BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan (Purba, 2012). Komunikasi
merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, tak
terkecuali tenaga kesehatan dengan pasien. Perawat yang memiliki keterampilan
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa
percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah ilegal, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit (Hamid, 1986),
Komunikasi
dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara
tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan
rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena
itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting memecahkan masalah yang
dihadapi. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi proposional
yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Pada komunikasi terapeutik
terdapat dua komonen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya.
Sebelum
melakukan komunikasi terapeutik, terlebih dahulu harus memahami prinsip yang menjadi
dasar sebuah komunikasi terapeutik. Maka dari itu sebagian besar keseluruhan
makalah ini membahas mengenai komunikasi terapeutik dengan prinsip dasar yang
terdapat di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Setiap
penyusunan sebuah makalah tentu bukan tanpa sebaba, melainkan hendak
menyampaikan sebuah persalaahan atau pun memuat sebauh ilmu. Berdasarkan latar
belakang tersebut, melalau beberapa pertanyaan di bawah ini, penulis akan
menyampaikan rumusan masalah dari makalah ini :
- Apa
yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
- Apa
saja yang menjadi prinsip dasar komunikasi terapeutik?
- Bagimana
prinsip dasar komunikasi terapeutik menurut para ahli?
C. Tujuan
Tujuan
merupakan suatu keinginan yang akan dicapai. Dapat di artikan juga dengan
maksud penulisan. Makalah ini memiliki tujuan penulisan sebagai berukut:
- Memahami
pengertian komunikasi terapeutik.
- Memahami
prinsip dasar komunikasi terapeutik.
- Mengetahui
prinsip dadar komunikasi terapeutik menurut beberapa ahli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi
berasal dari bahasa latin “communis” yang berarti bersama. Sedangkan menurut
kamus, definisi komunikasi dapat meliputi ungkapan-ungkapan seperti berbagai
informasi atau pengetahuan, memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi,
atau yang sejenisnya dengan tulisan atau ucapan.
Komunikasi
merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan
dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karna itu,
dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Perawat berkomunikasi dengan
orang lain yang mengalami tekanan, yaitu: klien, keluarga, dan teman sejawat (
Potter dan Perry, 2010 ).
Komter
(komunikasi terapeutik) merupakan komunikasi yang direncanakan secar sadar,
tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan klien. Komter merupakan
media untuk saling memberi dan menerima antar perawat dengan klien. Komter
berlangsung secara verbal dan non verbal. Dalam komter ada tujuan spesifik,
batas waktu, berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan klien, ditetapkan
bersama, timbal balik, berorientasi pada masa sekarang, saling berbagi perasaan
(Wahyu Purwaningsih dan Ina Karlina, 2010:11-12)
Komunikasi
Terapeurik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam
komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien
(Mahmud Machfoedz, 2009:104)
Stuart
G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien. Sedangkan S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan
terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku,
perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.
B. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Menurut Purwanto,
(1999) komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar untuk
melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat
petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan
perencaan perawatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk terapi. Seorang perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi
(Nurhasanah, 2010).
Komunikasi
adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang terapeutik tidak mungkin
dicapai tanpa komunikasi. Hubungan terapeutik sebagai pengalaman belajar baik
bagi klien maupun bagi perawat yang diidentifikasi dalam empat tindakan yang
harus diambil antara perawat-klien, yaitu : tindakan diawali perawat, respon
reaksi dari klien, interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien
dan tujuan, transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk
mencapai tujuan hubungan (Mundakir, 2006).
Pendapat
Mundakir:2006 Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat
terapeutik atau tidak, maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip berikut ini:
- Perawat
harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta
nilai yang dianut.
- Komunikasi
harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
- Perawat
harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
- Perawat
harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
- Perawat
harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk
mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
- Perawat
harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun
frustasi.
- Mampu
menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
- Memahami
betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati
bukan tindakan yang terapeutik.
- Kejujuran
dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
- Mampu
berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang
lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
keadaan sehat fisik, mental, sosial, spiritual, dan gaya hidup.
- Disarankan
mengekspresikan perasaan dianggap mengganggu.
- Perawt
harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa
rasa takut.
- Altruisme
mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
- Berpegang
pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan
prinsip kesejahteraan manusia.
- Bertanggung
jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas
tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa
yang dikomunikasikan (Mundakir, 2006).
(Abdul
Nasir, 2011) Prinsip dasar komunikasi terapeutik antara lain:
1)
Komunikasi berorientasi pada proses
percepatan kesembuhan. Setiap pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu atau
makna tertentu dimana perawat harus dapat memprediksikan bagaimana cara
berkomunikasi. Saat perawat berkomunikasi dengan pasien, maka semua percakapan
berorientasi bagaimana percakapan ini bisa mendukung perawat mendapatkan
masukan yang berharga dalam menentukan sikap dan tindakan. Komunikasi yang
terjadi antara perawat dan pasien merupakan komunikasi yang mengarah pada
penemuan masalah keperawatan melalui pengkajian sampai evaluasi dari hasil
tindakan yang telah dilakukan oleh perawat.
2)
Komunikasi terstruktur dan direncanakan.
Perawat yang akan melakukan komunikasi dengan pasien sudah merencanakan
cara-cara yang akan dilakukan atau hal-hal yang akan dikomunikasikan kepada
pasien. Perawat harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan dengan matang.
Untuk itu dibutuhkan strategi pelaksanaan komunikasi yang baik. Strategi ini
menuntun dan memberi petunjuk, serta mengarahkan perkataanapa saja yang akan
disampaikan kepada pasien.
3)
Komunikasi terjadi dalam konteks topik,
ruang dan waktu. Saat berkomunikasi dengan pasien perawat harus memiliki topik
yang dibutuhkan oleh pasien sesuai dengan keluhan yang dirasakan atau masalah
pasien. Oleh karena itu, perawat harus mampu beradaptasi dengan keunikan
pasien, karena pasien yang satu dengan pasien yang lain tidak sama, baik topik
maupun cara berhubungan atau berkomunikasi sehingga perawat harus memperhatikan
dari sisi dimensi isi dan hubungan. Perawat harus memprediksi dan menentukan
isi pesan apa yang akan disampaikan. Isi pesan yang disampaikan harus dapat
memberikan efek terapeutik bagi pasien. Perawat harus membuat kontrak pertemuan
dengan pasien terutama kapan dan dimana pertemuan tersebut dilaksanakan
sehingga diharapkan komunikasi yang berlangsung sesuai dengan waktu yang
ditentukan dan materi/topik yang akan dibicarakan atau disampaikan sesuai
dengan tempat yang telah disepakati.
4)
Komunikasi memperhatikan kerangka
pengalaman pasien. Dalam proses komunikasi perawat harus memperhatikan kondisi
emosional dari pasien sehingga dalam berkomunikasi perawat mampu menempatkan
diri dalam berinteraksi.
5)
Komunikasi memerlukan keterlibatan
maksimal dari pasien dan keluarga. Untuk mempercepat proses penyembuhan pasien
dan keluarga harus mengikuti pesan yang disampaikan perawat. Untuk itu perawat
harus menampilkan kesungguhan dari perawat dimana pesan verbal sesuai dengan
pesan nonverbal atau pesan yang disampaikan sesuai kebutuhan pasien.
C. Prinsip Komunikasi Terapeutik
Menurut Beberapa Ahli
Dalam
prinsip komunikasi terapeutik terdapat banyak pandangan yang di sampaikan oleh
beberapa ahli, diantaranya :
- Suryani (2005)
Prinsip-prinsip
yang terkandung pada komunikasi terapeutik antara lain:
a.
Kejujuran (trustworthy).
Kejujuran
merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang bernilai terapeutik,
tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan saling percaya. Klien hanya
akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan informasi yang benar hanya bila
yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
b.
Tidak membingungkan dan cukup ekspresif.
Dalam
berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti
oleh klien. Komunikasi nonverbal harus mendukung komunikasi verbal yang
disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan klien menjadi bingung.
c.
Bersikap positif.
Bersikap
positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan
penghargaan terhadap klien. Roger menyatakan inti dari hubungan terapeutik
adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif.
d.
Empati bukan simpati.
Sikap
empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini
perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang
dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan empati seorang perawat dapat
memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena meskipun dia turut
merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam
masalah tersebut sehingga perawat dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien
secara objektif. Sikap simpati membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan
secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.
e.
Mampu melihat permasalahan klien dari
kacamata klien.
Dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi pada klien, (Taylor,
dkk ,1997) dalam Suryani 2005. Untuk itu agar dapat membantu memecahkan masalah
klien perawat harus memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang klien.
Untuk itu perawat harus menggunakan terkhnik active listening dan kesabaran
dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara
tergesa-gesa dengan tidak menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya
dapat fatal, karena dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai
dengan masalah klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu
bahkan merusak klien.
f.
Menerima klien apa adanya
Jika
seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam
menjalin hubungan intim terapeutik. Memberikan penilaian atau mengkritik klien
berdasarkan nilai-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak
menerima klien apa adanya.
g.
Sensitif terhadap perasaan klien
Tanpa
kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan baik, karena jika
tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas, privasi dan
menyinggung perasaan klien.
h.
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu
klien ataupun diri perawat sendiri.
Seseorang
yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa lalunya tidak
akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk
membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam
hidupnya.
- Carl Rogers
Prinsip
komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers:
1)
Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2)
Komunitas harus ditandai dengan sikap
saling menerima,percaya,dan menghargai
3)
Perawat harus memahami dan menghayati
nilai yang dianut klien
4)
Perawat harus menyadari pentingnya
kebutuhan klien
5)
Perawat harus menciptakan suasana yang
nyaman
6)
Perawat harus bisa memotivasi klien
7)
Perawat mampu menguasai perasaannya
sendiri
8)
Memahami betul arti Empati
9)
Berpegang pada etika
10)
Bertanggung jawab
11)
Altruisme
- Purwanto
Menurut
Purwanto prinsip komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
1)
Klien harus merupakan fokus utama dari
interaksi
2)
Tingkah laku professional
3)
Membuka diri
4)
Hubungan sosial dengan klien harus
dihindari
5)
Kerahasiaan klien harus dijaga
6)
Kompetensi intelektual harus dikaji
untuk menentukan pemahaman
7)
Implementasi intervensi berdasarkan
teori
8)
Memelihara interaksi yang tidak menilai
9)
Beri petunjuk klien untuk
menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
10)
Telusuri interaksi verbal klien melalui
statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi
topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
- De Vito
De
Vito menyatakan bahwa prinsip komunikasi terapeutik ialah :
1)
Keterbukaan
2)
Empati
3)
Sifat mendukung sikap positif
4)
Kesetaraan
- Body & Nihrat
(1998)
Boyd
& Nihart memiliki prinsip komunikasi terapeutik sebagai berikut :
1)
Klien harus merupakan fokus utama dari
interaksi.
2)
Tingkah laku professional mengatur
hubungna terapeutik.
3)
Hubungan sosial dengan klien harus
dihindari.
4)
Kerahasiaan klien harus dijaga.
5)
Kompetensi intelektual harus dikaji
untuk menentukan pemahaman.
6)
Memelihara interaksi yang tidak menilai,
dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat.
7)
Beri petunjuk klien untuk
menginterpretasikan kembali pengalamannya secar rasional.
8)
Telusuri interaksi verbal klien melalui
statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi
topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
9)
Implementasi intervensi berdasarkan
teori.
10)
Membuka diri hanya digunakan hanya pada
saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik.
Dari
banyak prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun hubungan dan
mempertahankan hubungan yang terapeutik, perawat harus memahami beberapa hal di
bawah ini :
a.
Hubungan dengan klien adalah hubungan
terapeutik yang saling menguntungkan, didasarkan pada prinsip “Humanity of
Nursing and Clients”.
b.
Perawat harus menghargai keunikan klien,
dengan melihat latar belakang keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
c.
Komunikasi yang dilakukan harus dapat
menjaga harga diri baik pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat
harus mampu menjga harga dirinya dan harga diri klien.
d.
Komunikasi yang menumbuhkan hubungan
saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien.
2.
Atau dapat di artikan pula bahwa
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu
klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
3.
(Abdul Nasir, 2011) Prinsip dasar
komunikasi terapeutik antara lain:
1)
Komunikasi berorientasi pada proses
percepatan kesembuhan.
2)
Komunikasi terstruktur dan direncanakan.
3)
Komunikasi terjadi dalam konteks topik,
ruang dan waktu.
4)
Komunikasi memperhatikan kerangka
pengalaman pasien.
5)
Komunikasi memerlukan keterlibatan
maksimal dari pasien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Mukharipah. 2008. Komunikasi
Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Purwaningsih, Wahyu dan Ina Karlina.
2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwanto, H. 1998. Komunikasi untuk
Perawat. EGC, Jakarta: Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik
Teori & Praktek. Jakarta, EGC.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami
telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik
lagi dari sebelumnya.
Tak
lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan,
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah
sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan
dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan
makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita
semuanya. Amin.
Banda Aceh,
November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
C.
Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian
Komunikasi Terapeutik.............................................................. 3
B.
Prinsip
Dasar Komunikasi Terapeutik.......................................................... 4
C.
Prinsip
Komunikasi Terapeutik Menurut Beberapa Ahli.............................. 7
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.
Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13
No comments:
Post a Comment