PERHITUNGAN
BIAYA BERDASARKAN
AKTIVITAS
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya
yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak
informasi mengenai Perhitungan
Biaya Berdasarkan Aktivitas, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembacanya maupun pihak yang terkait di dalamnya serta dapat memberikan
motivasi atau dorongan agar memiliki rasa ingin tahu di dalam dunia
keuangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan
dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita
semua. Amin.
Aceh
Besar, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ....... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3
A. Biaya
Per Unit......................................................................................... 3
B. Perhitungan
Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi.......................... 4
C. Keterbatasan
Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi.................... 6
D. Biaya
Overhead Yang Tidak Berkaitan Dengan
Jumlah Unit................ 7
E.
Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan
Aktivitas: Penjelasan Terperinci 10
F.
Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Lain............................................... 12
G. Mengurangi
Ukuran Dan Kerumitan Dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan
Aktivitas 13
BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 15
A. Kesimpulan............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System) adalah metode
membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber
daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk/ pelanggan
berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas serta untuk mengukur biaya dan kinerja
dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.
Dalam
proses mendesain sistem, diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan jumlah
pemicu biaya yang diperlukan dan menentukan pemicu biaya yang sesuai. Kedua
faktor tersebut berhubungan erat sebab tipe dari cost driver yang dipilih akan
mempengaruhi jumlah pemicu yang diperlukan sesuai tingkat akurasi sistem.
Permasalahan timbul apabila jumlah pemicu biaya yang dipergunakan terlalu
banyak, karena secara ekonomis tidak menguntungkan untuk menentukan pemicu yang
berbeda dari setiap aktivitas dan pada beberapa proses perusahaan yang
menggunakan aktivitas secara bersama-sama (Agregat) dengan pemicu tunggal
sebagai dasar penelusuran biaya aktivitas ke produk yang dihasilkan, terdapat
kesulitan untuk memilih pemicu yang sesuai.
Penerapan
sistem biaya berdasarkan aktivitas dapat menjelaskan tingkat konsumsi jasa
melalui penelusuran konsumsi biaya aktivitas perusahaan terhadap sumber daya.
Selain itu juga dapat dilakukan juga pembebanan biaya overhead keproduk sesuai jumlah konsumsi jasa terhadap
aktivitas-aktivitas yang diperlukan dalam perhitungan dengan sistem activity
based costing melalui prosedur 2 tahap, yaitu :
1.
Proses identifikasi
aktivitas dan menentukan pemicu biaya (cost driver) aktivitas yang sesuai
tahapan tersebut akan menghasilkan pusat-pusat biaya homogen (cost pool
homogen) sebagai dasar untuk menelusuri biaya aktivitas.
2.
Berisi tentang
pembebanan biaya aktivitas overhead
keproduk/ jasa berdasarkan tarif biaya dari setiap pusat biaya dan jumlah
konsumsi produk/ jasa terhadap aktivitas sesuai dengan kapasitas pemicu biaya
aktivitas yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1.
Bagaimana perhitungan
biaya per unit?
2.
Bagaimana perhitungan
harga pokok produk berdasarkan fungsi?
3.
Apa penyebab terjadinya keterbatasan sistem akuntansi biaya berdasarkan fungsi?
4.
Apa saja biaya overhead yang
tidak berkaitan dengan jumlah unit?
5.
Bagaimana sistem
perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas?
6.
Bagaimana sistem
membebankan biaya aktivitas pada aktivitas lain?
7.
Bagaimana cara
mengurangi ukuran dan kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas?
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas softskill Akuntansi Manajemen,
penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas meliputi, perhitungan biaya per unit,
perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penyebab terjadinya keterbatasan sistem akuntansi biaya berdasarkan fungsi,
biaya overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit,
perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas, membebankan biaya aktivitas
pada aktivitas lain dan mengurangi ukuran dan kerumitan dari sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Biaya Per Unit
Perhitungan
biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya pada objek
biaya,seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dari jalur pemasaran.
Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan
membagi jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dan objek biaya
tertentu. Secara konseptual,perhitungan biaya per unit produksi adalah
sederhana. Biaya perunit adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang
diproduksi dibagi dengan jumlah unit
yang diproduksi. Sebagai contoh biaya produk sering didefinisikan
sebagai biaya produksi, yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead produksi.
Definisi biaya produksi tersebut diharuskan untuk pelaporan keuangan pihak
eksternal sehingga memainkan peranan penting dalam penilaian persediaan dan
menentukan pendapatan. Akan tetapi,biaya produksi juga berguna untuk membuat
beberapa keputusan tertentu. Pengukuran biaya meliputi penentuan jumlah dollar
dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan produksi. Nilai biayanya dapat berupa biaya
aktual yang dibebankan pada input produksi,atau dapat pula berupa angka
perkiraan.
a.
Pentingnya Biaya Produk
per Unit
Sistem akuntansi biaya mengukur dan membebankan
biaya agar biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya
per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan manufaktur.
Keputusan mengenai desain serta pengenalan produk dan jasa baru dipengaruhi
oleh perkiraan biaya per unit. Keputusan untuk membuat atau membeli suatu
produk atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, serta
menpertahankan atau menghentikan suatu peoduk atau jasa memerlukan informasi biaya
per unit. Karena informasi biaya per unit sangat penting, keakuratan adalah hal
yang penting.
b.
Cara Mendapatkan
Informasi Biaya per Unit
Beberapa cara berbeda digunakan untuk mengukur dan
membebankan biaya. Dua kemungkinan sistem pengukuran tersebut adalah perhitungan
biaya aktual dan perhitungan biaya normal. Perhitungan biaya aktual membebankan
biaya aktual bahan baku langsung,tenaga kerja langsung, dan overhead pada produk. Perhitungan biaya
normal membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
pada produk. Akan tetapi biaya over head dibebankan pada produk dengan
menggunakan tarif perkiraan. Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada data yang
diperkirakan dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Biaya yang diperkirakan
Tarif Perkiraan Overhead
=
Penggunaan aktivitas yang diperkirakan
B. Perhitungan Harga Pokok
Produk Berdasarkan Fungsi
Perhitungan
biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langgsung dan
tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan penelusuran langsung .
secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak
aktifitas tingkat unit untuk membebankan biaya overhead pada produk. Penggerak aktifitas tingkat unit adalah
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan
jumlah unit yang diproduksi.
Tarif
perkiraan overhead berdasarkan fungsi
membutuhkan spesifikasi dan penggerak tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari
kapasitas yang diukur penggerak dan perkiraan dari overhead yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang
umumnya digunakan untuk membebankan overhead,
meliputi :
1.
Unit yang diproduksi
2.
Jam tenaga kerja
langsung
3.
Biaya tenaga kerja
langsung
4.
Jam mesin
5.
Biaya bahan baku
langsung
Kapasitas
aktifitas yang diharapkan adalah output aktifitas yang diharapkan perusahaan
dapat tercapai pada tahun mendatang. Kapasitas aktifitas normal adalah output
aktifitas rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas
aktifitas teoretis adalah output aktifitas maksimum yang dapat direalisaikan
dengan berasumsi bahwa semua beroprasi secara sempurna. Kapasitas aktifitas
praktis adalah output maksimum yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara
efisien.
a.
Tarif Keseluruhan
Pabrik
Biaya overhead
dibebankan secara langsung pada kelompok biaya tersebut dengan menambah seluruh
biaya overhead yang diperkirakan
muncul dalam satu tahun. Secara logika, kita dapat berargumentasi biaya-biaya
ini dibebankan pada aktivitas makro yang sangat luas : produksi. Setelah biaya
diakumulasi dalam kelompok biaya ini, tarif kesleuruhan pabrik dihitung dengan
menggunakan gerak tingkat unit. Terakhir, biaya overhead dibebankan pada produk dengan mengalihkan tarif tersebut
dengan jumlah jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan oleh tiap-tiap
produk.
- Penghitungan
Tarif Keseluruhan Pabrik
Tarif berdasarkan jam
tenaga kerja langsung dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif perkiraan overhead = overhead yang dianggarkan
Aktivitas yang diharapkan
Jumlah overhead pada produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu
disebut sebagai overhead yang
dibebankan (applied overhead) dan
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Overhead
yang dibebankan = Tarif overhead x Output aktivitas actual
Dengan menggunakan tarif overhead, berikut overhead yang dibebankan untuk satu tahun:
Overhead
yang dibebankan = Tarif overhead x aktivitas actual
Perbedaan antara overhead actual dan overhead
yang dibebankan disebut variansi overhead
(overhead variance). Jika overhead
aktual lebih besar daripada overhead
yang dibebankan, variansi disebut overhead
yang terlalu rendah dibebankan (underapplied
overhead). Jika overhead aktual
kurang dari overhead yang dibebankan,
variansi disebut overhead yang
terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead).
- Biaya
per Unit
Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke
biaya overhead yang dibebankan, dan
kemudian membagi total biaya ini dengan unit yang diproduksi
- Tarif
Departemen
Ada 2 tahap bagi tarif overhead
departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead
keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan
membentuk kesatuan biaya overhead
departemen. Ketika biaya dibebankan pada setiap departemen produksi, penggerak
berdasarkan unit – seperti jam tenaga kerja langsung dan jam mesin digunakan
untuk menghitung tarif departemen. Produk yang di proses oleh berbagai
departemen diasumsikan menggunakan sumber daya overhead sesuai proporsi penggerak berdasarkan unit departemen.
Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead
dibebankan ke produk dengan mengkalikan tarif departemen dengan jumlah
penggerak yang digunakan dalam departemen terkait.
C. Keterbatasan Sistem
Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi
Organisasi
sering mengalami gejala tertentu yang menunjukkan sistem akuntansi biaya mereka
telah ketinggalan zaman. Sebagai contoh, jika biaya terdistorsi dan perhitungan
biaya menjadi terlalu tinggi atas suatu produk utama bervolume besar, maka
penawaran yang diajukan secara sistematis akan kalah walaupun perusahaan merasa
telah menggunakan strategi penawaran agresif. Hal ini bisa membingungkan ketika
perusahaan yakin operasi perusahaan sama-sama efisien dengan pesaingnya. Jadi,
salah satu gejala dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman adalah
ketidakmampuan dalam menjelaskan hasil penawaran. Sebaliknya, jika harga-harga
pesaing kelihatan sangat tidak realistis, maka para manajer harus
mempertanyakan ketepatan sistem biaya mereka.
Terdapat
dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan pabrik dan
departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat:
1.
Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan
unit terhadap jumlah biaya overhead
adalah besar
2.
Tingkat keanekaragaman
produknya besar
D. Biaya Overhead Yang Tidak Berkaitan Dengan
Jumlah Unit
Penggerak
biaya aktivitas tingkat nonunit, diperlukan untuk pembebanan biaya yang akurat
dari aktivitas nonunit. Penggerak aktivitas tingkat nonunit (non-unit-level activity driver) adalah
faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas nonunit produk dan objek biaya
lainnya. Penggerak aktivitas (activity
driver) adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas produk dan
objek biaya lainnya.
Dengan
hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan
biaya overhead yang tidak berkaitan
dengan unit, distorsi biaya produk akan tercipta. Jika persentase biaya overhead berdasarkan nonunit terhadap
jumlah biaya overhead adalah kecil,
maka distorsi biaya produk pun akan kecil. Pada situasi tersebut, penggunaan
penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead dapat diterima.
1.
Keanekaragaman Produk
Jika produk memerlukan aktivitas overhead berdasarkan nonunit dalam
proporsi yang sama dengan aktivitas overhead
berdasarkan unit, maka distori dalam perhitungan biaya produk tidak akan
terjadi. Maka keanekaragaman produk diperlukan. Keanekaragaman produk berarti
produk menggunakan aktivitas overhead
dalam proporsi yang secara signifikan berbeda. Contohnya perbedaan pada pada
ukuran produk, kerumitan produk, waktu penyetelan, dan beasarnya batch, dapat
menyebabkan produk menggunakan overhead
pada tingkat berbeda. Apapun bentuk keanekaragaman produknya, biaya produk akan
terdistorsi apabila jumlah overhead
berdasarkan unit yang digunakan produk, tidak berubah dalam proporsi langsung
dengan jumlah yang digunakan overhead
nonunit.
2.
Contoh Ilustrasi
Kesalahan Tarif Overhead Berdasarkan
Unit
Untuk mengilustrasikan bagaimana tarif overhead berdasarkan unit dapat
menyebabkan distorsi biaya produk. Contohya pada pabrik Belring.
Ukuran
Penggunaan Aktivitas
|
||||
|
Nirkabel
|
Regular
|
Jumlah
|
|
Unit
yang diproduksi per tahun
Biaya
Utama
Jam
tenaga Kerja Langsung
Jam
mesin
Proses
produksi
Jumlah
perpindahan
|
10000
78000
10000
5000
20
60
|
100000
738000
90000
45000
10
30
|
110000
816000
100000
50000
30
90
|
|
Data
Biaya Aktivitas ( Aktivitas Overhead
)
|
||||
Aktivitas
Penyetean
Penaganan
bahan Baku
Daya
Pengujian
Jumlah
|
Biaya
Aktivitas
120000
60000
100000
80000
+
$ 360000
|
|||
Data Perhitungan Harga
Pokok Produk – Pabrik Belring di Springdale.
Asumsikan bahwa ukuran – ukuran tersebut adalah
hasil yang diharapkan dan akrual. Teleop regular adalah produk yang bervolume
tinggi dan telepon nirkabel adalah produk yang bervolume rendah Karena
kuantitas yang diproduksi oleh telepon reguler lebih besar. Lebih sederhana,
asumsikan hanya empat jenis aktivitas overhead
yang dilakukan empat departemen pendukung yaitu penyetelan peralatan untuk
setiap batch, pemindahan batch, penggunaan mesin dan pengujian. Setelah
perakitan, keseluruhan unit diuji untuk memastikan operasionalnya.
a.
Masalah
keakuratan perhitungan biaya
Masalah
utama dalam setiap prosedur ini adalah asumsi bahwa jam mesin atau jam tenaga
kerja langsung yang menggerakkan atau menyebabkan semua biaya overhead. Telepon regular akan
dibebankan biaya overhead Sembilan
kali lebih besar dibandingkan telepon nirkabel, jika tarif keseluruhan
digunakan. Dapatkah diasumsikan secara rasional bahwa setiap konsumsi overhead oleh produk berbanding lurus
dengan jam tenaga kerja langsung yang digunakan ?
Sebagai
contoh, permintaan setiap produk untuk aktivitas penyetelan dan penanganan
bahan akan lebih wajar jika dikaitkan dengan jumlah proses produksi dan jumlah
pemindahan. Terlihat bahwa produk dengan volume rendah, yaitu telepon nirkabel,
menggunakan proses produksi dua kali lebih abnyak dibndingkan telepon regular (
20/10 ) dan pemindahan dua kali lebih banyak dari telepon reguler ( 60/30 ).
Akan tetapi, penggunaan jam tenaga kerja langsung, penggerak aktivitas
berdasarkan unit dan tarif keseluruhan pabrik membebankan biaya penyetelan
serta penanganan bahan Sembilan kali lebih banyak untuk telepon reguler
dibandingkan telepon nirkabel.
Rasio
konsumsi menyatakan tarif keseluruhan pabrik yang didasarkan pada jam tenaga
kerja langsung akan mengakibatkan biaya yang terlalu tinggi pada telepon
reguler dan terlalu rendah pada telepon nirkabel. Rasio konsumsi merupakan
proporsi yang digunakan yang digunakan produk.
b.
Penyelesaian masalah
distorsi biaya
Distorsi
biaya dapat diselesaikan dengan menggunakan tarif aktivitas. Daripada membebankan
biaya overhead pada departemen atau
pabrik, lebih baik menghitung suatu tarif untuk setiap aktivitas overhead kemudian menggunakannya untuk
membebankan biaya overhead. Untuk
membebankan biaya overhead,
diperlukan jumlah aktivitas yang digunakan setiap produk.
c.
Perbandingan biaya
produk berdasarkan fungsi dan aktivitas
Perbandingan
antara biaya berdasarkan aktivitas dan biaya unit yang diproduksi menggambarkan
pengaruh penggunaan penggerak aktivitas secara jelas hanya berdasarkan unit
untuk membebankan
biaya
overhead. Sedangkan pembebanan biya
berdasarkan aktivitas merefleksikan pola konsumsi overhead secara baik sehingga biaya lebih akurat dari ketiga biaya.
|
Nirkabel
|
Reguler
|
Sumber
|
Tarif
Keseluruhan Pabrik
Tarif
Departemen
Tarif
Aktivitas
|
$ 11,40
10,73
21,60
|
$ 73,000
10,69
9,60
|
4-3
4-6
4-10
|
Perbandingan Biaya –
Biaya per unit
Perhitungan biaya
produk berdasarkan aktivitas menunjukkan perhitungan biaya berdasarkan fungsi
mengurangi biaya telepon nirkabel dan melebihkan biya telepon reguler. Dalam
lingkungan yang memiliki keanekaragaman produk, ABC menjanjikan keakuratan yang
lebih baik dan keputusan dibuat berdasarkan fakta yang benar. Jadi mempelajari
ABC merupakan hal yang baik dilakukan.
E. Perhitungan Biaya
Produk Berdasarkan Aktivitas: Penjelasan Terperinci
Pembebanan
overhead tradisional melibatkan dua
tahap. Pertama, biaya overhead
dibebankan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Kedua, biaya overhead dibebankan pada produk. Sistem
perhitungan biaya aktivitas. Pertama menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian
produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap. Akan tetapi, sistem ABC
menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak sedangkan sistem
biaya tradisional cenderung gencar dalam alokasi (sangat mengabaikan hubungan
sebab akibat). Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas harus menjadi tahap awal
dalam perancangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
a.
Identifikasi Aktivitas
dan Atributnya
Karena suatu aktivitas merupakan
tindakan yang diambil atau pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan atau orang
untuk orang lain, pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan
mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kena fungsional
(departmen). Serangkaian pertanyaan utama akan diajukan dan jawabannya akan menyediakan
banyak data yang diperlukan untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas. Data yang dihasilkan dari wawancara ini digunakan untuk menyapkan
kamus aktivitas yaitu kamu yang mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah
organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
b.
Rangkaian pertanyaan
utama
Pertanyaan-pertanyaan untuk
wawancara dapat digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas dan atribut
aktivitas yang diperlukan untuk tujuan perhitungan biaya. Informasi yang
didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk menyusun kamus
aktivitas dan menyediakan data yang berguna untuk pembebanan biaya sumber daya
pada aktivitas individual.
c.
Kamus aktivitas
Kamus aktivitas menyebutkan
aktivitas (biasanya menggunakan kata kerja tindakan dan objek yang menerima
tindakan), mendeskripsikan tugas-tugas yang menyebabkan aktivitas,
mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer atau sekunder, mendaftar
pengguna (objek biaya), dan mengidentivikasi ukuran output (penggerak
aktivitas). Aktivitas primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk atau
pelanggan. Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas
primer lainnya atau aktivitas sekunder. Aktivitas sekunder akan digunakan oleh aktivitas primer.
d.
Pembebanan Biaya pada
Aktivitas
Setelah aktivitas diidentifikasikan
dan dideskripsikan, tugas berikutnya adalah penentuan berapa banyak biaya untuk
melakukan setiap aktivitas. Hal ini membutuhkan identifikasi sumberdaya yang
digunakan setiap aktifitas. Aktivitas menggunakan sumberdaya seperti tenaga
kerja, bahan energi, dan modal. Biaya dari sumber daya didapatkan dari buku
besar umum, tetapi seberapa besar biaya yang dihabiskan pada setiap aktivitas
tidak dapat dillihat. Oleh karena itu, biaya sumber daya pada aktivitas perlu
dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
Waktu yang dihabiskan pada setiap
aktivitas merupakan dasar untuk pembebanan biaya tenaga kerja pada aktivitas.
Jika sumber daya dibagi oleh beberapa aktivitas, maka pembebanan dilakukan melalui
penelusuran penggerak yang disebut penggerak sumber daya. Penggerak sumber daya
adalah faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.
F.
Pembebanan
Biaya Pada Aktivitas Lain
Pembebanan
biaya pada aktivitas melengkapi tahap awal perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas. Pada tahap pertama ini, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer
dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul.
Pada tahap selanjutnya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas
yang menggunakan output-nya. Sebagai contoh, mengawasi karyawan adalah
aktivitas sekunder. Biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap
aktivitas primer dengan menggunakan rasio yang sekaran berfungsi sebagai
penggerak aktivitas.
a.
Pembebanan Biaya pada
Produk
Setelah
biaya dari aktivitas primer ditentukan, biaya tersebut dapat dibebankan pada
produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya, seperti yang
diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan
penghitunagn suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan
mengalikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.
Untuk
membebankan biaya, jumlah dari setiap aktivitas yang digunakan setiap produk
juga perlu diketahui. Dalam memenuhi tujuan ini, akan diasumsikan bahwa
kapasitas praktis aktivitas sebanding dengan jumlah penggunaan aktivitas oleh
semua produk.
b.
Perincian Klasifikasi
Aktivitas
Untuk
tujuan perhitungan biaya produk,
aktifitas dapat diklasifikasikan dalam empat kategori umum, yaitu
tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas.
Pengklasifikasian aktivitas menjadi kategori umum ini akan memudahkan
perhitungan biaya produk karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan tingkat
yang berbeda akan merespons jenis penggerak biaya yang berbeda. Aktivitas
tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit
diproduksi. Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap
suatu batch produk di produksi. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang
dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang di produksi
perusahaan. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menompang proses
umum produksi suatu pabrik.
Dari
ke empat aktivitas tersebut, tiga yang
pertama tingkat unit, tingkat batch, dan tingkat produk, mengandung aktivitas yang berkaitan dengan
produk.dalam ketiga tingkat ini, permintaan aktivitas dapat diukur oleh setiap
produk.
Ketegori
umum keempat, yaitu aktivitas tingkat fasilitas memiliki suatu masalah dengan
filosofi ABC, yaitu mengenai penulusuran biaya pada produk.
G.
Mengurangi
Ukuran Dan Kerumitan Dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Pada
tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas
diidentifikasikan, biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas
diklasifikasikan sebagai aktivitas primer atau sekunder. Dalam tahap
lanjutan, biaya dari aktivitas sekunder
dibebankan ulang pada aktivitas primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas
primer dibebankan pada produk pelanggan.pembebanan biaya pada aktivitas lain
atau tahap lanjutan atau pembebanan biaya pada produk dan pelanggan. Suatu
organisasi dapat memilki ratusan aktivitas berbeda sehingga terdapat ratusan
tarif aktivitas. Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai
jumlah tarif tersebut, ada baiknya
apabila memungkinkan jumlah tarif tersebut dikurangi.tarif yang lebih sedikit
bisa juga mengurangi kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh manajemen.
a. Mengurangi
Jumlah Tarif dengan Menggunakan Rasio
Konsumsi
Salah
satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah
mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya.
b.
Mengurangi Jumlah Tarif
melalui Aproksimasi ABC
Sistem yang relevan dan
mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan di beberapa organisasi dari pada sistem
ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara mengurangi jumlah tarif adalah
dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan
penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya-biaya dari kebanyakan
aktivitas yang biayanya tinggi dibebankan dengan menggunakan berbagai penggerak
sebab-dan-akibat. Sedangkan berbagai biaya aktivitas yang tidak mahal dibebankan
secara lebih arbritrer. Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami, dan sering mengarah pada perkiraan pembebanan
ABC yang cukup bagus.
c.
Perbandingan dengan
Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi
Pada sistem berdasarkan
fungsi, pemakaian overhead oleh produk diasumsikan untuk dijelaskan hanya dengan
penggerak aktivitas berdasarkan unit. Unit tarif keseluruhan pabrik, hanya satu penggerak yang di gunakan untuk
membebankan biaya.pada sistem berdasarkan fungsi yang lebih canggih, biaya overhead
diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel dengan penggerak berdasarkan
unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan unit mengalokasikan overhead tetap pada setiap produk dengan
menggunakan tarif overhead
tetap, dan membebankan overhead variable dengan menggunakan
tarif overhead variabel.
Sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok
produk dengan mengakui bahwa biaya overhead
banyak yang tetap, ternyata bervariasi
secara proposional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami
penyebab meningkat atau menurunya biaya tersebut. Hubungan sebab akibat ini
memungkinkan manajer untuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok
produk yang dapat memperbaiki pengambilan keputusan secara signifikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Biaya per unit penting untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan penyediaan input untuk berbagai keputusan. Perhitungan
biaya berdasarkan fungsi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung menggunakan penelusuran langsung: overhead
dibebankan dengan menggunakan proses dua tahap.
Banyak aktivitas overhead
yang tidak berkaitan dengan jumlah unit yang diproduksi. Sistem perhitungan
biaya berdasarkan fungsi tidak dapat membebankan biaya dari aktivitas overhead yang tidak berkaitan dengan
jumlah unit secara benar. Pembebanan overhead
dengan hanya menggunakan penggerak berdasarkan unit, dapat menyebabkan distorsi
pada biaya produk.
Proses pembebanan biaya dideskripsikan dengan langkah
umum: (1) mengidentifikasi aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, (2)
menentukan biaya aktivitas-aktivitas tersebut, (3) mengidentifikasi ukuran
konsumsi untuk biaya aktivitas (penggerak aktivitas), (4) menghitung tarif
aktivitas, (5) mengukur permintaan aktivitas oleh setiap produk, dan (6)
menghitung biaya produk.
Jumlah tarif bias dikurangi dengan menggabungkan
beberapa aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok
biaya. Jumlah tarif juga bias dikurangi dengan menggunakan pendekatan
perkiraan.
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen.
2009. Akuntansi
Managerial . Buku I Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S.,
dan David P.
No comments:
Post a Comment