Makalah
ANTROPOLOGI
KESEHATAN
KATA
PENGANTAR
Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “antropologi kesehatan”.
Makalah
ini dapat dijadikan bahan
sumber bacaan yang membahas mengenai
sejarah antropologi kesehatan dan hubungan antropologi dengan kesehatan serta
kegunaan antropologi kesehatan dan merupakan sarana untuk kami
sebagai menambah syarat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah antropologi yang telah ditugaskan.
Dalam makalah Antropologi Kesehatan ini kami
mendiskusikan sejumlah pokok bahasan yang berhubungan mengenai masalah dengan
antropologi kesehatan dari sejak generasi yang lalu.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi kami, saran serta
kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini kami harapkan.
Lampoh Keude, 20
Maret 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ....... ii
BAB
I : PENDAHULUAN............................................................................ ....... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................................... ....... 1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................... ....... 1
BAB
II : PEMBAHASAN............................................................................. ....... 3
2.1
Pengertian Antropologi Kesehatan....................................................... ....... 3
2.2
Sejarah
Antropologi Kesehatan............................................................ ....... 4
2.3 Hubungan antara sosial budaya dan biologi
yang merupakan
dasar dari Perkembangan Antropologi Kesehatan................................ ....... 5
2.4 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari sisi Biological Pole.......... ....... 6
2.5 Perkembangan Antropologi Kesehatan dari
sisi Sosiocultural Pole..... ....... 8
2.6 Perbedaan antara perkembangan Antropologi Kesehatan
Biological Pole dan Sosiocultural Pole................................................. ....... 9
2.7 Kegunaan Antropologi Kesehatan....................................................... ..... 10
BAB III : PENUTUP..................................................................................... ..... 12
3.1
Kesimpulan........................................................................................... ..... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Antropologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia dan juga
budayanya. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11)
antropologi berarti “ilmu tentang manusia.” Ilmu antropologi telah
berkembang dengan luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas.
Terdapat
macam-macam antropologi seperti antropologi fisik, antropologi budaya,
antropologi biologi antropologi sosial, antropologi kesehatan. Ilmu antropologi
memberi sumbangan bagi ilmu kesehatan. Anderson (2006
: 247) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi ilmu-ilmu kesehatan
terletak dalam 3 kategori utama :
a. Ilmu
antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat secara
keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Ilmu antropologimenggunakan
pendekatan yang menyeluruh atau bersifat sistem, dimana peneliti secara tetap
menanyakan, bagaimana seluruh bagian dari sistem itu saling menyesuaikan dan
bagaimana sistem itu bekerja.
b. Ilmu
antropologi memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses-proses perubahan sosial dan buaya dan juga untuk membantu
memahami keadaan dimana para warga dari “kelompok sasaran” melakukan respon
terhadap kondisi yang berubah dan adanya kesempatan baru.
c. Ahli
antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi penelitian
yang longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan
praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.
Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan
memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk
didalamnya obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut
berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk
menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda
dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup
bidangnya sangat penting untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu
antropologi kesehatan.
Di dalam
antropologi kesehatan itu sendiri tercakup materi mengenai perkembangan
antropologi kesehatan dimana di dalam perkembangannya menyangkut hal-hal yang
penting untuk dipelajari, yaitu : hubungan antara sosial budaya dan biologi
yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan, perkembangan antro
kesehatan dari sisi biological pole, perkembangan antro kesehatan darsi sisi
sosiocultural pole, beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole
dan sosiocultural pole, dan kegunaan antro kesehatan. Maka dari itu kami
membuat makalah yang menyangkut tentang antropologi kesehatan.
1.2. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui pengertian antropologi
kesehatan.
2. Mengetahui
hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antro kesehatan.
3. Mengetahui
perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole.
4. Mengetahui
perkembangan antro kesehatan dari sisi sosiocultural pole.
5. Mengetahui beda
antara perkembangan antro kesehatan biological pole dan sosiocultural pole.
6.
Mengetahui kegunaan antro kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia",
dan logos yang berarti ilmu.
Menurut
Koentjaraningrat dalam buku (1981 : 11) antropologi berarti “ilmu tentang
manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur
budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan
penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis
dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya
penyakit pada manusia sekarang ini. (Landy, dalam
Koentjaraningrat ,2000). Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi
yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu:
1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan
kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan
waktu, tempat dan masyarkaat,
2. Kelompok manusia mengembangkan metode
dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka
untuk meniru dengan atau merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa
set kepercayaan, pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya
mereka, untuk menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat
yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula
terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si
pasien.
Menurut
Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan
penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya.
1) Pokok
perhatian Kutub Biologi :
Ø Pertumbuhan
dan perkembangan manusia
Ø Peranan penyakit dalam evolusi manusia
Ø Paleopatologi (studi mengenai
penyakit-penyakit purba)
2) Pokok
perhatian kutub sosial-budaya :
Ø Sistem
medis tradisional (etnomedisin)
Ø Masalah
petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
Ø Tingkah
laku sakit
Ø Hubungan
antara dokter pasien
Ø Dinamika
dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia
(Foster/Anderson, 1986; 1-3)
2.2
Sejarah Antropologi Kesehata
Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut
urutan waktu cetusannya:
- Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang
sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur
sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun
demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan
asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru
memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
- Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat
pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied
Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the
force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme,
tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru
- Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul
membicarakan “Ahli
Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan
dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963)
yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.
2.3 Hubungan antara
Sosial Budaya dan Biologi yang merupakan Dasar dari
Perkembangan
Antropologi Kesehatan.
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan
masalah kompleks yang merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang
bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku,
populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor yaitu :
1.
Environment atau lingkungan
2.
Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama
dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance
3.
Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh
populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya
4.
Health care service berupa program
kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan
peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan
suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan
secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan
reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi
kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi,
nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara
perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap
faktor-faktor sosialdan budaya di
masyarakat tertentu. Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di
Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
2.4
Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Biological
Pole
Antropologi
kesehatan dari sisi Biological Pole berusaha untuk memahami jasad/fisik
manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi
(studi tentang makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia). Sisi biologi adalah hal penting dalam
kesehatan. Sisi biologi adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling
menunjang, apabila terdapat gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan
menggangggu keseluruhan sistem fungsi.
Sisi biologi, melalui tubektomi, dilihat dari sudut budaya oleh
Haryati, 1990 dalam penelitiannya tentang penerimaan masyarakat desa terhadap
cara ini untuk ber-KB. Kajian yang dilakukan Haryati selangkah lebih maju dari
dua peneliti sebelumnya dengan lebih banyak menggali sisi biologi (tubektomi)
dan kemudian memasukan ke dalam wacana kesehatan pada masyarakat yang diteliti
dengan melibatkan sistem pengetahuan mereka untuk memilih cara ini dalam
ber-KB.
Terdapat ahli-ahli antropologi yang pokok perhatiannya adalah tentang
pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia
dan paleopatologi
(studi mengenai
penyakit-penyakit purba). Ahli-ahli antropologi yang memiliki minat tersebut
mempunyai kesamaan perhatian dengan ahli-ahli genetika, anatomi, sorologi,
biokimia dan sejenisnya.
Hal
ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan,
antara lain :
1.
Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,
bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit
sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
2.
Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau
yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut
stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.
3.
Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah
laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di
suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk
mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama
4.
Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan
hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
2.5
Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi
Sosiocultural Pole
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari
semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari
budaya, dalam jurnal Drs. Naffi Sanggenafa, 2002. Jurnal Antropologi Papua.di
antaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
- Penyakit yang berhubungan dengan
kepercayaan (misfortunes)
- Beberapa masyarakat misfortunes
disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
- Kelompok healers ditemukan
dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat
- Healers yang mempunyai peranan sebagai
penyembuh.
- Perhatian terhadap suatu keberadaan
sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada
keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli
antropologi pada akhir abad 20, pada tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter,
menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari
aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek medis
primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang
mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang
berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem
kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli
antropologi, orientasi teoritisnya diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi
yaitu:
1)
Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat
tunggal melainkan konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan
temapt dimana pola medis berada dalam totalitas tersebut,
2)
Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3)
Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan
budaya, secara fungsional saling berkaitan,
4)
Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan
kepercayaan dan definisi budaya,
5)
Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya
merupakan pengobatan gaib.
Penelitian-penelitian dan teori-teori yang
dikembangkan oleh para antropolog, perilaku sehat (health
behavior ), perilaku sakit (illness
behavior) perbedaan antara illness dan disease, model
penjelasan penyakit explanatory model ), peran dan karir seorang yang
sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien,
perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter
bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran
absolut dalam proses penyembuhan.
Terdapat ahli-ahli antropologi dengan
pokok perhatian pada sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah
petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit,
hubungan antara dokter-pasien serta dinamika dari usaha memperkenalkan
pelayanan kesehatan Barat kepada masyarakat-masyarakat tradisional.
2.6 Perbedaan antara Perkembangan
Antropologi Kesehatan Biological Pole dan Sosiocultural Pole
Antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan dari dua
disiplin yang longgar, biologi dan sosial-budaya, karena seringkali
masalah-masalah yang dihadapi kedua disiplin ilmu tersebut saling membutuhkan
data maupun teori-teori dari kedua bidang yang bersangkutan. Penyakit jiwa,
misalnya, tidaklah semata-mata dapat dipelajari dalam kerangka faktor
fisiologis atau biokimia belaka, atau faktor-faktor psiko-sosial-budaya yang
bersumber pada stres; kedua jenis data tersebut penting untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam dari faktor-faktor yang berpengaruh. Serupa halnya
dengan makanan, dimana kebiasaan makan dan makanan yang dipilih berkaitan
dengan tingkatan nutrisi. Demikian pula teori epidemiologi yang didasarkan atas
pengetahuan bahwa tingkahlaku manusia sangat mempengaruhi vektor yang
menularkan banyak pennyakit.
Pokok perhatian biological pole :
1)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2)
Peranan penyakit dalam evolusi manusia.
3)
Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian sociocultural
pole :
1) Sistem medis
tradisional (etnomedisin).
2) Masalah
petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka.
3) Tingkah laku
sakit.
4) Hubungan antara
dokter pasien.
5) Dinamika dari
usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
Jadi perbedaannya terletak pada masing-masing disiplin
ilmu yang bersangkutan, dalam memandang suatu fenomena baik dari bidang biologi
maupun bidang sosial-budaya. Contoh: dari segi biologi, penyakit merupakan
suatu kondisi patologis yang dibuktikan dengan hasil-hasil tes laboratorium
atau bentuk-bentuk pemeriksaan klinis lainnya. Namun dari pandangan budaya,
penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan
peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap
situasi tersebut. Dengan kata lain harus dibedakan antara penyakit (disease)
sebagai suatu konsep patologis, dan penyakit (illness) sebagai suatu
konsep kebudayaan.
2.7
Kegunaan
Antropologi Kesehatan
Secara umum, antropologi kesehatan
senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
1. Memberikan suatu
cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana
cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh
; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan
suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu
dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya
pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
3. Sumbangan
terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu
pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
1. Hubungan antara
social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk,
genetika, dan sebagainya.
2. Sisi biologi
adalah kesatuan sistem organ tubuh yang saling menunjang, apabila terdapat
gangguan dari salah satu organ tubuh maka juga akan menggangggu keseluruhan
sistem fungsi.
3. Antropologi
kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan
dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya.
4. Perbedaan perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan
sosiocultural pole
yaitu biological pole pokok perhatian adalah pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi (studi mengenai
penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian sociocultural pole adalah sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan
persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien dan dinamika dari usaha memperkenalkan
pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
5. Kegunaan antropologi kesehatan
adalah memberikan suatu
cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya, memberikan suatu model yang secara
operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan dan sumbangan terhadap metode penelitian dan
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Barbara dan George M. Foster.
1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta
: UI-Press
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain
dengan Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaroningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Saifudin. 2005. Antropologi
Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenata
Media
Tedi Sutardi. 2007. Antropologi
:mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas, Program
Bahasa. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Drs. Naffi Sanggenafa, 2002. Jurnal
Antropologi Papua : Penerapan Ilmu
Antropologi Kesehatan Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua. Jayapura : Laboratorium
Antropologi Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Cenderawasih.
http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/pandangan-ahli-antropologi-terhadap-penyakit/ pada pukul 13.30 WIB
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-kesehatan.htm pada
pukul 13.30 WIB
No comments:
Post a Comment