BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses profesionalisme bidang
keperawatan merupakan proses berubah jangka panjang yang melibatkan berbagai
pihak, baik dari kalangan keperawatan sendiri ataupun dari kalangan non
keperawatan. Hal ini berarti bahwa perawat harus mau berubah dan mengikuti
perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, perawat harus berani
menghadapi konsekuensi-konsekuensi dan implikasi-implikasi guna menampilkan
ciri profesi dalam dirinya, yaitu sebagai perawat profesional.
Keperawatan di Indonesia telah
mengalami perubahan konsep dan terjadi pergeseran yang sangat penting. Salah
satu pergeseran penting yang terjadi dalam proses profesionalisasi keperawatan
adalah dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke
arah prosedur, tanpa adanya penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah dan
metode ilmiah yang bersifat logis dan sistematis. Sekarang keduanya berjalan
seiring yang dikenal sebagai proses keperawatan.
Antara profesionalisme keperawatan
dengan dokumentasi proses keperawatan saling terkait. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan sangatlah penting. Tuntutan profesi adalah
dokumentasi keperawatan yang bertanggung jawab, baik dari aspek etik maupun
aspek hukum.
Pencatatan proses keperawatan
merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis,
problem solving, dan inset lebih tanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikas masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat
kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang
diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan
lainnya.
B. Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu :
1.
Untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah.
2.
Untuk mengetahui tentang cara
pendokumentasian keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Progress Notes
Progres Note adalah salah satu cara
pendokumentasian tindakan keperawatan dalam keperawatan. Pada metode ini,
pendokumentasian di bagi tiga: catatan perawat, flowsheet (lembar alur) dan
discharge notes (catatan pemulangan dan ringkasan rujukan).
- Catatan
perawat.
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang :
a.
Pengkajian
b.
Tindakan keperawatan mandiri
c.
Tindakan keperawatan kolaboratif /
instruksi dokter
d.
Evaluasi keberhasilan tiap tindakan
keperawatan
e.
Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi
mempengaruhi tindakan keperawatan
f.
Kunjungan berbagai team kesehatan
misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan lain lain.
- Lembar
alur ( Flowsheet )
Harus ditulis 24 jam, berisi tentang :TTV, pemberian obat
dan balance cairan. Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau
pengukuran yang dilakukan secara berulang dan tidak perlu ditulis secara
naratif termasuk data klinik klien tentang TTV, BB, jumlah masukan dan keluaran
cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flowsheet yang biasanya dipakai adalah
catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan
dan catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flowsheet merupakan cara paling
efektif dan efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan dapat
dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang ada di
Flowsheet. Oleh karena itu Flowsheet lebih sering digunakan di IGD, terutama
data fisiologis.
- Discharge
Notes ( Catatan Pemulangan dan ringkasan rujukan )
Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindahkan
pada tempat perawatan lain guna perawatan lanjutan. Discharge Notes ditujukan
untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan homecare dan juga informasi pada
klien.
a.
Informasi untuk tenaga kesehatan
mencakup :
1)
Menguraikan tindakan keperawatan.
2)
Menguraikan informasi yang
disampaikan pada klien.
3)
Menguraikan kemampuan klien dalam
melakukan ketrampilan tertentu seperti menggunakan obat dan lain – lain.
4)
Menjelaskan keterlibatan anggota
keluarga dalam asuhan.
5)
Menguraikan sumber yang diperlukan
di rumah.
b.
Informasi untuk klien hendaknya :
1)
Menggunakan bahasa yang singkat
jelas dan mudah dipahami oleh klien.
2)
Menjelaskan langkah – langkah
prosedur tertentu misalnya cara menggunakan obat di rumah, perlu diberi petunjuk tertulis.
3)
Mengidentifikasi tindakan pencegahan
yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri.
4)
Memberikan daftar nama dan nomor
telepon tenaga kesehatan yang dapat dihubungi klien.
B. Kegunaan dari Progress Notes
Dipersiapkan ketika pasien akan
dipulangkan atau dipindahkan pada tempat perawatan lain guna perawatan
lanjutan. Discharge Notes ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan
homecare dan juga informasi pada klien.
1.
Informasi untuk tenaga kesehatan
mencakup :
a.
Menguraikan tindakan keperawatan.
b.
Menguraikan informasi yang
disampaikan pada klien.
c.
Menguraikan kemampuan klien dalam
melakukan ketrampilan tertentu seperti menggunakan obat dan lain – lain.
d.
Menjelaskan keterlibatan anggota
keluarga dalam asuhan.
e.
Menguraikan sumber yang diperlukan
di rumah.
2.
Informasi untuk klien hendaknya :
a.
Menggunakan bahasa yang singkat
jelas dan mudah dipahami oleh klien.
b.
Menjelaskan langkah – langkah
prosedur tertentu misalnya cara menggunakan obat di rumah, perlu diberi
petunjuk tertulis.
c.
Mengidentifikasi tindakan pencegahan
yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri.
d.
Memberikan daftar nama dan nomor
telepon tenaga kesehatan yang dapat dihubungi klien.
C. Kelebihan (Keuntungan)
menggunakan Progres Notes
1)
Fokus catatan asuhan keperawatan
lebih menekankan pada masalah klien dan proses penyelesaian masalah dari pada
tugas dokumentasi
2)
Pencatatan tentang kontinuitas dari
asuhan keperawatan
3)
Evaluasi dan penyelesaian masalah
secara jelas dicatat. Data disusun berdasrakan masalah yang spesifik
4)
Daftar masalah merupakan “checklist”
untuk diagnosa keperawatan dan untuk masalah klien. Daftar masalah tersebut
membantu mengingatkan perawat untuk suatu perhatian
5)
Data yang perlu diintervensi dijabarkan
dalam rencana tindakan keperawatan
D. Kekurangan dalam Menggunakan Progres
Notes
1)
Penekanan pada hanya berdasarkan
amalah, penyakit dan ketidak mampuan dapat mengakibatkan pada pendekatan
pengobatan yang negative
2)
Kemungkinan adanya kesulitan jika
daftar masalah belum dilakukan tindakan atau timbulnya masalah yang baru
3)
Dapat menimbulkan kebingungan jika
setiap hal harus masuk dalam daftar masalah
4)
SOAPIER dapat menimbulkan
pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya target evaluasi dan tujuan
perkembangan klien sangat lambat
5)
Perawatan yang rutin mungkin
diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk pencatatan tidak tersedia
6)
P (dalam SOAP) mungkin terjadi
duplikasi dengan rencana tindakan keperawatan
E. Bentuk
lembar alur perawatan pasien
TANGGAL
|
07.00-
15.00
|
15.00-23.00
|
23.00 –
07.00
|
|
pengkajian
SSP
|
sadar/
orientasi
|
|||
bingung/
disorientasi
|
||||
tidur
|
||||
tidak
mampu bangun
|
||||
TTV
|
||||
pengkajian
kardiovaskuler
|
frekuensi
jantung
|
|||
irama
jantung
|
||||
intensitas
abnormal bunyi
|
||||
nadi
|
||||
lead/
gambar ECG
|
||||
pengkajian
paru
|
suara
nafas
|
|||
batuk/
nafas dalam
|
||||
tidur
|
||||
Pengkajian
oksigen
|
||||
pengkajian
gastrointestinal
|
mual/
emesis
|
|||
bising
usus
|
||||
frekuensi
miksi
|
||||
diit
|
||||
pengkajian
kanker
|
warna
|
|||
hangat –
dingin
|
||||
edema
|
||||
pengkajian
nyeri
|
tempat
|
|||
durasi
|
||||
pengurangan
|
||||
pengkajian
luka
|
tipe
|
|||
perawatan
insisi
|
||||
penampilan
|
||||
drainase
|
||||
pengkajian
selang terpasang
|
nasogastrik
|
|||
dada
|
||||
IV/
tempat
|
||||
warna/
konsistensi drainase
|
||||
Pengkajian
aktivitas
|
tipe
|
|||
toleransi
|
||||
reposisi
|
||||
ROM
|
||||
higiene
|
mandi
|
|||
perawatan
mulut
|
||||
perawatan
punggung
|
||||
peralatan
|
pompa IV
|
|||
traksi
|
||||
kontak
dokter
|
||||
komentar
|
||||
TTD dan
nama jelas
|
F. Contoh
ringkasan pasien pulang dalam Progres Notes
CATATAN PERAWATAN
|
Nama pasien
no reg
hari, tanggal pulang
waktu pulang
|
tanggal
30 Oktober 2011 pukul 12.10
Tn.
A umur 30 tahun masuk tanggal 24 Oktober 2011. Dilakukan pemasangan infus
pada saat MRS. Cara pelaksanaan tanpa komplikasi.
masalah
keperawatan: kurang volume cairan, keterbatasan aktivitas, kurangnya
informasi tentang pelaksanaan infus.
keadaan
vena tempat pemasangan infus tidak terjadi infeksi. Keadaan pasien sejak
pemasangan infus cairan tubuh cukup dan pasien mau makan dan minum sedikit.
Turgor kulit membaik, masukan sama dengan haluaran. Pagi, dr. B memeriksa
keadaan tempat infus dan sudah perlu dilepas oleh karena keadaab pasien
membaik. Pasien sudah mau makan dan minum sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sejak itu, volume cairan teratasi. Diinstruksikan pada pasien, di rumah agar
menjaga kebersihan makan dan minum. Pulang dengan tetap diresepkan
tetrasiklin 12 tab ttv suhu 37c, nadi 88 kali per menit, pernafasan 28 kali
per menit dan tekanan darah 120/80.
Tanda
tangan dan nama perawat
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencatatan proses keperawatan
merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis,
problem solving, dan inset lebih tanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikas masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat
kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang
diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan
lainnya. Catatan perawat Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai
informasi :
1.
Pengkajian
2.
tindakan keperawatan mandiri
3.
Tindakan keperawatan kolaboratif /
instruksi dokter
4.
Evaluasi keberhasilan tiap tindakan
keperawatan
5.
Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi
mempengaruhi tindakan keperawatan
6.
Kunjungan berbagai team kesehatan
misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan lain lain
B. Saran
Seorang perawat harus mampu
melakukan mencatatan dengan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan yang
sistematis, Perawat harus mampu Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan yang diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut
kepada tenaga kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
& Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisis:8, vol.3. Suzanne
C. Smeltzer & Brenda G. Bare. Penerbit Buku Kedokteran: EGC
NANDA
Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2009-2010.
Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Masjoer Arif
dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FK UI;2000.
No comments:
Post a Comment