MAKALAH
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak
terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Internasional ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan
maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa
penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan
informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat
memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.
Aceh
Besar, Januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Perkembangan......................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era globalisasi yang sangat cepat
dengan kemajuan tekhnologi, aktivitas pasar modal pun dituntut untuk setara
dalam memberi kemampuan menghasilkan informasi. Akuntansi adalah hal yang di
lihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan informasi, yang berguna bagi
pihak internal maupun pihak eksternal. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan
informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan
ekonomi. Akuntansi memberikan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
memfasilitasi alokasi pemusatan sumber dana oleh pengguna. Jika informasi
tersebut dapat di andalkan maka sumber daya yang terbatas dapat di alokasikan
secara optimal dan efesien. Akuntansi internasional memperluas akuntansi yang
bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk Analisa
komparatif internasional, Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang
unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional, kebutuhan akuntansi bagi
pasar-pasar keuangan internasional, dan harmonisasi keragaman pelaporan
keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan
standar.
Globalisasi bisnis tampak dari
perdagangan bebas antar Negara yang mengakibatkan munculnya banyak perusahaan
multinasional, hal ini berpengaruh pula pada kebutuhan akan harmonisasi akan
suatu standar yang berlaku kepada seluruh dunia. Harmonisasi menyatakan proses
dalam peningkatan kompatibilitas atau kesesuaian praktik akuntansi terhadap
penentuan batasan-batasan besar praktik-praktik yang beragam. Adanya upaya
harmonisasi tersebut diharapkan nantinya akan mampu menyelaraskan perbedaan dan
memperlancar jalannya bisnis global.
Konvergensi dalam standar akuntansi dan
dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada
satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar
yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada
konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan
dipakai di negara tersebut dengan standar internasional.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud akuntansi internasional dan tujuan
dibentuknya akuntansi internasional?
2. Apa manfaat adanya standar akuntansi internasional ?
3. Mengapa standar akuntansi diperlukan?
4. Bagaimana Menganalisis Laporan Keuangan
Internasional?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Akuntansi internasonal adalah akuntansi
yang memfokuskan issues/masalah-masalah yang berhubungan dengan perusahaan yang
menjalankan bisnis internasional, juga mencangkup studi tentang standar dan
praktek akuntansi di seluruh Negara di dunia serta membandingkan standard
dengan praktek akuntansi tersebut pada masing-masing Negara.
Menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah
(1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk
transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara
yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu
perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat
mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Akuntansi
internasioanl adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antar Negara yang berbeda, dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan di perusahaan
pada setiap perubaha lingkungan bisnis.
- Perkembangan akuntansi
internasional.
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi
perkembangan akuntansi internasional. Tujuh faktor utama ekonomi, sejarah
social, dan atau kelembagaan dan merupaka faktor yang sering disebutkan oleh
para penulis akuntansi. Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya (faktor
kedelapan berikut ini) dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih lanjut.
a. Sistem pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas
yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki focus atau
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depandan risiko terkait.
Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan
public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di mana bank
merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus pada perlindungan
kreditor melalui pengukurang akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan
pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka
perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena lembaga keuangan memilki akses
langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan public yang
luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
b. Sistem hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana
individu dan lembaga berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar:
kodifikasi hukum (sipil) dan hukum umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya
diambil dari hukum Romawi dank ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut
sistem kodifikasi hukum Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap
yang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi
merupakan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di Negara-negara
yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum
nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur.
Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha
untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum
dasar, tetapi cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila
dibandingkan dengan sistem kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba
dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum
Inggris. Pada kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh
organisasi professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi
lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan
aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar.
Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya.
c. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak
secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan
pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam
kasus ini, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di
Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba kena
pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap
perbedaan-perbedaan dalam hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan
dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip
akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama
(last-in, first-out- LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.
d. Ikatan politik dan Ekonomi
Ide dan teknologi akuntansi dialihkan
melaui penakhlukan, perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan
berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara
perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan
pembaruan (rannaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan
konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama
perang dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat
memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya
perang dunia II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi
yang dikembangkan di tempat lain, (seperti Negara-negara Eropa Timur sekarang
meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa (EU).
e. Inflasi
Inflasi mengaburkan biaya historis
akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai asset dan
beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap
pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi seringkali menuntut
perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga ke dalam perhitungan
keuangan mereka. Meksiko dan beberapa Negara Amerika Selatan menggunakan
akuntansi tingkat umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir
tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS
dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.
f. Tingkat perkembangan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi
usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang
paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi
yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham
atau sekuritisasi asset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam
perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak
perekonomian industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi
seperti penilaian asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan
akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya
manusia semakin berkembang.
g. Tingkat pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang
sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan
disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian
perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami
akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan
informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan
akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu Negara
secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh Negara di mana
permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya, sebuah
Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke Negara lain
untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir inilah yang saat ini sedang
diterapkan oleh Cina. kebanyakan negara-negara Eropa Kontinental dan Jepang
memiliki sistem kodifikasi hukum dan bergantung pada perbankan atau pemerintah
untuk memperoleh kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya
sesuai dengan hukum pajak. Sangatlah sulit untuk menentukan mana yang penyebab
dan mana yang akibat. Jenis sistem hukum mungkin terlebih dahulu mempengaruhi
sistem keuangan di suatu Negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang
saham dan menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan
kodifikasi hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di
Negara-negara hukum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di Negara-negara
yang menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan fungsi akuntansi yang penting
di setiap Negara yang mengenakan pajak penghasilan perusahaan. Apakah pajak
mendominasi orientasi akuntansi bergantung pada apakah akuntansi memiliki
tujuan kompetisi, yaitu memberikan informasi kepada pemegang saham luar.
(Akuntansi Pajak tidak cocok untuk tujuan ini). dengan demikian, jika hukum
umum menghasilkan pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan mendominasi.
h. Budaya
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan
perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variable budaya mendasari
pengaturan kelembagaan di suatu Negara (seperti sistem hukum). Hofstede
mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai social): (1) individualise, (2)
jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian, dan (4) maskulinitas.
2.2
Klasifikasi
Klasifikasi merupakan dasar untuk
memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional
berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut
cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan
sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi
mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan
dan apa yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain.
Terdapat 2 pendekatan untuk klasifikasi
sistem akuntansi yaitu:
a. Pendekatan Deduktif
Berkaitan dengan pendekatan deduktif ini ada empat
pendekatan dalam perkembangan akuntansi:
1) Macroeconomic Pattern: Dalam pendekatan ini bisa
dilihat bahwa ternyata akuntansi untuk bisnis berhubungan erat dengan kebijakan
perekonomian nasional. Tujuan perusahaan
biasanya mengikuti kebijakan ekonomi nasional.
Beberapa Negara yang memakai pendekatan ini adalah Swedia, Prancis, dan
Jerman.
2) Microeconomic Pattern: Dalam pendekatan ini
akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis. Konsep akuntansi merupakan
derivasi dari analisa ekonomi. Konsep
utamanya adalah bagaimana mempertahankan investasi modal dalam sebuah entitas bisnis.
3) Independent Discipline Approach: Akuntansi dipandang
sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis. Negara Amerika dan
Inggris menganut pendekatan ini.
4) Uniform Accounting Approach: Akuntansi dipandang
sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan control. Dalam hal ini
akuntansi digunakan untuk mempermudah penggunaan dan menyeragamkan baik
pengukuran, pengungkapan dan penyajian serta sebagai alat control untuk semua
tipe bisnis dan pemakai, termasuk manager, pemerintah dan otoritas perpajakan.
Klasifikasi yang dilakukan G. G. Mueller
yang dimuat dalam The International Journal of Accounting (Spring 1968) yang
menggunakan penilaian perkembangan ekonomi, kompleksitas bisnis, situasi
social politik serta sistem hukum,
membagi Negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan sistem akuntansi yaitu:
(1) Amerika Serikat / Kanada / Belanda, (2) Negara-negara persemakmuran Inggris
(3) Jerman / Jepang, (4) Daratan Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat, Belanda
dan Skandinavia), (5) Skandinavia, (6) Israil / Meksiko, (7) Amerika Selatan,
(8) Negara Berkembang, (9) Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan),dan (10)
Negara-negara Komunis
b. Pendekatan Induktif
Sementara Nair dan Frank dalam The
Accounting Review (Juli 1980) membagi Negara-negara ke dalam 5 Group besar
yaitu (1) model persemakmuran Inggris, (2) model Amerika Latin / Eropa Selatan,
(3) model Eropa Utara dan Tengah, (4)
model Amerika Serikat dan (5) Chili
berdasarkan perbedaan dalam praktek pengungkapan dan penyajian. Nair dan
Frank juga menilai tingkat hubungan pengelompokkan Negara-negara tersebut dengan
sejumlah variable seperti bahasa, struktur
ekonomi dan perdagangan. Ternyata terdapat perbedaan antara pengungkapan
dan pengukuran di masing-masing kelompok Negara tersebut. Sementara Nobes dalam
Journal of Business Finance and Accounting(Spring 1983) mengidentifikasi
faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu: 1) Tipe pemakai laporan
keuangan yang dipublikasikan, 2) Tingkat kepastian hokum, 3) Peraturan pajak
dalam pengukuran, 4) Tingkat konservatisme, 5) Tingkat keketatan penerapan
dalam historical cost, 6) Penyesuaian replacement cost, 7) Praktek konsolidasi,
8) Kemampuan untuk memperoleh provisi, dan 9) Keseragaman antar perusahaan
dalam menerapkan peraturan.
- Tujuan dibentuknya akuntansi
internasional
Tujuan di bentuknya Akuntansi
Internasional adalah untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan terutama
bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai belahan dunia. Adapun
alasan-alasan yang mempengaruhi perusahaan melakukan bisnis internasional
adalah:
a. Memperluas pemasaran atau penjualan
Hal ini terjadi sebab mungkin saja sebuah perusahaan
mempunyai kapasitas produksi berlebih dan tidak ada lagi peluang memasarkan dan
menjual produk di Negara tempat perusahaan tersebut berada.
b. Memperoleh akses bahan baku dan faktor-faktor
produksi lain
Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan dan
agricultural harus mencari Negara dimana sumber daya alam atau iklim
memungkinkan perusahaan tersebut menjalankan aktivitasnya.
c. Mendapatkan akses pengetahuan, khususnya teknologi
Akses teknologi sangat diperlukan karena dengan
dikuasainya teknologi ini akan meningkatkan daya saing perusahaan dalam
kompetisi di pasar global. Beberapa cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan
dalam menjalankan bisnis internasional adalah: 1) Ekspor dan impor, 2) Kontrak
manajemen, 3) Pemakaian lisensi dan 4) investasi
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Akuntansi saat ini menyediakan informasi
bagi pasar modal baik domestik maupun internasional. Di samping itu pasar modal
juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar modal internasional
berlangsung secara real time basis. Akuntansi internasioanl adalah akuntansi
untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar Negara yang
berbeda, dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
IFRS (International Financial Report
Standar) merupakan standar akuntansi internasional yang di didirikan oleh
Internasional Accounting Standard Board (IASB). Tujuan penerapan IFRS adalah
memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Choi,
Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International Accounting Edisi 6 Buku
1.Jakarta:Salemba Empat
No comments:
Post a Comment