Saturday, 9 May 2020

LAPORAN TUTORIAL BLOK III KEPERAWATAN DASAR II “PENGUKURAN TTV, PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN”


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda-tanda vital sangat dibutuhkan. Karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat bebrapa mendiagnosis tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada bebrapa pemeriksaan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital mrupakan cara yang cepat dan efisien dalam berangkat kondisi klien ataunmembecirakan masalah dan mengembalikan respon terhadap intrvensi yang diberikan. Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan rencana disusun nya keperawatan. Selanjutnya mengambil tanda-tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu mengambil tergantung keadaan klien.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda-tanda vital
2.      Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda-tanda vital
3.      Berapakah batas normal setiap tanda-tanda vital

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan dari tanda-tanda vital
2.      Untuk mengetahui masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital
3.      Untuk tahu batas normal setiap tanda – tanda vital

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Tanda –Tanda Vital
Tanda-tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien hearts memantau kondisi klien atau membicarakan masalah dan mengevaluasi respon erhadap intervesi yang di berikan. Penggunaan tanda-tanda vital memberikan data dasar untuk tahu respon terhadap menekankan fisiologi / psikologi, respon terapi medis dan keperawatan. Hal ini disebut tanda-tanda vital.
Waktu untuk mengukur tanda tanda vital
1.         Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas
2.         Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah
3.         Di rumah sakit / fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program
4.         Sebelum dan setelah prosedur bedah atau diagnostic invasive
5.         Sebelum, saat, dan setelah memindahkan darah-darah
6.         Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang berpengaruh tanda-tanda vital
7.         Saat klien dapatkan fakta yang non spesifik
8.         Menggigil adalah respon tubuh terhadap perbedaan suhu dalam tubuh .

B.     Jenis-Jenis Tanda Vital
1.      Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Darah mengalir karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi transisi dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan puncak terjadi saat vetrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekana darah sistemik atau arteri merupakan indicator yang paling baik untuk kesehatan kardiovaskular. Tekanan diastolic adalah tekanan rendah yang terjadi saat jantung istirahat. Tekanan darah biasanya disajikan sebagai rasio tekanan sistolik tehadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya jarak dari 100/60 – 140/90. Rata-rata tekanan normal biasanya 120/80.
Menurut Hayens(2003) tekanan darah timbul ketika  bersikulasi didalam pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muscular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastic dan ketahanan yang kuat. Tekanan darah diukur dalam satuan millimeter air raksa (mmHg). Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran darah secara rutin.
a.       Pemeriksaan Tekanan Darah
1)      Alat yang digunakan
a)      Tensi meter
b)      Stetoskop
c)      Buku catatan
2)   Pelaksanaan
a)      Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b)      Mendekatkanalat kesamping pasien
c)      Mencuci tangan dan memkai sarung tangan
d)     Mengatur posisi klien
e)      Membuka pakaian yang menutupi lengan atas
f)       Membalutkan kantong tensi meter pada lengan ats kira-kira 3 cm di atas fosa cubiti, dengan tinta karet disebelah luar lengan, balutkan tapi jangan terlalu kencang
g)      Memakai stetoskop
h)      Meraba detik arteri brakialis dengan ujung tengah dan jari telunjuk. Pastiksn tidak diperkenank menggenggamkan tangan atau menempel kan tangannya.
i)        Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brakialis
j)        Mengunci skrup stetoskop
k)      Memompakan udara kedalam kantong dengan cara memijat balon berulang ulang, air raksa didalam pipa naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
l)        Membuka sckrup balon denga menurunkan tekanan dengan perlahan lahan
m)    Mendengar denyut dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berada pada skala mulai terdengar denyut pertama dan memcatat sebagai tekanan sistol
n)      Meneruskan membuka skruptdi perlahan lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan menghilang, dicatat sebagi tekanan diastole
o)      Membuka kantong karet, digulung dengan rapi
p)      Mengunci tensi meter kea rah
q)      Merapikan pasien
r)       Membereskan alat
s)       Memcuci tangan
t)       Mendokumentasikan
b.      Masalah Yang Harus Dikaji Pada Tekanan Darah
a)      Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yaitu tekanan diastolic  mencapai 140mmHg atau lebih, terapi tekanan diastolic kurang dari 90mmHg dan tekanan diastolic masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan paa usia lanjut sejalan dengan bertambah nya usia, hamper setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan diastolic terusmeningkat sampai usia 80 kemudian berkurang perlahan – lahan bahkan menurun dratis. Hipertensi ini juga di sebab kan olehberbbagai masalah kebutuhan nutrisi, seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup.
Penatalaksanaan hipertensi juga dapat menganjurkan pasien untuk memka obat anti hipertensi dan turunkan jumlah dosis nya yang disediakan dengan langkah-langkah:
1)      Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh lebih dari27 kg)
2)      Meningkatkan aktivitas fisik aerobic(30/35)
3)      Mengurangi asupan nutrium (< 100 mmol Na/ 6gr Nacl/hari)
4)      Mempertahan kan asupan kalsium yang adekuat (90 mmHg/hari)
5)      Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolestrol dalam makanan.
Yang perlu di kaji pada pasien hipertensi
1)      Aktifitas dan istirahat
a)      Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
b)      Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea
2)      Sirkulasi
a)      Gejala: riwayat hipertensi, arteri korosis penyakit jantung coroner/katup dan penyakit cerebral vaskuler
b)      Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah)di perlukan untuk menegakkan diagnosis
c)      Bunyi jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 ( pengerasan ventrikel kiri/hipertrofi vertrikel kiri)
d)     Desiran vaskuler terdengar diatas karotis
e)      DVJ (distensi vena jugularis)
f)       Ekstermitas : perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler lambat tertunda (vasokontriksi)
g)      Kulit pucat, diagnosis dan diaphoresis (konghesif/impoksemia) kemerahan (veoktamusisoma)
3)      Integritas ego
a)      Gejala : riwayat perubahan kepribadian ansietas, depresi, atau marah kronik
b)      Tanda : gelisah, penyempitan kontinu pertahanan, gerak tangan, sempit, peningkatan pola bicara


4)      Eliminasi
a)      Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu seperti infeksi atau riwayat penyakit masa lalu
5)      Makanan dan cairan
a)      Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak, kolestrol, keju, telur, gula merah.
b)      Tanda : berat badan normal atau obesitas, adanya edema, konghesti vena. DVJ/Distensi vena jagularis
6)      Nyeri
a)      Gejala : angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung, nyeri hilang timbul pada tungkai
7)      Pernafasan
a)      Gejala : dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja takipnea, ortopnea, dyspnea nontural, potok sismol, riwayat merokok
b)      Tanda : bunyi nafas tambahan, distress respiorasi atau penggunaan otot aksesoris pernafasan sianosis
8)      Keamanan
a)      Gejala : gangguan koordinasi atau cara berjalan , episode perestasia unilateral, transen, hipotensi postural
9)      Penyuluhan
a)      Gejala : faktor –faktor resiko keluarga, hpertensi arteroskalerosism penyakit jantung, DM, penyakit cerebros vaskuler ginjal
Umur
Tekanan sistolik/diastolic (mmHg)
1 bulan
86/54
6 bulan
90/60
1 tahun
96/65
2 tahun
99/65
4 tahun
99/65
6 tahun
100/60
8 tahun
105/60
10 tahun
110/60
12 tahun
115/60
14 tahun
118/60
16 tahun
120/65



2.      Nadi
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh kontraksi dari vetrikel kiri jantung. Denyut nadi adalh rangsangan kontraksi jantung yang dimulai dari NODES SINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang merupakan bagian atas serambi kanan jantung. Salah satu indicator kesehatan  jantung adalah terjadi nya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat. Pemerikasaan nadi sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan pemerikasaan nadi dapat mengetahui keadaan nadi yang terasa pada pembuluh darh arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang menglir di dalam nya sewaktu jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
Tujuan pemeriksaan nadi adalah
a)      untuk mengetahui kerja jantung
b)      untuk mengetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah
c)      untuk menetukan denyut nadi normal atau tidak
Kecepatan denyut jantung bereaksi terdapat rangsangan yang ditimbulkan oleh system saraf simapatis dan saraf parasimpatis, bebrapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut : emosi, nyeri, aktivitas, dan obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya darah.
a.       Pemeriksaan nadi
1)      Alat yang digunakan
a)      Alat penghitung denyut nadi
b)      Jam tangan / arloji
c)      Buku catatan
2)      Pelaksaan
a)      Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b)      Mempersiapkan alat yang di butuhkan
c)      Membawa alat kedekat pasien
d)     Mengatur posisi pasie
e)      Meraba/ menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi(temporalis, karotis, apical, brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis)
f)       Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, keempat, dan tekan dengan lembut
g)      Mengetahui tau melaksanakan hal-hal yang pelu diperhatikan dalam menghitung denyut jantung
h)      Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua(2). Apabila denyut tidak teratur dan pada pasien yang baru dilakukan pemeriksaan hitung selama satu(1)menit penuh.
i)        Mencuci tangan
j)        Mencatat hasil
b.      Masalah yang harus dikaji pada pemeriksaan nadi
Kecepatan nadi(pulse rate)
Pulse rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama selama satu(1) menit ) dihitung dengan menekan arteri perifer dengan menggunakan ujung jari
1)      Tachycardia: nadi >100-150 x/menit jantung overwork oksigensi sel tidak adekuat
2)      Palpitasi: perasaan bedebar-debar, sering menyertai tachycardia
3)      Bradycardia: denyut nadi < 60 x/menit kejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia
Denyut Nadi sangat fluktuatif dan meningkat dengan:
1)      Execise
2)      Illness
3)      Injury
4)      Emotions



c.       Batasan normal nadi
Usia
Denyut nadi (x/menit)
Balita
120-160
Anak
90-140
Prasekolah
80-110
Sekolah
75-100
Remaja
60-90
Dewasa
60-100

3.      Pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dai luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi ke luar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa bernafas kira-kira 16-20 x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebih cepat daripada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu badan naik kecepatan bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.a Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai prose pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemerilsaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama, kedalan, dan tipe atau pola pernafasan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pola pernafasan :
1)      Faktor fisiologis
a)      Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia
b)      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.
c)      Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2
d)     Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan , obesitas, penyakit kronis, seperti TBC paru.
2)      Faktor perkembangan
a)      Nak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
b)      Dewasa, muda dan pertengahan; diet yang tidak sehat,kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru
c)      Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosclerosis, elastisitas menurun
3)      Faktor perilaku
a)      Nutrisi
b)      Exercise : aklan meningkatakan kebutuhan oksigen
c)      Merokok : nikotin menyebabkan fase kontruksi pembuluh daraah perifer dan coroner
d)     Kecemasan
4)      Faktor lingkungan
a)      Tempat kerja
b)      Suhu lingkungan
c)      Ketinggian dari permukaan

Faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan
1)      Olahraga
2)      Stress
3)      Peningkatan suhu lingkungan
4)      Penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang tinggi
Tujuan menghitung pernafasan
1)      Mengetahui keadaan umum pasien
2)      Mengikuti perkembangan penyakit
3)      Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose
a.       Menghitung pernafasan
1)      Alat
a)      Jam tangan/arloji
b)      Buku catatan
2)      Pelaksaan
a)      Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b)      Membawa alat kesamping klien
c)      Memcuci tangan
d)     Hitunglah naik turun nya dad klien (pernafasan) sambal memgang arteri radialis dan menekukkan ke dada klien seperti pura-pura menghitung denyut nadi(mengupayakan agar psien tidak merasa di observasi)
e)      Jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasil nya dengan dua. Jika irama respirasi tidak teratur hitung selama satu menit
f)       Membereskan alat
g)      Memcucitangan
h)      Mencatat hasil
b.      Masalah yang harus dikaji pada pernafasan
1)      Ritme pernafasan
a)      Eupnea : irama normal
b)      Kusmaul : cepat dan dalam
c)      Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normalzzz Biot’S :
Cepat dan dalam , berhenti tiba-tiba, kedalaman sama ( kerusakan saraf)
d)     Cheyne stock : bertahap dangkal – lebih cepat dan dalam – lambat –apnea (kerusakan saraf)
e)      Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan nafas
f)       Othopnea : sesak pada waktu posisi terbaring
g)      Suara batuk : produktif/ tidak
2)      Palpasi
a)      Nyeri dada tekan : kemungkinan fraktur iga
b)      Kesimetrisan ekspensi dada
Cara nya: letakkan kedua telapak tangan secara datar
-          Bias pada anterior, sisi dan posterior
-          Anjurkan Tarik nafas
Amati : normal bila gerakan tangan simetris
-          Taktil fremitus
Caranya :
-          Letakkan tangan sama dengan cara pemerikasaan ekspensi dada
-          Anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh/ enam-enam
-          Rasakan getaran
Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks
Lakukan pada seluruh permukaan dada( atas, bawah, kiri. Kanan, depan, belakang)
3)      Perkusi
a)      Suara perkusi
-          Paru normal : sonor/resonan
-          Pneumothoraks : hipersonor
-          Jaringan padat( jantung, hati) : pekak/datar
-          Daerah yang berongga : tympani
-          Batas organ
b)      Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan-tympani : ICS 7/8 (paru-lambung)
c)      Sisi dada kanan : ICS 4/5 (Paru-hati)
d)     Dinding posterior : supraskapularis (3-4 jari di pundak) batas atas perut
-          Setinggi vertebratorakal 10 garis scapula batas bawah paru
4)      Auskultasi
a)      Suara/ bunyi nafas vesikuler
-          Terdengar di semua lapang paru normal
-          Bersifat halus, nada rendah
-          Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
-          Bronchovesikuler
b)      Ruang intercostal pertama dan kedua area interskapula
c)      Nada sedang,lebih kasar dari vesikuler
d)     Inspirasi sama dengan ekspirasi
e)      Bronchial
f)       Terdengar diatas manubarium
g)      Bersifat kasar, nada tinggi
h)      Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
i)        Suara ucapan
j)        Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh brukang ulang secara berisik sesudah inspirasi
k)      Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambal mendengarjan secara sistematik disemua lapang paru dengan menggunakan stetoskop
l)        Bandingkan bagian kiri dan kanan
5)      Suara tambahan
a)      Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumn saluran pernafasan karena penyempitan : ada secret kental/lengket
b)      Rales (ronchi basah )
Suara yang terputus, akibat akibat aluran udara melewati cairan dan terdengarvpada saat inspirasi
c)      Wheezes- wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi.

c.       Batasan normal pernafasan
No
Usia
Frekuensi (x/menit)

Balita
30-60

Anak
30-50

Pra sekolah
25-32

Sekolah
20-30

Remaja
16-19

Dewasa
12-20
 
                    
4.      Suhu
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolism dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panassecara kimiawi melalui metabolism darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas yang hilang dengan juumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpangan panas.
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengstursn hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal diatas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis maslah klinis yang dialami klien
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :
1)      Usia : pengaturan suhu tubuh tidaj stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitive terhadap suhu yang ekstrem
2)      Olahraga : meningkatkan produksi panas
3)      Kadar hormone : perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih besar dari laki-laki
4)      Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5ºc selama 24 jam titik terendah pada pukul 1-4 hari dini hari
a)      Pemeriksaan suhu
Dimulut atau oral
1)      Alat yang digunakan
a)      Thermometer oral
b)      Botol berisi larutan sabun
c)      Botl larutan desinfektan
d)     Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kainkasa
e)      Potongan tertutup pada tempatnya
f)       Bengkok
g)      Alat tulis
h)      Buku catatan
2)      Pelaksanaan
a)      Mencuci tangan
b)      Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
c)      Mengatur posisi pasien
d)     Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun-ayun dengan hati-hati sampai air raksa penuhbpada titik angka terendah(dibawah 35ºc)
e)      Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakan reservoin thermometer dibawah lidah kemudian anjurkan psien untuk menutup mulut
f)       Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep satu kali dengan tekanan yang mantap dari atas ke reservoir dengan putaran
g)      Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar-putar diantaranya sampai batas air raksa jelas
h)      Catat hasil di buku catatan
Diketiak/aksila
1)      Alat yang digunakan :
a)      Thermometer aksila
b)      Botol berisi air sabun
c)      Botol berisi larutan desifektan
d)     Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kainkasa
e)      Potongan tertutup pada tempatnya
f)       Menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan dibawah klien.
g)      Biarkan thermometer ditempat tersebut
-          Thermometer air raks 5 – 10menit
-          Thermometer digital samapi sinyal terdengar
h)      Keluarkan thermometer dengan hati-hati
i)        Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir, buang tisu di bengkok
j)        Baca air raksa atau digitalnya
k)      Membantu klien merapikan baju nya
l)        Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer thermometer digital ke skla awal
m)    Mengembalikan thermometer pada tempat nya
n)      Meleas sarung tangan dan mencuci tangan
o)      Mencatat hasil
p)      Dianus atau rectal
1)      Alat yang digunakan
a)      Thermometer rectal
b)      Botol berisi air sabun
c)      Botol berisi larutan desifektan
d)     Botol yang berisi air bersih didalam nya dialasi dengan kain kasa
e)      Potongan tertutup pada tempatnya
f)       Bengkok
g)      Alat tulis
h)      Buku catatan
2)      Pelaksanaan
a)      Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b)      Mendekatkan alat ke samping klien
c)      Mencuci tangan dan memakai sarungf tangan
d)     Memasang tirai
e)      Membuka pakaian bawah
f)       Mengatur pisisi klien
g)      Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk kea rah perut
h)      Bayi atau anak : tengkurap atau telentang
i)        Melumasi ujung thermometer dengan vaselin
j)        Membuka anus dengan menaikan bokong atas dengan tangan kiri(untuk orang dewasa)
k)      Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm
l)        Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk orang laki – laki)
m)    Keluarkan thermometer dengan hati- hati
n)      Lap thermometer memakai tisu dengan dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok
o)      Baca air raksa dan digital nya
p)      Merapikan pasien
q)      Membersihkan thermometer air raksa dan digitalnya
r)       Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital skala awal
s)       Mengembalikan thermometer pada tempatnya.
t)       Melepas sarung tangan
u)      Mencuci tangan
v)      Mecatat hasil
b)      Masalh yang harus dikaji pada pemeriksaan suhu
1)      Demam
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas angka 38 derajat celsius. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit. Selain itu, demam juga bisa terjadi pada kondisi hipertiroidisme, artritis, atau karena penggunaan beberapa jenis obat-obatan, termasuk antibiotik. Kenaikan suhu tubuh akibat konsumsi obat ini disebut dengan demam obat atau “drug fever”.
Meskipun terkadang mengkhawatirkan, demam yang tinggi tidak selalu menandakan bahwa Anda menderita suatu penyakit yang serius. Demam yang seringkali dijumpai pada kasus infeksi anak-anak seringkali tidak berbahaya. Malahan, demam merupakan pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha untuk melawan infeksi tersebut.
Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang seringkali menyertai penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan, seperti misalnya flu atau pilek. Maka dari itu, demam akan menghilang dengan sendirinya saat penyakit yang mendasarinya sembuh. Tapi untuk mengobati demam yang lebih parah, beberapa obat-obatan penurun panas bisa dibeli secara bebas di apotek. Baca aturan pakai dan ikuti dosis yang dianjurkan.Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab demam itu sendiri. Berikut ini adalah contoh gejala yang bisa menyertai demam:
-          Sakit kepala
-          Berkeringat dingin
-          Menggigil
-          Dehidrasi
-          Batuk-batuk
-          Sakit tenggorokan
-          Sakit pada telinga
-          Diare dan muntah-muntah
-          Sakit otot
-          Kehilangan selera makan
-          Merasa kelelahan
2)      Hipertermia
Hipertermia adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh meningkat drastis dari suhu normal. Hipertermia umumnya terjadi ketika sistem yang mengatur suhu tubuh tidak mampu lagi menahan suhu panas dari lingkungan sekitar. Bayi dan anak-anak usia hingga 4 tahun merupakan kelompok yang rentan terkena hipertermia. Risiko hipertermia juga cukup tinggi pada orang dengan obesitas, pekerja di lapangan, orang lanjut usia (lansia) di atas 65 tahun, atau menderita kondisi kesehatan tertentu.  
3)      Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC. Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.
Hipotermia diklarifikasikan melalui pengukuran suhu
-          Ringan 33º-36ºc
-          Sedang 30º-33º
-          Berat 27º-30º
-          Sangat berat <30º
4)      Kelelahan akibat panas
        Kelelahan akibat panas terjadi akibat kehilangan cairan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terlalu panas. Tanda dan gejal kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas
5)      Heat stroke
         Lingkungan dengan suhu tinggi dapat memengaruhu mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini di sebut heat stroke.penderita heat stroke tidak berkeringat karna kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengansuhu yang lebih besar dari 40,5ºC mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh
batasan normal pemeriksaan suhu
 
Umur
Suhu normal
Anak –anak
36,3º - 37,7 º
Bayi
36,1º – 37,7º
Dewasa
36,5º – 37, 5 º

C.    Pemeriksaan Fisik
1.      Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan pasien. Ini merupakan tahap ke tiga dalam pengumpulan data. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat pemeriksa pasien.
2.      Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untukmenentukan status kesehatan pasien, mengidentifikasikan masalah pasien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan


3.      Metode
a)      Inspeksi
     Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat dan mengevaluasi bagian tubuh yang diperiksa melaluipengamatan atau penilaian. Hasilnya seperti : mata kuning(icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan(sianosis), dll. Secara formal pemeriksaan menggunakan indra penglihatan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, konsisten, dan tidak terburu-buru sejak pertama kali bertemu.
b)      Palpasi
     Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan oleh tangan dan jari-jari terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Ini merupakan langkah kedua yang dilakukan untuk melengkapi data dari inspeksi. Pads atau ujung jari merupakan area yang paling baik yang digunakan untuk palpasi karena ujung saraf spesifik untuk indra sentuh terkelompok saling berdekatan. Pengukuran kasar suhu tubuh paling baik menggunakan punggung(dorsum) tangan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi, (patah/retak tulang).dll.
     Ada beberapa tahap palpasi yaituL:
1)       palpasi ringan bersifat superficial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada permukaan dalam otot. Untuk melakukan palpasi ringan letakan/tekan secara ringan ujung jari anda pada kulit pasien dan gerakan jari anda secara memutar
2)      Palpasi medium, untuk menilai lesi medieval pada peritoneum dan untuk massa, nyeri tekan, pulpasi(meraba denyut), dan nyeri pada kebanyakan struktur tubuh. Dilakukan dengan menekan permukaan telapak jari 1-2 cm kedalam tubuh pasien dengan gerakan mendalam
3)      Palpasi dalam, digunakan untuk menilai organ bagian dalam rongga tubuh dan dapat dilakukan oleh satu atau dua tangan.
c)      Perkusi
     Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang. Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas paru-paru(mengetahui pengembangan paru), dll. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi jaringan. Suara perkusi :
1)      Sonor : suara perkusi jaringan yang norml
2)      Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya daerah paru-paru dan pneumonia
3)      Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar
4)      Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah cavena paru, pada klien asthma kronik.
d)     Auskultasi
     Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Alat yang dogunakan adalah stetoskop. Hal- hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah:
1)      Rales : suara yang dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC
2)      Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru
3)      Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii…….k” bias dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi.misalnya pada bronchitis akut, asma
4)      Pleura Friction Rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
4.      Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :   
a)      Head to toe( kepala ke kaki)
 Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genitalia, rectum, ekstremitas.
b)      ROS (Review of system/ Sistem tubuh)
     Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sitem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem musculoskeletal, integument dan sistem reproduksi. Informasi yang di dapatmembatu perawat menentukan sistem tubuh mana yang perlu menapat perhatian khusus.
c)      Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
     Perawat mengumpulkan data secara sitematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan mengfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus, meliputi : persepsi kesehatan, penatalaksaan kesehtan, nutrisi-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
d)     Doengoes (1993)
      Mencakup : aktivitas/istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makan dan cairan, hygiene, neorosensori, nyeri/ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi social, penyuluhan/pembelajaran.
5.      Persiapan pemeriksaan fisik
a)      Tunjukna pendekatan terhadap pasien
b)      Atur pencahayaan dan lingkungan
c)      Tetapkan ruang lingkup pemeriksaan
d)     Pilih urutan pemeriksaan
e)      Observasi posisi pemeriksaan yang tepat dan penggunaan tangan yang dominan
f)       Buat pasien merasa nyaman

D.    Pengkajian Keperawatan
1.      Pengertian pengkajian keperawatan
       Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien(Sri Setiyarini, SKp.MKes)

2.      Tujuan pengkajian keperawatan
a)      Umum : mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien untuk menegakkan diagnose keperawatan
b)      Khusus, dapat digunakan sebagai;
1)      Dokumentasi pengkajian keperawatan
2)      Informasi utama(inti) bagi pasien dan keluarga
3)      Dasar menentukan diagnose keperawatan
4)      Sumber informasi yang dapat membantu diagnose masalah yang baru muncul
5)      Mendukung keputusan klinis agar tercapai tujuan dan tindakan yang sesuai
6)      Dasar menentukan kebutuhan pasien dan keluarga
3.      Macam – macam data
a)      Data primer
    Semua data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, ysng dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
b)      Data sekunder
     Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat lain atau keluargam seperti orang tua, sodara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
c)      Data lainnya
     Catatan klien(perawatan atau rekam medis lain) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien dimasa lalu.
4.      Teknik pengumpulan data
a)      observasi
adalah tekhnik pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi visual
b)      wawancara
adalah metode pengumpulan data dimana pewawancara, perawat, mendapat respon klien dengan tatap muka. Wawancara dilakukan dengan suasana yang nyaman, situasiyang setenang munkin.

5.      Klasifikasi data
1)      Data subjektif
     Adalah data yang didapatkan dari klien sebgai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui interaksi atau komunikasi
2)      Data objektif
     Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “senses” :2S (sight, smell) dan HT (hearing dan touch atau taste) sealama pemeriksaan fisik.
6.      Validasi
      Validasi data merupakan perbandingan data sunjektif dengan data objektif yang dimkumpulkan dari sumber primer(klien) dan sekunder(misalnya catatan kesehatan) dengan nilai dan standar normal yang diterima
7.      Pencatatan dan pelaporan pengkajian keperawatan
      Focus dokumentasi pengkajian pada data klini adalah perawat dapat mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar, lembar alur(flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara actual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya :
a)      Gunakan format yang terorganisasi
b)      Gunakan format yang telah ada
c)      Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi
d)     Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi
e)      Masukan penytaan yang mendukung klien
f)       Jabarkan observasi dan hasil yang jelas
g)      Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
h)      Tulis data secara ringkas
i)        Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendpatkan validasi
j)        Dilakukan secara sistematis dan terus menerus
k)      Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
l)        Data di kelom[pokan dalam bio – psiko – sosio –spiritual, sesuaikan formatnya
m)    Data dianalisi dengan dukungan pengetahuan yang relafan dan sesuai
n)      Menulis kanidentitas waktu
o)      Menulis nama dan tanda tangan pelaksan pengkajian

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Setelah memahami tentang tanda- tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan pada tubuh kita sangat penting. Terutama bagi tanda- tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu badan, dan berat badan.
Bagaimana prosedur pelakasaan yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambah nya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang dialami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah.
      Dengan demikian suhu tubuh dapat menunjukan keadaan metabolism dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukan perubahan pada sistem cardiovascular, frekuensi pernafasan dapat menunjukan fungsi pernafasan, dan tekanan  darah dapat menilai kemampun sistem cardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.

B.     Saran
       Dari penjelasan diatas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda – tanda vital. Karena kalau kita tidak teliti dalm mengkaji btanda-tanda vital maka kita tidak bisa memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karana pemeriksaan tanda- tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009.Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika. .2009.
 Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika. Yuni Kusmiati. 2010.
 Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya . Bates, Barbara. 1998.
 Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta. EGC Bickley, Lynn S. 2008.
 Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan  Bates.Jakarta. EGC Burnside, John W. 1995.
 Diagnosis Fisik . Jakarta. EGC Candrawati. Susiana.
 Pemeriksaan Fisik system Kardiovaskuler.
Diakases tanggal 18 September 2010 Dealey, Carol.2005.
The Care Of Wound A Guides For Nurses.
 Navarra.Balckwell Publishing. Kusyanti, Eni,dkk. 2006.
 Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.
 Jakarta: EGC. Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC Mubarak,Iqbal wahit,2008,Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik,Jakarta : EGC Suryadi hikmat,2012,Buku Saku Pemeriksaan Fisik Head to Toe.Sukabumi : LCN Press Entrepreneur



No comments:

Post a Comment