Saturday, 9 May 2020

MAKALAH PEMAHAMAN HAK DAN TANGGUNG JAWAB DALAM ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.Sebagai umat islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah lewat Al-Qur’an dan Rosululloh. Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap Allah, terhadap keluarga, masyarakat dan negara.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang muslim agar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang mampu mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Allah dan masyarakat, bangsa dan negara.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan  ruang lingkup hak serta tanggung  jawab?
2.      Defenisi hak dan tanggung jawab di dalam keluarga dan masyarakat?
3.      Defenisi hak dan tanggung jawab sebagai Hamba Allah SWT?

BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian dan Ruang Lingkup hak serta tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[1]
Tiap-tiap manusia sebagai makhluk Allah bertanggung jawab atas perbuatannya. Firman Allah SWT :
Tiap-tiap diri ( individu ) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. ( QS.al-Mudatstsir, 74: 38)
Dari ayat diatas, tampak bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bartanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan  makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang sangat besar untuk bertanggung jawab mengingat bahwa manusia memegang beberapa peranan dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individu artinya bahwa manusia harus bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri yaitu dengan menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohaninya sendiri dan juga harus bertanggung jawab terhadap Allah sebagai penciptanya.Tanggung jawab manusia sebagai makhluk individual akan lebih kuat ketika manusia tersebut mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya dan akan berusaha dengan sepenuh hati untuk menjalankan tanggung jawabnya bukan sebagai beban tetapi sebagai kesadaran.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial , ia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Nilai – nilai yang diperankan seseorang sebagai makhluk sosial harus dipertanggung jawabkan sehingga tidak menganggu keharmonisan  hidup antar anggota sosial dan tidak menganggu konsensus nilai yang ada dan telah disetujui bersama. Misalnya Nabi Adam as, yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah-Nya di bumi, tidak bisa hidup sendirian, untuk itu Allah menciptakan siti hawa sebagai istrinya dari jenisnya sendiri. Firman Allah SWT :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. ( QS. Al-Baqarah, 2:30)
Hai, sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam) dan dari padanya Allah menciptakan istrinya (Hawa). Dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. ( QS 4:1)
Demikian juga tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya. Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya, misalnya kita sebagai seorang muslim berkewajiban melakukan shalat 5 waktu dalam sehari maka kita harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan penuh kesadaran karena kita yakin akan hal tersebut dengan begitu kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita sebagai seorang hamba-Nya.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah sebuah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia bersifat jujur terhadap dirinya sendiri dan juga jujur terhadap orang lain. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan sepenuh hati dan orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban untuk kepentingan orang lain. Dari keterangan di atas kita dapat melihat contoh yang sangat riil yaitu tanggung jawab orang tu terhadap anak-anaknya, dengan segenap kemampuan yang ia miliki dan dengan seluruh hidupnya, orang tua rela melakukan apapun dan berkorban untuk kebahagiaan anak-anaknya. Perjuangan orang tua untuk anak-anaknya tidak bisa dihitung lagi banyaknya, begitu besar pengorbanan mereka, hingga mereka menggadaikan kepentingan dan kebahagiaan mereka sendiri hanya untuk anak-anaknya. Itulah wujud tanggung jawab yang dilakukan orang tua kepada anaknya, dengan begitu mereka telah bertanggung jawab atas titipan Allah kepada mereka yaitu untuk merawat, membesarkan dan mendidik amanah Allah SWT.
Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kita sebagai seorang mahasiswa maka kewajiban kita adalah belajar, dengan begitu kita telah memenuhi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa, berarti kita telah bertanggung jawab atas kewajiban kita.Tetapi ketika kita menghadapi ujian dan kita sadar akan kewajiban kita untuk belajar, tetapi kita tidak mau belajar dengan alasan malas, capek, segan dan lain-lain, itu berarti kita tidak bertanggung jawab pada diri kita sendiri.
Pembagian kewajiban berbeda-beda dan setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu . Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Kewjiban terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan  kepada setiap orang sama, tidak dibeda-bedakan . Contoh undang-undang larangan membunuh, mencuri, dll.
2.      Kewajiban  terbatas
Kewjiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan[2].
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia mampu menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang , kaitannya dengan tanggung jawab ialah rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.

B.         Hak dan Tanggung jawab di dalam keluarga dan Masyarakat
Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Tanggung jawab kepada keluarga ini menuntut tiap anggota keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam hal tanggung jawab. Misalnya seorang ayah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yaitu untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-anaknya dengan seluruh kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari dari tanggung jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu, ibu  mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus suami dan anak-anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh dan solehah. Seorang anakpun juga mempunyai tanggung jawab yang besar kepada keluarga terutama kedua orang tuanya yaitu dengan membahagiakannya, dengan sungguh-sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi sehingga bisa membuat kedua orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan. Tanggung jawab terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Dari semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga.
Manusia merupakan makhluk sosial, manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh karena itu dalam berfikir, berbicara dan bertingkah laku, manusia terikat oleh masyarakat. Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu semua tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Misalnya di dalam masyarakat di sekita kiita tinggal sedang mengadakan kerja bakti dan kita dengan sengaja tidak ikut berpartisipasi di dalamnya, maka kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita itu. Akibatnya kita harus siap apabila akan terjadi ketidak nyamanan dalam hubungan dengan masysrakat sekitar, misalnya kita akan menjadi bahan omongan masyarakat sekitar dan jika memang ada sanksi yang telah disepakati bersama misalnya dengan membayar denda karena tidak ikut berpartisipasi, maka kita harus bertanggung jawab dalam hal ini yaitu dengan membayar dan berusaha untuk mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat sekitar.
Dari situlah kita tau bahwa tanggung jawab kita sebagai anggota masysrakat bukan sekedar wacana saja tetapi juga dalam hal perbuatan kita harus bertanggung jawab. Contoh lain ketika mmenjadi aparatur desa yang dipilih oleh masyarakat aka harus dengan kesadaran untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan sepenuh hati dan ikhlas, yaitu dengan cara bekerja secara optimal sebagai aparatur desa yang jujur dan bertanggung jawab akan tuga-tugasnya. Tiap-tiap anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga kerukunan dan keharmonisan antar anggota masyarakat. 

C.       Hak dan Tanggung jawab kepada Allah
HAK merupakan hal-hal yang harus kita dapatkan atas sesuatu. Di samping hak pasti ada sebuah kewajiban, dimana ia adalah hal-hal yang mesti kita berikan atas sesuatu tersebut. Hak dan kewajiban ini selalu beriringan. Dimana ada kita diberi hak pasti kita harus memenuhi kewajiban.
Misalnya, hak dan kewajiban anak terhadap orang tua. Pertama, hak yang harus diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, salah satunya memberikan kasih sayang serta mendidik anaknya. Kedua, kewajiban. Setelah anak diberikan hak oleh kedua orang tua, maka penuhilah kewajiban sebagai anak terhadap orang tua, yaitu berbakti kepadanya.
Lantas, apa hak dan kewajiban kita sebagai seorang hamba terhadap Sang Pencipta Allah SWT? jangan sampai kita sebagai hamba terlalu menuntut kepada Allah SWT atas haknya saja. Emang kita siapa? Berani menuntut kepada yang telah Menciptakan kita. Padahal, kita tidak ada apa-apanya. Kita bagaikan sebutir debu dihadapanNya yang tak berdaya tanpa kehendakNya.
Hak dan kewajiban sebaiknya harus seimbang. Jika kita menginginkan hak kita terpenuhi oleh Allah SWT, maka kita harus menjalankan kewajiban terlebih dahulu sebagai hambanya. Kita mau dianggap menjadi hamba yang tidak bersyukur? Tentu saja tidak. Maka dari itu, penuhilah kewajiban dan Allah SWT akan memberikan hak-hak kita.
Dari Mu’adz bin Jabal SAW dia berkata: “Aku pernah membonceng Nabi SAW di atas seekor keledai. Beliau berkata kepadaku: ‘Tahukah engkau apa hak Allah atas para hambaNya, dan apa hak para hamba atas Allah?’ Aku menjawab: ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.’ Beliau berkata: ‘Hak Allah atas para hambaNya adalah mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun. Sedangkan hak hamba atas Allah yaitu Allah tidak akan menyiksa hambaNya yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun.’ Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, tidaklah saya berikan kabar gembira ini kepada manusia?’ Beliau menjawab: ‘Jangan, agar mereka tidak hanya pasrah (menyerahkan diri)’,” (HR Al-Bukhari).
Di dalam hadis Rasulullah SAW menerangkan tujuan Allah SWT menciptakan makhluk, yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas karenaNya. Hak yang agung ini tidak lain hanyalah milik Allah SWT yang Maha Pencipta, Maha Memberikan nikmat dan keutamaan.
Jika seorang hamba telah menjalankan kewajibannya yang agung di atas dengan –ikhlas dalam beribadah- (Balasannya) yaitu Allah SWT menyelamatkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan.
Hak dan kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. Pertama, hak seorang hamba terhadap Allah SWT yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas karenaNya. Kedua, kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. yaitu menyelamatkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah maka manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan pikiran, akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya yang telah Allah karuniakan padanya.
Tanggung jawab kepada Allah menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia harus bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan, memmberi rizki dan selalu memberikan yang terbaik untuk makhlukNya. Karena itu manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT sesuai firman Allah SWT :
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya  mereka itu menyembah kepada-Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).
Menyembah itu mengabdi kepada Allah SWT , sebagai wujud tanggung jawab kepada Allah. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Namun Allah hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan kemampuannya. Firan Allah SWT :
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan yang dikerjakannya).( QS.al-Baqarah, 2:286)
Dalam kehidupan sehari-hari manusia solat sesuai dengan perintah Allah SWT. Apabila manusia tidak solat maka ia harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di akhirat nanti.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Allah. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaanya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Allah.[3]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap Allah SWT, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
Tanggung jawab dalam islam juga tidak jauh pengertiannya dengan pengertian tanggung jawb secara umum. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan Allah. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan balasan akan semua perbuatan manusia di dunia ini yaitu berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

B.     Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis yakin dalam pembuatan makalh ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenarkan, maka dari itu saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 1994.
Notowidagdho, Rohiman, Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Ali Abdul Halim Mahmud, Fikih responbilitas tanggung jawabmuslim dalam  islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995.
M.Habib Mustopo,Ilmu Budaya Dasar, Surabaya , Usaha nasional, 1989.


No comments:

Post a Comment