Saturday, 9 May 2020

MAKALAH MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN


MAKALAH
MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN





KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Motivasi Kewirausahaan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.

Aceh Besar,   Desember 2019


Penulis


                                                       DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ....... 1
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3
A.  Pengertian Motivasi................................................................................. 3
B.  Jenis Dan Tujuan Motivasi...................................................................... 4
C.  Faktor-faktor Motivasi Dalam Berwirausaha.......................................... 4
D.  Teori Motivasi.......................................................................................... 5
E.   Motif Berprestasi Dalam Kewirausahaan................................................ 7
F.   Bagaimana Memulai Usaha..................................................................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 12
A.  Kesimpulan............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.  Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah  penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan, maka kita perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan mengambil langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Di sinilah motivasi berperan membuat diri seseorang maju dan melangkah untuk mengambil langkah selanjutnya demi merealisasikan apa yang diinginkan tersebut.
Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang memiliki kreatifitas dan bekal ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan, sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan bersama jutaan pengangguran yang juga mencari pekerjaan.
Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan dan pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi. Oleh karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam dalam segala hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk itu, kita perlu menumbuhkan motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola pikir dari yang sebelumnya pencari kerja menjadi  penyedia lapangan kerja.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut:
  1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
  2. Apa saja jenis dan tujuan motivasi?
  3. Bagaimana teori tentang motivasi?
  4. Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan?
  5. Bagaimana memulai usaha?
  6. Bagaimana langkah menuju keberhasilan kewirausahaan?
  7. Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan?

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu motive yang bearti dorongan, daya penggerak, atau kekuatan yang terdapat dalam diri organisasi yang menyebabkan organisasi itu bertindak atau berbuat. Selanjutnya diserap dari bahasa inggris, yaitu motivation bearti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. W.H.Haynes dan J.L.Massie dalam manulang (2001:165) mengatakan ,”motive is something within the individual which incities thim to action.” Pengertian ini senada dengan pendapat The Liang Gie yang menyatakan bahwa motif atau dorongan batin adalah dorongan yang menjadi pangkal seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja.
Menurut Hasibuan (1996:72), motivasi mempersoalkan cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Robbins (1996:198) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual.
Menurut Wahjosumidjo (1984:50), motivasi merupakan proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri sesorang. Proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor didalam diri sesorang yang disebut intrinsic dan extrinsic. Faktor didalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,pengalaman, dan pendidikan atau harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan, sedangkan faktor dari luar diri seseorang dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor lain yang sangat kompleks. Sekalipun demikian, baik faktor ekstrinsik maupun faktor intrisik, motivasi timbul karena adanya rangsangan.
Dengan demikian motivasi dapat dipahami sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan cara orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.

B.     Jenis Dan Tujuan Motivasi
Jenis-jenis motivasi diantaranya:
1.       Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2.       Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).
Tujuan Motivasi
1.      Mendorong gairah dan semangat kerja
2.      Meningkatkan kepuasan
3.      Meningkatkan produktivitas kerja
4.      Mempertahankan loyalitas
5.      Efektifitas
6.      Efisiensi
7.      Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.

C.    Faktor-faktor Motivasi Dalam Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) :
1.      Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
2.      Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3.      Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4.      Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5.      Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6.      Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7.      Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
8.      Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

D.    Teori Motivasi
Beberapa Teori Motivasi
1.        Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
2.        Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A theory of Human Motivation, dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil.
Teori ini berdasakan pada :
a.       Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan
b.      Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat  motivasi bagi pelakunnya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c.       Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
1)   Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan lainnya.
2)   Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
3)   Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
4)   Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
5)   Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
3.        Herzberg’s Two Factor Motivation Theory
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Maintenance Factors (faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh kententraman badaniah, misal orang yang lapar akan makan) dan Motivation Factors (menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan, misal seseorang yang bekerja membutuhkan ruangan yang nyaman).
4.        Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory
Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
a.       Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal.
b.      Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
c.       Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan  yang terbaik dalam organisasi.

E.     Motif Berprestasi Dalam Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.[5] Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan manusia bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya. Wirausahawan yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.          Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.          Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.          Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4.          Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
5.          Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang, jika tugas yang diembannya sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

F.     Bagaimana Memulai Usaha
Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil hikmahnya. Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha. Kadang-kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun, jika kita telaah lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka duka dibelakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik suskses yang diraih pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih – tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut menderiat kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun – trahun akhirnay berhasil.
Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk memulai merintintis usahanya, yaitu :

1.        Faktor keluarga pengusaha
2.        Sengaja terjun menjadi pengusaha
3.        Kerja sampingan (iseng)
4.        Coba – coba
5.        Terpaksa
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak ditemui. Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya.
Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya seseorang dengan sengaja mendirikan usahanya. Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau bermitra dengan orag lain. Model ini biasa dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis. Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan. Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambah kegiatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau memproduksi suatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini ternayata terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus pula direspon oleh pemilik denagn menambahkan modal dan kapasitas produksinya. Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanta untuk mengisi wakttu senggang menjadi kegaitan yang memberikan hasil yang luar biasa.
Memulai usagha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga menunai keuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang diawali dengan coba – coba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik secara berkelompompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim dilakukan adalah sbb :
1.        Mendirikan usaha baru.
Artinya seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yangbaru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akta notaris sampai ke pengadilan negeri (Departemen Kehakiman), kemudian mengurus izin – izin yang dibutuhkan. Disamping itu tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan menyediakan peralatan atau mesin yang sesuai dengan usahanya.
2.        Membeli perusahaan
Usaha ini dilakukan degan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha ini dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset perusahaan yang dimiliki.
3.        Kerja sama maajemen dengan sistem waralaba (Franchising)
Model ini dikembangkan dengan meakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa:
a.        Pemilihan lokasi usaha
b.        Bentuk bangunan
c.        Layout gedung dan ruangan
d.       Peralatan yang diperlukan
e.        Pemilihan karyawan
f.         Penentuan atau penyediaan bahan baku atau produksi
g.        Iklan bersama.
Cara seperti inni sudah pernah dilakukan oleh McDonald, Indomart, Rumah makan sederhana, dll.

4.        Mengembangkan usaha yang sudah ada
Artinya pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan oleh perusahaan keluarga

BAB III
PENUTUP

A.    Keseimpulan
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.  Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 
Dengan demikian motivasi dapat dipahami sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan cara orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.
Jenis-jenis motivasi diantaranya:
1.      Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2.      Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Malayu S.P. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003.
Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 1980.
Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat. 2013.



No comments:

Post a Comment