LAPORAN
PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN
PEMBUATAN
KOMPOS DAN PEMANFAATAN
BIOAKTIFATOR
PADA LAHAN SAWAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH
SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Terimah kasih penulis ucapkan
kepada ibu Savitri SP.MP yang telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan laporan praktikum,dengan ini penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca sekalian
Akhirnya penulis mengharapkan
mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri
Amin ya rabbal a’lamin……….
Lampoh Keude 9 Januari 2020
Penulis
ADE YULIA SANI
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar
Belakang........................................................................................
1
1.2 Tujuan......................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
3
2.1
Definisi Pupuk Kompos........................................................................... 3
2.2
Manfaat Pupuk Kompos .......................................................................... 3
2.3
Keuntungan Mengunakan Pupuk Kompos............................................... 4
2.4
Pengertian Bioaktifator............................................................................ 5
BAB III METODE PRAKTIKUM........................................................... 6
3.1
Tempat dan Waktu................................................................................... 6
3.2
Alat dan Bahan......................................................................................... 6
3.3
Cara kerja.................................................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 8
4.2
Pembahasan.............................................................................................. 8
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 9
5.1Kesimpulan...............................................................................................
9
5.2
Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat dengan secara artifial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Pengomposan
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber
energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut
agar kompos dapat terbentuk agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini
meliputi pembuatan campuran, mengatur aerasi, dan penambahan activator
pengomposan. Limbah peternakan dan pertanian, bila tidak dimanfaatkan akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan berupa pencemaran udara, air dan tanah,
menjadi sumber penyakit, dapat memacu peningkatan gas metan dan juga gangguan
pada estetika dan kenyamanan. Limbah peternakan selamai ini maasih belum
termafaatkan dengan baik sehingga menimbulkan bau yang dapat menggannggu
kesehatan masyarakat. Daur ulang limbah ternak mempunyai peranan penting dalam
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah ternak sebagai hasil akhir
dari usaha peternakan memiliki potensi untuk dikelola menjadi pupuk organik
seperti kompos yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan pendapatan petani dan
mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan. Masyarakat biasanya langsung
menggunakan kotoran padat kambingsebagai pupuk untuk tanaman tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu,sehingga tanaman yang dipupuk dengan kotoran padat
kambing tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kotoran padat kambing
memiliki struktur yang cukup keras dan lama diuraikan oleh tanah. Unsur hara
dalam kotoran kambingN 2,10%, P2O50,66%, K2O 1,97%, Ca 1,64%, Mg 0,60%, Mn 233
ppm dan Zn90,8 ppm (Semekto, 2006). Effective Microorganism–4 (EM4) akan
1.2 Tujuan Praktikum
1.Untuk
mengetahui cara pembuatan kompos
2.Memanfaatkan bioaktifaktor pada lahan
sawah
3.Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam
bidang pertanian
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pupuk
Kompos
kompos berarti merangsang pertumbuhan
bakteri (mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain.Proses yang terjadi adalah
dekomposisi, yaitu menghancurkan ikatan nsure molekul besar menjadi molekul
yang lebih kecil, mengeluarkan ikatan CO2 dan H2O serta penguraian lanjutan
yaitu transformasi ke dalam mineral atau dari ikatan nsure menjadi
anorganik.Proses penguraian tersebut mengubah nsure hara yang terikat dalam
senyawa nsure yang sukar larut menjadi senyawa nsure yang larut sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol nsureormi
tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.Proses pengomposan oleh bahan nsure
mengalami penguraian secara biologis,khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan nsure sebagai sumber nsure.Membuat kompos adalah mengatur
dan mengontrol nsureormi tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang
cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan nsureor pengomposan. Karakteristik
umum yang dimiliki kompos antara lain : mengandung nsure hara dalam jenis dan
jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, menyediakan nsure secara lambat
(slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai fungsi utama memperbaiki
kesuburan dan kesehatan tanah. Kehadiran kompos pada tanah menjadi daya tarik
bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah dan, meningkatkan
meningkatkan kapasitas tukar kation. Hal yang terpenting adalah kompos justru
memperbaiki sifat tanah dan lingkungan, (Dipoyuwono, 2007).
2.2 Manfaat Pupuk Kompos
Adapun manfaat dari pupuk kompos ini adalah dapat
memperbaiki struktur tanah yang rusak dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah serta akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang dapat bermanfaat bagi tanaman
akan bisa meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini dapat
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah
juga dapat diketahui dan bisa membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk yaitu dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, yaitu seperti menjadikan
hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, serta lebih enak.
2.3 Keuntungan Dalam Menggunakan Pupuk Kompos
- Meningkatkan yaitu kesuburan
tanah
- Memperbaiki struktur serta
karakteristik tanah
- Meningkatkan kapasitas
penyerapan air yaitu oleh tanah
- Meningkatkan aktivitas dari
mikroba tanah
- Meningkatkan kualitas hasil
panen (rasa, nilai gizi, serta jumlah panen)
- Bahan-bahan yang di gunakan
mudah di dapatkan
- Meningkatkan retensi ataupun
ketersediaan hara di dalam tanah
2.4 Pengertian Bioaktifator Kompos
Bioaktivator adalah bahan yang
dapat dimanfaatkan antara lain dalam pembuatan pupuk organik, pembuatan hormon
alami, pembuatan biogas, dan lain sebagainya. Bioaktivator bukanlah pupuk,
melainkan bahan yang mengandung mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat
membantu :
1. Mendekomposisi dan
memfermentasi bahan organik (kotoran hewan)
2. Menghambat pertumbuhan hama dan
penyakit tanaman dalam tanah
3. Membantu meningkatkan kapasitas
fotosintesis tanaman
4. Menyediakan nutrisi bagi tanaman
serta membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun
5. Meningkatkan kualitas bahan
organik sebagai pupuk
6. Memperbaiki kualitas tanah
7. Meningkatkan kualitas
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
8. Menghasilkan energi, misalnya
pada proses pembuatan biogas
Mikroorganisme yang terdapat dalam
bioaktivator secara genetik bersifat asli alami dan bukan rekayasa.
Mikroorganisme efektif yang terkandung dalam bioaktivator meliputi antara lain
: bakteri asam laktat (Lactobacillus), bakteri penghancur (decomposer), yeast
atau ragi, spora jamur, bakteri fotosintetik, serta bakteri menguntungkan yang
lain (bakteri penambat N, pelarut fosfat, dll). Bioaktivator dapat dibuat
sendiri dengan mudah dari bahan-bahan yang mudah didapat ,misalnya kotoran
hewan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum
ini di lakukan di lahan sawah Gampong Cot Susuy, Kec. Blang Bintang, Kabupaten
Aceh Besar pada pukul 09:00-12:00.
3.2 Alat dan Bahan
·
Alat
1.Ayakan
2.Sekop
3.Terpal
·
Bahan
1.Bakteri 25kg
2.Kotoran ayam 25kg
3.Kotoran sapi 125kg
4. Pasir 25kg
3.3 Prosedur Kerja
·
Cara pembuatan kompos
1. Pertama
ayak kotoran sapi,pasis dan kotoran ayam masing-masing secara terpisah,letakkan di atas terpal yang bersih
2. Kemudian
campurkan kotoran ayam yang sudah di ayak dengan bakteri,di aduk hingga
tercampur rata
3. Setelah
itu tambahkan pula kotoran sapi dan pasir, di aduk kembali hingga benar-benar
merata, hasil dari pencampur bahan-bahan tersebut adalah biokimia
4. Setelah
itu ambillah biokimia sekitar 25kg di tambahkan dengan kotoran sapi sebaknyak
25kg,di aduk hingga merata
5. Kompos
pun siap untuk di aplikasikan
gambar proses pembuatan kompos
·
Ciri-ciri kompos yang
sudah jadi
1. Berubah
warna menjadi kecoklatan
2. Tidak
berbau
gambar kompos yang sudah jadi
·
Pemanfaatan
bioaktifator pada lahan sawah
1. Bersihkan
terlebih dahulu lahan sawah yang di gunakan untuk tempat penyemaian bibit padi
2. Kemudian
buat bedengan pada lahan (luas 35 m/segi)
3. Seletah
lahan telah siap, taburkan pupuk hingga semua lahan rata terkena pupuk(setiap
1m/segi = 1,1 kg pupuk)
4. Setelah
pupuk telah merata kemudian taburkan pula benih padi yang sudah di sediakan
Gambar penanburan bioaktifator pada lahan sawah
gambar penaburan benih
padi
gambar benih padi yang akan di
semaikan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasn
A. Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat
dapat dikomposkan, misalnya: bahan organic dari kotoran hewan. Bahan organik
yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut. Bahan
yang paling baik menurut ukuran waktu, untuk dibuat menjadi kompos dinilai dari
rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan / material organik seperti limbah
pertanian: ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut di atas. Bahan organik
yang telah disusun oleh Sinaga dkk. (2010) dari berbagai campuran dengan nilai
rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37%, waktu dekomposisi
diperoleh terpendek 28 hari dibanding lainnya.
B. Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung
setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama
tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terdegradasi
akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi
selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba
Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di
dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi
CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu
akan berangsur- angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan
kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan
ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan
dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada
oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana
mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses
dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses
anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan
akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam
asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
C. Prosedur Pengomposan
Teknik pengomposan yang disampaikan dalam bab
ini adalah teknik pengomposan bahan – bahan organic padat sederhana. Prinsipnya
adalah mudah, murah, dan cepat. Tahapan – tahapan pengomposan mudah dilakukan,
peralatan yang dibutuhkan mudah diperoleh dan murah, proses pengomposannya
cepat, dan tidak memerlukan biaya besar. Kompos yang dihasilkan berkualitas
baik, dapat langsung digunakan oleh petani atau diolah dan dijual ke pasaran.
D. Mutu Kompos
Kompos
yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta
tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan
kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien
antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut : o
Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah, o Tidak larut dalam
air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi, o Nisbah C/N sebesar 10 –
20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya, o Berefek baik jika
diaplikasikan pada tanah, o Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan,
dan o Tidak berbau.
gambar pengarahan tentang cara
pembuatan pupuk kompos
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pembuatan kompos yang berasal dari
sampah sayuran dan daun kering dipengaruhi oleh faktor, suhu, sumber karbon dan
nitrogen, kelembaban, aerasi dan ukuran partikel dan penambahan
aktivator yang
digunakan. Kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang
berubah menjadi coklat kehitaman menyerupai tanah, teksturnya menyerupai
tanah (remah), suhunya
tidak beda jauh dengan suhu ruangan. Biasanya volume kompos yang sudah jadi akan
mengalamu penyusutan dari berat awal.
Namun hasil dari penelitiaan yang dilakukan hasil akhir
dalam pembuatan kompos ini adalah aroma berbau tanah, susu berkisar diantara 300C,
teksturnya agak kasar dan remah, berwarna coklat pekat seperti tanah.
5.2
Saran
Dalam pembuatan kompos jangan gunakan
bahan bahan yang keras, biji tumbuhan yang matang, produk dari susu, daging,
bangkai dan bahan yang tercemar zat kimia. Jagalah suhu dan kelembapan dalam
pembuatan kompos. Kompos juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian yang
menjanjikan dengan jalan dikemas sebelum dipasarkan. Apabila kompos akan
dijual, ukuran kemasan disesuaikan dengan target pasar penjualan. Ukuran
kemasan dapat bervariasi mulai dari 1 kg hingga 25 kg. pada plastic / kantong
kemasan perlu dicantumkan nama, produk, kandungan hara, dan spesifikasi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Resky, Sri.
2012. Hasil Penelitian Pembuatan Kompos. http://rheskyemhordiank.blogspot.com/2012/04/laporan-hasil-penelitian-pembuatan.html (diakses tanggal 13 Juli 2013)
Andika. 2012. Laporan
Pembuatan Kompos. http://irohlovedhika.blogspot.com/2012/01/laporan-pembuatan-kompos.html (diakses
tanggal 13 Juli 2013)
Gibril, Aden.
2013. Laporan Praktik Kompos. http://hortusculture.blogspot.com/2013/02/laporan-praktik-kompos.html (diakses tanggal 13 Juli 2013)
No comments:
Post a Comment