KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirannya Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami
dapat menyusun Askep ini dengan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Askep ini di buat untuk memenuhi tugas Makalah ini
berisi tentang KONSEP UMPAN BALIK DAN
JENIS-JENIS UMPAN BALIK.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penulis
tidak akan dapat menyelesaikan Askep ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Makalah ini.
Aceh Besar, 16 September 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
B.
Tujuan
.......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4
A.
Pengertian
Umpan Balik....................................................................... ....... 4
B.
Jenis
– Jenis Umpan Balik............................................................................ 5
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan
.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umpan Balik Dalam Proses Komunikasi Wilbur Schramm yang dikutip dan
diterjemahkan oleh Onong Uchjana Effendi dalam bukunya ‘Dimensi-dimensi
Komunikasi’ menyatakan bahwa : “komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang
disampaikan komunikator cocok dengan frame of reference – yakni pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) – yang diperoleh
komunikan”. Selanjutnya menurut Schramm bahwa bidang pengalaman (field of
experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar. Sebaliknya bila pengalaman komunikan berlainan, akan
terdapat kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Dengan demikian apabila dalan
proses komunikasi dimana komunikator berusaha memahami dan menyesuaikan diri
dengan frame of reference dan field of experience dari komunikan yang pada
gilirannya komunikan akan berusaha memaknai pesan dari komunikator tersebut,
sehingga akan muncul tanggapan dari komunikan terhadap komunikator yang
dinamakan umpan balik/ feedback. Umpan balik sangat penting sekali karena
dengan umpan balik ini kita dapat menilai proses komunikasi itu telah berhasil
dalam arti membuahkan suatu efek. Umpan balik tidak menunjukkan setiap
perilaku, melainkan menunjukkan pertautan (relationship) antara perilaku
komunikator, tanggapan komunikan tersebut dan efek tanggapan komunikan tersebut
kepada perilaku komunikator selanjutnya. Dengan demikian umpan balik berifat
langsung dan tidak langsung. Umpan balik langsung (immediate feedback) terjadi
dalam Komunikasi Interpersonal dan dalam komunikasi kelompok kecil yang
komunikator dapat melihat dan mendengar komunikan secara langsung. Umpan balik
tertunda (delayed feedback) terjadi dalam berbagai jenis situasi komunikasi,
tetapi lebih sering terjadi pada komunikasi massa. Dilain segi umpan balik
tertunda dalam komunikasi massa bersifat selektif, dan komunikator hanya
memperoleh wawasan mengenai bagaimana sebagian kecil dari komunikannya
merasakan tentang pesan yang disampaikannya , juga umpan balik tertunda
biasanya datang agak lambat.
Menurut Dickson yang dikutip oleh Roger B. Ellis, Robert J. Gates, dan Neil
Kenworthy Dalam buku “Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan” membedakan
bahwa ada dua jenis umpan balik, yaitu :
Umpan balik intrinsik adalah bagian integral dari setiap interaksi.
Informasi akan tersedia dari orang lain yang terlibat selama suatu interaksi
yang menunjukkan respons mereka terhadap intervensi tertentu. Belajar
memperhatikan umpan balik selama interaksi dan kemudian berespons sesuai
dengannya adalah suatu unsur yang penting dari komunikasi yang efektif.
Umpan balik ekstrinsik Adalah informasi eksplisit yang disediakan oleh
orang lain yang secara langsung berhubungan dengan interaksi atau dengan kata
lain adalah tambahan pada interaksi yang sebenarnya. Roger B. Ellis, Robert J.
Gates, dan Neil Kenworthy menyataakan umpan balik komunikan membantu hal-hal
berikut :
Memajukan kesadaran diri melalui asimilasi informasi tentang bagaimana
seseorang dilihat oleh orang lain menambah pilihan. Lebih banyak informasi
menyediakan sudut pandang baru dan pilihan-pilihan yang lain. penguatan. Umpan
balik yang positif cenderung mempersering dilakukannya perilaku yang produktif.
dukungan dan motivasi. Budaya kerja yang menggunakan umpan balik cenderung
menyebabkan pekerja merasa lebih dihargai.
Adapun prinsip-prinsip memberi umpan balik menurut Roger B. Ellis, Robert
J. Gates, dan Neil Kenworthy adalah :Bersifat spesifik. Sebuah pernyataan yang
jelas tentang apa yang tepatnya diamati akan lebih berguna daripada sebuah
generalisasi yang luas. Seimbang. Kalau mengangkat aspek kekuatan perlu juga
memasukkan aspek-aspek yang perlu diperbaiki/diperhatikan sebagai aspek
kukurangannya. Tawarkan alternatif yang mungkin. Berikan komentar usulan
tentang bagaimana hal-hal dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Hindari
nasehat yang dogmatis. Lebih menyoroti perilaku dan bukan karakteristik
pribadi, karena perilaku dapat diubah sedang karakteristik pribadi tidak dapat
diubah. Jika ada sesuatu tugas, tetaplah berada dalam batasannya. Dengan kata
lain jika diperlukan umpan balik yang spesifik, inilah yang perlu dikomentari.
Pikirkan tentang apa yang dikatakan oleh umpan balik anda tentang diri anda.
Sedangkan prinsip-prinsip menerima umpan balik menurut Roger B. Ellis, Robert
J. Gates, dan Neil Kenworthy adalah : Mempunyai pikiran yang terbuka. Hindari sikap
mempertahankan diri atau argumentative dan jangan menolak umpan balik.
Mintalah klarifikasi. dengarkan, pertimbangkan, dan putuskan apa yang akan
anda lakukan sesuai dengan yang dinyatakan dalam umpan balik tersebut. Memberi
umpan balik kepada orang lain merupakan keterampilan komunikasi tersendiri.
Umpan balik dapat diberikan secara konstruktif atau secara destruktif. Umpan
balik yang konstruksif menghasilkan keempat hal tersebut di atas. Sedangkan
umpan balik destruktif membuat penerimanya merasa negatif dan tidak jelas
bagaimana memperbaiki hal tersebut.
B.
Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui Pengertian dari Umpan Balik
2. Untuk
mengetahui Jenis-jenis umpan Balik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Umpan Balik
Dalam
proses komunikasi massa dikenal istilah umpan balik atau feedback. Kata
Feedback merupakan dua kata bentukan dalam bahasa Inggris yakni kata feed
(memberi makan) dan back (kembali). Secara harfiah berarti “memberi makan
kembali”, tapi makna sebenarnya “memberi masukan kembali”.
Komunikasi
dipahami sebagai reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau
komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/ sumber. Selain itu, umpan
balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator
(Ardianto, 2004 : 45 - 47).
Komunikasi
yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama.
Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat
ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator,
pesan, media, komunikan, dan umpan balik.
Umpan
balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada
komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Sehingga
feedback menjadi satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi
yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang
dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan
bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka,
umpan balik adalah sebagai nilai rapornya.
Feedback
merupakan respon komunikan terhadap pesan yang diterima baik secara verbal
maupun non verbal. Adanya feedback membantu komunikator dalam menilai apakah
pesan yang disampaikan kepada komunikan dimengerti atau tidak. Dengan demikian
perawat sebagai komunikator perlu memberi kesempatan untuk terjadinya feedback
dari klien. Agar terjadi umpan balik yang baik, maka harus memenuhi
syarat-syarat di bawah ini:
a.
Jujur
b.
Bersifat
khusus dan jelas (deskriptif)
c.
Merupakan
bagian dari solusi
d.
Jangan
bersifat penilaian merupakan hasil oriented bukan personal oriented
e.
Perhatikan
timing yang tepat
B.
Jenis – Jenis Umpan Balik
Dalam
kajian ilmu komunikasi dikenal beberapa jenis feedback. Jenis-jenis umpan balik
tersebut dapat diuraikan berikut ini.
- Internal Feedback
Internal
feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari
komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri.
Ketika menyampaikan pesan, komunikator menyadari telah melakukan
kesalahan/kekhilafan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan
tersebut.
- Eksternal Feedback
External
feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan.
External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak.
Umpan
balik langsung; yaitu reaksi yang dapat
segera ditangkap oleh komunikator, misalnya anggukan kepala pertanda komunikan
mengerti atau setuju terhadap pesan yang diterimanya atau komunikan
menggelengkan kepala yangmengandung arti bahwa pesan yang diterimanya tidak
dimengerti atau dipahami oleh komunikan.
Umpan
balik tertunda; umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback)
adalah umpan balik yang datang kepada komunikator (sumber) setelah melewati
suatu rentang waktu (selang waktu), contohnya rubrik “Surat Pembaca” pada surat
kabar dan sejenisnya.
- Representative Feedback
Sesuai
dengan karakteristik komunikasi massa yang komunikannya bersifat heterogen,
maka tidak mudah untuk mengukur umpan balik yang dari semua komunikan. Karena
itu umpan balik yang datang biasanya merupakan representative (wakil) sampel,
sehingga walaupun yang ditanggapi hanya satu atau dua komunikan, namun hal
tersebut sudah dianggap dapat mewakili sejumlah komunikan yang lainnya.
- Cumulative Feedback
Cumulative feedback
adalah umpan balik yang datang kepada komunikator dihimpun dahulu dan tidak
segera diubah dalam pesan berikutnya, karena komunikator harus
mempertimbangkannya dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.
- Quantitative Feedback
Quantitative feedback
adalah umpan balik yang datang pada umumnya diukur dengan jumlahnya
(kuantitas).
- Institutionalized Feedback
Institutionalized
Feedback adalah umpan balik yang terlembagakan, artinya umpan balik yang
diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung
khalayak untuk mengumpulkan pendapatnya, kemudian dianalisis oleh lemb aga
tersebut.
Sejumlah
ahli ilmu komunikasi mengklasifikasi jenis-jenis feedback secara berbeda-beda
namun esensinya sama. Jenis-jenis yang kami maksud dapat kami jelaskan sebagai
berikjut:
- Feedback Positif – Feedback Negatif
Feedback
positif adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang
menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan
komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan
perlawanan atau pertentangan. Misalnya: komunikan mengangguk-angguk,
memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya.
Feedback
negatif adalah isyarat yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa
komunikan memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai tidak
setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang
komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif
adalah feedback negatif. Misanya: sikap acuh tak acuh, mengganggu orang lain,
nyeletuk, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan yang sedang
dibahas, mengobrol, memotong pembicaraan secara tidak sopan, atau keluar
ruangan tanpa izin dari komunikator, dan lain-lain.
- Feedback Netral – Feedback Zero
Feedback
Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala
yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral
adalah feedback yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif.
Misalnya: perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak, …
Feedback
Zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak
tahu harus menafsirkan isyarat yang muncul dari komunikan. Misalnya: ada yang
tertawa saat komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang lucu, tiba-tiba ada
yang menangis, dan sebagainya.
- Feedback Internal – Feedback Eksternal
Feedback
Internal menunjukkan sumber dari isyarat yang menjadi feedback. Bila itu muncul
dari dalam diri komunikator, maka disebut feedback internal. Contohnya ketika
komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan
meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan
sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.
Feedback
Eksternal adalah umpan balik yang berasal dari komunikan. Dalam hal ini
komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu,
gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi
sementara berlangsung.
- Feedback Verbal – Feedback Non-Verbal
Feedback
Verbal mengarah pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan
sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang
berlangsung. Contoh: interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk (menyampaikan
komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan pesan), atau
dapat pula berupa secarik kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu kepada
yang sedang berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah
habis. Sedangkan feedback Non-Verbal wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan,
seperti ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap,
bentuk senyuman, isyarat tangan, dan lain-lain.
- Feedback Langsung – Feedback Tidak Langsung
Sejumlah
pakar komunikasi tidak sependapat dengan adanya dua jenis feedback ini.
Alasannya karena feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak atau dapat
diidentifikasi keberadaannya saat proses komunikasi sedang berlangsung, bukan
setelahnya. Bila sesudahnya, maka merupakan respon atau tanggapan. Mereka
menyatakan ini karena pengertian feedback langsung (immediate feedback) adalah
feedback yang ditunjukkan ketika komunikasi sedang berlangsung, dan feedback
tidak langsung (delayed feedback) adalah feedback yang disampaikan ketika
komunikasi telah selesai.
Konteks
dua jenis umpan balik ini yakni pada perbandingan komunikasi interpersona dan
komunikasi massa. Pada komunikasi interpersona, jelas untuk sebagian besar
feedbacknya akan bersifat langsung atau segera. Artinya, komunikator akan
segera mengetahui bagaimana reaksi si komunikan ketika ia sedang menyampaikan
pesan tertentu (karena situasinya tatap muka). Ini berbeda dengan komunikasi
massa. Contohnya: Surat kabar, Para pembaca tidak bisa memberikan feedback yang
segera. Feedback para pembaca tersebut dapat disampaikan melalui surat pembaca
yang biasanya waktunya cukup lama sejak apa yang ditanggapi terbit atau dibaca
oleh komunikan, sehingga surat pembaca dapat menjadi contoh feedback tidak
langsung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
proses komunikasi massa dikenal istilah umpan balik atau feedback. Kata
Feedback merupakan dua kata bentukan dalam bahasa Inggris yakni kata feed
(memberi makan) dan back (kembali). Secara harfiah berarti “memberi makan
kembali”, tapi makna sebenarnya “memberi masukan kembali”.
Komunikasi
dipahami sebagai reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau
komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/ sumber. Selain itu, umpan
balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator
(Ardianto, 2004 : 45 - 47).
Komunikasi
yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama.
Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat
ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator,
pesan, media, komunikan, dan umpan balik.
Umpan
balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada
komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Sehingga
feedback menjadi satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi
yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang
dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan
bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka,
umpan balik adalah sebagai nilai rapornya.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam
Pelayanan.Surabaya: Graha Ilmu
Nasir, Abdul,dkk.2009.Komunikasi dalam Keperawatan
Teori dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika
http://seribuharapan-fisiologimanusia.blogspot.com/
(Di Unduh: 24 Oktober 2012)
No comments:
Post a Comment