BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
pendahuluan ini, kita akan membahas sedikit mengenai isi dari makalah.
Diantaranya mengenai Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Hutang Luar
Negeri. Ketiga pembahasan ini sudah ada sejak masa Perang Revolusi Kemerdekaan
Nasional Indonesia.
Secara
singkat, Neraca Pembayaran adalah ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu
tertentu yang meliputi pembelian serta penjualan barang dan juga jasa. Arus
Modal Masuk merupakan arus modal yang berasal dari luar negara tersebut. Arus
modal masuk ini bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya
jika dikelola dengan benar. Sementara Hutang Luar Negri adalah sebagian dari
total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara
tersebut yang membantu pertumbuhan negara Indoneia.
Dengan
adanya 3 pembahasan mengenai materi diatas, kita bisa mengetahui kegunaan dan
keuntungan bagi pembangunan perekonomian di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
- Pengertian
Neraca Pembayaran, dan Utang Luar Negeri?
- Apa
manfaat dan resikonya?
C. Tujuan
- Untuk
dapat memahami apa yang dimaksud dengan Neraca Pembayaran.
- Untuk
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Utang Luar Negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUtang Luar Negeri (ULN)
1. Defenisi hutang Luar Negeri
ULN adalah seluruh pinjaman
serta konsensional baik secara resmi dalam bentuk uang tunai maupun bentuk bentuk
aktiva yang lainnya secara umum ditujukan untuk mengalihkan sejumlah sumber
daya negara-negara maju ke negara berkembang untuk kepentingan pembangunan atau
mempunyai maksud sebagai distribusi pendapatan (Todaro, 1998:163).
ULN adalah sebagai bantuan berupa
program dan bantuan proyek yang diperoleh dari negara lain. Pinjaman luar
negeri atau utang luar negeri merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang
diperlukan dalam pembangunan dan dapat digunakan untuk meningkatkan investasi
guna menunjang pertumbuhan ekonomi (Basri, 2000:127).
Utang luar negeri atau
pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang
diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek,
utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup
defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran
rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Pinjaman luar negeri adalah
semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar
negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian
pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan kewajiban
membayar kembali terhadap pihak luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima
Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping
sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar
negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor
swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi
negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah keterbatasan modal dalam
negeri.
Pinjaman luar
negeri Indonesia dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu pinjaman luar negeri
yang diterima Pemerintah (public debt) dan pinjaman luar negeri yang diterima
swasta (private debt). Dilihat dari sumber dananya, pinjaman luar negeri
dibedakan ke dalam pinjaman multilateral, pinjaman bilateral dan pinjaman
dindikasi. Sedangkan dilihat dari segi persyaratan pinjaman, dibedakan dalam
pinjaman lunak (concessional loan), pinjaman setengah lunak (semi
concenssional loan) dan pinjaman komersial (commercial loan).
Selain pinjaman
luar negeri, terdapat juga penerimaan dalam bentuk hibah. Menurut Surat
Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Keuangan dengan Ketua BAPPENAS
No.185/KMK.03/1995 dan No. KEP. 031/KET/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 yang telah
dirubah dengan SKB No. 459/KMK.03/1999 dan No.KEP.264/KET/09/1999 tanggal 29
September 1999 tentang Tatacara Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan
Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam Pelaksanaan APBN, pengertian
pinjaman luar negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa
dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam
bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu. Sedangkan Hibah Luar Negeri, adalah setiap
penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan
maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa termasuk tenaga ahli dan
pelatihan yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu
dibayar kembali.
Pinjaman luar
negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan
pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa
hasil perdagangan luar negeri, penerimaan pajak dan tabungan baik tabungan
masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan
ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah
keterbatasan modal dalam negeri. Hal ini tercermin pada angka kesenjangan
tabungan investasi “Saving-Investment Gap” (S-I gap) dan “Foreigan Exchange
Gap” (forexgap).
Saving
Investment gap menggambarkan kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan
dana investasi yang dibutuhkan, sedangkan Foreign Exchange Gap menggambarkan
kesenjangan antara kebutuhan devisa untuk membiayai impor barang/jasa dengan
penerimaan devisa hasil expor barang/jasa. karena itu negara-negara berkembang
membutuhkan pinjaman luar negeri untuk menutup kekurangan kebutuhan pembiayaan
investasi dan untuk membiayai devisit transaksi berjalan (current account)
neraca pembayaran dalam rangka pembiayaan transaksi internasional sehingga
posisi cadangan devisa tidak terganggu.
2. Jenis – Jenis Utang Luar Negeri
Utang luar negeri merupakan
bantuan luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju
atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman
semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman
tersebut (Zulkarnain,1996:19).
Adapun bentuk-bentuk bantuan luar negeri dapat dibedakan atas :
1) Pinjaman dengan syarat
pengembalian
a. Hadiah/Grant: yaitu bantuan luar negeri yang tidak bersyarat
pengembalian atau pelunasannya kembali.
b. Pinjaman Lunak : yaitu pinjaman dengan syarat yang sangat ringan,
dimana jangka waktu pengembaliannya antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun dan
tingkat bunga antara 0 sampai dengan 4,5 persen per tahun.
c. Pinjaman/Kredit Ekspor : yaitu kredit yang diberikan oleh negara
pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor. Jangka waktu
pembayarannya adalah 7 tahun sampai dengan 15 tahun dan tingkat bunga antara 4
persen sampai dengan 8,5 persen per tahun.
d. Kredit Komersial : yaitu kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan
tingkat bunga dan lain-lain sesuai perkembangan pasar internasional.
2) Pinjaman/Kredit
Bilateral/Multilateral
a. Pinjaman/Kredit Bilateral: misalnya bantuan/kredit yang diperoleh
dari negara CGI.
b. Pinjaman/Kredit Multilateral: misalnya bantuan/kredit dari peserta
IBRD, IDA, UNDP, ADB, dan lain-lain. Jangka waktu dan syarat pengembalian
bantuan/kredit bilateral/multilateral adalah berdasarkan perjanjian antara
pemerintah Indonesia dengan pihak-pihak yang memberikan bantuan/kredit.
Sumber-sumber
pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah Indonesia dalam setiap tahun
anggaran yang berupa pinjaman bersumber dari:
1. Pinjaman Multilateral Pinjaman multilateral sebagian besar
diberikan dalam satu paket pinjaman yang telah ditentukan, artinya satu naskah
perjanjian luar negeri antara pemerintah dengan lembaga keuangan internasional
untuk membina beberapa pembangunan proyek pinjaman multilateral ini kebanyakan
diperoleh dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (BPD), Bank Pembangunan Islam
(IDB), dan beberapa lembaga keuangan regional dan internasional.
2. Pinjaman Bilateral Pinjaman bilateral adalah pinjaman yang berasal
dari pemerintah negara– negara yang tergabung dalam negara anggota Consultative
Group On Indonesia (CGI) sebagai lembaga yang menggantikan kedudukan IGGI.
B. Neraca pembayaran
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi
finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi
dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua
macam
transaksi:
Transaksi
Debit
Transaksi
yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
Transaksi
Kredit
Transaksi
yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang
menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Tujuan
Penyusunan Neraca Pembayaran
Mengetahui
Peranan Sektor Eksternal Dalam Perekonomian Suatu Negara Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya
jumlah permintaan produk domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin
besar permintaan terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin
dari nilai ekspor Negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor
eksternal dalam pembentukan produk domestik.
Mengetahui
Aliran Sumber Daya Antar Negara.
Berdasarkan
Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara
suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara
tersebut merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai
pengimpor barang atau modal
Mengetahui Struktur Ekonomi dan Perdagangan
Suatu Negara
Dengan
mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti
ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan
ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari Negara lain.
Mengetahui
Permasalahan Utang Luar Negeri Suatu Negara
Berdasarkan
catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.
Mengetahui
Perubahan Posisi Cadangan Devisa Suatu Negara.
Bertambah
atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila
terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah
sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.
Dipergunakan
Sebagai Sumber Data dan Informasi Dalam Penyusunan Anggaran Devisa (foreign
exchange budget).
Dengan
memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus
dapat ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.
Dipergunakan
Sebagai Sumber Data Penyusunan Statistik Pendapatan Nasional (national
account).
Statistic
Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat
salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan
jasa yang tercatat dalam Neraca Pembayaran.
- Komponen Neraca
Pembayaran
Transaksi
Berjalan (current account).
Merupakan
bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek
(mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
Ekspor
dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan
sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit.
net
investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena
merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
net
transfer (transfer unilateral), meliputi bantuan luar negeri,
pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak
swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan
kata lain transaksi berjalan merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu
dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau
jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya
bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta).
Transaksi
berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit
transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar
dari dana-dana yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca
perdagangan dan neraca barang dan jasa.
Transaksi
berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan
secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika
impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca
perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi
adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah
pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari
investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan
dengan pariwisata dan transaksi-transaksi ekonomi lainnya.
Neraca
Modal (Capital Account)
Merupakan
bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam
kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan
real estate) suatu negara, Yang meliputi :
Arus
modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga
kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
Arus
modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga
dari pihak asing (luar negeri).
Transaksi-transaksi
neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka
pendek.
Untuk
dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus
modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing
ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand
terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka
pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri
dan investasi dalam sekuritas.
Cadangan
Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur
perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas
keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit
transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara yang
dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan
cadangan hutang.
Cadangan
devisa terdiri dari :
Cadangan
internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.
Peningkatan
dalam tiap aset tercatat sebagai debit
Penurunan
cadangan aset tercatat sebagai kredit
- Fungsi Neraca
Pembayaran
Neraca
pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.
Sebagai
alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat, mengenai
jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah
suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai anggaran
alat-alat pembayaran luar negerinya
Sebagai
alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan
internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
Sebagai
alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar negeri.
Sebagai
alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut dengan
negara tertentu.
Sebagai
alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
- Manfaat Neraca
Pembayaran
Membukukan
seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam
negari dan penduduk luar
Mengetahui
struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
Mengetahui
mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
Mengetahui
posisi keuangan internasional suatu negara.
Indikator
yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan keuangan
Indikator
fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
Sebagai
bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang
ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh
hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil
kebijakan dibidang politik internasional.
- Tahapan dalam Neraca
Pembayaran
Setiap
negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari
negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
Negara
debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor
daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar
negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
Negara
debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah
surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk
pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
Negara
kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya
secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain.
Negara
kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar
negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan
dengan defisit neraca perdagangan.
- Masalah dalam Analisis
Neraca Pembayaran
Seringkali
mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi
saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar
negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut,
investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau
lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit
neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju)
berupa bantuan dalam bentuk uang yang
dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan
tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara
pemberi bantuan.
Surplus
dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit
dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun
surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan
selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau
keluar dalam jumlah yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar
yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari
individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal
dan finansial, dan item-item finansial.
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk
memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya
yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca
pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter,
fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
perekonomian di indonesia harus cepat di
tanggapi, terutama pada utang luar negeri. Utang Indonesia dimulai sejak tahun
1945. Solusi yang mesti dilakukan adalah Meningkatkan daya beli masyarakat
yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemeberian modal usaha kecil
seluasnya, taat membayar pajak dan digunakan untuk hal yang semestinya,
Mengembangkan sumber daya berkualitas dan menempatkan kesejahteraan yang
berkeadilan dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
http://ebiahmadfabiyan.blogspot.co.id/2015/09/makalah-neraca-pembayaran-internasional.html
No comments:
Post a Comment