MAKALAH
MOTIVASI
KEWIRAUSAHAAN
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang
tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Motivasi Kewirausahaan ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun
materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa
penulis terima
dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada
saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat
untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.
Aceh
Besar, Desember 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ....... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3
A. Pengertian
Motivasi................................................................................. 3
B. Jenis
Dan Tujuan Motivasi...................................................................... 4
C. Faktor-faktor
Motivasi Dalam Berwirausaha.......................................... 4
D. Teori
Motivasi.......................................................................................... 5
E.
Motif Berprestasi Dalam Kewirausahaan................................................ 7
F.
Bagaimana Memulai Usaha..................................................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 12
A. Kesimpulan............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali
dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan
utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau
cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para
ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang
berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama
faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita
mempunyai keinginan, maka kita perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan
tersebut. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi
kurang mempunyai inisiatif dan kemauan mengambil langkah untuk mencapainya
karena kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang
motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan
membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Di
sinilah motivasi berperan membuat diri seseorang maju dan melangkah untuk
mengambil langkah selanjutnya demi merealisasikan apa yang diinginkan tersebut.
Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat
tiap harinya menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian.
Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama
bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika
kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang
memiliki kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan,
sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri
dengan berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari
pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop
maupun pelatihan dan pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong
masyarakat untuk berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup
pun akan tinggi. Oleh karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya
motivasi dalam dalam segala hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun
berwirausaha. Untuk itu, kita perlu menumbuhkan motivasi berwirausaha agar
dapat mengubah pola pikir dari yang sebelumnya pencari kerja menjadi penyedia lapangan kerja.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok
yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan motivasi?
- Apa saja jenis dan tujuan motivasi?
- Bagaimana teori tentang motivasi?
- Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan?
- Bagaimana memulai usaha?
- Bagaimana langkah menuju keberhasilan kewirausahaan?
- Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan?
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu motive
yang bearti dorongan, daya penggerak, atau kekuatan yang terdapat dalam diri
organisasi yang menyebabkan organisasi itu bertindak atau berbuat. Selanjutnya
diserap dari bahasa inggris, yaitu motivation bearti pemberian motif,
penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
menimbulkan dorongan. W.H.Haynes dan J.L.Massie dalam manulang (2001:165)
mengatakan ,”motive is something within the individual which incities thim to
action.” Pengertian ini senada dengan pendapat The Liang Gie yang menyatakan bahwa
motif atau dorongan batin adalah dorongan yang menjadi pangkal seseorang untuk
melakukan sesuatu atau bekerja.
Menurut Hasibuan (1996:72), motivasi mempersoalkan cara
mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka bekerja keras dengan memberikan
semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Robbins
(1996:198) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual.
Menurut Wahjosumidjo (1984:50), motivasi merupakan
proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi,
dan keputusan yang terjadi pada diri sesorang. Proses psikologi timbul
diakibatkan oleh faktor didalam diri sesorang yang disebut intrinsic dan
extrinsic. Faktor didalam diri seseorang dapat berupa kepribadian,
sikap,pengalaman, dan pendidikan atau harapan, cita-cita yang menjangkau ke
masa depan, sedangkan faktor dari luar diri seseorang dapat ditimbulkan oleh
berbagai faktor lain yang sangat kompleks. Sekalipun demikian, baik faktor
ekstrinsik maupun faktor intrisik, motivasi timbul karena adanya rangsangan.
Dengan demikian motivasi dapat dipahami sebagai keadaan
dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang
menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan cara orang-orang
berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku
organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya
lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.
B.
Jenis Dan Tujuan Motivasi
Jenis-jenis motivasi diantaranya:
1. Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).
Tujuan Motivasi
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
2. Meningkatkan kepuasan
3. Meningkatkan produktivitas kerja
4. Mempertahankan loyalitas
5. Efektifitas
6. Efisiensi
7. Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.
C.
Faktor-faktor Motivasi Dalam Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) :
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak
kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
dilakukan oleh pengusaha tersebut
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan
mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu
segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik
dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana
ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide
baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata
sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya
pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang
teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
D.
Teori Motivasi
Beberapa Teori Motivasi
1.
Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh
Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
2.
Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation,
dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari
“Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan
dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa
materiil dan non materiil.
Teori ini berdasakan pada :
a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan
b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunnya, hanya kebutuhan
yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai
berikut:
1) Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat
tinggal, dan lainnya.
2) Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam
melakukan pekerjaan.
3) Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman,
dicintai serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
4) Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri,
pengakuan serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
5) Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk
mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit
dicapai orang lain.
3.
Herzberg’s Two Factor
Motivation Theory
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan
pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors
(faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin
memperoleh kententraman badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan
Motivation Factors (menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan
sempurna dalam melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan
ruangan yang nyaman).
4.
Mc. Celland’s Achievement
Motivation Theory
Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini
berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana
energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi
seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga
kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
a. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua
kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal.
b. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang
merangsang gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang
menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati,
kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut
serta.
c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang
merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua
kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
E.
Motif Berprestasi Dalam Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif
berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.[5] Faktor dasarnya
adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow
(1934). Ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi.
Menurutnya, kebutuhan manusia bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya,
yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk
tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding
sebelumnya. Wirausahawan yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Ingin mengatasi sendiri
kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik
yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab
personal yang tinggi.
4.
Berani menghadapi risiko dengan
penuh perhitungan.
5.
Menyukai dan melihat tantangan
secara seimbang, jika tugas yang diembannya sangat ringan, wirausahawan merasa
kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang
memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
F.
Bagaimana Memulai Usaha
Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita
ambil hikmahnya. Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha.
Kadang-kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun,
jika kita telaah lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka
duka dibelakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik
suskses yang diraih pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya
dari nol dengan tertatih – tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut
menderiat kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran,
ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama
bertahun – trahun akhirnay berhasil.
Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara
dan sebab untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai
merintintis usahanya, yaitu :
1.
Faktor keluarga pengusaha
2.
Sengaja terjun menjadi
pengusaha
3.
Kerja sampingan (iseng)
4.
Coba – coba
5.
Terpaksa
Pengusaha
yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak ditemui. Artinya,
seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya.
Sengaja
terjun menjadi pengusaha, artinya seseorang dengan sengaja mendirikan usahanya.
Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti contoh
dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau bermitra dengan orag lain.
Model ini biasa dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki
naluri bisnis. Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan. Kesuksesan
dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor
berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya dilakukan
secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambah kegiatan.
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau memproduksi
suatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini ternayata
terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus pula direspon
oleh pemilik denagn menambahkan modal dan kapasitas produksinya. Maka, kegiatan
yang semula dilakukan hanta untuk mengisi wakttu senggang menjadi kegaitan yang
memberikan hasil yang luar biasa.
Memulai
usagha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga menunai keuksesan.
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka
yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru terkena Putus Hubungan
Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang diawali dengan coba – coba
ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor
usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil penelitian
ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.
Banyak
cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik secara
berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim dilakukan
adalah sbb :
1.
Mendirikan usaha baru.
Artinya seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan
yangbaru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu
yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akta notaris sampai ke
pengadilan negeri (Departemen Kehakiman), kemudian mengurus izin – izin yang
dibutuhkan. Disamping itu tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan
menyediakan peralatan atau mesin yang sesuai dengan usahanya.
2.
Membeli perusahaan
Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah ada
atau sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan terhadap
perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih
memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset perusahaan yang
dimiliki.
3.
Kerja sama maajemen dengan
sistem waralaba (Franchising)
Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen perusahaan
lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan
perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang
diberikan oleh franchisor berupa:
a.
Pemilihan lokasi usaha
b.
Bentuk bangunan
c.
Layout gedung dan ruangan
d. Peralatan yang diperlukan
e.
Pemilihan karyawan
f.
Penentuan atau penyediaan bahan
baku atau produksi
g.
Iklan bersama.
Cara seperti inni sudah pernah dilakukan oleh McDonald, Indomart,
Rumah makan sederhana, dll.
4.
Mengembangkan usaha yang sudah
ada
Artinya pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada
sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas yang
lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh perusahaan keluarga
BAB III
PENUTUP
A.
Keseimpulan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali
dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan
utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau
cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Dengan demikian motivasi dapat dipahami sebagai keadaan
dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang
menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan cara orang-orang
berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku
organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya
lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.
Jenis-jenis motivasi diantaranya:
1. Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir.
Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Malayu
S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003.
Suhandana,
G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan Pengrajin
Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980.
Suryana.
Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat. 2013.
No comments:
Post a Comment