Makalah
DISCHARGE PLANNING
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami,
semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan, dorongan dan ilmu
yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami
harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini
bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.
Amin.
Banda
Aceh, November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.
Tujuan................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian
Discharge Planning........................................................... 3
B.
Tujuan Discharge
Planning................................................................. 4
C.
Manfaat Discharge
Planning............................................................... 5
D.
Jenis Discharge
Planning.................................................................... 5
E.
Prinsip Discharge
Planning................................................................. 6
F.
Komponen
Discharge Planning.......................................................... 7
G.
Tahap-tahap
Discharge Planning........................................................ 8
H.
Tindakan
Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang............... 10
I.
Hal-hal yang
Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning............ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.
Kesimpulan....................................................................................... 12
B.
Saran................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Discharge
Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan
beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).
Perawat
adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner
perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus
untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan
Asuhan Keperawatan. Hal ini merupakan usaha keras perawat demi kepentingan
pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai
anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk
merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care
dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah
konsep tentang discharge planning dalam asuhan keperawatan pada pasien ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian discharge planning
2.
Untuk
mengetahui tujuan discharge planning
3.
Untuk
mengetahui manfaat discharge planning
4.
Untuk
mengetahui prinsip discharge planning
5.
Untuk
mengetahui komponen discharge planning
6.
Untuk
mengetahui tahap-tahap discharge planning
7.
Untuk
mengetahui alur dan mekanisme discharge planning
8.
Untuk
mengetahui tindakan kepeawatan pada waktu perencanaan pulang
9.
Untuk
mengetahui jenis pemulangan pasien
10. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam discharge planning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Discharge Planning
Discharge
planning adalah proses sistematis yang
diberikan kepada pasien ketika akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan,
baik pulang kerumah maupun akan melakukan perawatan dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier
(2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum.
Jackson
(1994) menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk memfasilitasi
keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan yang lain.
Rindhianto
(2008) mendefinisikn discharge planning sebagai perencanaan kepulangan pasien
dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang
perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Discharge
planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan
untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen sistem perawatan
berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit
pelayanan kepada unit yang lain didalam
atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
B. Tujuan Discharge Planning
Tujuan
utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang
berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Menurut
Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah meningkatkan kontinuitas
perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber
pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat
mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada
keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning. Discharge planning ini
menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan
dalam team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat
dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning
Menurut
Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan
pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum
dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning
memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan
kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et
al,1993: Hester, 1996).
Seorang
Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor
dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Perawat
dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian
dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi
yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).
C. Manfaat Discharge Planning
1. Bagi Pasien :
a.
Dapat
memenuhi kebutuhan pasien
b.
Merasakan
bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan
bukan objek yang tidak berdaya
c.
Menyadari
haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d.
Merasa
nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya
masalah.
e.
Dapat
memilih prosedur perawatannya
f.
Mengerti
apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya
g.
Menurunkan
jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan
kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
h.
Membantu
klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan
2. Bagi Perawat :
a.
Merasakan
bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b.
Menerima
informasi kunci setiap waktu
c.
Memahami
perannya dalam sistem
d.
Dapat
mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e.
Memiliki
kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda
f.
Bekerja
dalam suatu sistem dengan efektif
g.
Sebagai
bahan pendokumentasian dalam keperawatan
D. Jenis Discharge Planning
Menurut
Chesca (1982) dalam Nursalam & Efendi (2008:229), discharge planning dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.
Pulang
sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau
Puskesmas terdekat.
b.
Pulang
mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali,
maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali. c. Pulang paksa (judicial
discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan
tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan
kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.
E. Prinsip Discharge Planning
1.
Kordinasi
(saling berhubungan)
2.
Interdisiplin
(saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar keperawatan)
3.
Pengenalan
secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4.
Perencanaan
secara hati-hati
5.
Melibatkan
klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
Karakteristik indikasi
kebutuhan discharge planning
1.
Kurang
pengetahuan tentang pengobatan
2.
Isolasi
sosial
3.
Diagnosa
baru penyakit kronik
4.
Operasi
besar
5.
Perpanjangan
operasi besar
6.
Orang
labil
7.
Penatalaksanaan
dirumah secara kompleks
8.
Kesulitan
finansial
9.
Ketidakmampuan
menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan
10. Penyakit terminal
Prioritas klien yang
mendapatkan discharge planning
1.
Umur
diatas 70 tahun
2.
Maltipe
diagnosis
3.
Resiko
kematian yang tinggi
4.
Terbatas
mobilitas fisik
5.
Keterbatasan
merawat diri sendiri
6.
Penurunan
status kognisi/kognitif
7.
Resiko
terjadi cedera
8.
Tunawisma
9.
Fakir
miskin
10. Penyakit kronis
11. Pasien diagnosis baru
12. Penyalahgunaan zat
13. Sering keluar masuk emergency
F. Komponen Discharge Planning
1.
Jadwal
kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2.
Perawatan
di rumah
Meliputi
pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education)
mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol. Pemberian pembelajaran
disesuaikan dengan tingkat pemahaman
pasien dan keluarga. mengenai
perawatan selama pasien di rumah nanti.
3.
Obat-obatan
yang masih diminum dan jumlahnya
Pada
pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara
pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4.
Obat-obatan
yang dihentikan
Meskipun
ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat- obatan tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5.
Hasil
pemeriksaan
Hasil
pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS dibawakan ke
pasien waktu pulang
6.
Surat-surat
seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
G. Tahap-tahap Discharge Planning
1. Pengkajian
Pengkajian
mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan
pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien
dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari
rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge
planning adalah :
a.
Data
kesehatan
b.
Data
pribadi
c.
Pemberi
perawatan
d.
Lingkungan
e.
Keuangan
dan pelayanan yang dapat mendukung
2. Diagnosa
Diagnosa
keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk
mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan
memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Keluarga
penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut
Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan
rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat
dengan METHOD, yaitu:
a.
Medication
(obat)
Pasien sebaiknya
mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b.
Environment
(Lingkungan)
Lingkungan tempat klien
akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c.
Treatrment
(pengobatan)
Perawat harus memastikan
bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh
klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus
dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan
keterampilan perawatan.
d.
Health
Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan
gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.
e.
Outpatient
referral
Klien sebaiknya mengenal
pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan
perawatan yang kontinu.
f.
Diet
Klien sebaiknya
diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet
yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi
adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang
diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang
(Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi
ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki
keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan
homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan perawatannya
diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis pembedahan,
pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan
mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan,
atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
Transportasi harus tersedia pada saat ini
5. Evaluasi
Evaluasi
terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge
planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus
dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi
lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada
di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah
(homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam
variabel :
a.
Derajat
penyakit
b.
Hasil
yang diharapkan dari perawatan
c.
Durasi
perawatan yang dibutuhkan
d.
Jenis-jenis
pelayanan yang diperlukan
e.
Komplikasi
tambahan
f.
Ketersediaan
sumber-sumber
H. Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang
Tindakan
perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang yaitu
meliputi :
- Pendidikan (edukasi, redukasi,
reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa mengurangi angka kambuh
dan meningkatkan pengetauan pasien.
- Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih
pasien kembali kelingkungan keluarga dan
masyarakat antara lain apa yang harus
dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus dilakukan keluarga.
- Rujukan
Integritas pelayanan
kesehatan harus mempunyai hubungan
langsung antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien dirumah.
I. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning
Meskipun
pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa yang
telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan
status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat
disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke
dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi
untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah
tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000).
Discharge
Planning harus disesuaikan dengan :
- Kebutuhan klien, tersedianya tim
kesehatan
- Dimulai sejak awal masuk rumah
sakit
- Disusun oleh tim
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Discharge
planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang
dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang
perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan
utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning bagi
pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke
rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali
untuk beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan
setelah perawatan dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap
discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-tahap dalam asuhan
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
B. Saran
Diharapkan
mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan discarge
planning dalam memberikan suhan
keperawatan pada pasien secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah
Kuliah untuk Perawat. Jakarta.
Harper E.A. 1998. Discharge planning: An
interdisciplinary method. Chicago, IL : Silverberg Press
http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf
tanggal 26 September 2007
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002.
Job definition of a discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB
Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam
Praktik keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam
Praktik keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
No comments:
Post a Comment