BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indera manusia
yang berupa mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit merupakan indera yang
digunakan setiap harinya untuk menanggapi rangsangan dari luar. Sehingga, perlu
bagi kita mempelajari bagian-bagian apa saja yang ada di dalam indera tersebut,
selain itu penting juga mengetahui apa saja gangguan yang sering terjadi dan
cara mengatasi indera yang bermasalah. Indera manusia adalah anugerah Tuhan
yang harus dijaga dengan baik, agar tetap bias menjalankan fungsi-fungsinya
dengan baik. Indera manusia mampu peka atau menanggapi rangsangan karena
memiliki bagian-bagian tertentu. Namun, jika suatu saat indera tersebut tidak
bias menanggapi rangsangan dengan baik berarti sedang ada gangguan. Gangguan
tersebut dapat disebabkan karena faktor usia maupun faktor dari luar. Mata
adalah indera yang mampu menanggapi rangsang cahaya. Hidung dapat menanggapi
rangsang bau atau mencium aroma. Telinga menanggapi rangsangan berupa suara
sehingga manusia dapat mendengar. Lidah merupakan indera pengecap yang dapat
merasakan rasa makanan yang dikonsumsi manusia. Sedangkan kulit mampu
menanggapi rangsang berupa rasa sakit, suhu panas atau dingin, dan tekstur
kasar atau halus.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja indera pada manusia?
b. Apa saja bagian-bagian pada mata, hidung,
telinga, lidah dan kulit?
c. Apa fungsi indera manusia?
d. Bagaimana proses melihat dan mendengar?
e. Apa saja gangguan-gangguan pada indera
manusia?
C.
Tujuan Masalah
a. Mengetahui
apa saja indera pada manusia.
b. Mengetahui
bagian-bagian pada indera manusia.
c. Mengetahui
fungsi dari indera manusia.
d. Mengetahui
proses melihat dan mendengar.
e. Mengetahui
gangguan-gangguan yang bias terjadi pada indera manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SISTEM INDERA MANUSIA (FISIOLOGI)
Indera manusia
terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan tertentu.
Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan
kulit. Alat indera manusia akan berfungsi dengan baik jika:
1. Saraf-saraf yang berfungsi membawa
rangsangan bekerja dengan baik
2. Otak sebagai pengolah informasi bekerja
dengan baik
3. Alat-alat indera tidak mempunyai kelainan
bentuk dan fungsinya.
Indera luar
(eksternal) yang berupa indera penglihat, pendengar, perasa, pengecap dan
pencium digunakan manusia untuk memperoleh informasi dari luar. Indera dalam
(internal) bertugas menyampaikan informasi yang berasal dari dalam tubuh,
misalnya rasa pegal atau sakit. Semua informasi yang diperoleh dianalisis di otak
untuk menghasilkan tanggapan (respon).
Otak berfungsi sebagai computer di tubuh
manusia. Semua informasi yang diterima dalam bentuk implus saraf diterjemahkan
sehingga manusia sadar dan tergerak untuk member tanggapan. Contohnya, saat bel
berbunyi, sinyal yang ditangkap telingan diantarkan ke otak. Di sana suara
diinterprestasikan dan sinyal saraf dikirim ke otak sehingga manusia akan
bangkit dan membuka pintu. Manusia secara sadar menanggapi rangsang yang
terjadi, yaitu bel pintu. Namun, terkadang manusia juga memberikan tanggapan
berupa gerak refleks. Gerakan ini tidak dikoordinasikan oleh otak, tetapi dari
saraf tulang belakang (spiral cord). Organ pengindra manusia memiliki bagian
yang menerima rangsang berupa ujung-ujung saraf atau sel-sel reseptor. Satu
jenis reseptor hanya bisa menanggapi satu jenis rangsang. Rangsangan yang
diterimanya lebih dahulu diubah menjadi implus saraf, kemudian oleh
serabut-serabut saraf sensorik diteruskan ke pusat susunan saraf (otak dan
susunan tulang belakang).
Indra
|
Organ
|
Sel-sel
reseptor
|
Rangsang
|
Penglihatan
|
Mata
|
Sel
keruncut (cone) dan sel
|
Cahaya
|
Pendengaran
|
Telinga
|
Batang
(rod) organ korti
|
Gelombang
suara
|
Pengecapan
|
Lidah
|
Puting
pengecap sel- sel
|
Kontak
kimia
|
Pencium
|
Hidung
|
Pembaur
/pengecap (alfactory)
|
Kontak
kimia
|
Peraba
|
Kulit
|
Korpuskel
taktil
|
Kontak
fisik
|
B. MATA
Mata manusia ada
dua dan berfungsi untuk melihat. Mata adalah organ penglihatan yang menerima
rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan
beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah
dengan bantuan tiga penggerak mata, yaitu:
1. Muskulus rektus
okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata
2. Muskulus obliques
okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam
3. Muskulus
obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi
menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli
inferior, sedangkan yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata adalah
muskulus levator palpebralis superior. Ketika mata terbuka, bulu mata akan
melindungi mata manusia dari debu. Kelenjar air mata terletak disebelah dalam
dari kelopak mata atas. Kelenjar ini terus menghasilkan air mata yang berfungsi
membasahi dan membersihkan permukaan mata. Air mata juga mengandung zat yang
dapat membunuh bakteribakteri yang masuk. Kedip mata yang tidak sadar dilakukan
oleh manusia merupakan usaha untuk mengeluarkan air mata. Apabila ada benda
yang masuk ke dalam mata, kelopak mata akan berkedip-kedip dengan cepat
sehingga air mata yang dihasilkan akan lebih banyak. Dengan demikian benda
asing dapat dikeluarkan dan mata bersih kembali.
1.
Bagian-bagian mata
Mata manusia
menyerupai kamera yang sering dipakai untuk memotret objek tertentu. Mata
maupun kamera, keduanya mempunyai lensa yang dapat diatur untuk membentuk
bayangan pada suatu permukaan atau layar. Pada kamera, bagian yang berfungsi
untuk menangkap bayangan adalah film, sedangkan pada mata penangkap bayangan
adalah selaput jala atau retina. Bola mata tersusun oleh selaput mata yang
terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a.
Selaput putih Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang
tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih.
Fungsinya adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu
mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea, yaitu lapisan
bening yang bersifat tembus pandang dan transparan yang berfungsi menerima
cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan
oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar
mata. Bagian dalam pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil,
lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata
yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah
melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan
menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, coklat, abu-abu,
dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya
adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup,
otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk
ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit
dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa mata
berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan
untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya
lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yang dapat dilihat
oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak
terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik
jauh. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c.
Selaput jala Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling
dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf.
Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan
sel-sel 5 saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila
bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel
batang.
Ø Sel
kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel iniØ
memerlukan protoan iodopsin.
Ø Sel
batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukanØ
protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat di bentuk apabila terjadi
penggabungan iodopsin dan vitamin A.
Jika
kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat
melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu ditempat
teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin
dan vitamin A. Untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga
sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa
saat ditempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau
tempat keluarnya sarang mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang
dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya
2. Proses
melihat
Mata bisa
melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke
mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa
melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan
oleh benda ditangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas
cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c.
Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat dibintik
kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya
diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikkan ke otak.
e. Cahaya yang
disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehingga manusia bisa
mengetahui apa yang mereka lihat.
3. Gangguan
pada mata
Keadaaan mata setiap anak berbeda-beda. Ada
mata normal dan ada mata tidak normal. Mata tidak normal berarti mempunyai
kelainan. Seseorang tidak bisa melihat suatu benda yang seharusnya dapat
dilihat dengan mata normal, itu bertanda mata orang tersebut mengalami gangguan
berupa kelainan pada mata. Orang yang bisa melihat dengan normal tanpa bantuan
kacamata disebut emetropi. Ada beberapa kelainan pada mata, yaitu:
a. Rabun
dekat
Rabun dekat disebut
hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehinggga banyangan
jatuh dibelakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil
tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif.
b. Rabun
jauh
Rabun jauh adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. rabun jauh disebut
miopi. Penyebab rabun jauh adalah bola mata terlalu panjang dari ukuran normal
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan
menggunaan kacamata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
c. Rabun
jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat
disebut juga presbiopi atau rabun tua. Penderita presbiopi tidak mampu melihat
benda yang terlalu jauh dan terlalu dekat. Supaya penderita presbiopi dapat
melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kacamata rangkap, yaitu kacamata cembung
dan cekung.
d. Rabun
senja
Rabun senja atau rabun
ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada ditempat
remang-remang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan kekurangan vitamin A,
sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak berbentuk.
Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin A.
e. Buta
warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk
membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada 2 macam, yaitu
:
Ø Buta
warna totalØ
Buta warna total adalah mata bisa melihat warna hitam dan putih saja.
Ø Buta warna separuhØ
Buta warna separuh adalah tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah, biru,
dan hijau.
f.
Katarak
Katarak
atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebabnya adalah lensa mata
keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. Penderita ini umumnya
berumur diatas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g.
Juling
Juling
adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika
penderita masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme
atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata
atau kornea tidak rata. Penderita gangguan ini tidak mampu melihat garis
vertikal dan horizontal. Gangguan mata ini dapat diatasi dengan menggunakan
kacamata yang berlensa silindris.
C.
TELINGA
Telinga adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20-20.000 Hz.
1.
Bagian-bagian telinga
Telinga manusia
dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
Ø Telinga
bagian luar
Telinga luar terdiri atas:
a. Daun telinga
terbuat dari tulang rawan berfungsi untuk menampung getaran.
b. Saluran telinga luar atau lubang telinga
berfungsi menyalurkan getaran yang akan menggetarkan gendang telinga.
c. Kelenjar
minyak berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
d. Membran
timpani atau selaput gendang berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
Ø Telinga
bagian tengah
Telinga bagian
tengah terletak disebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian
tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke
telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga
tulang pendengaran (osikel).
a. Saluran Eustachius, berfungsi untuk
mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan
di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga
supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan
terbuka jika manusia menguap, membuka mulut, bersin, mengunyah, atau menelan
sesuatu. Fungsinya untuk memasukkan udara ke telinga bagian tengah dan
menjadikan tekanan udara di gendang telinga sama dengan tekanan udara di luar.
Apabila kita mendengar suara yang keras, misalnya ledakan, sebaiknya kita
membuka mulut agar gendang telinga tidak robek karena tekanan yang kuat dari
luar.
b. Tulang
pendengaran, berfungsi untuk menangkap getaran dari gendang telinga kemudian
meneruskannya ke membran yang menyelubungi tingkap oval untuk diteruskan lagi
ke telinga dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu :
tulang martil,
menempel pada gendang telinga
tulang
landasan
tulang
sanggurdi
Tulang-tulang
ini menghubungakan gendang telinga dan tingkap jorong.
1. Telinga bagian dalam
Telinga
bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
urat saraf. Penyusunan telinga bagian dalam yaitu sebagai berikut:
a.
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
b. Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
b. Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
c. Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuhdanmenjagakeseimbangan.
2. Proses mendengar
2. Proses mendengar
Suara
yang didengar oleh manusia akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke
gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini
diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke
rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehinga
merangsang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang
ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga manusia
bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.
3. Gangguan
pada telinga
Gangguan
pada telinga menyebabkan ketulian atau kekurangtajaman pendengaran. Ada dua
penyebab gangguan telinga yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf.
Gangguan tersebut bisa diatasi dengan menggunakan alat pendengaran buatan.
Beberapa gangguan telinga, yaitu:
a. Gangguan telinga yang disebabkan oleh luka pada telinga bagian
luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan
ini dapat bersifat permanen jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita
ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat
disembuhkan.
b. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk
sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga
dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam satu minggu.
c. Keruskan gendang telinga, misalnya, gendang telinga pecah.
Pecahnya gendang telinga dapat disebabkan oleh dua hal yaitu kapasitas suara
yang didengar terlalu kuat dan terkena benda yang tajam, misalnya membersihkan
telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan
menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis.
d.
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala
tinnitus (dering pada telinga) ketika waktu kecil
e.
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia
manula.
f. Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat
dari pendengaran suara yang amat keras. .
D. HIDUNG
Manusia dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum, juga
mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang
terdapat dalam rongga hidung. Ketika mencium bau, manusia mengindera
partikel-partikel kimia di udara. Hidung dipisahkan oleh dinding tulang rawan
menjadi dua lubang hidung. Kedua lubang itu berakhir di dua tulang yang disebut
turbinate. Udara yang masuk dialirkan melalui saluran pernapasan ke bagian
belakang tenggorokkan, lalu turun ke pipa udara sampai ke paru-paru. Lubang
hidung dan saluran napas dilapisi oleh membrane mukus yang diselubungi rambut
halus yang disebut silia. Mukus dan silia menyaring debu, kuman dan cairan,
lalu membuangnya ke saluran pencernaan melalui bagian belakang tenggorokkan.
Dengan demikian kotoran tidak terisap oleh paru-paru. Udara yang masuk ke
paru-paru, terlebih dahulu dihangatkan dan dilembabkan oleh turbinate dan
membrane mukus. Sel-sel reseptor yang disebut sel pencium (sel olfactory),
terletak di rongga hidung bagian atas. Fungsinya untuk mendeteksi kandungan
kimia udara yang terhirup. Sel reseptor ini membawa implus saraf ke pembuluh
pencium yang terletak di belakang rongga hidung. Sinyal diteruskan ke otak dan
diartikan sehingga manusia bisa mencium bermacam-macam bau. Manusia bisa membedakan
lebih dari 3.000 jenis zat kimia melalui baunya. Akan tetapi, apabila
dibandingkan dengan indera pencium beberapa mamalia, manusia masih kalah peka.
Dalam keadaan tertentu terkadang manusia kehilangan rasa bau, keadaan ini
disebut asmonia. Asmonia dapat terjadi akibat penyumbatan rongga hidung,
misalnya pilek, terdapat polip atau tumor di rongga hidung, sel pencium rusak
pada infeksi kronis dan ganguan pada saraf I, bulbus, dan traktus olfaktorius
atau kortek otak.
E. LIDAH
E. LIDAH
Seseorang
bisa merasakan rasa teh manis dan obat karena adanya indera perasa/pengecap.
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia
larutan. Pembentuk lidah yang utama adalah otot yang diselubungi oleh membran
mukus. Lidah terasa licin di dalam mulut. Apabila diperhatikan dengan cermat,
permukaannya tampak bercelah dan banyak tonjolan kecil yang disebut papil
(papilla). Papil dan celah tersebut memiliki kuncup pengecap dengan sekumpulan
sel peka di dalam rongga musuknya. Implus saraf dari sel sensoris kuncup
pengecap dihubungkan ke otak oleh dua saraf. Saraf yang satu membawa informasi
rasa dari bagian depan lidah, dan saraf yang lain dari samping dan belakang
lidah. Implus dibawa ke pusat rasa yang ada di otak dan diartikan menjadi rasa
yang kita kecap.. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan
daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.
Rasa
|
Letak kuncup pengecap
|
Manis
|
Ujung lidah
|
Asin
|
Samping lidah pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping lidah pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal lidah
|
Pada
saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil
dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada
papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Makanan harus
dibasahi ludah agar bisa dikecap. Jika lidah kering maka makanan tidak terasa.
Citra rasa yang lezat selalu didahului oleh baunya. Apabila hidung kita
tertutup pada waktu makan, makanan yang kita makan akan kehilangan hampir
seluruh cita rasanya. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum
sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga lidah mati
rasa, namun gangguan ini hanya bersifat sementara. Gangguan yang bersifat
permanen misalnya terjadi pada orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu
otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan
vitamin C.
F. KULIT
Kulit
adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan,
panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya
ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada
dua macam, yaitu ujung saraf bebas atau ujung saraf tanpa selaput yang
mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan korpuksel taktil atau ujung saraf yang
berselaput (berpapilia). Korpuksel taktil meliputi:
Ujung saraf beselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
Korpus
meissener yang terletak di dekat permukaan kulit menanggapi sentuhan. Persebaran
korpus meissener menentukan peka tidaknya suatu permukaan. Ujung jari
mengandung lebih dari seribu jenis reseptor ini, sedangkan punggung tangan
hanya sedikit. Orang buta dapat membaca huruf timbul (Braille) hanya dengan
menggunakan ujung jarinya dengan meraba huruf-huruf tersebut. Kesan dari
huruf-huruf yang dirabanya diteruskan oleh saraf peraba menuju otak untuk
diartikan. Korpus meissener ada yang berhubungan dengan pangkal rambut sehingga
apabila suatu benda menyentuh sel rambut, sel saraf meissener akan terangsang.
Korpus
pacini yang terletak hamper ke lapisan hypodermis menanggapi rangsang tekanan.
Korpus ruffini tanggap terhadap rangsang panas, dan korpus Krause tanggap
terhadap rangsang dingin.
Ujung
saraf tanpa selaput selain terdapat di dalam kulit juga terdapat di dalam organ
internal. Saraf ini peka terhadap rasa sakit. Saraf perasa sakit walaupun
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, namun sangat penting untuk
keselamatan manusia. Jika ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh, saraf ini
akan memperingatkan tubuh. Jika bahaya begitu besar, tubuh segera bereaksi,
bahkan jauh sebelum otak menyadarinya. Misalnya seperti gerak refkel seperti
melompat menjauhi bara api yang membuat manusia terhindar dari bahaya terbakar.
Semua
jenis reseptor bisa menerima rangsang secara bersamaan. Ketika kita berjabat
tangan, sel reseptor sentuhan, tekanan, dan suhu menerima rangsangan. Jika pada saat itu tangan kita
diremas maka sel penerima rasa sakit juga akan terangsang.
Kulit
merupakan organ perasa dan peraba manusia. Kulit terdiri dari beberapa lapisan,
yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis atau lapisan terluar
merupakan lapisan pelindung. Lapisan yang paling tebal biasanya terdapat pada
telapak kaki dan telapak tangan. Hipodermis adalah lapisan terdalam yang kaya
akan jaringan lemak untuk menghangatkan tubuh. Di antara kedua lapisan ini
terdapat dermis. Lapisan tengah ini mengandung kelenjar keringat, kelenjar
minyak, folikel rambut, pembuluh darah, saraf dan sel penerima khusus yang
berkaitan dengan indera peraba/perasa.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indera manusia yang pertama adalah mata. Mata manusia ada
dua dan berfungsi untuk melihat. Mata adalah organ yang menerima rangsangan
berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan
lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga
penggerak mata. Bebrapa gangguan mata adalah rabun dekat, rabun jauh, rabun
dekat dan jauh, katarak, astigmatisme, rabun senja, buta warna, dan juling.
Indera yang selanjutnya yaitu telinga, yang merupakan alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar
suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Beberapa gangguan pada telinga
disebabkan karena luka, penumpukkan kotoran, gendang telinga yang rusak,
presbikusis, rusaknya reseptor pendengaran, dan otosklerosis. Kemudian ada
hidung, hidung dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum, juga mencium bau
bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang terdapat dalam
rongga hidung. Selain itu ada lidah, alat indera yang peka terhadap rangsangan
berupa zat kimia larutan. Dan terakhir ada kulit, kulit adalah alat indera yang
peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri
atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang
ada pada kulit. Manusia harus menjaga dengan baik indera yang sudah diberikan
oleh Tuhan, dan berhati-hati dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, Agus. 2005. KONSEP DASAR IPA II. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sudibyo Elok, Wahono Widodo,
Wasis, dan Dwi Suhartanti. 2008. Mari
Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
No comments:
Post a Comment