BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Setiap makhluk hidup di muka bumi di
ciptakan oleh ALLAH SWT, dimana sebagai
makhluk ciptaannya kita wajib menyukuri apa yang telah di berikan kepada
kita, termasuk pemberian keturunan untuk melanjutkan generasi selanjutnya.
ISLAM bukan agama yang suka mempersulit
kita, tapi juga jangan terlalu di mudah-mudahkan,
Disini kita mencoba untuk mengkaji
bagian-bagian yang di bolehkan dan di larang dalam islam.
Seperti
(1) Pengertian manusia. (2) Proses kejadian manusia. (3) Komponen
penting dalam diri manusia. (4) Tugas manusia sesuai dengan kaidah agama.
1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian manusia menurut
pandangan Islam.
b. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan.
c. Untuk menjelaskan bagaimana asal kejadian manusia
dan siapa pencipta-Nya berdasarkan Al-Qur’an,
d. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan
manusia.
e. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam diri
manusia.
f. Untuk mengetahui tugas manusia sesuai dgn kaidah
agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Manusia dalam Alqur’an
Quraish Shihab mengutip dari Alexis
Carrel dalam “Man the Unknown”, bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui
hakikat manusia, karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri.
Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an
untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan kata-kata basyar, al-insan,
dan ann-nas.
Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27
kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS
Ali ‘Imran :47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia,
seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali
dalamAl-Qur’an yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama al-insan
dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab :72), kedua
al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya
sifat keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij :19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan
dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS
Al-Hijr :28-29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia
psikologis dan spiritual.
Kata an-nas yang disebut sebanyak 240
dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan
karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak
(QS Al-Baqarah :8)
Dari uraian ketiga makna untuk manusia
tersebut, dapatdisimpulkan bahwa manusia adalah mahkluk biologis,psikologis dan
sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya
secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah)
Kata “Abdi” berasal dari kata bahasa
Arab yang artinya memperhambakan diri, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri).
Manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah
di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada
umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas
pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan
kesukaann (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah,
segala pernyataan yang keluar dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas
dan lugas lewat kitab suci Al-Qur’an sebagai satu kitab yang abadi. Dia
menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia menjadi khalifah
(pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri Adam
(QS Al-An’am :165 dan QS Al-Baqarah :30) di sisi Allah menganugerahkan kepada
manusia segala yang ada dibumi, semula itu untuk kepentingan manusia (ia
menciptakan untukmu seluruh apa yang ada dibumi ini. QS Al-Baqarah :29). Maka
sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai
makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinyakepada Allah Swt.
Untuk mempertahankan posisi manusia
tersebut, Tuhan menjadikan alam ini lebih rendah martabatnya daripada manusia. Oleh karena itu, manusia diarahkan
Tuhan agar tidak tunduk kepada alam, gejala alam (QS Al-Jatsiah :13) melainkan
hanya tunduk kepada-Nya saja sebagai hamba Allah (QS Al-Dzarait :56). Manusia
harus menaklukanya, dengan kata lain manusia harus membebaskan dirinya dari
mensakralkan atau menuhankan alam.
Jadi dari uraian tersebut diatas bisa
ditarik kesimpulan secara singkat bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk
biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah
sebagai Hamba Allah (QS Al-Dzarait:56) dan fungsinya didunia sebagai khalifah
Allah (QS Al-Baqarah:30); al-An’am:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk
mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan
tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah.
2.2 Proses
Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan
manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan
tahapan primordial. Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah),
al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur
hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah
meniupkan ruh dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam:2, Al
Hijr:26,28,29, Al Mu’minuun:12, Al Ruum:20, Ar Rahman:4). Kedua, disebut dengan
tahapan biologi. Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi
yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia
diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang
tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah
beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian
dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang
belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun:12-14). Hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke
dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah
dan 40 hari mudghah.
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya
itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1.
Manusia tidak
diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).
2.
Sel kelamin
laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3.
Janin manusia
melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4.
Manusia
berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
5.
Setetes Mani
Sebelum proses
pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu
dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma
melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena
saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai
dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga
gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu
sperma saja.
Artinya, bahan
manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini
dijelaskan dalam Al-Qur’an :
“Apakah manusia
mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37).
a. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40
hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut
‘alaqah.
“Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (al ‘Alaq/96:2).
Ketika sperma
dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal
yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini
hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot
tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada
dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya.
Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari
tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting
dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam
rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq”
dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini
secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh
untuk menghisap darah.
b. Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam
ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan
selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para ahli
embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap
bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di
tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi
dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama,
jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang
terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini.
c.
Saripati Tanah
dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut
mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta
yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang menciptakan segalanya dengan
sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan
keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).
2.3
Komponen Penting Dalam Diri Manusia
Manusia diciptakan sebagai pemimpin
dimuka bumi ini tak lain adalah karena manusia mampu dibandingkan dengan
Makhluk Allah SWT yang lainnya. betapa tidak, karena kelebihan yang diberikan
Allah SWT kepada HambaNya yaitu manusia adalah sangat luar biasa, salah satunya
adalah al ‘aql (akal). dalam diri manusia terdapat 3 komponen penting yang
harus dijaga dan dipenuhi kebutuhannya, yaitu:
Pertama, adalah jasmani, ini merupakan
komponen yang bisa dirasa, diraba dan dilihat. Komponen jasmaniah ini seperti
halnya mata, hidung, tangan, pada intinya yang berkaitan dengan fungsi biologis
manusia. dilihat secara kasap mata mungkin hanya perlu penjagaan dari hal-hal
yang dzohir misalnya dari sesuatu yang bisa melukai jasmani manusia, namun
secara hakikiah jasmaniah perlu penjagaan dari sifat yang bisa merusak komponen
yang ada didalamnya. salah satunya menjaga dari perbuatan maksiat.
kedua, adalah ruhani, ini tingkatannya
lebih dalam dari jasmani. ruhani adalah jiwa maupun ruh yang ada pada diri
manusia, ini merupakan komponen penting bagi manusia. sifat keruhanian adalah
cara ataupun pendekatan seorang hamba kepada Allah SWT. kebutuhan ruhani ini
berada ditengah tengah komponen manusia. seorang yang hubungan ruhaniyah dengan
Allah SWT akan mendapatkan kebaikan didunia maupun diakhirat sebab kebutuhan
ruhani ini tidak bisa ditipu maupun dilihat oleh mata. ini bersifat hubungan
antara Allah dan hambaNya tanpa ada orang lain yang mengetahuinya.
ketiga, Nurani merupakan komponen yang
paling dalam diantara komponen-komponen yang lainnya. komponen ini yang sering
kita kenal dengan “hati kecil”. nurani ini berisikan kasih sayang, komponen ini
selalu menunjukkan kepada hal kebaikan,
dan tidak pernah menunjukkan kepada kebathilan. kketika seseorang melakukan
keburukan maka nurani ini akan merasa tidak nyaman dengan tindakan yang telah
dilakukan. oleh karena itu ketika kita melakukan sesuatu namun ada yang
membisik dan merasa tidak nyaman pada diri kita itulah hati nurani yang
berbicara. namun kalau kita lihat orang yang melakukan pembunuhan kepada
sahabatnya dan tidak merasa bersalah ataupun tidak merasa berdosa, itu
menandakan bahwasannya hati nuraninya sudah tertutup oleh keburukan yang telah
dilakukannya secara berkala, sehingga tidak adalagi kasih sayang yang ada dalam
dirinya. Rasulullah menggambarkan nurani ini dalam sebuah hadis ketahuilah,
bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula
seluruh tubuhnya. jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. ketahuilah
bahwa segumpal daging tersebut adalah hati. (H.R. Bukhari Muslim)
2.4
Tugas Manusia Sesuai Dengan Kaidah Agama
Di dalam Al Quran, sedikitnya ada tiga
hal utama yang menjadi tugas manusia di dunia, yaitu:
1. Menjadi khalifah Allah
Sebelum manusia diciptakan pada al qur’an dijelaskan
bahwa ada percakapan antara allah dengan malaikat mengenai penciptaan
manusia.pada surat Al-Baqarah ayat 30 telah dijelaskan seperti berikut:
Artinya :
”Ingatlah ketika tuhanmu berfirman pada
para malaikat :”sesungguhnya Aku hendakmenciptakan khalifah dibumi.mereka
(malaikat) menjawab berkata :”mengapa engkau hendak menjadikan khalifah dibumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,padahal
kami (malaikat) senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau? allah berfirman : sesungguhnya allah
mengetahui apa yang sedang kamu ketahui”.
Pada ayat tersebut allah merencanakan
menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi didalam ayat tersebut ada sedikit
perdebatan antara malaikat dengan allah yaitu menurut malaikat manusia
diciptakan di bumi memang sebagai khalifa namun juga bisa membuat pertumpahan
darah dan tidak bisa menjaga mandat sebagai khalifa di bumi. Namun allah
menjawab dengan tegas bahwa allah mengetahui apa yang tidak diketahui oleh
malaikat yaitu rencana allah terhadap penciptaan manusia,kemudihan allah
menjelaskan bahwa manusia bisa menjadi khalifah di bumi karena manusia akan
diberi akal sehingga manusia dapat memiliki kemampuan dan keterampilan.
Sehingga sebagai khalifatullah, manusia
diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha besar maka manusia sebagai wakil
Nya di muka bumi diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk
manusia.
2. Menyembah Allah
Sebagai hamba Alah, manusia adalah kecil
dan tak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada Nya
dan berpasrah diri kepada Nya. Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk
mengabdi kepadanya. Mengabdi dalam bentuk apa? Ibadah dengan menjalankan
perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an.
Seperti dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 :
Artinya:
” padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah allah dengan memurnikan ketaatan kepada allah dalam
menjalankan agama yang lurus,dan supaya mereka mendirikan shalat,dan menunaikan
zakat,dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Q.S Al Bayyinah :5)
Perintah ataupun tugas yang diberikan
oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang
paling kecil menuju kepada hal yang paling besar dengan berdasarkan dan
berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun
sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah
dalam pikiran manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang
sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang terjerumus
kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik
Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa
jalan menuju surga itu sangatlah susah sedangkan menuju neraka itu sangatlah
mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman dahulu hingga
sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih banyak
sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih
tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-larangannya. Sehingga
mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba Allah yang
ditugasi untuk beribadah. Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup
bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
3.
Memakmurkan dan
Memelihara Bumi
Dalam rangka ikhtiar memakmurkan bumi
manusia telah diberi modal dasar yang telah melekat pada diri manusia di awal
penciptaan nya.Yakni beupa akal dan pikiran.Makadengan ada nya akal dan pikiran
maka manusia dapat melakukan penelitian dan mencari pengetahuan bagaimana
mengelola semua amanah yang di berikan Allah SWT.
Memelihara di sini tidak hanya secara
fisik saja.Tetapi segala yang ada di alam harus di peli hara.Termasuk juga dalam memelihara akidah dan akhlak
manusia itu sendiri sebagai sumber daya manusia yang akan memanfaatkan
alam.Karena itu meski dalam konteks memelihara alam,namun secara praktek adalah
dengan membina akidah adan akhlak.Kedua hal ini penting agar tetap terjadi
kesamaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.Keseragaman akhlak dan
akidah akan tetap menyatukan manusia dalam visi yang satu,yakni manusia sebagai
khalifah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a. Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia
itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam
bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami
ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu
manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya
(at-Tiin : 95:4).
b. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti
bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas
kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan
menilai dirinya.
c. Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As
Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses
penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni
manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang
tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah
beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian
dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang
belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
d. Manusia diciptakan sebagai pemimpin dimuka bumi ini
tak lain adalah karena manusia mampu dibandingkan dengan Makhluk Allah SWT yang
lainnya. betapa tidak, karena kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada
HambaNya yaitu manusia adalah sangat luar biasa, salah satunya adalah al ‘aql
(akal).
e. Manusia diciptakan oleh Allah SWT mempunyai tujuan
dan tugas.Ada pun tujuan manusia di
ciptakan adalah untuk mengabdi kepada
Allah SWT.Sedangkan tugas manusia,yakni :
1. Menjadi khalifah
2. Menyembah Allah
3. Memakmurkan dan Memelihara bumi
Tiga tugas itu saling berkaitan satu sama lain
nya.Sebagai seorang khalifah manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi
untuk kesejahteraan umat manusia dan menyemabah Allah dengan beribadah yaitu
melaksanakan semua perintah nya dan menjahui semua larangan nya.Dan dalam hal
memakmurkan dan memelihara bumi maka manusia harus mempunyai akidah dan akhlak
yang akan membina manusia dalam memelihara dan memakmurkan bumi itu sendiri.
3.2
Saran
Setelah bagaimana proses manusia itu
diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa sadar akan tujuan hidupnya yaitu
untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah
adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta akan memperoleh imbalan
surga. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah
dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr :
27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib
beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus
diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai pencipta semua makhluk.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi
kita semua sehingga kita menjadi manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
Dengan terselesaikannya makalah ini
semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca khususnya. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk
itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni Ahmad
Miftah Drs., M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001,
Semarang, Gunung Jati.
http://www.gudangmateri.com/2010/12/proses-penciptaan-manusia-menurut-islam.html
(3) http://www.anneahira.com/peranan-manusia-sebagai-khalifah.html
(4)
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2197225-tugas-manusia-di-bumi-menurut/#ixzz29ovFksDG
No comments:
Post a Comment