Saturday, 9 May 2020

Makalah KOMBINASI LIMBAH PERIKANAN DENGAN TANAMAN ANTING ANTING UNTUK PAKAN KUCING


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karenanya begitu ikan tertangkap, maka proses penanganan dalam bentuk pengawetan harus segera dilakukan. Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian-bagian dari ikan, baik kepala, ekor maupun bagian-bagian yang tidak termanfaatkan akan dibuang. Tidak mengherankan kalau sisa ikan dalam bentuk buangan dan bentuk-bentuk lainnya berjumlah cukup banyak, apalagi kalau ditambah dengan jenis-jenis ikan lainnya yang tertangkap tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi dan hanya menjadi tumpukan limbah (Resmawati, 2012). Dengan berkembangnya agroindustri hasil perikanan selain membawa dampak positif  yaitu sebagai penghasil devisa, memberikan nilai tambah dan penyerapan tenaga  kerja, juga telah memberikan dampak negatif yaitu berupa buangan limbah. Limbah hasil dari kegiatan tersebut dapat berupa limbah padat dan limbah cair.
Meningkatnya produksi ikan akan diiringi pula peningkatan limbah ikan baik berupa kulit dan sisik ikan. Limbah dari sektor perikanan selain dihasilkan oleh TPI juga dihasilkan oleh industri-indusrti kecil yang bergerak dibidang pengasapan ikan, presto ikan, terasi dan ikan asin. Saat ini belum ada upaya untuk mengolah lebih lanjut limbah kelautan dan perikanan yang berupa kulit dan sisik ikan  (Hartati, 2010).
Dari data yang dapat dikumpulkan Ditjen Perikanan (2007) masih terdapat antara 25 - 30% hasil tangkapan ikan laut yang akhirnya harus menjadi ikan sisa atau ikan buangan yang disebabkan karena berbagai hal, diantaranya keterbatasan pengetahuan dan sarana para nelayan didalam cara pengolahan ikan. Misalnya, hasil tangkapan masih terbatas sebagai produk untuk dipasarkan langsung (ikan segar), atau diolah menjadi ikan asin, pindang, terasi serta hasil-hasil olahannya. Tertangkapnya jenis-jenis ikan lain yang kurang berharga ataupun sama sekali belum mempunyai nilai dipasaran, yang akibatnya ikan tersebut harus dibuang kembali.
ikan tersebut lama kelamaan akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengaruh fisiologi, mekanik, kimiawi, mikrobiologi yang dapat menyebabkan kerusakan dan selanjutnya tidak dapat dikonsumsi (Lubis, 2009). Kemunduran mutu ikan sebagai bahan pangan disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk (Putro, 2008). Suatu usaha untuk mempertahankan atau menghambat kecepatan kerusakan ikan segar dapat dilakukan dengan pengawetan. Pengolahan dan pengawetan makanan dibagi menjadi 3, yaitu pengawetan secara fisika, pengawetan secara kimia dan pengawetan secara mikrobiologi (Effendi, 2012). Pengawetan secara fisika dengan pengeringan pengawetan secara kimia dengan penambahan bahan makanan atau pengawet buatan (sintetis), akan tetapi terkadang bahan kimia cukup berbahaya karena penggunaan yang tidak tepat seperti penambahan formalin yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Sedangkan pengawetan secara mikrobiologi dengan memanfaatkan bahan alami atau menumbuhkan mikroorganisme yang berguna secara selektif. Pengawet alami merupakan jenis pengawet yang berasal dari tumbuhan, hewan maupun mikroba. Pengawetan dengan menggunakan bahan alami sangat aman digunakan, karena berasal dari alam yang mudah ditemukan yaitu dengan penambahan suatu ekstrak dari tanaman yang memiliki kandungan senyawa aktif antibakteri, sehingga dapat mengurangi pembusukan atau kerusakan bahan pangan yang disebabkan oleh aktivitas mikroba serta dapat memperpanjang daya simpan.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pengawet alami alah Anting-anting (Acalypha Indica L.), tanaman ini dianggap sebagai penganggu tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami. Hasil penelitian Sriwahyuni (2010), menunjukkan bahwa adanya senyawa aktif tanin, alkaloid dan steroid pada ekstrak Acalypha yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen.
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid, alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol,Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin. Steroid Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu. Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin..Menurut penelitian Pambudi (2014), kandungan flavon, flavonol, khalkon dan isoflavon pada organ daun tanaman anting-anting dapat berpotensi sebagai sumber antioksidan dan antimikroba. Dari beberapa senyawa yang tergolong dalam flavonid tersebut isoflavon ialah senyawa yang berpotensi sebagai antimikroba. Hasil penelitian mengenai kandungan dan manfaat tanaman anting-anting berpotensi sebagai antibakteri. Menurut Govindarajan (2008), ekstrak etil asetat anting-anting dapat berpotensi sebagai anti bakteri. Hasil penelitian Imrosi (2015), menyatakan bahwa anting-anting dapat dimanfaatkan sebagai antifungal (antijamur) bahan alternatif dalam mengendalikan beberapa patogen.
1.1    Tujuan
Adapun pratikum ini bertujuan :
a.Untuk memenuhi tugas mata kuliah limbah hasil perikanan.
b.untuk mengetahui apakah limbah hasil perikanan dapat digunakan sebagai pakan kucing
c.mengkaitkan limbah hasil perikanan dengan tanaman anting anting.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian limbah hasil perikanan
       Limbah hasil perikanan adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomis, yang ketika mencapai jumlah atau kosentrasi tertentu, dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Gintings, 1992). Sedangkan menurut Setiyawan (2010) limbah merupakan hasil sisa produk utama dari suatu proses yang berasal dari bahan dasar atau bahan bantu proses tersebut. Lebih lanjut Setiyawan (2010) menyatakan limbah juga dapat diartikan sebagai buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
       Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan masih cukup tinggi, yaitu sekitar 20 – 30% dari produksi ikan yang telah mencapai 6.5 juta ton pertahun. Hal ini berarti sekitar 2 juta ton terbuang sebagai limbah. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan adalah berupa : 1) ikan rucah yang bernilai ekonomis rendah sehingga belum banyak dimanfaatkan sebagai pangan; 2) bagian daging ikan yang tidak dimanfaatkan dari rumah makan, rumah tangga, industri pengalengan, atau industri pemfiletan; 3) ikan yang tidak terserap oleh pasar, terutama pada musim produksi ikan melimpah; dan 4) kesalahan penaganan dan pengolahan (Ditjen Perikanan, 2007).
2.1.1 Limbah Industri Perikanan
     Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas manusia maupun proses alam dan belum mempunyai nilai ekonomis,  bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi negatif karena penanganan untuk membuang atau membersihkan memerlukan biaya yang cukup besar disamping dapat mencemari lingkungan. Menurut Laksmi dan Rahayu (1993) penanganan limbah yang kurang  baik merupakan masalah di dalam usaha industri termasuk industri perikanan yang menghasilkan limbah pada usaha penangkapan, penanganan, pengangkutan, distribusi, dan pemasaran. Limbah sebagai buangan industri perikanan dikelompokkan menjadi tiga macam berasarkan wujudnya yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Air limbah adalah air yang membawa sampah (limbah) dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yaitu campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi dapat juga merupakan air buangan dari hasil proses yang dibuang ke dalam lingkungan. Limbah cair yang dihasikan oleh industri pengolahan ikan mempunyai pH mendekati 7 (netral), yang disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan-bahan yang mengandung protein dan banyaknya senyawa-senyawa amonia.
Kandungan limbah cair industri perikanan tergantung pada derajat kontaminasi dan juga mutu air yang digunakan untuk proses (Gonzales dalam Heriyanto, 2006). Bau yang timbul dari limbah cair perikanan disebabkan oleh dekomposisi bahan- bahan organik yang menghasilkan senyawa amina mudah menguap, diamina dan amoniak. Limbah cair industri perikanan memiliki kandungan nutrien, minyak, dan lemak yang tinggi sehingga menyebabkan tingginya nilai COD (Chemical Oxygen Demand), apa itu COD ? COD adalah pengukuran kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi senyawa terlarut dan partikel organic di air. Terutama berasal dari  proses penyiangan usus dan isi perut serta proses pemasakan (Mendezet a1, 1992 dalam Sari, 2005).
2.1.2 Jenis-jenis Limbah Hasil Perikanan
      Usaha perikanan selain menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga ikut berperan dalam menghasilkan limbah. Limbah yang dominan dari usaha perikanan adalah limbah dan cemaran yang berupa limbah cair yang membusuk sehingga  menghasilkan bau amis/busuk yang sangat menganggu estetika lingkungan (Ditjen Perikanan, 2007), sedangkan menurut Dewantoro (2003) limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan hasil perikanan umumnya dapat di golongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a.Limbah Padat
      Limbah padat  bersifat basah dan dihasilkan oleh usaha perikanan berupa potongan-potongan ikan yang tidak dimanfaatkan. Limbah ini berasal dari proses pembersihan ikan sekaligus mengeluarkan isi perutnya yang berupa jerohan dan gumpalan-gumpalan darah. Selain itu, limbah ini juga berasal dari proses cleaning, yaitu membuang kepala, ekor, kulit, dan bagian tubuh ikan yang lain, seperti sisik dan insang (Setiyawan, 2010). Karena proses ini melibatkan banyak aktifitas yang lain, maka juga dihasilkan limbah padat yang kering berupa sisa/potongan karton kemasan, plastik, kertas, kaleng, tali pengemas, label kemasan dan potongan sterofoam, dan sebagainya. Kondisi limbah padat kering ini dapat dalam keadaan bersih (belum terkontaminasi oleh bahan lain) maupun sudah dalam keadaan terkontaminasi oleh bahan lain seperti ikan/udang, bahan pencuci produk, darah, dan lendir ikan (Dwicaksono et al. 2013).
     Menurut Dewantoro(2003) komposisi limbah padat usaha perikanan terdiri dari: (1) Daging merah sebanyak 25%, (2) Bone (kepala, duri, ekor) sebanyak 55%, (3) Isi perut (jerohan dan darah) sebanyak 15% dan (4) Karton, plastik, dan lain-lain sebanyak 5%.
Limbah berupa daging merah, bone (kepala, duri, ekor), isi perut, dan karton atau plastik tersebut akan menimbulkan masalah yang serius terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Permasalahan yang mungkin timbul adalah adanya bau amis dari potongan ikan yang disertai bau busuk karena proses pembusukan sehingga mengundang datangnya berbagai faktor penyakit diantaranya lalat dan tikus (Fitria, 2008).
b.Limbah Cair
      Limbah cair dari hasil perikanan dapat berupa sisa cucian ikan/udang, darah dan lendir ikan, yang banyak mengandung minyak ikan sehingga menimbulkan bau amis yang menyengat. Limbah cair ini merupakan limbah yang dominan dari usaha perikanan karena selama proses, membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak. Limbah cair juga berasal dari sanitasi dan toilet pada lokasi usaha tersebut (Gintings, 1992).

2.2. Tanaman Anting-anting (Acalypha Indica L.)
     Anting-anting adalah tanaman liar yang memiliki nama latin acalypha Indica L. Tanaman ini sangat sering kita jumpai di pekarangan rumah, kebun, pinggir jalan, pinggir sungai, hampir setiap tempat ada tanaman ini. Anting-anting tumbuh dengan sendirinya di mana saja, karena tanaman ini tergolong tanaman rumput yang mudah untuk tumbuh. Tanaman anting-anting memiliki bentuk daun bulat lonjong. Letak daun tanaman ini berselang seling. Bentuk ujung dan pangkal daun tanaman anting-anting berbentuk lancing, sedangkan bagian pinggir daun bergerigi. Panjang daun tanaman ini ialah 2,5 cm hingga 8 cm serta lebarnya seitar 1,5 cm hingga 3,5 cm. Tanaman anting-anting adalah salah satu jenis tanaman obat herbal ataupun tradisional. Tanaman anting-anting dibeberapa daerah, terutamnya di Indonesia  dikenal Cekamas, Lelatang, Kucing-kucingan, Rumput kekosongan, Rumput bolong-bolong, Wonggole dan sebagainya, sedangkan di Cina dikenal dengan sebutan Tie xian.

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Anting-anting (Acalypha Indica L.)
     Menurut Dalimartha (2013), tanaman anting-anting diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Trachebionta
Super divisi: Spematophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Rosida
Ordo: Euphorbiales
 Famili: Euphorbiaceae
Genus: Acalypha
Spesies: Acalypha australis

2.2.2 Morfologi Tanaman Anting-anting (Acalypha Indica L.)
     Menurut Heyne (1987) morfologi tanaman anting-anting adalah sebagai berikut:
1. Daun
Ciri daun anting-anting adalah daun tunggal, berbentuk belah ketupat, berwarna hijau, panjang 3-4 cm, lebar 2-3 cm, ujung runcing, tepi bergerigi, terletak menyebar di sepanjang pohon dan batang.
2. Batang
Ciri batang tanaman anting-anting adalah memilii batang bulat kecil berdiamter 0,35-1 cm, dengan tinggi berkisar 30-60 cm, berbatang tegak, berambut halus dan berwarna hijau.
4. Bunga
Ciri bunga anting-anting adalah bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun dan ujung cabang.
5. Buah dan Biji
Ciri buah dan anting-anting adalah buah bulat, hitam dan biji bulat memanjang.
     Untuk dapat menyakinkan apakah pohon tersebut adalah pohon anting anting atau tidak kita dapat mengeceknya dengan tes sederhana, yaitu cukup mencabut pohon tersebut sampai akarnya lalu biarkan beberapa saat, maka ecara otomatis akan berdatangan para kucing untuk memakan akar tanaman tersebut.karena memang bagian akar lah yang mempunyai manfaat lebih bagi berbagai penyembuhan.bahkan untuk kucing sekalipun berguna untuk pencernaannya.
2.2.3 Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
     Anting-anting memiliki rasa pahit dan bersifat sejuk. Dikarenakan terdapat senyawa tannin, dimana Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Kandungan kimia tumbuhan ini belum banyak diketahui, tetapi kegunaan dari tumbuhan ini telah banyak diketahui dari pengalaman turun-temurun.  Salah satu zat yang dikandung adalah astringen (1 zat yg menyebabkan pengerutan jaringan sehingga dapat mengurangi sekresi (dipakai sbg obat luar untuk merawat kulit) yang dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan (hemostatik). Asam karbonat(Asam karbonat adalah asam organik dengan rumus kimia H2CO3. Asam karbonat termasuk asam lemah) yang terkandung pada tumbuhan anting anting memberikan efek antidiabetik,antioksidan,anti aging, glucoronidase, inhibitor. Efek farmakologis yang dimiliki oleh anting-anting di antaranya antibiotik, antiradang, peluruh kencing, sebagai astringen, dan menghentikan pendarahan.

2.2.4. Khasiat dan Manfaat Tanaman Anting-anting (Acalypha Indica L.)
1. Obat disentri
     Khasiat daun anting-antingbisa Anda gunakan untuk mengobati penyakit disentri. Daun yang satu ini mampu menjadi obat herbal yang alami untuk mengatasi disentri. Anda tidak akan mengalami efek samping dari daun ini. Jika anda mengalami penyakit disentri pasti sangat tidak menyenangkan karena anda akan sulit dalam melakukani berbagai aktivitas. Oleh karena itu anda bisa menggunakan daun anting-anting sebagai solusinya. Caranya hampir sama dengan ramuan pada penyakit berak darah, mimisan dan batuk hanya saja minumlah ramuan ini secara rutin 5 hingga 10 hari. Jika disentri masih saja tidak kunjung sembuh, anda sebaiknya segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan diagnose yang tepat karena bisa jadi yang anda alami bukan disentri melainkan gejala dari penyakit lainnya yang lebih parah.
2. Mengatasi batuk
     Khasiat daun anting-anting ampuh untuk mengatasi batuk. Daun ini bermanfaat dalam meredakan batuk dengan cara mencairkan dahak di dalam tenggorokan Anda. Hasilnya, dahak tersebut bisa dengan mudah dikeluarkan.
3. Mengobati luka pada kulit
     Khasiat daun anting-anting untuk kulit ampuh menyembuhkan luka yang ada di kulit. Daun ini akan mempercepat penyembuhan luka, menghentikan pendarahan, dan mengeringkan luka dengan alami dan cepat.
4. Mengatasi diare
     Khasiat daun anting-anting juga baik untuk digunakan sebagai obat diare. Daun ini punya fungsi anti bakteri yang ampuh. Bakteri di dalam pencernaan Anda akan dibuang dari tubuh sehingga tidak menimbulkan diare lagi. Jika anda mengalaminya sebaiknya segera siapkan daun anting-anting satu genggam tangan dan rebuslah dengan 2 gelas air. Tunggulah rebusan tersebut hingga menjadi 1 gelas saja dan kemudian dinginkan, setelah siap saring dan minumlah ramua tersebut secara rutin sebanyak 2 kali sehari ½ gelas. Jika anda tidak suka dengan rasanya anda bisa menambahkan gula jawa dan daun salam atau daun sereh. Dengan itu anda akan mendapatkan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih segar.
5. Menghentikan muntah darah
     Khasiat daun anting-anting dapat menghentikan muntah darah. Daun ini akan mengatasi rasa mual di perut Anda dan membantu tubuh untuk menghentikan pendarahan yang keluar dari mulut, sehingga tidak memicu muntah darah kembali.
6. Obat BAB berdarah
     Manfaat daun anting-anting juga bagus untuk mengatasi kesulitan BAB atau buang air besar. BAB yang sudah terlalu parah akan membuat saluran pembuangan di tubuh Anda menjadi berdarah dan juga infeksi. Penyakit berak darah tidak boleh disepelekan karena bisa membuat penyakit yang lebih serius terutama di daerah organ pencernaan. Penyakit batuk juga meskipun dianggap sepele namun jika tidak kunjung sembuh akan sangat berbahaya bagi tubuh anda bukan itu saja jika anda mengalami mimisan juga perlu diwaspadai karena hal itu mengindikasikan bahwa terjadi peradangan di dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan pendarahan melalui hidung.
Cara mengobati beberapa penyakit tersebut anda bisa menyiapkan 30 hingga 60 gram daun anting-anting yang telah kering. Kemudian rebuslah daun tersebut dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas air saja. setelah itu biarkan hingga cukup dingin, saring dan minumlah ramuan tersebut secara rutin sebanyak 2 kali sehari. Lakukanlah secara rutin hingga penyakit yang dirasakan sembuh.
7. Mengatasi penyakit dermatitis
8. Melancarkan saluran kemih



BAB III
METODOELOGI

3.1.  Waktu dan Tempat
Pratikum Limbah  Hasil Perikanan tentang pemanfaatan limbah hasil perikanan dengan tanaman anting anting menjadi pakan ternak alami untuk kucing yang mempunyai kandungan gizi tinggi dan mudah didapat, yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 mei  2019 dimulai 09.00 wib sampai dengan selesai. Bertempat di Kos Putri,rukoh,Darussalam. Metode yang saya gunakan adalah metode sederhana tidak ada perlakuan khusus hanya saja adanya uji organoleptik. Dimana pengujian ini hanya menggunakan alat indra manusia.
3.2.  Alat yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan selama pratikum berlangsung adalah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Alat yang digunakan
No
Alat
Fungsi
Gambar
1
blender
Menggiling bahan
2
Wadah/ember
Penampung bahan
3
sendok
Pengaduk/pengambil bahan
4
Pisau
Untuk membersihkan/memotong limbah dan tanaman
5
Air
Membersihkan dan perebusan
6
Timbangan
Untuk menimbang dan memisahkan
7
plastik
Menampung
8
Bleut (ayaman),seng,triplek
Untuk menjemur hasil
 
9
Panic
Untuk wadah merebus
10
kompor
Untuk memasak
11
Ayakan/penampung
Saringan

3.3  Bahan yang Digunakan
Adapun sampel yang digunakan selama pratikum berlangsung adalah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 1. bahan yang digunakan
no
Sampel
Gambar
1
Dedak padi
2
Tanaman anting anting
3
Limbah ikan (insang,daging,isi dalam)

3.4  Prosedur kerja













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Pengamatan
Adapun dari hasil pengamatan saya memperoleh hasil seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3 Data Pengamatan pakan kucing dari limbah ikan (basah)
Tanggal
Waktu
Tekstur
Bau
Dimakan
14 mei 2019
Sore
Basah dan halus
Bau khas ikan
Habis
15 mei 2019
Pagi dan sore
Basah dan halus
Bau mulai menyengat
Ada sisa
16 mei 2019
Sore
Basah dan halus

Bau menyengat
Tidak dimakan
Tabel 4 Data Pengamatan pakan kucing dari limbah ikan (setengah kering)
Tanggal
Waktu
Tekstur
bau
Dimakan
15 mei 2019
 Pagi dan sore
Padat
Bau khas ikan
Habis
16 mei 2019
 Pagi dan sore
Padat
Bau khas ikan
Habis
17 mei 2019
Pagi dan sore
Padat
Bau seperti ikan asin
Ada sisa (dipilah pilah hanya diambil akar pohon anting anting saja)
18 mei 2019
Sore
Padat
Bau menyengat
Tidak dimakan
Tabel 5 Data Pengamatan pakan kucing dari limbah ikan (kering)
Tanggal
Waktu
Tekstur
Bau
dimakan
16 mei 2019
Sore
Kering
Bau khas ikan
Habis
17 mei 2019
Pagi dan sore
Kering
Bau seperti ikan asin
Dipilah dipilah dan ada sisa
18 mei 2019
Pagi dan sore
Kering
Bau seperti ikan asin
Dipilah pilah dan ada sisa (dimakan sedikit)
19 mei 2019
Sore
Kering
Bau seperti ikan asin
Hanya dicium tidak dimakan

4.2.pembahasan
pada kesempatan kali ini saya melakukan pratikum guna memenuhi tugas Limbah Hasil Perikanan, namun kali ini saya mencoba melakukannya dengan mengkombinasi  tanaman Anting-anting (Acalypha Indica L.), Dedak, dan Limbah hasil perikanan. Dan sasaran saya adalah kucing, dengan tujuan pakan yang saya buat ini tidak hanya berguna untuk makanan kucing namun berguna untuk obat pencernaan kucing khususnya. Seperti yang sudah terlansir pada jurnal kedokteran yarsi 18 (1) : 029-037 (2010) yang mengatakan bahwa tanaman anting anting juga dapat berpengaruh terhadap kualitas sperma yang di hasilkan. Dikarenakan terdapat zat kimia didalam akarnya.
Pakan merupakan salah satu faktor terpenting, besarnya pengaruh pakan terhadap pertumbuhan hewan terutama kucing menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk pakanpun tidak bisa dianggap ringan. Efisiensi terhadap pengolahan pakan mempunyai arti yang sangat penting guna menekan biaya pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti bahan pakan yang relatif mahal dengan bahan yang relatif murah namun tetap memperhatikan nilai gizi dan ketersediaan bahan pengganti.
Saya terinspirasi dari salah satu siswi SMP yang berhasil membuat limbah menjadi pakan kucing yang bernilai ekonomis dan bermutu tinggi. Berkat olahannya dia berhasil membawa harum nama Indonesia sebagai salah satu pembuat pakan kucing dari olahan limbah sebagai peserta termuda di tingkat internasional dan mendapatkan mendali emas. Dia menggunakan bahan limbah ikan, sisa nasi, telur, dan pengawet alami. Berbeda dengan saya, saya menggunakan bahan seperti limbah ikan, dedak padi, telur, dan tanaman anting anting. Kenapa saya menggunakan bahan tersebut dan sedikit berbeda cara pengolahan serta bahan yang digunakan ?, karena dedak padi dan nasi itu sama sama berasal dari padi hanya saja kandungan gizi keduanya berbeda  dimana Dedak padi berasal dari sisa penggilingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :
– Air                         : 10%              – serat kasar               : 10%
– protein kasar         : 7,5%             – lemak                       : 2,25%
– abu                        : 7,5%
Kemudian pengawet alami yang saya pakai  adalah tanaman anting anting. Pengawet alami merupakan jenis pengawet yang berasal dari tumbuhan, hewan maupun mikroba.  Pengawetan  dengan  menggunakan  bahan  alami  sangat  aman  digunakan.  Salah  satu tanaman  yang  dapat  digunakan  sebagai  pengawet  alami  ialah  Anting-anting  (Acalypha  IndicaL.), Senyawa  aktif  yang  terdapat  pada  daun  anting-anting  yaitu alkaloid,  catachol,flavonoid,  senyawa  fenol,  saponin  dan  steroid yang  dapat  menghambat aktivitasmikroba  (Masih,  2011). Nah bagaimana senyawa tersebut dapat menghambat aktivitas bakteri ? jawabannya karena Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol (Sjahid, 2008). Mekanisme kerja flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri. Mekanisme kerjanya dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dengan membentuk ikatan hydrogen kompleks dengan protein sel bakteri ,sehingga struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri yang mengandung protein menjadi tidak stabil dan kehilangan aktivitas biologinya. merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi yaitu membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstrakulikuler sehingga membran sel bakteri rusak dan diikuti dengan masuknya air yang tidak terkontrol ke dalam sel bakteri hal ini menyebabkan pembekakan dan akhirnya membran sel bakteri pecah (Juliantina 2008).  Beberapa  penelitian  menunjukkan  bahwa ekstrak  etil  asetat anting-anting  dapat  berpotensi  sebagai  anti  bakteri(Govindarajan,  2008).  Menurut  hasil penelitian  tersebut,  maka  senyawa  aktif  antibakteri  pada  daun  anting-anting  dapat  digunakan sebagai pengawet alami.
       Saponin merupakaan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman. Berdasarkan struktur kimianya, saponin dikelompokkan menjadi tiga kelas utama yaitu kelas streroid, kelas steroid alkaloid, dan kelas triterpenoid. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air. Mekanisme triterpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi permeabilitas membran sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Rachmawati, 2009). Senyawa alkaloid memiliki mekanisme penghambatan dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Juliantina, 2008). Selain itu, menurut Gunawan (2009), menyatakan bahwa di dalam senyawa alkaloid terdapat gugus basa yang menggandung nitrogen akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan asam amino. sehingga akan menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA sehingga akan mengalami kerusakan akan mendorong terjadinya lisis sel bakteri yang akan menyebabkan kematian sel pada bakteri.
       Pratikum saya mulai pada jam 09.00 wib dengan langkah pertama saya yaitu pencarian limbah di Pelabuhan Lampulo, limbah yang saya dapatnya ada 3 yaitu bagian insang, daging dan bagian dalam. Kemudian langkah selanjutnya yaitu pembersihan dan penyortiran, pencucian limbah dilakukan berulang kali sampai limbah cair yang ada di limbah padat tidak keluar lagi mengingat bagian insang bnyak mengeluarkan darah dan proses yang dilakukan cepat supaya tidak bertambah infeksi bakteri dan mikroba yang ada pada limbah, kemudian setelah semua selesai langsung dimasukkan ke dalam panci untuk melakukan proses perebusan ini tujuannya agar bakteri virus pada ikan ini mati atau berkurang, temperature yang tinggi akan menyebakan ikan atau limbah menjadi Matang atau masak dan siap dikonsumsi Enzim dalam tubuh ikan rusak dan kerusakan kimiawi terhambat, Cairan dalam tubuh ikan mengalami evaporasi, Bakteri pada permukaan tubuh terbunuh. Namun jangan salah ada juga bakteri yang masih hidup di temperature yang tinggi. Perebusan dilakukan dengan tempo waktu yang berbeda yaitu insang ±25 menit,  bagian dalam ±15 menit ,dan daging ±5 menit. Ini dikarenakan jumlah setiap bagian limbah berbeda maupun dari teksturnya sendiri, seperti insang yang agak sedikit keras dari bagian tubuh yang lain. Kemudian setiap bagian diangkat dan di tiriskan di tempat saringan, ini bertujuan untuk mengambil limbah nya saja. Selama penirisan dan didiamkan di atas saringan, ambil akar anting anting untuk dibersihkan dari tanah yang menempel di akarnya, kenapa hanya akarnya saja yang di ambil? Dikarenakan akarnya sangat disenangi kucing. Kucing suka tanaman juga? Yaps kucing memang termasuk hewan karnivora tetapi kucing juga suka dengan tanaman anting-anting ini. Bukan untuk makanan tetapi hanya sekedar untuk “vitamin” tambahan baginya. Karena kucing mempunyai pencernaan yang buruk dan memerlukan serat tambahan dari tanaman ini. Pada tanaman ini terdapat kandungan yang sangat bermanfaat bagi kucing maupun manusia. Beberapa zat yang terkandung dalam akar kucing atau anting-anting seperti  Zat Astringen, Asam Karbonat, Tanin, Kaempfelol.
       kucing merupakan hewan dengan pencernaan yang buruk. Jadi kucing membutuhkan asupan serat dalam hal ini tanaman anting-anting atau rumput teki sebagai penambah serat. Oleh sebab itu kita sering menemukan kucing muntah rumput pada saat hairball. Langkah selanjutnya yaitu penimbangan, kenapa harus ditimbang karna tanaman anting anting ini akan berbahaya bagi si kucing jika dikomsumsi secara berlebihan dan timbangan untuk akar anting anting 1 : 10 dari limbah yang timbangan keseluruhannya 2666 gram kemudian dedak 1 : 20 dari limbah keseluruhan, meskipun begitu karna dedak merupakan serat kasar dan kering maka jumlah yang terlihat pada dedak banyak , dan jika digunakan berlebihan kucing tidak mau memakannya dikarenakan kucing lebih menyukai makanan basah daripada kering. Kemudian setelah semua selesai campurkan semua bahan termasuk telur, dan aduk hingga rata. Bisa langsung dikasih makan untuk si kucing atau jika ingin makanan tidak terlalu cair saya mencoba mengeringkannya dengan bantan sinar matahari maka dari itu terdapat makanan basah, padat ,dan kering.
       Dan hasil yang saya dapatkan makanan kucing dari olahan limbah dapat bertahan ± 7 hari lamanya dengan berbeda kriteria baik basah, padat, dan kering. Dimana yang basah hanya dimakan selama 2 hari, yang padat dimakan selama 3 setengah hari, dan yang kering dimakan selama 3 hari. Mengapa demikian?
Ini dikarenakan cepatnya terjadi pertumbuhan mikroba didalam pakan tersebut, seperti yang telah kita pelajari sebelumnya proses penurunan mutu pada ikan. walaupun telah dilakukan perebusan pada limbah tidak dapat menjamin mikroba terbunuh semua dikarenakan masih ada mikroba yang masih bertahan dan mikroba yang tumbuh dari berbagai faktor lainnya. Biasanya ikan hanya bisa bertahan sebentar sebelum pembusukan jika tidak ditangani dengan betul. Sama halnya dengan ini mikroba pada limbah akan terus berkembang biak jika tidak ditangai dengan baik. Dan pratikum yang saya lakukan ini hanya mengandalkan tanaman anting anting sebagai penghambat pertumbuhan mikroba didalamnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh sinha dan bandhiopanhay, 2012 yang menyatakan bahwa tanaman ini digunakan sebagi obat tradisional karena memiliki aktivitas anti bakteri dan aktivitas anti fungi, ekstrak etanol anting anting mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak anting anting akan semakin pula hambatan untuk pertumbuhan bakteri seperti penelitian yang dilakukan oleh nanang bahkan sampai konsentrasi 25% penghambat bakteri pada tanaman ini semakin tinggi.
       Tidak hanya berguna sebagai penghambat mikroba tanaman anting anting ini sangat baik dikomsumsi oleh kucing karna memiliki banyak manfaat bagi si kucing serta memberikan rasa dan bau yang khas untuk menarik perhatian si kucing, jika tidak percaya coba saja dengan cara simpel yaitu cabut tanaman anting anting beserta akarnya dan letakkan di tempat biasa ada kucing maka para kucing akan berdatangan untuk memakannya. Lalu apa hubungannya dengan pratikum ini? Limbah atau sisa buangan ikan yang tidak dipakai biasanya tidak terlalu disenangi oleh sang kucing, apalagi bagian dalam ikan sangat susah bagi sikucing untuk memakannya. Mereka akan memilih milih dalam pengambilan limbah dikarenakan selain indera penciuman kucing yang bagus terdapat juga indera pengecap yang tajam untuk memilih makanan si kucing, tidak heran jika ada kucing kadang memakan atau tidaknya makanan tersebut karna sudah duluan langsung direspon oleh tubuh.
       Makanan basah kucing yang bertahan 2 hari dikarenakan adanya proses oksidasi asam didalamnya yang menyebabkan suatu senyawa oksida yang dapat bereaksi dengan air dan menghasilkan larutan yang bersifat asam. Contoh SO3 + H2O =H2SO4 (asam sulfat), SO2 + H2O =H2SO3 (asam sulfit) dan lain lain.yang dapat menyebabkan sikucing tidak mau lagi memakannya kemudian bertambahnya mikroba yang tumbuh. Kemudian makanan padat kucing hanya bisa bertahan 3 hari dikarenakan kandungan air yang dimiliki lebih sedikit dari pada yang basah, yang menyebabkan proses oksidasinya sedikit terlambat namun proses mikrobanya tetap cepat dimana ditandai dengan perubahan dari segi bentuk dan bau yang semakin menyengat. Dan yang ketiga yaitu makanan kering, biasanya kucing kurang menyukai makanan kering disebabkan kurangnya kandungan air yang dimiliki makanan kering sehingga menyebakan kucing sulit mencerna, di pratikum ini kucing memakan selama 3 hari setelah itu nafsu makan untuk makanan ini berkurang. Meskipun oksidasi dari makanan ini susah karna kadar air namun karna adanya perubahan aroma yang ditimbulkan menyebabkan kucing kurang menyukainya meskipun hanya mencium cium makanan tersebut. Kenapa di cium ? karna akar anting anting tetap menyisakan aroma yang khas sebelum kering totalnya yang membuat kucing menyukainya. Disebabkan adanya senyawa metabolit yang tidak hanya berfungsi untuk obat tradisional ,racun namun dapat menghasilkan aroma makanan.
4.3.Diagram hasil
Adapun hasil yang didapat berdasarkan diagram adalah sebagai berikut





BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa limbah yang dihailkan oleh sector perikanan baik TPI rumah tangga atau lainnya dapat diolah menjadi makanan kucing dengan dibantu oleh tanaman anting anting dan bahan lainnya namun daya tahan yangsangat minim. Namun selain itu makanan ini mengandung kandungan gizi yang bagus untuk kucing dan sebagai obat bagi pencernaannya.
5.2.saran
 sebaiknya dilakukan pengolahan yang lebih bagus untuk mempertahankan daya awet makanan kucing dari limbah tersebut dan perlu pengujian dan rincian yang lebih luas.
5.3.  gambar
Tabel 4 gambar dari seluruh pratikum
No
Gambar
Keterangan
1
Pencarian limbah
2
Pembersihan
3
penyortiran
4
Perebusan
5
Penyaringan
6
penimbangan
7
penghalusan
8
Pencampuran bahan





DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment