasi dapat diukur secara kuantitatif dengan cara
menangkap CO2 yang dibebaskan dengan Ba(OH)2 dan BaCO3
yang terjadi ditimbang, ditangkap dengan NaOH kemudian dititrasi atau dengan
infra red gas analyzer. Pengukuran jumlah O2 yang dikonsumsi juga
dapat dilakukan dengan elektrode oksigen. Dengan cara mengukur konsumsi oksigen
dan produksi CO2 dapat diketahui jalur mana yang dilalui dalam
respirasi, serta substrat apa yang dipakai. Perbandingan antara produksi CO2
dengan O2 yang diperlukan dinamakan kofisien respirasi.
Jika karbohidrat seperti sukrosa, fruktan, atau pati
yang digunakan sebagai substrat pada proses respirasi dan jika senyawa tersebut
teroksidasi secara sempurna, maka jumlah O2 yang digunakan akan
persis sama dengan jumlah CO2 yang dihasilkan. Nisbah CO2/O2 ini
disebut Kuosien Respirasi, sering disingkat RQ (respiratory quoitient).
Nilai RQ ini pada kebanyakan kasus akan mendekati nilai 1. Sebagai contoh,
nilai RQ rata-rata dari daunberbagai spesies adalah sekitar 1,05. Biji dari
tanaman serealia dan legum dimana pati merupakan cadangan karbohidrat utama
juga menunjukkan nilai RQ mendekati 1,0.
Besarnya kosien respirasi tergantung pada substrat,
jika bahan cadangan yang dominan bukan pati, misalya lemak atau minyak menjadi
lebih rendah. Untuk lemak, misalnya tripalmitat
2 C51H98O6 + 145 O2
® 102 CO2 + 98 H2O
Nilai RQ serendah 0,7 dapat terjadi pada lemak. RQ
protein kira-kira 0,79 karena sebagai penyusun molekul, oksigen sedikit dalam
protein, tetapi oksidasinya memerlukan banyak oksigen. RQ lebih dari 1
diperoleh bila substratnya asam organik, karena oksigen dalam molekul cukup
banyak sehingga kebutuhan oksigen dari luar sangat sedikit. Misalnya asam
tetrat :
2 C4H6O5 + 5 O2 ® 6 CO2
+ 6 H2O RQ = 1,6
Dengan mengetahui nilai RQ dari suatu organ atau
jaringan, akan dapat diperkirakan jenis senyawa yang dioksidasi (substrat dari
proses respirasi) pada organ atau jaringan tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa
senyawa yang dioksidasi mungkin terdiri beberapa jenis, sehingga nilai RQ yang
terukur merupakan rata-rata dari hasil oksidasi berbagai senyawa tersebut.
Secara umum nilai RQ ini dapat digunakan sebagai indikasi dari porsi
karbohidrat sebagai substrat respirasi. Jika nilai RQ semakin mendekati 1 maka
semakin dominan porsi karbohidrat sebagai substrat respirasi.
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup,
khususnya di Mitokondria. Proses bertujuan untuk membangkitkan energi kimia
(ATP). ATP dibentuk dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan
bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat pada
membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+) dalam
rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi – Oksidasi
(Redoks).
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan
hewan, namun juga ada kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses
pembongkaran zat makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh
energi kimia berupa ATP. Namun demikian, zat sumber energi tidak selalu siap
dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk cadangan makanan, yaitu
berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat tersebut harus terlebih
dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat cangan makanan yang
hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein. Proses pembongkaran (
degradasi ) adalah sebagai berikut:
Pada umumnya substrat respirasi adalah karbohidrat,
dengan glukose sebagai molekul pertama. Reaksi kimia respirasi dibagi dalam
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan transpor elektron.
- Glikolisis
Glikolisis
berasal dari kata glukosa dan lisis (pemecahan), adalah serangkaian reaksi
biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis
adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan
terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh
bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi
per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi
yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate
atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH .
Lintasan
glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (EMP
pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan
Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan Entner–Doudoroff yang
ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada sel
prokariota, dan berbagai lintasan heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan
reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
C6H12O6
+ 2 ATP + 2 NAD+ 2 Piruvat + 4 ATP + 2 NADH
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi
oksidatif adalah:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 2 H2O +
energi
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa,
biasanya glukosa, menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam
sitoplasma sel dan tidak memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi
dalam dua fase utama, yaitu:
·
Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa
tiga karbon)
Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim
heksokinase membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan
perubahan gula aldosa menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim
fosfoglukoisomerase dan menyebabkan perubahan glukosa-6-fosfat yang
difosforilasi oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase menghasilkan
fruktosa-1,6-difosfat dan ADP. Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah
menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan
dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat
dikatalis oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat.
Jadi pada fase ini dihasilkan dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak
dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2 ATP.
·
Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam
piruvat)
Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat.
Reaksi ini melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama dan
reduksi NAD menjadi NADH2 yang dibantu oleh enzim
fosfogliseraldehida dehidrogenase. Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat
kinase, asam 1,3-difosfogliserat diubah menjadi asam 3-fosfogliserat dan ATP
dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi asam 2-fosfogliserat
oleh aktivitas enzim fosfogliseromutase. Pelepasan air dari 2-fosfogliserat
oleh enzim enolase membentuk asam fosfoenolpiruvat. Dengan adanya ADP dan
piruvat kinase, asam fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP
dibentuk. Pada fase ini dihasilkan dua molekul asam piruvat. Pada fase ini juga
dihasilkan energi sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.
Gambar : Proses Glikolisis
- Dekarboksilasi
Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang
beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil
koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO)
sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi
DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria .
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup
maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs
yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang
cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam
piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan
reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat
memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat
menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2
C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat
diikuti dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit
asetaldehida yang tertinggal setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam
lipoat membentuk kompleks asetil-asam lipoat. Asam lipoat tereduksi dan
aldehida dioksidasi menjadi asam yamg membentuk suatu tioster dengan asam
lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke
CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam lipoat tereduksi. Langkah
terakhir, adalah regenerasi asam lipoat dengan memindahkan elektron dari asam
lipoat tereduksi ke NAD. Reaksi terakhir ini penting agar suplai asam lipoat
teroksidasi secara berkesinambungan selalu tersedia untuk pembentukan
asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan dua molekul
asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.
Gambar :
Proses dekarboksilasi oksidatif
- Siklus Krebs
Siklus Krebs berasal dari nama penemuannya yaitu Sir Hans Krebs
(1980-1981), seorang ahli biokimia Jerman yang mengemukakan bahwa glukosa
secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel dengan suatu siklus dinamakan siklus
Krebs. Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus
asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan
senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam
isositrat. Asetil koenzim A masuk siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan
melepas koenzim A dan gugus asetil (mengadung 2 atom C), kemudian bergabung
dengan asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi
yang digunakan untuk pembentukan asam sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim
A. Selanjutnya, asam sitrat (C6) secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4)
lagi yang kemudian akan bergabung dengan asetil Ko–A. Peristiwa pelepasan atom
C diikuti dengan pelepasan energi tinggi berupa ATP yang
dapat langsung digunakan oleh sel. Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang
diambil dari air untuk digunakan mengoksidasi dua atom C menjadi CO2,
proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif. Dalam setiap
oksidasi 1 molekul asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP, 8 atom H,
dan 2 molekul CO2. Atom H yang dilepaskan itu kemudian ditangkap
oleh Nikotinamid AdeninDinukleotida (NAD) dan Flavin
Adenin Dinukleotida (FAD) untuk dibawa menuju sistem transpor yang
direaksikan dengan oksigen menghasilkan air .
Gambar :
Proses Siklus Krebs
Pada akhir siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang
berikatan dengan molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali
siklus Krebs, karena selama reaksi oksidasi pada molekul glukosa hanya
dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus berlangsung
sebanyak dua kali. Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan
hidrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Jadi hasil bersih dari
oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP dan 4 CO2 serta
8 pasang atom H yang akan masuk ke rantai transpor electron.
- Transpor Elektron
Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering
disebut juga sistem (enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai
pernapasan yang berlangsung pada krista dalam mitokondria. Pada tahap
ini melibatkan donor elektron, akseptor elektron, dan reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks). Donor elektron adalah senyawa yang dihasilkan selama tahap
glikolisis maupun siklus Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron, yaitu
NADH2 dan FADH2.
Gambar : Sistem transpor elektron
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah
dihasilkan NADH dan FADH2sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor
elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut
mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut. Setiap oksidasi NADH menghasilkan
kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2.
Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasilglikolisis dan siklus Krebs, maka
secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu
molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor
aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.
Sebagian besar ATP yang dihasilkan
oleh respirasi selular merupakan kerja fosforilasi oksidatif. Estimasi mengenai
perolehan ATP dari respirasi aerobik bergantung pada suplai oksigen yang
memadai ke sel. Tanpa oksigen yang elektronegatif untuk menarik elektron
menuruni rantai transpor elektron, fosforilasi oksidatif akan berhenti. Akan
tetapi ada dua mekanisme umum yang dapat digunakan sel tertentu untuk
mengoksidasi bahan bakar organik dan membentuk ATP tanpa menggunakan oksigen yaitu
respirasi anaerob dan fermentasi. Perbedaan antara kedua mekanisme ini terletak
pada kehadiran rantai transpor elektron.
Fermentasi adalah cara memanen
energi kimia tanpa menggunakan oksigen maupun rantai transpor elektron manapun
dengan kata lain tanpa respirasi seluler. Oksidasi hanya mengacu pada
berpindahnya elektron ke penerima elektron, sehingga tidak perlu melibatkan
oksigen. Glikolisis mengoksiodasi glukosa menjadi dua molekul piruvat. Agen
pengoksidasi pada glikolisis adalah NAD+, dan oksigen maupun rantai
transfer elektron apapun sama sekali tidak terlibat.
Walaupun glikolisis dapat
berlangsung dengan tanpa kehadiran O2, tetapi tahap berikutnya,
yakni oksidasi piruvat dan NADH membutuhkan O2. Jika oksigen tidak
tersedia maka piruvat dan NADH akan terakumulasi dan tumbuhan akan
melangsungkan proses fermentasi (respirasi anaerobik) yang akan menghasilkan
etanol atau asam malat.
Fermentasi terdiri atas glikolisis
plus reaksi-reaksi yang meregenerasi (membentuk kembali) NAD+ dengan
cara transfer elektron dari NADH ke piruvat atau turunan piruvat. NAD+
kemudian dapat digunakan ulang untuk mengokisdasi gula melalui glikolisis,
dengan hasil netto 2 ATP melalui fosforilasi tingkat substrat. Ada banyak tipe
fermentasi yang berbeda dalam hal produk akhir yang terbentuk dari piruvat. Dua
bentuk tipe fermentasi yang umum adalah fermentasi alkohol dan asam laktat
Gambar : Fermentasi (a) alkohol dan (b) asam laktat
Pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol
dalam dua langkah. Langkah pertama melepaskan karbon dioksida dari piruvat,
yang diubah menjadi senyawa berkarbon dua, asetaldehida. Pada langkah kedua
asetaldehida direduksi menjadi etanol oleh NADH. Reduksi ini meregenerasi
suplai NAD+ yang dibutuhkan agar glikolisis berlanjut. Fermentasi
asam laktat, piruvat direduksi secara langsung oleh NADH untuk membentuk laktat
sebagai produk akhir tanpa pelepasan CO2. Fermentasi alkohol umumnya
umumnya terjadi pada bakteri dan tumbuhan, sedangkan fermentasi asam laktat
umumnya terjadi pada mamalia dan hewan.
Proses fermentasi umum dijumpai pada sistem perakaran
tumbuhan jika mengalami penggenangan. Secara rinci mengenai fermentasi yang
berlangsung pada tumbuhan dapat ditelusuri pada publikasi-publikasi yang
berhubungan dengan tanggapan tanaman terhadap kondisi hipoksia atau anoksia,
baik yang terjadi secara alami, misalnya karena penggenangan atau dirancang
untuk penelitian dengan menggunakan gas nitrogen sebagai pengganti udara normal
untuk menjamin ketersediaan oksigen.
Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti
pada proses fermentasi. Respirasi anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi
intramolekul, mengingat, bahwa respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul
saja. Dalam respirasi anaerob, oksigen tidak diperlukan; juga di dalam proses
ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain.
Contohnya perubahan gula menjadi alkohol, di mana pada hakikatnya hanya ada
pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol.
Beberapa spesies bakteri dan mikroorganisme dapat
melakukan respirasi intramolekuler. Oksigen yang diperlukan tidak diperoleh dari
udara bebas, melainkan dari Suatu persenyawaan. Contoh:
CH3CHOH.COOH + HNO3 → CH3.CO.COOH
+ HNO2 + H2O + Energi
(asam
susu)
(asam piruvat)
Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian
seperti jagung, kacang, padi, biji bunga matahari dan lain sebagainya yang
tampak kering. Akan tetapi pada buah-buhan yang basah mendaging pun terdapat
respirasi anaerob. Hasil dari respirasi anaerob di dalam jaringan-jaringan
tumbuhan tinggi tersebut kebanyakan bukanlah alkohol, melainkan bermacam-macam
asam organik seperti asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat dan
asam susu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu :
1.
Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari
dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, yaitu :
a.
Jumlah plasma dalam sel. Jaringan-jaringan
meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh dengan plasma dengan
viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar
daripada jaringan-jaringan yang lebih tua di mana jumlah plasmanya sudah lebih
sedikit.
b.
Jumlah substrat respirasi dalam sel. Tersedianya
substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan
substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi. Substrat
utama respirasi adalah karbohidrat.
c.
Umur dan tipe tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan muda
lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini
dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang
berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi.
Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase
pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian
akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.
2.
Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar
sel atau lingkungan, terdiri atas:
a. Suhu. Pada
umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan laju
respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies
tumbuhan. Perlu diingat, kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja wnzim,
akan menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi tidak dapat bekerja
dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
b. Kadar O2 udara.
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan
berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun
demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan
respirasi tumbuhan.
c. Kadar CO2 udara.
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses
respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup
sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh
tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin
disebabkan oleh hal ini.
d. Kadar air
dalam jaringan. Pada umumnya dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan
respirasi juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang
berkecambah.
e. Cahaya.
Cahaya dapat meningkatkan laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang
berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang
dihasilkan dari proses fotosintesis.
f. Luka dan
stimulus mekanik. Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan
daun menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa
menit hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu: (1)
oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan
oksidasenya dirusak; (2) proses glikolisis yang normal dan katabolisme
oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah
mudahnya substrat dicapai enzim respirasi; (3) akibat luka biasanya sel-sel
tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan
penyembuhan atau perbaikan luka.
g. Garam-garam
mineral. Jika akar menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah, laju
respirasi meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat
garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan
laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang
tergolong ke dalam kerajaan Plantae. Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang disebut
fotosintesis dalam organel sel bernama kloroplas.
Fotosintesis (dari bahasa Yunani
φώτο- [fó̱to-], "cahaya,"
dan σύνθεσις [sýnthesis],
"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan,
terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Selain tumbuhan berkalori tinggi, makhluk hidup non-klorofil lain yang
berfotosintesis adalah alga
dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat
hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi
cahaya matahari.
Fotosintesis
juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang
memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu. Hasil dari
Fotosintesis adalah glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari. Reaksi penghasil glukosa :
6H2O + 6CO2 +
cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina.2010, Materi
Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Campbell. 2002, Biologi
Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Iserep, Sumardi. 1993, Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan, ITB, Bandung. Kartasapoetra.
1991, Pengantar Anatomi Tumbuhan, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Mukhtar. 1992, Anatomi
Tumbuhan, UGM, Yogyakarta
.
Suradinata. 1998, Botani Umum, Angkasa, Bandung.
No comments:
Post a Comment