BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung
jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat
erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang mahasiswa kewajiban kita
adalah belajar, maka dengan belajar kita telah bertanggung jawab terhadap
kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan
kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajiban kita.
Islam
mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan
dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.Sebagai umat
islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
lewat Al-Qur’an dan Rosululloh. Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung
jawab manusia terhadap Allah, terhadap keluarga, masyarakat dan negara.
Kita
harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang muslim
agar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan
hadits. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang mampu mempertanggung
jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Allah dan masyarakat, bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan ruang lingkup hak serta tanggung jawab?
2.
Defenisi hak dan tanggung jawab di dalam
keluarga dan masyarakat?
3.
Defenisi hak dan tanggung jawab sebagai
Hamba Allah SWT?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Ruang Lingkup hak serta tanggung jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[1]
Tiap-tiap
manusia sebagai makhluk Allah bertanggung jawab atas perbuatannya. Firman Allah
SWT :
Tiap-tiap
diri ( individu ) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (
QS.al-Mudatstsir, 74: 38)
Dari
ayat diatas, tampak bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang
bartanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk
individual dan makhluk sosial, juga
merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang sangat besar untuk
bertanggung jawab mengingat bahwa manusia memegang beberapa peranan dalam
konteks sosial, individual, ataupun teologis.
Masalah
tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.
Manusia sebagai makhluk individu artinya bahwa manusia harus bisa bertanggung
jawab pada dirinya sendiri yaitu dengan menjaga keseimbangan antara jasmani dan
rohaninya sendiri dan juga harus bertanggung jawab terhadap Allah sebagai
penciptanya.Tanggung jawab manusia sebagai makhluk individual akan lebih kuat
ketika manusia tersebut mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya dan akan
berusaha dengan sepenuh hati untuk menjalankan tanggung jawabnya bukan sebagai
beban tetapi sebagai kesadaran.
Dalam
konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial , ia tidak bisa hidup sendiri
tanpa orang lain. Nilai – nilai yang diperankan seseorang sebagai makhluk
sosial harus dipertanggung jawabkan sehingga tidak menganggu keharmonisan hidup antar anggota sosial dan tidak
menganggu konsensus nilai yang ada dan telah disetujui bersama. Misalnya Nabi
Adam as, yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah-Nya di bumi, tidak
bisa hidup sendirian, untuk itu Allah menciptakan siti hawa sebagai istrinya
dari jenisnya sendiri. Firman Allah SWT :
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi”. ( QS. Al-Baqarah, 2:30)
Hai,
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri (Adam) dan dari padanya Allah menciptakan istrinya (Hawa). Dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. ( QS 4:1)
Demikian
juga tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan
keyakinannya terhadap nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya. Manusia
bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya, misalnya
kita sebagai seorang muslim berkewajiban melakukan shalat 5 waktu dalam sehari
maka kita harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan penuh kesadaran karena
kita yakin akan hal tersebut dengan begitu kita telah bertanggung jawab terhadap
kewajiban kita sebagai seorang hamba-Nya.
Tanggung
jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah sebuah keberanian. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang
menjadi tanggung jawabnya. Ia bersifat jujur terhadap dirinya sendiri dan juga
jujur terhadap orang lain. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya untuk menjalankan tanggung
jawabnya dengan sepenuh hati dan orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
mau berkorban untuk kepentingan orang lain. Dari keterangan di atas kita dapat
melihat contoh yang sangat riil yaitu tanggung jawab orang tu terhadap
anak-anaknya, dengan segenap kemampuan yang ia miliki dan dengan seluruh
hidupnya, orang tua rela melakukan apapun dan berkorban untuk kebahagiaan
anak-anaknya. Perjuangan orang tua untuk anak-anaknya tidak bisa dihitung lagi
banyaknya, begitu besar pengorbanan mereka, hingga mereka menggadaikan
kepentingan dan kebahagiaan mereka sendiri hanya untuk anak-anaknya. Itulah
wujud tanggung jawab yang dilakukan orang tua kepada anaknya, dengan begitu
mereka telah bertanggung jawab atas titipan Allah kepada mereka yaitu untuk
merawat, membesarkan dan mendidik amanah Allah SWT.
Tanggung
jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kita
sebagai seorang mahasiswa maka kewajiban kita adalah belajar, dengan begitu
kita telah memenuhi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa, berarti kita
telah bertanggung jawab atas kewajiban kita.Tetapi ketika kita menghadapi ujian
dan kita sadar akan kewajiban kita untuk belajar, tetapi kita tidak mau belajar
dengan alasan malas, capek, segan dan lain-lain, itu berarti kita tidak
bertanggung jawab pada diri kita sendiri.
Pembagian
kewajiban berbeda-beda dan setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu .
Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
1.
Kewjiban terbatas
Kewajiban
ini tanggung jawabnya diberlakukan
kepada setiap orang sama, tidak dibeda-bedakan . Contoh undang-undang
larangan membunuh, mencuri, dll.
2.
Kewajiban terbatas
Kewjiban
ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap
kewajiban ini nilainya lebih tinggi sebab dijalankan oleh suara hati, seperti
keadilan dan kebajikan[2].
Orang
yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia mampu menunaikan
kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun
orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang , kaitannya dengan
tanggung jawab ialah rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap
pertanggung jawaban.
B.
Hak
dan Tanggung jawab di dalam keluarga dan Masyarakat
Masyarakat
yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan juga
orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan dan kehidupan. Tanggung jawab kepada keluarga ini menuntut tiap
anggota keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam hal tanggung jawab. Misalnya
seorang ayah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yaitu untuk melindungi
dan menghidupi istri dan anak-anaknya dengan seluruh kemampuannya, seorang ayah
yang baik tidak akan pernah lari dari tanggung jawabnya untuk membahagiakan
keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu, ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat penting
yaitu mengurus suami dan anak-anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya,
seorang ibu juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi
anak yang soleh dan solehah. Seorang anakpun juga mempunyai tanggung jawab yang
besar kepada keluarga terutama kedua orang tuanya yaitu dengan
membahagiakannya, dengan sungguh-sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga
dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi sehingga bisa
membuat kedua orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Tanggung
jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan. Tanggung jawab
terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Dari
semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga
mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama
baik keluarga.
Manusia
merupakan makhluk sosial, manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh karena itu
dalam berfikir, berbicara dan bertingkah laku, manusia terikat oleh masyarakat.
Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu
semua tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai anggota
masyarakat harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Misalnya di dalam
masyarakat di sekita kiita tinggal sedang mengadakan kerja bakti dan kita
dengan sengaja tidak ikut berpartisipasi di dalamnya, maka kita harus
mempertanggung jawabkan perbuatan kita itu. Akibatnya kita harus siap apabila
akan terjadi ketidak nyamanan dalam hubungan dengan masysrakat sekitar,
misalnya kita akan menjadi bahan omongan masyarakat sekitar dan jika memang ada
sanksi yang telah disepakati bersama misalnya dengan membayar denda karena
tidak ikut berpartisipasi, maka kita harus bertanggung jawab dalam hal ini
yaitu dengan membayar dan berusaha untuk mengikuti kegiatan yang ada dalam
masyarakat sekitar.
Dari
situlah kita tau bahwa tanggung jawab kita sebagai anggota masysrakat bukan
sekedar wacana saja tetapi juga dalam hal perbuatan kita harus bertanggung
jawab. Contoh lain ketika mmenjadi aparatur desa yang dipilih oleh masyarakat
aka harus dengan kesadaran untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan
sepenuh hati dan ikhlas, yaitu dengan cara bekerja secara optimal sebagai
aparatur desa yang jujur dan bertanggung jawab akan tuga-tugasnya. Tiap-tiap
anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga kerukunan
dan keharmonisan antar anggota masyarakat.
C. Hak dan Tanggung jawab kepada Allah
HAK
merupakan hal-hal yang harus kita dapatkan atas sesuatu. Di samping hak pasti
ada sebuah kewajiban, dimana ia adalah hal-hal yang mesti kita berikan atas
sesuatu tersebut. Hak dan kewajiban ini selalu beriringan. Dimana ada kita
diberi hak pasti kita harus memenuhi kewajiban.
Misalnya,
hak dan kewajiban anak terhadap orang tua. Pertama, hak yang harus diberikan
oleh orang tua terhadap anaknya, salah satunya memberikan kasih sayang serta
mendidik anaknya. Kedua, kewajiban. Setelah anak diberikan hak oleh kedua orang
tua, maka penuhilah kewajiban sebagai anak terhadap orang tua, yaitu berbakti
kepadanya.
Lantas,
apa hak dan kewajiban kita sebagai seorang hamba terhadap Sang Pencipta Allah
SWT? jangan sampai kita sebagai hamba terlalu menuntut kepada Allah SWT atas
haknya saja. Emang kita siapa? Berani menuntut kepada yang telah Menciptakan
kita. Padahal, kita tidak ada apa-apanya. Kita bagaikan sebutir debu
dihadapanNya yang tak berdaya tanpa kehendakNya.
Hak
dan kewajiban sebaiknya harus seimbang. Jika kita menginginkan hak kita
terpenuhi oleh Allah SWT, maka kita harus menjalankan kewajiban terlebih dahulu
sebagai hambanya. Kita mau dianggap menjadi hamba yang tidak bersyukur? Tentu
saja tidak. Maka dari itu, penuhilah kewajiban dan Allah SWT akan memberikan
hak-hak kita.
Dari
Mu’adz bin Jabal SAW dia berkata: “Aku pernah membonceng Nabi SAW di atas
seekor keledai. Beliau berkata kepadaku: ‘Tahukah engkau apa hak Allah atas
para hambaNya, dan apa hak para hamba atas Allah?’ Aku menjawab: ‘Allah dan
RasulNya lebih mengetahui.’ Beliau berkata: ‘Hak Allah atas para hambaNya
adalah mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun. Sedangkan
hak hamba atas Allah yaitu Allah tidak akan menyiksa hambaNya yang tidak
menyekutukanNya dengan sesuatupun.’ Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah,
tidaklah saya berikan kabar gembira ini kepada manusia?’ Beliau menjawab:
‘Jangan, agar mereka tidak hanya pasrah (menyerahkan diri)’,” (HR Al-Bukhari).
Di
dalam hadis Rasulullah SAW menerangkan tujuan Allah SWT menciptakan makhluk,
yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas karenaNya. Hak
yang agung ini tidak lain hanyalah milik Allah SWT yang Maha Pencipta, Maha
Memberikan nikmat dan keutamaan.
Jika
seorang hamba telah menjalankan kewajibannya yang agung di atas dengan –ikhlas
dalam beribadah- (Balasannya) yaitu Allah SWT menyelamatkan mereka dari siksa
neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan.
Hak
dan kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. Pertama, hak seorang hamba
terhadap Allah SWT yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas
karenaNya. Kedua, kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. yaitu menyelamatkan
mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh
dengan kenikmatan
Manusia
ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Allah. Sebagai
makhluk ciptaan Allah maka manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan
pikiran, akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya yang
telah Allah karuniakan padanya.
Tanggung
jawab kepada Allah menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan
pengabdiannya kepada Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia harus
bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan, memmberi rizki dan selalu
memberikan yang terbaik untuk makhlukNya. Karena itu manusia wajib mengabdi
kepada Allah SWT sesuai firman Allah SWT :
“Tidaklah
aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka itu menyembah kepada-Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).
Menyembah
itu mengabdi kepada Allah SWT , sebagai wujud tanggung jawab kepada Allah.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan
kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang.
Namun Allah hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan
kemampuannya. Firan Allah SWT :
“
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (
dari kejahatan yang dikerjakannya).( QS.al-Baqarah, 2:286)
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia solat sesuai dengan perintah Allah SWT. Apabila
manusia tidak solat maka ia harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di
akhirat nanti.
Manusia
hidup dalam perjuangan, begitu firman Allah. Tetapi bila manusia tidak bekerja
keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,
penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaanya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Allah.[3]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia memiliki
tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap Allah SWT, tanggung jawab terhadap
keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat dan tanggung jawab terhadap bangsa
dan negara.
Tanggung
jawab dalam islam juga tidak jauh pengertiannya dengan pengertian tanggung jawb
secara umum. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan tanggung jawab manusia
terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan Allah. Tanggung jawab dalam
islam terkait dengan balasan akan semua perbuatan manusia di dunia ini yaitu
berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah SWT.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini penulis buat, penulis yakin dalam pembuatan makalh ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenarkan, maka dari itu saran dan
kritikan dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar,
Jakarta, Bumi Aksara, 1994.
Notowidagdho, Rohiman, Ilmu Budaya Dasar
berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Ali Abdul Halim Mahmud, Fikih
responbilitas tanggung jawabmuslim dalam
islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995.
M.Habib Mustopo,Ilmu Budaya Dasar, Surabaya
, Usaha nasional, 1989.
No comments:
Post a Comment