BAB
I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi
yang telah lama dilakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar
100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan
penangkapan (sahrhange andlundbeck,1991), dengan
menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang secara perlahan dengan
menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam
pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang dapa t menyoko
ng pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara
pengoperasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlansungan penangkapan,
yang disebut dengan Manajemen Operasi Penangkapan Ikan.
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang
digunakan nelayan Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut
Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari
prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan
tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan
juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan
kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan
besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya
Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai
dengan hal- hal berikut ini:
1. Perubahan usaha
penangkapan dari sektor demi sektor ke arah
usaha
penangkapan dalam jumlah
banyak
2. Perubahan fishing
ground ke arah yang lebih jauh dari pantai
3. Penggantian tenaga
manusia dengan tenaga mesin.
Gill Net sering diterjemahkan
sebagai jaring insang, jaring rahang, dan lain sebagainya. Gill net adalah
jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata jaring yang
sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa
ikan-ikan tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada
mata jaring. Jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis
ikan yang berenang pada permukaan laut (cakalang, tuna,
saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal ( flat fish,katamba, sea
bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain.
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978), Gill
net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Surface gill net
2. Bottom gill net
3. Drift gill net
4. Encricling gill net
atau surrounding gill net
Menurut Anonim ( 1975), Gill net dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
1. Surface gill net
2. Mid water gill net
3. Bottom gill net
Pemakaian gill net tergantung daerah
penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan gill net pun
dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama
sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai
dengan letak fihing ground.
2.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Memberikan pengetahuan
tentang Manajemen Operasi Penangkapan
Ikan di Indonesia dengan
menggunakan alat tangkap gill net
2.
Mengenal alat tangkap gill net
serta teknik penangkapan menggunakan gill
net
3.
Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan
alat tangkap gill net.
3.
MANFAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan, informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/
mahasiswi dan juga mengetahui, memahami pengertian dari alat tangkap
gill net itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tinjauan Pustaka
Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah sasi ami´,
yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net
ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada
jaring-ami´. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang
menyebutkannya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang
dsbnya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang
Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net
ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring
atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.
2. Pengertian Gill Net
Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat
dengan jarring insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah
suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi
panjang dimana mata jarring (mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama.
Jumlah mata jaring kearah panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak
dari pada jumlah mata jaring kearah vertical atau kearah dalam (Mesh Depth/
MD).
Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung( float
Mts) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat
(sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring
insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa
tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang,
dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan
dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang
hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(setgillnet), jaring insang lingkar
(encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),dan trammel net.
Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif,
tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara
aktif.
3. Klasifikasi Gill Net
berdasarkan letak alat tangkap
diperairan
a.
Jaring insang pemukaan
b.
Jaring insang pertengahan, dan
c.
Jaring insang dasar
4. Berdasarkan
kedudukan alat saat dioperasikan:
1. Jaring
insang hanyut (drift gillnet), yaitu jaring dibiarkan hanyut terbawah arus
setelah disetting.
2. Jaring
insang tetap (fixed gillnet), yaitu jarring insang yang di pasang menetap pada
suatu perairan maksudnya jarring diberi jangkar sehingga tidak hanyut.
BAB
III
BAHAN DAN METHODE
3.
TEKNIK OPERASI
GILL NET
o Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan
ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah
Kapal ( ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus
sehingga nantinya akan dapat menghadang
gerombolan ikan yang sebelumnya telah
dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar
rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian
operculum (penutup insang) atau dengan caraterpuntal.
o Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah
terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilkukan holling dengan menarik
jaring botol gill net dari dasar perairan kepermukaan ( jaring di tarik keatas
kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian
baru dilakukan kegiatan penyortiran.
o Persiapan
Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan
dan perbekalan harus dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas
kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah
menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan gill net diatas kapal penangkpan ikan
disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang
dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill netdapat disusun di atas kapal pada
:a. buritan kapal b.samping kiri kapalc. samping kanan kapal
o Waktu Penangkapan
Penanagkapan ikan dengan menggunakan alat
tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan.
Dalam satu malam bila bulan gelap penuh
operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat dilakukan sampai dua kali karena
dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan terpasang dalam perairan sampai
kira-kira selam 3-5 jam.
o Daerah Penangkapan
(Fishing Ground)
Setelah semua peralatan tersusun rapi maka
kapal dapat dilayarkan menuju kedaerah penangkapan (fishing ground).
Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan
menggunakan gill net adalah :
Ø bukan daerah alur pelayaran umum dan
Ø arus arahnya beraturan dan paling kuat
sekitar 4 knots
Ø dasar perairan tidak berkarang
o Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan
alat dimulai.
1.
mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian
rupa agar arah angin datangnyadari tempat penurunan alat
2.
setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan
yang dikehendaki, jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari
penurunan jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali
slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring
atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampungtanda.
3.
pada saat penurunan jaring, yang harus
diperhatikan adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik
adalah memotong arus antara 45-90.
o Penarikan Alat dan
Pengambilan Ikan
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan
sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil
ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3
jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama
didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam
akan mengakibatkan ikan-ikan yangtertangkap sudah mulai
membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan yang lebih besar. Urutan
pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan
alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring,
tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang
tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak
sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau
dua kaki (bar) pada mata jarring agar ikan dilepas tidak sampai luka/rusak.
Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut
yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur pecahan
es atau garam secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk
4.
Metode pen
a n g kpan surface gill net ( jarring
insang permukaan)
-
Setelah tiba pada suatu fishing ground:
Yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah
pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring
(setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan
sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan
jaring (hauling). Pada saat hauling, jarring diatur dengan baik sehingga
memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan
pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang
penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan.
Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan
warna perairan.
ü jaring ditebar
melintang melawan arus
ü Surface gillnet akan
berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan perairan
seperti yang
ditunjukan gambar berikut:
Daerah pen a
n g kapan:
ü Sebaiknya
bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan
dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga
jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
ü Daerah
yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gill net adalah perairan luas tak Berkarang, yang
merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk mancari makan ataupun
untuk baerpijah
ü Daerah
perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam
usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa
Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon.
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan
pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran mesh size
jaring itu sendiri.
5.
Metode pen
a n gkapan Midwater gill net( jarring insane pertengahan):
Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda
hanyalah posisi di dalam lapisan perairannya. Midwater gill net , atau
biasa disebut juga dengan floating net inikarena posisinya yang mengapung
di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan oleh berat jangkar dan
pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapat terapung.
Daerah pen
a n g kapan:
Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut Daerah yang sebenarnya
ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak berkarang, yang
merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk
memijah.
Kemungkinan
hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll)
tergantung ukuran meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau
bottom fish (flat fish,sea bream, dan lain-lain)
6.
Metode pen
a n g kapan bottom gill net( jaring insang dasar) :
Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah
posisi di dalam lapisan perairannya. Bottom gill net ini dibuat supaya
terbentang dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat
lebih berat sehingga gill net dapat tenggelam tetapi tetap terbentang dengan
adanya pelampung dibagian atas gill net.-Setelah di setup.
Daerah pen
a n g kapan:
ü Sebaiknya bukan daerah
pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti keberadaan ikan dan
perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini.
Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam
melakukan proses penangkapan tersebut.
ü Daerah yang sebenarnya
ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas tak berkarang, yang
merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk
memijah
ü Daerah perikanan
Indonesia yang banyak menggunakan gill net dalam usaha penangkapan antara lain:
Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan
hasil:
ü Jenis- jenis ikan
demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain). Jenis-jenis
lobster dan lain sebagainya.
7.
konstruksi
alat tangkap (bottom gill net)
·
Konstruksi umum
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jarring
dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya
pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jikan di bandingkan dengan
panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada
lembaran-lembaran jaring,
pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada
bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang
berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan
sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang
bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terang.
·
Detail Konstruksi
Pada kedua ujung jarring diikatkan jangkar,
yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini
direntang pada dasar laut ,maka dinamakan bottom gill net, yang demikian
berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan
ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal.
Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau
bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi
tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu
sendiri
·
Karakteristik
ü Set bottom gill net
direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi tujuan penangkapan adalah
ikan-ikan damersal.
ü Bottom gill net
berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris
atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkarBesarnya mata jaring
bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun
ikan.
ü Jaring gill net
direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada kedua belah pihak ujung
jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.
·
Bahan Dan Spesifikasinya
Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah
merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan
efesiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13kali lebih tinggi pada
Pamonofillament yang
transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami
halus.
a.
Persyaratan
Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya
daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan
terkait atau terjerat dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan
hidup ikan melebihi trawl dan purse seine. Bahan dari gill net
hars mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk
penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan
selunak mungkin untuk mengurangi daya pengindera dengan organ side line. Serat jaring yang lebih
tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan
rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih
lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat
untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam
air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan
itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil
tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang
tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul
yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.
b.
Macam dan Ukuran benang
Dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang
alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru,
abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling
umum pada perikanan komersial.Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan
ukuran,ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll
c.
Warna Jaring
Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari
webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan,mengingat bahwa
bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net
preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula
warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati,
yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk
memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan
perkataan lain,warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan
yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor depth dari perairan, transparancy,sinar matahari, sinar bulan dan
lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat
terlihat oleh ikan- ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada
gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini
barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka
hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghalang,sekecil mungkin.
·
Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan
-
Gillnet melingkar (encirling gillnet)
Yaitu gillnet yang cara pemasanggannya
denganmelingkarkan jaring pada gerombolan ikan.
Setelah jarring melingkar dan mengurung gerombolan
ikan, maka ikan dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring.
-
Gillnet mendatar (drift net)
Seperti yang
dijelaskan diatas
·
Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang
-
Gill net
hanyut ( drift gill net)
yaitu jaring insang
yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus. Salah satu ujung tali
risnya diikatkan pada perahu/kapal
-
Gillnet tetap (set gillnet)
yaitu jaring insang
yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar.
Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu
tempat yang tetap.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk
menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi panjang
dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya sama, biasa disebut
dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah daerah teluk,
pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk
area fishing ground yang sempit. Pemakaian gill net tergantung daerah
penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap. Penamaan gill
net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi
nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan
letak fihing ground.
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri
dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang
panjang, pada umumnya metode dioperasikan gill
net dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada
suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya
jaring insang hanyut (driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring
insang lingkar (encircling gillnet), jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan
trammel net
Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan
kepada :
-
Setting
-
Holling
-
Persiapan Alat
-
Waktu Penangkapan
-
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
-
Penurunan Alat
-
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat
ini adalah jenis ikan ikan yang berenang dekat
permukaan laut, dan ikan ikan demersal. Misalnya
saury, sardine, salmon, layang, tembang
kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerobolan (shoal) dan ikatakan
setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama. Jenis ikan
yangseperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak
mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang
mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada
mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit
(entangled).
DAFTAR PUSTAKA
Rasdani, M,
dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI Semarang.
Anonymous, 1981. Buku
Pintar PPL Perikanan. Dinas Perikanan Propinsi Dati 1 Jawa Timur,Surabaya.
Subani, W,1972. Alat
Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI, Jakarta
Umali, A. F,
1950. Guido To The Classification Of Fishing Gear In The Philippnes.Illustrations by
S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17): 165 p.
Anonymous,1981. Meningkatkan
Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi Bertahap Penangkapan ikan.
Correspondence Couse DITJENIKAN, 1981.
Barus, HR,1983. Penelitian
Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’ Dan Aspeknya Di Perairan
Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 25 tahun 1983,BPPL, Jakarta.
No comments:
Post a Comment