BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita
melampaui beberapa tahap diantaranya bayi,masa kanak-kanak,masa pubertas,masa
reproduksi, menopause/klimakterium. Masing-masing masa itu mempunyai
kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan
khas karena merupakan penyimpanan dari faal yang khas pula dari masa yang
bersangkutan.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang
lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti
memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap
fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
1.2
Tujuan
1. mengetahui
bentuk skrining wanita sepanjang daur kehidupan.
2. mengetahui
bentuk deteksi dini wanita sepanjang daur kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Skrining
Usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan.
2.2
Tujuan
Skrining
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan.
a. Bayi
·
Pada bayi perempuan telah memiliki
folikel primordial sebanyak 750000,yang kelak akan dikeluarkan ketika ovulasi.
·
Genetalia interna dan eksterna sudah
terbentuk,sehingga sudah dapat dibedakan dengan bayi laki-laki.
·
Pada usia 10 pertama,masih terpengaruh
oleh hormone estrogen sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan
payudara(kadang disertai sekresi cairan seperti air susu),kadang juga ditemukan
perdarahan pervaginam seperti menstruasi.
·
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan
anak menggunakan KPSP(kuesioner pra skrining perkembangan)adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
b. Masa
kanak-kanak
·
Pada periode ini merupakan periode
penting dalam tumbuh kembang anak.perkembangan otak sangat cepat,sehingga pada
masa ini disebut fase pertumbuhan dasar.
·
Pada periode ini juga merupakan masa
kritis dimana anak memerlukan ransangan atau stimulasi untuk mengembangkan otak kanan dan otak kirinya.
·
Bentuk skrining terhadap tumbuh kembang
anak dapat dilakukan dengan menggunakan DDST(denver developmental screening
test),sehingga bisa diketahui atau dinilai perkembangan anak sesuai usia nya.
c. Masa
pubertas
·
Merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa.
·
Masa pubertas ditandai dengan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder(pembesaran payudara, tumbuhnya rambut di pubis, ketiak)sampai
kemampuan bereproduksi.
·
Cepat lambat seorang anak memasuki masa
pubertas dipengaruhi bangsa iklim,gizi,kebudayaan.Semakin baik gizi seseorang
semakin cepat akan memasuki masa pubertas.
Adapun
skrining yang di lakukan pada masa puberitas yaitu :
1. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI)
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap
awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah
terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita
menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7
sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan
menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan
pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan
payudara sendiri maupun ke bidanatau dokter untuk setiap tahunnya.
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat
perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahanbentuk payudara dengan cara
berbaring. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahandi
hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
2. Melihat
Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk
payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :
·
Tahap 1
Melihat
perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit
payudaradi depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan
lurus ke bawah disamping badan.
·
Tahap 2
Periksa
payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat
retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
·
Tahap 3
Berdiri
tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan
ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara
·
Tahap 4
·
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan
berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla.
3. Melihat
Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
·
Tahap 1. Persiapan
Dimulai
dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut
Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan
tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa
payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang
benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical
Stripdan Circular.
·
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan
Vertical Strip
Memeriksa
seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian
atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke
garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan
pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan
tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan
kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm
kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi
seluruh bagian yang ditunjuk.
·
Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan
Cara Memutar.
Berawal
dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling
payudaradengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan
sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.
Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
·
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting
Payudara.
Menggunakan
kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal
dari puting payudara.
·
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan
tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah
terababenjolan abnormal atau tidak.
d. Masa
reproduksi
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi
wanita(biasanya seorang wanita memasuki masa ini selama 33 tahun).Pada masa ini
seorang wanita telah mampu mencetak generasi baru dengan hamil,melahirkan,dan
menyusui.
Seorang wanita yang dalam keadaan hamil apabila
mendapatkan kebutuhan gizi sesuai maka akan melahirkan bayi yang sehat yang
kelak akan tumbuh dewasa.Demikian pula pada saat wanita tersebut
menyusui,apabila terpenuhi gizinya kemungkinan terjadi keterlambatan tumbuh kembang
pada bayinya akan kecil.
Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu
melakukan kunjungan awal antenatal care.Pada saat ini bidan melakukan
pemeriksaan terhadap ibu,dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan
menentukan keadaan ibu dan janin.Bidan dapat melakukan screening terhadap ibu
hamil yang mempunyai resiko.
1. Pap
smear
Pemeriksaan ''Pap Smear'' KINI cara terbaik untuk
mencegah kanker serviks adalah bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear, dan
skrining ini sangat efektif. Pap Smear adalah suatu pemeriksaan sitologi untuk
mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah
dikerjakan, cepat dan tidak sakit. Masalahnya, banyak wanita yang tidak mau
menjalani pemeriksaan ini, dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada
wanita-wanita yang tidak pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan
pemeriksaan ini.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun
sekali bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan
seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun.
Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada
masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid,
tidak coitus 1 - 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang
menggunakan obat-obatan vaginal.
a. Jenis-Jenis
Tes Pap Smear:
1. Tes
Pap Smear konvensional
2. Thin
prep Pap. Biasanya dilakukan bila hasil tes Pap Smear konvensional kurang
baik/kabur. Sampel lendir diambil
dengan alat khusus (cervix brush), bukan dengan spatula kayu dan hasilnya tidak
disapukan ke object-glass, melainkan disemprot cairan khusus untuk memisahkan
kontaminan, seperti darah dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat.
3. Thin
prep plus test HPV DNA. Dilakukan bila hasil tes Pap smear kurang baik. Sampel
diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
Pemeriksaan pap smear disarankan untuk dilakukan
oleh para wanita secara teratur sekali setahun berturut-turut dalam waktu tiga
tahun bila sudah aktif berhubungan seksual dan berusia minimal 21 tahun. Bila
hasil pemeriksaan tiga tahun berturut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya
dapat dilakukan setiap tiga tahun. Serviks adalah organ khusus yang mudah
diketahui melalui pap smear, biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, tidak
seperti halnya paru-paru yang berada tersembunyi di dalam tubuh. Sehingga jika
pap smear sudah cukup mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan
pentingnya pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker serviks
di kemudian hari. (pusdat/berbagai sumber
Setelah mengenal lebih dekat pada bahasan lalu
tentang pentingnya pap smear bagi wanita, kini berikut ini hanya menambahkan
fakta penting yang harus dilakukan berhubungan dengan pemeriksaan Pap Smear.;
1. Perempuan
yang termasuk faktor resiko tinggi tetap hanya dianjurkan melakukan pap smear
satu tahun sekali. Kecuali bila pernah Pap smear dan didapatkan hasil
sebelumnya ada pemeriksaan abnormal, maka dianjurkan untuk melakukan pap smear
lebih sering atau sesuai petunjuk dokter
2. Wanita
yang sudah diangkat kandungannya tanpa disetai pengangkatan mulut rahim tetap
disarankan melakukan pap smear setahun sekali.
3. Wanita
yang menopause tetap beresiko menderita kanker serviks/leher rahim, sedangkan
mereka yang menopause masih memiliki leher rahim di haruskan tetap melakukan
papsmear seperti wanita lainnya.
4. Mereka
yang sudah berusia diatas 67 tahun baru boleh berhenti pap smear jika dalam 2
test sebelumnya berturut- turut hasilnya normal.
2. TES
IVA
Ada jenis tes lain yang bisa digunakan untuk
mendeteksi keabnormalan sel-sel pada mulut rahim yang terangkum pada pernyataan
dibawah ini;
·
Test
IVA menyerupai tes pap smear, namanya yaitu tes IVA ( Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat).
·
Tujuanya sama; Pemeriksaan
penpisan/skrining terhadap kelainan prakanker dimulut rahim. perbedaanya
terletal pada metode yang lebih sederhana dan keakuratannya. Pemeriksaan
IVAbisa dilakukan kapan saja, dalam keadaan haid ataupun sedang minum obat-obat
tertentu.
·
Tes IVA dapat dilakukan oleh bidan
terlatih. Pemeriksaan dilakukan dengan memoles mulut rahum menggunakan asam
cuka, kemudian dilihat apakah ada kelainan seperti perubahan warna yang
berwarna pink berunah menjadi putih. Perubahan warna seperti ini bisa dilihat
dengan kasat mata.
·
Umumnya Tes IVA dilakukan dinegara yang
sedang berkembang atau didaerah terpencil yang jauh dari laboratorium (m&k)
e. Masa
menopause/klimakterium
·
Masa klimakterium adalah suatu masa
peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium(pasca menopause).
·
Pada masa ini ibu mengalami
perubahan-perubahan tertentu yakni timbulnya gangguan dari gangguan yang
bersifat ringan sampai gangguan yang bersifat berat seperti timbul rasa panas
pada wajah,jantung berdebar,uterus mengecil,dan berkeringat,dll.
·
Kadangkala pada masa ini seorang wanita
membutuhkan bidan atau tenaga kesehatan untuk membantu mengurangi
keluhan-keluhan yang dirasakannya.
2.3
Skrining
Kanker Ovarium
a. Penyebab
Kanker Ovarium
ü ovulasi
terus menerus : akibat seringnya trauma pada ovarium pada setiap ovulasi.
Pemberian pil KB atau banyak anak
menjadi "istirahat", dapat melindungi ovarium dari risiko keganasan
ini. Tapi teori ini tidak dapat menjelaskan faktor usia lanjut / postmenopause,
atau insidens yang rendah pada wanita Jepang yang jarang memakai pil KB.- benda
asing : kontaminasi permukaan ovarium oleh bahan-bahan yang mengalir dari tuba,
misalnya darah / jaringan menstruasi, bedak / obat2an dan sebagainya.
ü hipergonadotropik-hipogonadisme
: gonadotropin meningkat bila ovarium tidak dapat mengontrol balik hipofisis
(gangguan feedback mechanism). Kegagalan ovarium ini menyebabkan hipogonadisme.
Dapat terjadi misalnya karena defisiensi oosit secara kongenital, infeksi
virus, galaktosemia, karena radiasi, atau karena toksin hidrokarbon polisiklik
akibat rokok, kafein, dan oksidan lainnya. Wanita yang infertil karena
hipogonadisme termasuk kelompok risiko tinggi. Kehamilan dan pemakaian pil-KB
mempunyai efek protektif,karena dapat mengubah sekresi hormon tropik ini.
ü genetik
: perubahan / gangguan pada gen yang diturunkan. Faktor risiko meningkat sampai
11 kali pada wanita dengan riwayat kanker ovarium dalam keluarga (sindroma
famili).
Sindroma
famili kanker ovarium (sindroma kanker ovarium herediter) :
·
kanker ovarium pada usia 20-30 tahun
(site-specific familial ovarian cancer syndrome)
·
sindroma kanker ovarium/payudara pada
usia 20-30 tahun (breast/ovarian familial cancer syndrome)
·
riwayat kanker kolorektal pada keluarga
pria, dan/atau kanker ovarium / endometrium / payudara pada keluarga wanita
(Lynch II syndrome).
Deteksi
dini kanker ovarium
Dengan pemeriksaan pelvik, rektovaginal. Jika ada
tumor / massa di daerah pelvis wanita, pikirkan kemungkinan ganas dulu.
Kemungkinan massa pelvis adalah kanker ovarium :
·
jika ukuran diameter kurang dari 5 cm,
kemungkinan 3%.- jika ukuran diameter antara 5-10 cm, kemungkinan 19%.- jika
ukuran diameter lebih dari 10 cm, kemungkinan 97%.
Pemeriksaan
ultrasonografi (transvaginal), Color Doppler Duplex / Triplex.Tumor marker :
BRCA I, kromosom 19q21, Ca125, Ca72-4, Ca19-9, AFPTumor marker adalah bahan
yang dilepaskan sel tumor ke darah / cairan tubuh dalam bentuk, konsentrasi dan
jumlah yang berbeda dari normal. Sifat ideal tumor marker : spesifik dari tumor
ganas, jumlah cukup, dapat diukur dengan tepat, mudah dideteksi pada kelainan /
pertumbuhan dini.BRCA : gen prekursor terjadinya kanker ovarium / payudara /
kolorektal / endometrium Bentuk lesi yang dicurigai sebagai keadaan prakanker
yang terdapat di permukaan ovarium yang menderita kanker, belum dapat
dibuktikan (Plaxale). Sehingga metode skrining yang efektif pun belum dapat
ditemukan. Lesi itu mungkin suatu bentuk prakanker, tapi mungkin juga merupakan
kelainan lanjut akibat proses kankernya. Jika dapat dibuktikan bahwa lesi
tersebut mendahului kanker dan kemudian berkembang menjadi invasif, maka hal
itu dapat dijadikan dasar untuk deteksi dini kanker ovarium.
·
Pap smear
Pemeriksaan ''Pap Smear''KINI cara terbaik untuk
mencegah kanker serviks adalah bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear, dan
skrining ini sangat efektif. Pap Smear adalah suatu pemeriksaan sitologi untuk
mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah
dikerjakan, cepat dan tidak sakit. Masalahnya, banyak wanita yang tidak mau
menjalani pemeriksaan ini, dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada
wanita-wanita yang tidak pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan
pemeriksaan ini.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun
sekali bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan
seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun.
Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada
masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid,
tidak coitus 1 - 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang
menggunakan obat-obatan vaginal.
2.4
Jenis-Jenis
Tes Pap Smear
1. Tes
Pap Smear konvensional
2. Thin
prep Pap. Biasanya dilakukan bila hasil tes Pap Smear konvensional kurang
baik/kabur. Sampel lendir diambil dengan alat khusus (cervix brush), bukan
dengan spatula kayu dan hasilnya tidak disapukan ke object-glass, melainkan
disemprot cairan khusus untuk memisahkan kontaminan, seperti darah dan lendir
sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat.
3. Thin
prep plus test HPV DNA. Dilakukan bila hasil tes Pap smear kurang baik. Sampel
diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
4. Pemeriksaan
pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita secara teratur sekali
setahun berturut-turut dalam waktu tiga tahun bila sudah aktif berhubungan
seksual dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga tahun
berturut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga
tahun. Serviks adalah organ khusus yang mudah diketahui melalui pap smear,
biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, tidak seperti halnya paru-paru yang
berada tersembunyi di dalam tubuh. Sehingga jika pap smear sudah cukup
mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan pentingnya
pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker serviks di kemudian
hari. (pusdat/berbagai sumber
Setelah
mengenal lebih dekat pada bahasan lalu tentang pentingnya pap smear bagi
wanita, kini berikut ini hanya menambahkan fakta penting yang harus dilakukan
berhubungan dengan pemeriksaan Pap Smear.;
5. Perempuan
yang termasuk faktor resiko tinggi tetap hanya dianjurkan melakukan pap smear
satu tahun sekali. Kecuali bila pernah Pap smear dan didapatkan hasil
sebelumnya ada pemeriksaan abnormal, maka dianjurkan untuk melakukan pap smear
lebih sering atau sesuai petunjuk dokter
6. Wanita
yang sudah diangkat kandungannya tanpa disetai pengangkatan mulut rahim tetap
disarankan melakukan pap smear setahun sekali.
7. Wanita
yang menopause tetap beresiko menderita kanker serviks/leher rahim, sedangkan
mereka yang menopause masih memiliki leher rahim di haruskan tetap melakukan
papsmear seperti wanita lainnya.
8. Mereka
yang sudah berusia diatas 67 tahun baru boleh berhenti pap smear jika dalam 2
test sebelumnya berturut- turut hasilnya normal.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kami ambil dari masalah ini
ialah Pada masa kanak-kanak sudah Nampak perbedaan antara anak pria dan wanita,
terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh
lingkungan dan pendidikan. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya
cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi.
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun. Klimakterium bukan suatu keadaan
patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa
tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause..
3.2
Saran
Saran yang dapat kami berikan ialah, kesehatan
reproduksi sangatlah memerlukan perhatian semua pihak. Pengetahuan dan
pemahaman serta tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam menangani
masalah-masalah kesehatan reproduksi. Pendekatan siklus hidup, yang berarti
memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap
fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan sangat perlu
diterapkan. Sehingga masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan
dapat kita perkirakan dan dapat kita tangani dengan baik sehingga tidak
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Demikianlah saran dari kami,
jika ada kekurangan dari makalah ini kami menerima kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Meilani,niken,dkk.2009.kebidanan
komunitas.fitramaya,Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment