BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam Pancasila karena Pancasila selalu merupakan
suatu kesatuan, yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang
lainnya atau saling berkaitan satu sama lain bahwa sila dalam Pancasila
merupakan satu kesatuan organis. Di Era modern saat ini banyak terjadi
penyimpangan di dalam pergaulan. Hal ini disebabkan menipisnya moral Pancasila
pada bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan zaman yang terus
meningkat harus diimbangi dengan moral Pancasila. Dengan begitu pemantapan
Pancasila sebagai dasar dari moral-moral masyarakat harus dijalankan secara
tegas dan teratur sesuai dengan norma-norma yang berlaku agar bertujuan untuk
memperbaiki pergaulan dan etika bangsa.
Mempelajari Pancasila lebih dalam dapat menjadikan
kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus
diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk mewujudkan identitas bangsa
yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi serta bermoral. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah aspirasi positif terhadap kedudukan pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara dengan cara menampilkan sikap positif dalam kehidupan
sehari-hari yang mencerminkan nilai dan budaya pancasila.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perlunya pancasila sebagai dasar pergaulan
2.
Apa itu eika
pancasila
3.
Bagaimana
karakteristik generasi mudah dalam pergaulannya
1.3
Tujuan
1.
Mampu
mengantisipasi perkembangan dan kemajuan pergaulan yang sesuai dengan nilai dan
kaidah pancasila
2.
Mengetahui
landasan Pancasila dasar negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan
Era
modern seperti saat ini banyak terjadi penyimpangan yang ditimbulkan dari
sistem pergaulan. Hal ini disebabkan karena menipisnya moral Pancasila yang
tertanam pada jati diri bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan zaman
yang meningkat harus diimbangi dengan moral Pancasila yang meningkat pula.
Pemantapan Pancasila harus dijalankan dengan tegas dan teratur sesuai dengan
norma yag berlaku serta dengan tujuan memperbaiki pergaulan dan etika bangsa
ini
Dalam
suatu pergaulan diperlukannya etika dalam menjalankannya. Kata Etikasendiri
berasal dari bahasa Yunani “ethos ” artinya kebiasaan, adat. Kata ethos lebih
berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecendrungan hati dengan mana
seseorang melakukan perbuatan.
Dalam
bahasa Latin istilah ethos dan ethikos itu disebutkan dengan kata mos dan
moralitas. Oleh sebab itu kata “etika”sering dikaitkan dengan kata “moral ”.
Dalam bahasa Indonesia kata etika berarti kesusilaan, Kesusilaan ini mau menerangkan
dan menunjukkan bahwa arti kata “ su” itu baik, bagus. Jadi kesusilaan itu
berkaitan dengan yang baik, bagus.
2.2
Etika Pancasila
Etika
Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam
norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk bersikap dan
bertingkah laku. Norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku
telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa yang terjadi
pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai bentuk dasar
pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi sebagai tolok ukur
dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila mereka dikatakan anak mami.
Anak mami disini diartikan sebagai anak yang manja pada kedua orangtuanya dan
tidak mengikuti tren model masa kini.
Semua
bentuk kerusakan moral tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh adanya paham
kebebasan yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang disuburkan oleh sistem
demokrasi yang diterapkan dalam suatu negara di mana masyarakat tersebut
tinggal. Perilaku tersebut jelas tidak mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila.
Pancasila mengatur agar kita bisa hidup dalam bergaul berdasar pada agama yang
dianut yang tertera pada sila pertama. Dalam agama-pun melarang kita untuk
melakukan hal tersebut, bahkan aktivitas tersebut merupakan suatu yang mengarah
pada perbuata zina yang jelas itu dilarang. Kaum muda era sekarang ini mulai
pudar akan nilai-nilai luhur khususnya Pancasila. Padahal umumnya bagi anak
sekolah dibaca pada setiap hari senin. Tapi apakah ini bisa dikatak sebagai
dampak dari Demokrasi? Pancasila memang mengajarkan kita untuk berdemokrasi
termasuk dalam pergaulan sehari-hari. Kebanyakan kita sendiri yang tidak tahu
bahkan tidak mau tahu tentang demokrasi pergaulan yang dituangkan dalam makna
Pancasila. Pergaulan pada saat ini menjadi sangat riskan dan berbahaya. Banyak
anak negeri yang terjerumus kedalam sisi gelap dalam pergaulan. Terutama mereka
yang kurang kasih sayang dari orang tua sehingga mereka mencari ketenangan dan
kasih sayang dari orang lain. Pencarian teman inilah yang sangat berbahaya,
apabila mereka salah memilih teman maka mereka bisa ikut menjadi salah salah
satu dari mereka. Banyak pergaulan sekarang yang menyimpang dari nilai-nilai
luhur Pancasila, padahal dalam isi Pancasila sendiri telah terdapat pedoman
dalam kita bergaul dan berperilaku. Misalnya seperti mengkonsumsi narkoba, hal
tersebut merupakan tindakan yang jelas dilang dalam agama dan Negara.
Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba tidak akan terjadi apbila tidak adanya
narkoba dalam masyarakat luas meskipun secara terang-terangan maupun secara
sembunyi-sembunyi.
Para
penjual Narkoba dapat berkeliaran dimana-mana termasuk sekolah, pemukiman
masyarakat dan warung-warung di sekitar perkotaan. Keluarga yang kurang
Harmonis atau Broken Home dapat menyebabkan psikisseorang anak menjadi menurun
sehingga anak tersebut lebih menyukai dunia pergaulan luar yang negatif, karena
seorang anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua
orangtuanya. Kelurga yang tidak harmonis biasanya dikarenakan karena kesibukan
orangtua terhadap pekerjaanya sehingga tidak memperhatikan anaknya dan
perceraian dalam rumah tangga yang mengakibatkan rasa kesepian dan kesedian
terhadap psikologi anak.
Sistem
didikan keluarga yang Otoriter terhadap anak juga mempengaruhi psikis si anak,
hal ini mengakibatkan meningkatanya kemauan ataupun potensi dari anak untuk
melawan dari orang tuanya. Dalam Pergaulan bersama teman yang rawan pergaulan
bebas, dapat menjadi faktor mudahnya perkembangan penggunaan penyalah gunaan
narkoba dan perilaku yang menyimpang. Pada akhirnya seseorang tidak dapat
menolak dalam pemakain narkoba karena terpengaruh oleh dunia pergaulan yang
bebas tersebutNarkoba memiliki hubungan dan keterkaitan dengan nilai-nilai
Pancasila, karena penggunaan penyalahgunaan narkoba adalah perilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.
2.3
Hubungan Penggunaan Penyalahgunaan Narkoba Terhadap
Nilai-Nilai Pancasila
1.
Narkoba dapat
dan diperbolehkan digunakan dalam bidang kesehatan dan dengan jumlah yang
sedikit dan tidak menyalahi atuaran kemanusiaan sesuai dengan kandungan nilai
Pancasila sila ke dua.
2.
Narkoba jika
dipakai dan disalahgunakan maka perbuatan si pemakai menyimpang dari
nilai-nilai Pancasila sila Pertama, Kedua ,dan Ketiga.
a)
Sila Pertama
yaitu Pemakai tidak percaya terhadap Tuhan yang Maha Esa,karena ia lebih
percaya terhadap Narkoba untuk menenangkan diri dan menghilangkan masalah yang
terjadi pada dirinya.
b)
Sila Kedua yaitu
Pemakai merusak dan membunuh dirinya sendiri dengan mengonsumsi narkoba.
c)
Sila Ketigayaitu
pemakai tidak menghiraukan dampak-dampak yang terjadi terhadap orang lain dan
masyarakat.
2.4
Karakteristik Generasi Muda Yang Mempengaruhi
Pergaulannya.
1. Pertama, generasi muda kerap kali memiliki mental
yang tidak berorientasi pada mutu. Kecenderungan tersebut diperkuat dengan
keinginan untuk mencoba sesuatu tanpa berupaya untuk mendapatkan hasil yang
setimpal dengan aktivitas yang dilakukan. Karakteristik ini menggejala pada
hampir semua generasi muda. Mentalitas ini secara umum membentuk karakteristik
generasi muda yang sekedar menampilkan figur keberanian semata tanpa
memperhitungkan akibatnya.
2. Kedua, generasi muda cenderung memiliki
karakteristik suka menerabas, hantam kromo, dan cenderung berani tanpa
memperhitungkan baik dan buruknya. Karakteristik ini bersesuaian dengan sikap
berani yang cenderung mengarah pada kenekatan. Meski begitu, secara positif,
sikap ini memberikan kekuatan mentalitas bagi generasi muda untuk mengambil
posisi memimpin dalam situasi yang secara normal sulit dilakukan oleh
masyarakat umum. Sehingga tak heran apabila mentalitas suka menerabas ini
menganjurkan generasi muda sebagai agen perubahan (agent of change), karena
proses perubahan harus diawali sikap menolak situasi yang ada, dan generasi
muda menjadi figur terdepan dari perubahan kearah yang lebih baik tersebut.
3. Ketiga, karena secara psikologis masih labil,
generasi muda cenderung memiliki karakter yang tidak percaya diri, mudah putus
asa, minder dan cenderung berupaya menghindari masalah, karena adanya perasaan
bahwa dirinya tidak akan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut.Di
sisi lain sikap tersebut juga mengancam eksistensi kepemimpinan generasimuda
karena karakterstik tersebut.
4. Keempat, generasi muda juga cenderung kurang
memiliki sikap disiplin, sulit di atur dan cenderung anti kemapanan.
Karakteristik ini menjadi basis bagi generasi muda untuk menampilkan
eksistensinya dan melawan atau setidaknya tidak mengikuti aturan yang ada,
sebagai bagian dari bentuk protes atau sekedar menarik perhatian bahwa yang
bersangkut aneksis.
5. Karakteristik yang kelima ditegaskan dengan
kurangnya generasi muda pada tanggung jawab yang diembannya. Pada konteks
tertentu, sikap ini diikuti oleh aktifitas negatif. Namun di sisi lain tidak
sedikit ekses dari sikap kurang bertanggung jawab ini berbuah positif.
Disini Pancasila
sebagai ideologi Negara dan sebagai landasan dalam bergaul perlu lebih
ditingkatkan dengan sikap patriotisme yang tinggi bagi setiap generasi muda di
Indonesia. Kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM) bukan menjadi penghalang untuk
kita tetap bernaung pada Pancasila. Sikap toleransi harus dijadikan latar
belakang dalam bergaul. Melalui pendidikan diharapkan mampu menumbuhkan sifat
yakin dalam kehidupan bernegara dengan menjunjung falsafah Pancasila agar visi
berbangsa dan bernegara terarah sesuai dengan cita-cita bangsa dan menjadikan
generasi muda sebagai gerbang emas untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya
pembendungan bentuk radikalisme antar agama hendaknya diminimalisir karena,
sikap tersebut dapat menjadikan momok yang menjerumuskan generasi muda pada
sutuasi yang keluar dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lembaga Pembinaan
Masyarakat (LPM) khususnya dalam bidang yang menjalani tentang permasalahan
pada generasi muda diharpkan mampu sebagai sarana untuk penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatannya. Juga perlunya peningkatan ketaqwaan dan keimanan
melalui pendidikan agama dan keagamaan baik disekolah maupun lingkungan
masyarakat. Pembinaan kehidupan keluarga yang harmonis juga menjadi salah satu
peran penting untuk mencegah permasalahan pada generasi muda serta pengetahuan
sedini mungkin terhadap anak tentang nilai-nilai Pancasila.
Masyarakat Indonesia
seakan terlena dengan demokrasi yang saat ini digempargemparkan. Akibatnya,
banyak perilaku dan sikap dari pergaulan mereka yang menyimpang terutama
menyalahi landasan negara kita yaitu Pancasila. Sikap gengsi yang berlebihan
merubah pola hidup bahakan pola pikir mereka menjadi seorang yang egois. Egois
dalam arti mulai melupakan nilai-nilai luhur Pancasila terutama dalam hal
pergaulannya.
Menurut pendapat
saya penanaman nilai dan etika pergaulan yang berlandaskan pada Pancasila
seharusnya ditanamkan sejak kecil. Oleh karena itu, pada saat menjelang remaja
anak tidak lagi terombang-ambing oleh derasnya globalisasi dan kebebasan
berdemokrasi. Pemerintah berperan dalam hal pengawasan. Perlu ditingkakan lagi
bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah, karena pada saat ini permerintah
lemah dalam melaksanakan perannya. Pihak berwajib hendaknya bersikap tegas
terhadap remaja yang telah melanggar etika dan nilainilai. Sebagai remaja kita
juga harus mendukung LPM yang berada di tengah-tengah masyarakat khususnya yang menangani tentang
sikap dan perilaku remaja agar sikap dan tindakan para remaja lebih terkendali
dan dapt menjadi penerus bangsa Indonesia di masa akan datang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Seperti
yang kita ketahui, bahwa pancasila merupakan sebagai dasar dari masyarakat
Indonesia. Pancasila juga sebagai ideologi negara yang terbentuk norma untuk
mengatur bangsa ini sehingga menjadi dasar pendoman hidup berbangsa dan negara.
Pergaulan dalam sehari-hari harus juga diiringi pancasila supaya tidak hilang
karena berubahan zaman
DAFAR PUSTAKA
https://farhanpraditya.blogspot.com/2014/10/perlunya-pancasila-sebagaidasar-negara.html
5/20/2018
Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-perlunya-pancasila-sebagai-dasar-pergaulan
No comments:
Post a Comment