DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan
.......................................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 3
A. Konsep
Oligohidramnion............................................................................. 3
B. Etiologi......................................................................................................... 3
C. Patofisiologi................................................................................................. 3
D. Gambaran
Klinis / gejala.............................................................................. 4
E. Pemeriksaan
Penunjang................................................................................ 4
F. Akibat
Oligohidramnion.............................................................................. 5
G. Penatalaksanaan........................................................................................... 6
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 7
Asuhan
kebidanan pada ny. W dengan indikasi
oligohidramnion.............. 7
Asuhan
kebidanan pada ny. W post sc dengan indikasi oligohidramnion 9
Asuhan
kebidanan pada bayi ny. W usia 0 hari
post sc diruang ferynatologi 11
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data World
Health Organization (WHO) 59,6% ibu mengalami kehamilan dengan indikasi
oligohidramnion dengan kelahiran hidup. Sebagian besar kehamilan
oligohidramnion di indonesia terjadi sekitar 47,4% (Riskesdas, 2015).
Berdasarkan dinas
kesehatan aceh jumlah ibu yang mengalami kehamilan oligohidramnion sebesar 32,5%.(Dinas
kesehatan Aceh 2016).
Asal air
ketuban adalah dari fetal urin,transudasi dari darah ibu,sekresi dari epitel
amnion,dan a mixed origin.Cairan
amnion sangat penting artinya bagi tumbuh kembang janin ke segala arah dengan jumlah sama sehingga
pertumbuhannya menjadi simetris.Untuk pertama kalinya,cairan amnion dibentuk
oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah menjadi blastula. Selanjutnya,terjadi
perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga mampu melakukan tugas utamanya
untuk berimplantasi di dinding uterus bagian depan atau belakang atasnya.(Manuwaba, 2010)
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel
amnion sehingga pertambahannya seiring dengan makin tuanya usia kehamilan.Pada
kehamilan sangat muda,air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal
dan dibentuk oleh sel amnionnya.Pada trimester II kehamilan,air ketuban
dibentuk oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga komposisinya
mirip dengan plasma janin.Selanjutnya,setelah trimester II,terjadi pembentukan
zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian
besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencing janin. (Mochtar, 2011 ).
Jika produksinya makin berkurang,disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya : insufisiensi plasenta,kehamilan post term,gangguan
organ perkemihan-ginjal,janin terlalu banyak minum sehingga dapat menimbulkan
makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan
criteria : jumlah kurang dari 200 cc,kental,dan bercampur dengan mekonium.
(Prof.dr.I.B.G.Manuaba)
B. Rumusan masalah
“ Bagaimana
asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.W G4 P3 A0
dengan kehamilan oligohidramnion diruang bersalin rspur”?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Melalui penulisan ini diharapkan mampu melaksanakan
asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. W dengan
oligohidramnion.
2. Tujuan
khusus
a. Mampu
melaksanakan pengkajian pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
b. Mampu
menginterpretasi data untuk menentukan diagnosa kebidanan dan diagnosa masalah
pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
c. Mampu
mengindentifikasi diagnosa potensial pada ibu dengan kehamilan oligohidramnion
d. Mampu
membuat antisipasi segera terhadap masalah yang muncul pada ibu hamil
oligohidramnion
D. Manfaat
1. Untuk
tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan oligohidramnion,
dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dimasyarakat.
2. Untuk
pasien dapat menambah pengetahuan melalui informasi tentang penanganan pada
kehamilan oligohidramnion.
3. Untuk
mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam melakukan asuhan
kebidanan pada kehamilan dengan oligohidramnion.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Oligohidramnion
Oligohidramnion
adalah kelainan cairan amnion (cairan ketuban) pada ibu hamil berupa kekurangan
cairan amnion dari jumlah normal. Kejadian oligohidramnion ditandai dengan
nilai indeks kantung amnion sebesar 5 cm atau volume cairan amnion sebanyak 500
cc.Biasanya, oligohidramnion terjadi ketika usia kehamilan mulai menginjak
trimester III atau lewat bulan (42 minggu). Akan tetapi, pada beberapa
kasus, oligohidramnion bisa saja terjadi pada trimester I atau II. (Prawirohardjo,
2010)
B. Etiologi
Penyebab terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui
secara pasti. Namun, ada penyebab oligohidramnion memiliki dua faktor, yaitu
dari janin dan kehamilan. Keduanya memiliki peran atas
kejadian oligohidramnion.
Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah
satu kondisi berikut:
1. Pecahnya
membran ketuban.
2. Masalah
kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropatif obstetrik seperti
kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantong ketuban dan malformasi saluran kemih janin.
3. Penurunan
perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
4. Kehamilan
post-term
5. Gangguan
pertumbuhan pada janin
6. Kelainan ginjal
bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Kehamilan lewat waktu
sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
Penyakit
ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit
otoimun seperti lupus. (Manuaba, 2010)
C. Patofisiologi
Pecahnya
membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion . Namun, karena cairan
ketuban terutama adalah urine janin di paruh kedua kehamilan , tidak adanya
produksi urin janin atau penyumbatan pada saluran kemih janin dapat
juga menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan amnion , yang
terjadi secara fisiologis , juga mengurangi jumlah cairan.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput.
Pada perokok dan saat terjadi infeksi terjadi perlemahan pada
ketahanan selaput hingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit
makrofag. Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion
sebagai reaksi terhadap peradangan.
Pada
insufisiensi plasenta dapat terjadi hipoksia janin. Hipoksia janin yng
berlangsung kronis akan memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu
dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin
berkurang, dan terjadilah oligohidramnion. (Mochtar, 2011 )
D. Gambaran Klinis /
gejala.
1. Uterus
tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa
nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering
berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi
jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
5. Persalinan
lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his
akan sakit sekali.
7. Bila
ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
8. Perlambatan
tinggi fundus.
E. Pemeriksaan
Penunjang
Dengan memeriksa indeks cairanketuban, yakni
jumlah pengukuran kedalaman gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut
ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara
10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah berkurang. Jika
kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion. (Prawirohardjo, 2010)
F. Akibat
Oligohidramnion
1. Bila
terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan, keguguran, janin
meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus
prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
2. Jika
terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang
janin.
3. Bila
terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti
club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering
(lethery appereance).
4. Jika
terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama
kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam
rahim yang tidak seragam ke segala arah. (Prof.Dr.Rustam Mochtar)
5. Komplikasi oligohidramnion
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Dari sudut
maternal
Komplikasi oligohidramnion pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat
persalinannya oleh karena :
1) Sebagian
persalinannya dilakukan dengan induksi
2) Persalinan
dengan tindakan operasi SC
b. Komplikasi
terhadap janinnya adalah :
1) Oligohidramnionnya
menyebabkan tekanan langsung pada janin : Deformitas janin :
a) Leher
terlalu menekuk – miring
b) Bentuk
tulang kepala janin tidak bulat
c) Deformitas
ekstremitas
d) Talipes
kaki terpelintir keluar
e) Kompresi tali
pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress
f) Fetal
distres menyebabkan makin terangsangnya nevus vagus
dengan dikeluarkannya mekonium
semakin mengentalkan air ketuban.
g) Oligohidramnion
makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernafas karena paru
mengalami hipoplasia sampai atelektase paru.
h) Sirkulus
yang sulit diatasi ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauteri.
G. Penatalaksanaan :
1. USG ibu
(menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
2. Makan
makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
3. Banyak
istirahat
4. Stop
merokok dan/atau jadi perokok pasif
5. Amati
frekuensi gerakan atau aktivitas janin
6. Laporkan
segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan
atau keluar cairan dari vagina. (Prawirohardjo,
2010)
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. W DENGAN INDIKASI OLIGOHIDRAMNION
Hari/tanggal : Senin ,24-06 2019
Rm : 52564
BIODATA
Nama ibu :
Ny. W Nama
suami : Tn. S
Umur : 30 tahun Umur : 34 tahun
Alamat : Selimum Alamat : Selimum
S
:
Ibu datang dengan keluhan
nyeri perut di bagian bawah
dan tidak ada cairan yg keluar dari
jalan lahir, ibu mengatakan
ini
kehamilan yang ke empat,
riwayat persalinan spontan, tidak ada masalah pada kehamilan dan persalinan
sebelumnya dan ibu belum pernah keguguran, telah di lakukan
pemeriksaan USG di
poli
kandungan RSPUR, dokter menyatakan
ibu dengan indikasi oligohidramnion. HPHT 02-10-2018
O
TD
: 110/70 mmHg
RR : 22 x/m
N : 82 x/m
T : 36,7 c
TTP : 09-07-2019
Pemeriksaan
fisik
Kepala : bersih
Wajah : tidak odema
Mata : simetris, konjungtiva merah
muda
Hidung : bersih, polip (-)
Mulut : berih,caries (-)
Telinga :simetris, serumen (-)
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid
Payudara : simetris, putting susu menonjol
Abdomen : tidak ada bekas operasi
L1 : TFU : 32cm
L2 : Pu-Ka
L3 : kepala
L4 :divergen
DJJ :145 x/m
HIS :
(-)
Genetalia :bersih, tidak ada kelainan
A :
G4 P3 A0
usia kehamilan 37
minggu 6
hari dengan oligohidramnion.
P :
1.
Pantau k/u dan TTV
2.
Pantau DJJ dan kontraksi
3.
R/sc tgl 26-06-2019 jam 10:00 wib
4.
Pasien mulai puasa pukul 04:00 wib
5.
Cek laboratorium : Hb : 10,7 gr,
6.
Melakukan Skin test ceftriaxone 2gr 30 menit pre op (Ibu tidak alergi ceftriaxon)
7.
Memberikan
therapy injeksi
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. W POST SC DENGAN
INDIKASI OLIGOHIDRAMNION
S : Ibu mengatakan
nyeri perut bagian bawah bekas
operasi, dan masih menggigil setelah pasca operasi
O : k/u :
sedang
TD : 100/80 mmHg
N : 82x/i
R : 21x/i
T : 36,8oC
Skala nyeri : 5-6
Kontraksi : baik
Abdomen : tampak
luka bekas operasi
TFU :
2 jari dibawah pusat
Jenis lochea : lochea
rubra
Genetalia : tampak
selang DC
Tungkai :
simetris, tidak tampak varises
A : Ibu P4 A0 post SC dengan indikasi oligohidramnion
P :
1. Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik
2. Pantau k/u
ibu dan TTV
3. Pantau
kontraksi dan perdarahan post operasi sc
4. Edukasi
makan, minum bertahap dan
istirahat yang cukup (awasi mual muntah ibu)
5. Edukasi ASI eksklusif dan cara menyusui yg benar
6. Edukasi
mobilisasi mika-miki bertahap
7. Memberikan
terapi sesuai dengan advis dokter yaitu :
a. Drip
oxcytosin 20 iu + tramadol 1A dalam
cairan RL 20 tetes/menit
b. Injeksi
ceftriaxone 1gr/12 jam
c. Injeksi
ranitidien 1 A/8jam
d. Injeksi
keterolac 30mg/8jam
e. Katropen
supp 2 supp/8jam
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI NY. W USIA 0 HARI POST SC DIRUANG FERYNATOLOGI
Hari/tanggal : Rabu, 26 -06- 2019
BIODATA
Nama : BY. Ny W
Umur : 0
hari
Tggl lahir : 26-06-2019
S :Telah lahir bayi Ny W secara sectio caesarea pukul
11:45 wib segera menangis gerakan aktif, warna kulit kemerahan
, jenis kelamin laki-laki, ketuban jernih.
O: k/u baik
N : 148x/i
R : 54X/i
T : 36,6oC
BB : 3000 gr
PB : 47cm
LK : 35cm
LD : 34cm
LP : 33 cm
J/K : laki-laki
Apgar skor : 8/9
Pemeriksaan fisik :
Kepala : simetris, tidak ada caput
succedaneum
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mata : simetris, tidak ada infeksi,
tidak ada strabismus (juling)
Hidung : simetris, tidak ada sekret
Mulut : simetris, tidak ada labioscisis,
replek hisap baik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid
Dada : simetris,tidak ada
retraksi dinding dada
Lengan : simetris, gerakan aktif dan jari-jari
lengkap
Abdomen : simetris, tidak ada perdarahan tali pusat
Genetalia : penis berlubang, testis berada di
skrotum
Anus : berlubang
Kulit : kemerehan, tidak ada tanda
lahir, terdapat vernik caseosa
Replek Sistem saraf :
Replek moro : ada reflek terkejut saat tangan
di tepuk
Replek rooting :
bayi aktif mencari puting susu saat IMD
Replek sucking : bayi dapat menghisap puting/jari
A : Bayi lahir secara section caesarea dengan usia 0
hari
P :
1. Memberitahu
ibu hasil pemerikaan→normal
2. Pantau k/u
dan jaga kehangatan bayi
3. cek TTV
4. memberikan
injeksi vit K 0,5 pada paha kiri sepertiga bagian luar
5. menganjurkan
ibu menyusui sesering mungkin
6. Edukasi
cara menyusui dan menyedawakan bayi
7. Edukasi tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
8. Menganjurkan
ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
9. Memberitahu
ibu cara merawat tali pusat seperti
membersihkan tali pusat dengan air bersih dari pangkal ke ujung tali pusat dan
keringkan dengan kain/handuk bersih
10. Menganjurkan
ibu memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
11. Ibu
mengerti dengan penjelasan bidan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan
kebidanan yang diberikan kepada Ny. W dan
bayinya, mulai dari anamnesa,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan tetap
menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, menyusui selama 6 bulan penuh tanpa
pendamping , menganjurkan ibu tetap selalu menjaga kehangatan bayinya, dan
melakukan penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada bahw Ny. W post SC
dengan indikasi oligohidramnion.
B. Saran
1. Bagi tenaga
kesehatan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi dengan
oligohidramnion, dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masyarakat.
2.
Bagi pasien dapat menambah pengetahuan melalui
informasi tentang penangangan kehamilan patologi dengan oligohidramnion
3.
Bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan oligohidramnion
DAFTAR PUSTAKA
Balitbangkes
Kemenkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar . Jakarta. Kemenkes
Dinas
kesehatan Aceh, 2016. Kehamilan patologis.
Manuwaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu kebidanan
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta
: EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kandungan .
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prof.dr.I.B.G.Manuaba,Sp.OG(K)
:Kuliah Obstetri
Prof.Dr.Rustam
Mochtar,MPH :Sinopsis Obstetri edisi 2
WHO. 2015. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
No comments:
Post a Comment