Saturday, 9 May 2020

Makalah ANALISIS TUMBUHAN TERHADAP KOMUNITAS TUMBUHAN


Makalah

ANALISIS TUMBUHAN TERHADAP KOMUNITAS TUMBUHAN






KATA PENGANTAR
                       
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mempunyai kesempatan untuk menyusun laporan  saya “Analisis Tumbuhan Terhadap Komunitas Tumbuhan” ini dengan baik.
             Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi tanaman.  Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari berbagai proses antara lain, mencari bahan dan mengelola data serta penyusunan data menjadi laporan.
             Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membantu dan ikut andil serta memotivasi dalam penyusunan laporan ini serta berbagai pihak yang telah membantu.  Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga Saya berharap pada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
     1.1LATAR BELAKANG................................................................................. 1
1.2RUMUSAN MASALAH............................................................................. 3
1.3TUJUAN PENELITIAN.............................................................................. 3
1.4MANFAAT  PENELITIAN........................................................................ 3
                                                                    
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4

BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.    KESIMPULAN.......................................................................................... 9
B.    SARAN....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi, biasanya suatu kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni. Kumpulan berbagai jenis organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas komunitas tumbuhan (vegetasi), komunitas hewan dan komunitas jasad renik. Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat dan saling bergantung. Ilmu untuk menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi. Di dalam komunitas, percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap spesies menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara mereka. Kelompok ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan individu-individu dari satu macam spesies.
Tumbuhan merupakan salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi sebagai media penciptaan makanan dan untuk proses fotosintesis. Dalam ilmu biologi, tumbuhan termasuk organisme yang disebut Regnum Plantaeyang merupakan organisme multiseluler atau terdiri atas banyak sel. Tercatat sekitar 350.000 spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis termasuk tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkandengan individu dan populasi.Berdasarkan pandangan individualistik, komunitas tumbuhan terdiri dari kelompok tumbuhan yang masing-masing mempertahankan individualitasnya.  Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya, jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relative spesies. Beberapa komunitasv terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang semuanya umum ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas mempunyai dampak yang sangat besar pada ciri umumnya. Sesungguhnya, istilah keanekaragaman spesies yang digunakan oleh para ahli ekologi, mempertimbangkan kedua komponen keanekaragaman : kekayaan spesies dan kelimpahan relative. (Campbell.2004).
            Vegetasi merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada umumnya, tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu berupa tegakan dengan ciri-ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak belukar dan lain-lain tergantung dari ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah merupakan tumbuhan yang termasuk bukan tegakan atau pohon namun berada di bawah tegakan atau pohon (Odum, 1993).
            Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di dalam ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut (Indriyanto, 2006).
           
1.2              Rumusan  Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Jelaskan pengertian dari komunitas tumbuhan ?
2.      Jelaskan struktur dan sifat-sifat pada sebuah komunitas tumbuhan ?
3.      Bagaimanakah klasifikasi dari komunitas tumbuhan ?

1.3              Tujuan Penelitian
Berdasarkan  perumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan sebagai berikut :
1.      Menegtahui pengertian dari komunitas tumbuhan
2.      Mengetahui struktur dan sifat-sifat pada sebuah komunitas tumbuhan
3.      Mengetahui klasifikasi dari komunitas tumbuhan

1.4              Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas maka kita dapat memperoleh mamfaat sebagai berikut :
Dengan adanya makalah yang berjudul “ ANALISIS TUMBUHAN TERHADAP KOMUNITAS TUMBUHAN” kita bisa mengetahui bahwa Tumbuhan adalah salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan memiliki klorofil atau zat hijau daun yang memiliki fungsi sebagai media untuk menciptakan sebuah makanan dan sebagai proses berfotosintesis. Tumbuhan dan manusia memang memiliki hubungan yang sangat penting. Pasalnya manusia banyak jenis tumbuhan yang dapat dikonsumsi manusia. Dan keduanya juga sama-sama mahluk hidup yang pastinya memiliki kehidupan dan organ-organ yang dapat membantu berlangsung hidup keduanya.Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu daerah. Ekosistem tumbuhan terdiri dari kumpulan spesies tumbuhan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan yang disebut komunitas.
Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan struktur trofik dan arus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di dalamnya terdapat peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan berdampingan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunitas Tumbuhan
Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari individu-individu spesies tumbuhan dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Ekosistem tumbuhan terdiri dari kumpulan spesies tumbuhan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan yang disebut komunitas.Suatu komunitas dapat dicirikan dengan adanya suatu unit lingkungan yang memiliki kondisi habitat utama yang seraga. Unit lingkungan seperti ini disebut Biotop. Contoh antara lain : hamparan lumpur, pantai pasir, dan unit lautan. Biologi ini ditntukan oleh sifat-sifat fisik , sedangkan yang dicirikan oleh unsur organisme, contohnya adalah padang alang-alang, hutan pinus, hutan mangrove, dll (Ardhana.2012).
Berdasarkan pandangan individualistik, komunitas tumbuhan terdiri dari kelompok tumbuhan yang masing-masing mempertahankan individualitasnya. Namun adanya individualitas tumbuhan bukan berarti menghambat adanya hubungan tertentu diantara tumbuhan dalam komunitas. Hubungan ini menurut  Walter digolongkan dalam tiga kelas yaitu :
1.      Pesaing Langsung (Direct Competitors), terjadi persaingan terhadap sumber daya lingkungan yang sama karena menempati strata atas maupun bawah dalam suatu lahan yang sama.
2.      Spesies Dependen (Dependent Species), spesies yang hanya dapat hidup pada niche tertentu hanya dengan hadirnya tumbuhan lain. Sebagai contoh tumbuhan lumut yang hanya dapat tumbuh pada kondisi mikroklimat tertentu yang dihasilkan oleh tegakan pohon.
3.      Spesies Komplementer (Compementary Species), spesies yang tidak saling bersaing dengan spesies lain karena persyaratan hidup cukup berhasil/ puas dengan menempati strata yang berbeda atau dengan ritme musiman yang berbeda.
                        Konsep dasar dalam komunitas tumbuhan, dimana istilah tumbuhan dapat didefinisikan sebagai suatu organisme hidup yang mempunyai kemampuan menangkap energi sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik.Istilah tumbuhan itu ditujukan terhadap semua makhluk hidup, baik mereka itu bersel satu ataupun bersel banyak, asalkan mereka itu memiliki butiran-butiran hijau daun (kloroplas) yang didalamnya terdapat zat hijau daun (klorofil). Jadi, suatu tumbuhan dapat berkisar mulai dari bentuk bakteri hingga organisme-organisme yang nampak sebagai pohon-pohon raksasa.Dalam analisa komunitas, dikenal istilah keanekaragaman spesies. Dalam menentukan indeks keragaman tersebut, ada beberapa metode analisa yang dapat digunakan, antara lain Indeks Margalelef, Indeks Simpson, Indeks Menhenick, Indeks Brillouin, dan Indeks Shanon. Sedangkan indeks similiaritas biasanya dianalisa dengan indeks equitabilitas (e) dengan nilai kisaran antara 0-1. 
Contoh komunitas :
Description: C:\Users\USER\Downloads\download (8).jpg                      Description: C:\Users\USER\Downloads\download (7).jpg

Mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang khas terdapat di sepanjang pantai terlindung atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove sering pula disebut sebagai hutan pantai, hutan pasang
surut, hutan payau atau hutan bakau.Mangrove berfungsi menjebak dan menahan sedimen, merendam badai pantai dan energy gelombang, memberi perlindungan bagi juvenile ikan dan biota avertebrata dan mengasimilasi nutrient untuk dikonversi menjadi jaringan tumbuhan, control terhadap erosi, menetralisasi limbah cair dan sebagai sanctuary kehidupan liar ( Clark, 1982).

2.2 Struktur Mengetahui struktur dan sifat-sifat pada sebuah komunitas tumbuhan
Hasil analisis komunitas tumbuhan diajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas itu sendiri.Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif :
1.      Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2.      Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
Berdasarkan perilaku fisiologi dan keturunan, sesuatu jenis tumbuhan dapat memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Evapotranspirator, adalah kemampuan tumbuhan menguapkan air ke udara lingkungannya
2.      Pengumpul unsur-unsur hara tertentu yang potensial bersifat racun bagi pertumbuhan jenis suatu tumbuhan lain.
3.      Pengahasil senyawa allelokimia   
4.      Penyelenggara berbagai relung ekologi (Ecological niches).
2.3    Mengetahui KlasifikasiKomunitas Tumbuhan
Komunitas vegetasi diklasifikasikan dalam beberapa cara menurut kepentingan dan tujuannya. Pada umumnya dan yang banyak disukai ialah klasifikasi berdasarkan:
  1. Fisiognomi
  2. Habitat
  3. Komposisi dan dominasi spesies
A.    Fisiognomi: Menunjukkan kenampakan umum komunitas tumbuhan. Komunitas tum-buhan yang besar dan menempati suatu habitat yang luas diklasifikasikan kedalam komponen komunitas sebagai dasar fisiognominya.Komponen kmunitas yang menjadi dasar fisiognomi ini ialah yang berada dalam bentuk dominan. Sebagai contoh: Komunitas hutan, padang rumput, stepa, tundra dan sebagainya.
B.     Habitat: Karena komunitas sering dinamik dengan kekhasan habitat maka habitat ini digunakan menjadi dasar pembagian komunitas.
Pada umumnya dikaitkan dengan kandungan air tanah pada habitat yang bersangkutan. Pembagian itu antara lain:
1.      Komunitas lahan basah
2.      Komunitas lahan agak basah
3.      Komunitas lahan mesofit
4.      Komunitas lahan agak kering
5.      Komunitas lahan kering
C.     Komposisi dan dominasi spesies: Disini komunitas tumbuhan yang besar dibagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dengan dasar komposisi dan dominasi spesies. Klasifikasi seperti ini memerlukan pengetahuan isi spesies dalam komunitas itu frekuensinya, dominasinya dan lamanya spesies itu berada (fideling/kesetiaan). Komunitas diberi nama dengan spesies yang dominan atau yang memperlihatkan frekuensi tinggi misalnya: Betula-Rhododendron-Magnolia assosiasi, Kruing-Kamper-Meranti-Jati.

BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Komunitas dapat diketahui bahwa komunitas merupakan konsep yang penting dan memiliki cakupan yang luas ketika kita melihat dari segi klasifikasi, komposisi, analisis, serta dinamikanya, karena di alam berbagai jenis organisme, hidup bersama dalam suatu aturan dan tidak tersebar begitu saja dan apa yang dialami oleh komunitas akan dialami oleh organisme. Komunitas juga memberikan peluang bagi suatu organisme untuk hidup secara bersama dan berdampingan tapi tanpa terlepas dari adanya suatu kompetisi sehingga akan ditemukan populasi tertentu yang berperan sebagai dominansi dalam komunitas tersebut, karena tidak semua organisme dalam komunitas sama pentingnya dalam menentukan keadaan alamiah dan fungsi dari seluruh komunitas maka populasi yang mendominasi tersebut terutama adalah populasi yang dapat mengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat sekali mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang sama.

B.  Saran
Tiada kata sempurna untuk semua yang ada didunia, begitu juga dengan makalah ini. Oleh karena itu bagi pihak – pihak terkait kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sipatnya membangun guna perbaikan. Mohon dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA


Ardhana,Putu Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Denpasar. Udayana University
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Eugene. P. Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : Gajah Mada  University Press
Heddy, S., S.B Soemitro, dan S. Soekartomo. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta :    Rajawali
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/deskripsi-dan-analisis-vegetasi-floristika-dan-non-floristika
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara
Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Malang : UNM Press
Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar Tentang Konsep Ekosistem. Bogor : Fakultas kehutanan IPB
Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambanan
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Syamsurizal. 1999. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang: UNP press
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta : UGM press


No comments:

Post a Comment