Saturday, 9 May 2020

MAKALAH AQIDAH DAN KEYAKINAN KEPADA RUKUN IMAN


MAKALAH

AQIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA SERTA KEYAKINAN KEPADA RUKUN IMAN



KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat Rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan baik dan tepat waktu. Dalam makalah kami yang berjudul “Akidah dan Ruang Lingkupnya” ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu arti akidah, ruang lingkup akidah, rukun iman dalam kehidupan manusia.
Makalah ini dapat dibuat dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam meyelesaikan beberapa hambatan dan masalah. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk para pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,  kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Sehigga ilmu yang didapat dari makalah ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari agar iman dan islam kita bisa lebih sempurna.

Aceh Besar,  Juni 2019



Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFATAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.    Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.    Pengertian Akidah........................................................................................ 3
B.    Ruang Lingkup akidah................................................................................. 4
C.    Pengertian Keyakinan Kepada Allah SWT.................................................. 4
D.    Pengertian Keyakinan Kepada Malaikat ..................................................... 6
E.     Pengertian Keyakinan Kepada Kitab-Kitab................................................. 7
F.     Pengertian Iman Kepada Para Rasul............................................................ 8
G.    Pengertian Keyakinan Kepada Hari Akhir................................................... 9
H.    Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar.............................................. 10

BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.    Kesimpulan................................................................................................. 12
B.    Saran........................................................................................................... 12
           
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Beragama adalah suatau bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman,terdiri dari enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun iman ini terdiri dari: 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada Malaikat, 3. Iman kepada Kitab, 4. Iman kepada Rasul, 5. Iman kepada Hari Akhir, 6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Segala sesuatu yang ALLAH SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia dicptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Disamping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang pencipta , Allah SWT, Oleh karena itu, manusia harus mempunyai akidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna Akidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari akidah yang benar kepada malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-rasul Allah untuk disampaikan kepada kita, umat manusia.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan kami bahas, yaitu :
  1. Apa pengertian Aqidah dan ruang lingkup Aqidah?
  2. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada Allah?
  3. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada malaikat?
  4. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada kitab?
  5. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada rasul?
  6. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada hari akhir?
  7. Apa yang dimaksud Keyakinan kepada takdir?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis agar kita lebih memahami apa itu akidah, apa saja yang termasuk ruang lingkup akidah,dan keyakinan kepada Rukun Iman
  1. Mengetahui pengertian Aqidah dan ruang lingkup Aqidah?
  2. Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada Allah?
  3. Mengetahui  yang dimaksud Keyakinan kepada malaikat?
  4. Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada kitab?
  5. Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada rasul?
  6. Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada hari akhir?
  7. Mengetahui yang dimaksud Keyakinan kepada takdir?

BAB III
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Akidah
1.      Secara Etimologi
kata “akidah” diambil dari kata dasar “al-aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Diantaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Akidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian akidah dalam agama maksudnya   adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti akidah dengan adanya Allah dan utusan-Nya para Rasul. Bentuk jamak dalam akidah adalah aqa-id.
Akidah Islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya dikenakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber akidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.
2.      Secara Terminology
Akidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa akan menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
3.      Menurut Hasan Al-Banna
“aqa-id” bentuk jamak dari akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, dan mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak dicampuri sedikit dengan keragua-raguan.
4.      Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesakhikhannya dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

B.       Ruang Lingkup akidah
Menurut Hasan Al-Banna, sistematika ruang lingkup pembahasan akidah adalah sebagai berikut.
  1. Ilahiyyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah
  2. Nubuwat : pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat dan sebagainya
  3. Ruhaniyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain
  4. Sam’iyyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’I (dalil naqli berupa al-quran dan sunnah) seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surge dan neraka.

C.      Pengertian Keyakinan Kepada Allah SWT
Rukun iman yang pertama ialah iman kepada allah s.w.t. iman kepada Allah s.w.t. adalah yang paling pokok dan mendasari seluruh ajaran islam, dan ia harus diyakinkan dengan ilmu yang pasti seperti ilmu yang terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha ilallah”. Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam telah memberikan pedoman kepada kita dalam mengenal Allah s.w.t. Demikian pula dikemukakannya bukti-bukti yang pasti tentang kekuasaan-Nya bersama seluruh sifat keagungan-Nya. Bahwa Allah s.w.t. adalah zat yang Mahasuci,suci daripada sifat yang serupa dengan alam.
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.Beriman kepada Allah sebagai Khaliq merupakan rukun iman yang pertama.Pembuktian adanya Allah SWT dapat dilakukan dengan 2 cara :
  1. Dalil Aqli ( menggunakan akal ), contoh melihat ciptaan-Nya
  2. Dalil Naqli ( menyakini Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW )
Allah swt adalah Tuhan yang wajib dipercayai oleh setiap muslim, Dialah yang menciptakan semua makhluk, mematikannya, lalu membangkitkannya kembali. dia pemberi rizeki kepada setiap makhluk, mengirimkan angin dan menurunkan hujan, menciptakan siang dan malam, menundukkan matahari dan bulan sehingga keduanya berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Di dalam Al-Qur'an disebutkan kata "Allah" sebanyak 2.697 kali. Penyebutnya itu selalu menerangkan tentang keesaan Allah swt yang merupakan salah satu sifat-Nya dari beberapa nama-Nya yang indah. Semuanya menjelaskan suatu kepercayaan yang tertanam dalam hati tentang keberadaan Allah swt dan merupakan rukun iman yang pertama.
  1. Fungsi Beriman Kepada Allah SWT
a.       Dapat Menentramkan hati manusia , (Q.S.Ar-Ra’d : 28)
b.      Mendatangkan Keuntungan dan Kebahagiaan hidup (Q.S Al-Ashr : 1-3)
c.       Menyelamatkan hidup manusia dunia dan akhirat

D.      Pengertian Keyakinan Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat adalah masalah akidah yang kedua sesudah iman kepada Allah s.w.t. pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata-mata berdasarkan Qur’an dan keterangan-keterangan Nabi. Para Malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak bersifat material namun sebagai tabiatnya bahwa dia dia dapat menjelma kealam material. Kita wajib beriman kepada para malaikat oleh karena Qura’an dan nabi memerintahkannya, sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah dan para Nabi-Nya.
1.        Sifat-sifat Malaikat,Qur’an menerangkan bahwa mereka adalah hamba Allah yang mulia tidak pernah durhaka, tidak maksiat dan tidak pernah menentang perintah Allah. Mereka tidak butuh makan dan minum, selalu taat terhadap segala perintahnya Allah yang diamanatkan kepadanya.
2.        Tugas Malaikat
Bertugas menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul, seperti tugas Jibril a.s. kemudian ada yang bertugas mengurusi rezeki para makhluk; ada yang mencatat amal perbuatan manusia, yang baik dan yang buruk; dan ada yang mengurus pencabutan roh manusia. Begitu juga sebagian merekaitu mengurusi syurga dan neraka,dan memikul arasy.kemudian sebagaian bertugas menegakkan kemaslahatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Masih banyak lagi tugas-tugas malaikat yang telah ditentukan Allah kepadanya, yang sama sekali tidak bersangkut-paut dengan urusan materi dan perihal hidup dan kehidupan insan di dunia.



E.     Pengertian Keyakinan Kepada Kitab-Kitab
Risalah Allah itu ialah wahyu-wahyu Allah kepada para Rasul yang diutus kepada setiap bangsa dan umat manusia sepanjang sejarah. Rasul-rasul yang menerima wahyu-wahyu itu adalah manusia-manusia pilihan Allah diantara kelompok-kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas dan karakteristik dalam segi-segi rohaniah dan jasmaniah wahyu-wahyu yang diterima oleh para Rasul itulah yang dinamai Shuhuf” atau “Kitab”. Setiap Rasul yang diutus Allah kepada manusia,dipersenjatai dengan kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman pemimpin baginya,dan kitab itulah menjadi kamus atau undang-undang buat manusia yang dipimpinnya.   
Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari rukun iman. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para Rasul-Nya; sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran kepada salah satu kitab Allah, sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah. Dan mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada para Rasul,para Malaikat dan kepada Allah sendiri. Jumlah kitab-kitab itu tidak pernah disebut angkanya dalam Qur’an. Akan tetapi nama kitab-kitab yang sampai kepada kita terbatas. Kita hanya mengetahui sebagaimana yang tersebut dalam Qur’an dan yang diberitakan oleh Nabi. Mengenai kitab agama lain, kita tidak dapat mengtakan dengan tegas bahwa kitab-kitab itu adalah palsu seluruhnya, apakah diantara ayat-ayatnya adalah firman Allah,Qur’an sebagai standar untuk menilainya. Bila ada persamaannya dengan ayat-ayat Qur’an, maka dapat  diduga bahwa ayat-ayat dari kitab-kitab itu mungkin firman Allah.
  1. Jumlah kitab yang kita ketahui:
a)      Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
b)      Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
c)      Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
d)     Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.



F.     Pengertian Iman Kepada Para Rasul
Para Rasul berkewajiban menyampaikan risalah dan wahyu yang diterimanya itu kepada manusia. Karena itulah iman kepada Rasul berarti mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia menjadi utusan-utusan-Nya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai hamba-hamba Allah dengan wahyu yang diterimanya dari Allah s.w.t. untuk memimpin manusia kejalan yang lurus dan untuk keselamatan dunia dan akhirat. Sesungguhnya mereka adalah manusia-manusia biasa juga. Selaku manusia,maka mereka memiliki sifat-sifat kemanusia yang umum seperti: makan,minum,tidur,berumah tangga,nikah,hidup dan bergaul dalam masyarakat,kemudian mati. Selanjutnya merekapun berkata-kata dan berbicara menurut bahasa dari bangsa atau umat dimana mereka diutus. Hanya saja bahwa para Rasul itu diberikan sifat-sifat khas, merupakan keistemewaan mereka melebihi daripada manusia biasa. Sebagai mana seorang pemimpin dalam suatu pergerakan atau dalam suatu organisasi, sudah barang tentu dia harus memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan para anggota lainnya. Mereka adalah teladan utama. “uswatun hasannah” bagi manusia. Para rosul hakikatnya adalah rahmat ilahi yang dianugrahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah manusia dan dari segala bangsa, Allah telah mengutus Rasul untuk memimpin manusia kejalan yang benar.
  1. Tugas Rasul
a)      Tugas para rasul tugas rohaniah,misi spiritual. Mereka bertugas memimpin manusia untuk mengenal Tuhannya.
b)      Bertugas mengajar manusia tentang akidah dan ibadah menurut garis Allah. Menuntun manusia dalam hidup duniawi menyucikan rohaniahnya.
  1. Empat sifat para Rasul
a)      Pertama,sifat benar.
b)      Kedua kepercayaan atau amanah.
c)      Ketiga menyampaikan atau tablig.
d)     Keempat sifat kecerdasan.

G.    Pengertian Keyakinan Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir adalah masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia. Mempelajari keyakinan manusia tentang masalah hidup kembali sesudah mati atau hakikat kehidupan manusia sesudah rohnya berpisah dengan jasmaninya, ada tiga pola keyakinan : pertama, kelompok manusia yang pola kepercayaannya menganggap bahwa apabila manusia telah mati,maka sejarah hidupnya telah tamat pula. Kedua, kelompok manusia yang mempunyai pola kepercayaan bahwa apabila manusia telah mati maka ia mengalami kehidupan baru kembali (reinkarnasi). Ketiga, kelompok manusia yang mempunyai pola kepercayaan tentang adanya hari akhir. Ia adalah tumpuan tujuan akhir dari seluruh perjalanan sejarah manusia.
Iman kepada hari akhir yaitu mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
Hari akhir sama dengan hari kiamat. Para Ulama membagi kiamat menjadi 2 macam yaitu :
1.      Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya
2.      Kiamat Kubra, adalah kiamat besar yaitu hancurnya alam semesta dengan segala isinya serempak, atau berakhirnya seluruh alam ini secara serempak.
Sungguh, hari Kiamat itu akan datang aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang dia usahakan (QS. Thoha : 15)
  1. Tanda-tanda hari Akhir
Tanda-tanda hari kiamat diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari kiamat adalah sebagai berikut :
a.       Tanda-tanda Kiamat Kecil, antara lain :
·         Hamba sahaya perempuan melahirkan tuannya
·         Ilmu agama dianggap tidak penting
·         Perzinaan, minuman keras, fitnah, pembunuhan merajalela dimana-mana
·         Jumlah wanita lebih banyak dari laki-laki dengan perbandinga 50:1
·         Banyak terjadi gempa bumi / musibah / bencana alam
·         Lahirnya Dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah SWT
2.      Tanda-tanda Kiamat Besar, antara lain :
·         Matahari terbit dari barat
·         Munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara
·         Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
·         Seluruh manusia menjadi kafir dan lenyapnya al-Qur’an
·         Berkuasanya bangsa Ya’juj dan Ma’juj dimuka bumi
Dengan demikian, iman yang kelima ini,iman kepada hari akhir mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan bahwa kehidupan duniawi ini ada artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup dan sesudah itu lalu mati dan tidak punya kelanjutannya lagi. Seluruh amal perbuatan manusia tidak akan sia-sia.

H.    Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar
Iman kepada qadha dan qadar adalah tiang iman yang ke enam atau rukun iman yang terakhir. Qadha dan Qadar dalam pembicaraan sehari-hari adalah takdir. Kita wajib percaya bahwa Allah lah yang telah menciptakan segala sesuatu dan bahwasannya allah telah menentukan segala sesuatu sebelum dia menciptakan segala kejadian dan mengatur segala yang ada dengan pengetahuan,ketentuan,kebijaksanaan dan ketentuanNya. Adapun segala yang dilakukan manusia itu semuanya atas Qada dan Qadhar Nya. Sedangkan manusia hanya dapat berikhtiar.
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya, Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan. Sedangkan menurut bahasa pengertian qada dan qadar adalah sebagai berikut :
  1. Arti Qada :
·         Qada berarti hukum atau keputusan (Q.S. An-Nisa : 65)
·         Qada berarti mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Fussilat : 12)
·         Qada berarti kehendak (Q.S. Ali-Imron : 47)
·         Qada berarti perintah (Q.S. Al-Isra : 23)
  1. Arti Qadar :
·         Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Q.S. Fussilat : 10)
·         Qadar berarti ukuran (Q.S. Ar-Ra’du : 17)
·         Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Al-Baqarah : 236)
·         Qadar berarti ketentuan atau kepastian (Q.S. Al-Mursalat : 23)
·         Qadar berarti perwujudan kehendak Allah SWT terhadap semua makhluknya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Q.S. Al-Qomar : 49)
Dengan kata lain Qada dan Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan, kehendak Allah SWT atas seluruh makhluknya. Sebagian pendapat mengatakan Qada adalah ketetapan Allah SWT yang akan terjadi. Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT atas makhluknya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa akidah dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Akidah yang memeperkuat iman kita. Akidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.
Aqidah dalam kehidupan umat muslim perlu kita pelajari dan amalkan. Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,dapat mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak tercampur dengan keraguan-keraguan. Sedangkan iman menerut pengertian sesungguhnya ia lah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan,tidak bercampur syak dan ragu serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup.

B.     Saran
Demikianlah makalah tentang pokok aqidah dan rukun iman. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.




DAFTAR PUSTAKA

Afdil. “Aliran-aliran dalam akidah” . 8 oktober 2014. http://mufdil.wordpress.com/2009/08/03/aliaran-aliran-dalam-ilmu-kalam/
Almustaghrak, Ilham. “Arti dan Ruang Lingkup Akidah”. 8 Oktober 2014. http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/arti-dan-ruang-lingkup-aqidah.html
Ardhi. “Makalah Akidah Islam”. 8 Oktober 2014 http://ardhi21.blogspot.com/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html
Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql.” Dirasat fil Ahwaa' wal Firaq wal Bida' wa Mauqifus Salaf minhaa” diakses dari http://koepas.org/index.php/2013-07-30-03-42-10/akidah/310-ppas 8 Oktober 2014
Fathan, Mulia. “Akidah dan Ruang lingkupnya”. 8 oktober 2014. http://makalahruanglingkuppembahasanaqidah.blogspot.com/
Hadhiri SP, Choiruddin. 20005. Klasifikasi Kandugan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani/
Mubarok, Amin. 2015. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Razak, Nazaruddin. 1973. Dienul Islam. Bandung: PT Alma’arif

No comments:

Post a Comment